Industri jasa. Kuncoro, 2001 : 195. Kemudian oleh Kuncoro macam-macam industri utama tersebut

tinggi, untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasa industri. Anonim, 1994 : 21. Berdasarkan definisi diatas ternyata ada suatu kesamaan yaitu mengenai proses produksi yang merupakan rangkaian kegiatan dalam meningkatkan guna atau manfaat dari suatu bahan baku. Industri juga berarti sebagai keseluruhan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan.

2.2.7.2. Klasifikasi Industri

Aktivitas yang dijalankan industri sangat beraneka ragam. Apabila digolongkan akan diperoleh delapan kelompok utama yaitu : a. Industri perburuan. b. Industri pengumpulan bahan dari hutan. c. Industri penambangan mineral. d. Industri peternakan. e. Industri pertanian. f. Industri manufaktur. g. Industri perdagangan.

h. Industri jasa. Kuncoro, 2001 : 195. Kemudian oleh Kuncoro macam-macam industri utama tersebut

diatas dikelompokkan berdasarkan fungsi industri yang terdiri dari empat kelas yaitu : a. Industri Ekstratif Yaitu kegiatan ekonomi yang berurusan dengan pengurusan sumber daya alam yang cadangannya tidak diusahakan atau tidak mungkin Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. diusahakan pembaharuannya misal perburuhan pengumpulan bahan, pertambangan dan bentuk-bentuk pertanian. b. Industri Reproduktif Yaitu yang produksinya tidak akan habis, terus mengalir karena barang-barang yang dihasilkan dan dipungut akan diganti dengan yang baru. c. Industri Manufaktur Yaitu industri yang memproduksi barang-barang dagang dari bahan– bahan industri lain, misalnya produk peleburan, penyulingan makanan kaleng dan lain-lain. d. Industri Fasilitas Yaitu industri yang menangani urusan-urusan yang berhubungan dengan perdagangan dan jasa seperti transportasi, penyuluhan, distribusi barang dan pelayanan kepada konsumen. Kuncoro, 2001 : 196. Menurut Winardi, macam-macam industri terdiri dari: a. Industri muda. b. Industri yang sedang tumbuh. c. Industri yang stabil. d. Industri tua. e. Industri yang sedang mengalami kemunduran.Winardi, 1993:119. Dalam pengelompokan jenis industri nasional menurut Departemen Perindustrian secara garis besar maka industri dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. a. Industri Dasar Yaitu meliputi dua sub kelompok. Sub kelompok pertama adalah industri mesin dan logam dasar serta elektronik. Sedangkan sub kelompok kedua adalah industri kimia dasar yang mempuyai dua misi yaitu pertumbuhan ekonomi dan penguat struktur. Teknologi yang dipergunakan adalah teknologi maju dan teruji serta tidak padat karya. b. Industri Hilir Yaitu aneka industri, dengan misi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Sedangkan teknologi yang dipergunakan adalah teknologi maju, teruji serta tidak padat karya. c. Industri Kecil Yaitu dengan misi pemerataan dengan menggunakan teknologi madya atau sederhana serta padat karya. Anonim, 1994 : 56. Ada beberapa kriteria dalam penggolongan industri yang berdasarkan jumlah orang yang bekerja serta jumlah investasi yang ditanamkan diantaranya yaitu: a. Industri Besar Yaitu kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 100 orang, pada umumnya industri yang dapat modal atau capital intensive serta menggunakan teknologi tinggi dan kurang menyerap tenaga kerja. Sasaran utama yang ingin dicapai adalah peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang dan mempunyai investasi lebih dari Rp.100.000.000,00 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Industri Menengah Yaitu perusahaan-perusahaan industri yang mempekerjakan sekitar 20 sampai dengan 99 orang yang pada umumnya investasi antara Rp.70.000.000,00 sampai dengan Rp.100.000.000,00 c. Industri Kecil Yaitu kumpulan dari unit–unit perusahaan yang mempekerjakan antara 5 sampai dengan 9 orang yang berdasarkan keterampilan dengan mempunyai investasi maksimal tidak boleh lebih dari Rp. 70.000.000,00. Arsyad, 1992 : 306.

2.2.7.3. Hubungan Jumlah Industri Dengan Kredit Investasi

Pada saat pertumbuhan industri meningkat maka jumlah produksi juga ikut meningkat. Hal ini dipicu karena besarnya tingkat daya beli masyarakat dan tingkat konsumsinya. Oleh sebab itu banyak industri ingin meraih keuntungan dengan meningkatkan jumlah produksinya. Untuk meningkatkan tingkat produksinya tersebut maka perusahaan industri membutuhkan tambahan dana untuk merehabilitasi usahanya. Hal ini juga harus diikuti peran perbankan untuk mengetahui keinginan perusahaanindustri dalam kebutuhan akan dana kredit tersebut. Jadi dapat disimpulkan peningkatan jumlah industri yang berpengaruh dalam peningkatan jumlah produksi menyebabkan tingkat kredit investasi juga meningkat karena sektor industri memerlukan dana untuk merehabilitasi usahanya seperti, membeli mesin baru, perluasan usaha, dll untuk meningkatkan produksinya dan meraih keuntungan sebesar-besarnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3. Kerangka Pikir