digunakan dalam penelitian ini adalah Kredit Investasi di Jawa Timur Y, sedangkan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat
Inflasi X
1
, Jumlah Dana Bank X
2
, Suku Bunga Kredit X
3
, Jumlah Industri X
4
.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Kredit 2.2.1.1. Pengertian Kredit
Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit
yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, Sehingga
mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai
dengan jangka waktunya. Kasmir, 2003 : 101.
Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 adalah peyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mawajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kasmir, 2003 : 102.
Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan
datang, karena penyerahan barang-barang sekarang. Suyatno, dkk, 1999 : 13.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kredit artinya penyediaan uang atau barang atau jasa kepada pihak lain, tanpa imbalan secara langsung, tetapi dengan kepercayaan bahwa pihak
penerima uang atau barang tersebut akan mengembalikan utangnya sesudah
jangka waktu tertentu. Harijanto, 1996 : 8.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dangan itu,
berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain. Prestasi misalnya uang atau barang itu akan dikembalikan setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau pemberian bunga.
2.2.1.2. Fungsi Kredit
a. Kredit dapat meningkatkan manfaat dari sumber dana atau modal.
Hal ini dapat diungkapkan bila sumber dana yang berasal dari masyarakat yang disalurkan kepada bank berupa simpanan yang
terdiri dari tabungan, sertifikat deposito, deposito berjangka dan giro yang selanjutnya akumulasi dari dana-dana tersebut akan disalurkan
oleh bank dalam bentuk kredit kepada dunia usaha maka sumber dana tersebut dapat meningkatkan manfaat bagi dunia usaha.
b. Kredit dapat meningkatkan jumlah peredaran uang. Artinya kredit
yang disalurkan oleh bank melalui rekening koran pada dunia usaha akan menciptakan uang giral yang dapat diambil melalui cek atau
pun giro. Hal tersebut akan dapat meningkatkan peredaran uang baik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Kredit merupakan sarana didalam stabilitas ekonomi, yang artinya
bahwa penggunaan kredit harus didasarkan pada hal-hal yang produktif yang dapat menyerap tenaga kerja yang bermuara pada
peningkatan taraf hidup rakyat untuk kemakmuran. Oleh karena itu penggunaan kredit haruslah tepat pada sektor-sektor yang
mempunyai prioritas tinggi. d.
Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional. Hal ini terbukti dari banyak bank-bank dari negara maju yang beroperasional di
negara-negara berkembang dan membantu dalam hal modal melalui perkreditan. Selain itu dalam hubungan ekonomi internasional
kelompok negara maju selaku donor dapat memberi kredit kepada negara yang sedang berkembang guna meningkatkan kemajuan
perekonomian negara tersebut. Dalam hal ini sebagai contoh adalah Indonesia dalam hal kredit mendapat bantuan dari CGI Consultative
Group On Indonesia. Harijanto, 1999 : 90.
2.2.1.3. Tujuan Kredit
Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan
pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari misi masing-masing bank tersebut didirikan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:
a. Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga
yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya adminitrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini sangat
penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntugan juga bisa memperbesar usaha bank.
b. Membantu Usaha Nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja. Dengan dana tersebut maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Dalam hal ini baik
bank ataupun nasabah sama-sama diuntungkan. c.
Membantu Pemerintah Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai
bidang, antara lain sebagai berikut : 1.
Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dari bank.
2. Membantu kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit
pembangunan usaha baru atau perluasan usaha yang akan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa
sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan produksi barang dan jasa yang beredar di
masyarakat, sehingga akhirnya masyarakat akan memiliki banyak pilihan.
4. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk
yang sebelumnya di impor dan apabila sudah dapat di produksi sendiri didalam negeri fasilitas kredit yang ada jelas akan
menghemat devisa negara. 5.
Meningkatkan devisa negara, apabila produk yang dibiayai
untuk keperluan ekspor. Kasmir, 2003 : 105-106.
2.2.1.4. Unsur-Unsur Kredit
Dalam kata kredit mengandung berbagai maksud atau dengan kata lain didalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu.
Sehingga jika kita berbicara tentang kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung didalamnya.
Adapun unsur-unsur ynag terkandung didalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan benar-benar diterima kembali di
masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagia dasar utama yang melandasi mengapa
suatau kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit dikucurkan maka harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih
dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi
pemohon kredit sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etika baik nasabah terhadap bank.
b. Kesepakatan
Disamping unsur precaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima
kredit. Kesepakatan ini dituangkan Dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing. Kesepakatan ini dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani oleh kedua belah pihak sebelum kredit tersebut
dikucurkan. c.
Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dibawah 1 tahun, jangka menengah 1-3 tahun, atau jangka panjang diatas 3 tahun. Jangka waktu merupakan batas waktu
pengembalian angsuran kredit yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat diperpanjang
sesuai kebutuhan. d.
Resiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit
akan memungkinkan munculnya suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu
kredit, maka semakin besar resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja
maupun resiko yang tidak disengaja. Misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainya
sehinga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang diperolehnya.
e. Balas Jasa
Bagi bank balas jasa adalah merupakan keuntugan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis
kovensional balas jasa kita kenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga, bank juga membebankan kepada
nasabah biaya adminitrasi kredit yang juga merupakaan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya
ditentukan dengan bagi hasil. Kasmir, 2003 : 103-104.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.1.5. Kebijakan Perkreditan
Peranan kredit bagi debitur maupaun bank sangat penting dan kerjasama tersebut harus memberikan keuntungan bagi keduanya. Agar kedua
belah pihak memperoleh manfaat sebesar- besarnya dan dapat tumbuh berkembang dengan baik, Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia
mengeluarkan berbagai aturan yang dimaksudkan agar penyaluran kredit bank dilakukan secara sehat. Regulasi atau peraturan yang di tunjukan untuk
perbankan sebagian besar diterapkan di bidang perkreditan. Peraturan atau regulasi tersebut, antara lain :
a. Peraturan atau regulasi berkaitan dengan penyaluran kredit, antara
lain kewajiban bagi bank umum untuk menyalurkan kredit ke usaha kecil KUK, mewajibkan setiap bank membuat rencana bisnis
business plan jangka tiga tahunan setiap tahun yang dijalani berakhir harus diganti dengan satu tahun di depan, sehingga
perencanaan tersebut selalu menggambarkan business plan dalam tiga tahunan, dan sebagainya.
b. Peraturan atau regulasi berkaitan dengan pengelolaan kredit, antara
lain regulasi tentang tata cara penyaluran kredit yang sehat misalnya yang diatur dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1992
tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang No.10 tahun 1998 dan SK Direksi Bank Indonesia No.
27162KEPDIR tanggal 31 Maret 1995 tentang kewajiban membuat pedoman pemberian kredit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c. Peraturan atau regulasi berkaitan dengan penyediaan modal untuk
menyerap risiko kredit, antara lain ketentuan penyediaan modal minimum CAR sebesar 8 yang akan terus ditingkatkan menjadi
12-17 sesuai rekomendasi BIS Bank for International settlement, dan sebagainya.
d. Peraturan atau regulasi berkaitan dengan pembatasan penyaluran
kredit, antara lain pembatasan maksimum kredit yang diberikan BMPK, Pembatasan kepada pihak-pihak yang terkait dengan
bank, pembatasan kepada debitur besar, dan sebagainya. e.
Peraturan atau regulasi lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan risiko kredit yang saat ini masih berupa draft antara lain Undang-
Undang Perkreditan, Pedoman Penerapan Manajemen Risiko di Perbankan Indonesia yang berisi tentang kewajiban setiap bank
untuk mempunyai pedoman yang dapat dipergunakan untuk mengukur, menilai dan menetapkan besarnya risiko kredit yang
dapat diterima bank, serta menetapkan unit kerja yang secara terus menerus memonitor perkembangan risiko kredit tersebut, dan
sebagainya. Suhardjono, 2005 : 17-18. 2.2.1.6. Penilaian Kredit
Penilaian ini sering juga disebut dengan analis kredit yang dilaksanakan oleh pejabat bank untuk seorang nasabah yang akan
mengajukan permohonan kredit. Proses penilaian kredit dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Jumlah kredit yang diminta oleh nasabah
b. Penggunaan kredit oleh nasabah
c. Perangkat teknologi bank
d. Dokumen hubungan histories antara nasabah dengan bank
Proses penilaian ini berkaitan dengan analisis nasabah dikemudian hari supaya tidak menimbulkan kesulitan artinya pada waktu kredit jatuh
tempo nasabah dapat memenuhi kewajibannya dengan baik atau dengan kata lain nasabah tidak default artinya kegagalan nasabah dalam membayar
kembali kredit yang diterima. Harijanto, 1999 : 96.
2.2.1.7. Jenis-Jenis kredit
Beragam jenis usaha menyebabkan pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi
beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan oleh nasabah.
Didalam prakteknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum
jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain: a.
Dilihat dari segi kegunaannya 1. Kredit Investasi
Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek, pabrik baru atau untuk keperluan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
rehabilitasi. Sebagai contoh misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.
2. Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam kegiatan
operasinalnya. Sebagai contoh misalnya untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, atau biaya lainya yang
berkaitan dengan proses produksi perusahaan. b. Dilihat dari segi tujuan kredit
1. Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau
jasa. Sebagai contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang dan kredit pertanian akan
menghasilkan produk pertanian, kredit pertambangan akan menghasilkan barang tambang dan kredit industri akan
menghasilkan barang-barang Industri. 2.
Kredit Konsumtif Kredit yang digunakan untuk konsumsi pribadi. Dalam kredit
ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang digunakan atau dipakai oleh seseorang atau
badan usaha. Sebagai contoh yaitu kredit untuk perumahan,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kredit untuk mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
3. Kredit Perdagangan
Merupakan kredit yang akan diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktifitas perdagangannya seperti
untuk membeli barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang
akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor-impor.
c. Dilihat dari segi jangka waktu 1. Kredit Jangka Pendek
Kredit yang mememiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun biasanya digunakan untuk keperluan
modal kerja. Sebagai contoh kredit perternakan ayam. 2. Kredit Jangka Menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1-3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai
contohnya kredit untuk pertanian seperti jeruk, atau perternakan kambing.
3. Kredit Jangka Panjang Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit
jangka panjang waktu pengembaliannya adalah diatas 3-5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan a Kredit Dengan Jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud ataupun barang
yang tidak berwujud. Artinya setiap yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit
tertentu jaminannya harus melebihi jumlah kredit yang diajukan oleh si calon debitur.
b Kredit Tanpa Jaminan Kredit yang diberikan tanpa adanya jaminan barang atau
usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.
5. Dilihat dari sektor usaha a Kredit Pertanian
Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka
pendek atau jangka panjang. b Kredit Perternakan
Kredit yang diberikan untuk sektor perternakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek
misalnya perternakan ayam dan jangka panjang untuk ternak kambing atau ternak sapi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
c Kredit Industri Kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik
Industri kecil, Industri menengah, maupun industri besar. d Kredit Pertambangan
Kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang,
seperti tambang emas, minyak ataupun timah. e .Kredit Pendidikan
Kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk
mahasiswa. f Kredit Profesi
Kredit yang diberikan kepada kalangan para professional seperti dosen, dokter, atau pengacara.
g Kredit Perumahan Kredit yang digunakan untuk membiayai pembangunan
atau pembelian perumahan dan biasanya berjangka waktu
panjang. Kasmir, 2003 : 109-112.
2.2.1.8. Syarat Kredit
Sesuai dengan asal kata kredit yang berarti kepercayaan maka kredit dapat berlangsung bila ada kepercayaan terhadap penerima kredit.
Kepercayaan tersebut banyak tergantung kepada kelayakan seseorang atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
badan usaha. Kelayakan seseorang atau badan usaha penerima kredit dipengaruhi oleh 5 C yaitu:
1. Character atau tabiat serta kemauan pemohon untuk memenuhi
kewajiban. Perlu diteliti tentang kebiasaan kepribadian, cara hidup dan keadaan keluarga serta moral.
2. Capacity yaitu kemampuan, kepandaian dan ketrampilan
menggunakan kredit yang diterima sehingga memperoleh kemajuan, keuntungan serta mampu melunasi kewajiban atau
utangnya. 3.
Capital yaitu modal seseorang atau badan usaha penerima kredit. Tidak semua modal harus bersumber dari kredit.
4. Collateral, yaitu kepastian berupa jaminan yang dapat diberikan
oleh penerima kredit. Anggunan atau jaminan sebagai alat pengaman dari ketidakpastian pada waktu yang akan datang pada
saat kredit harus dilunasi. 5.
Condition of economies yaitu dalam rencana pelepasan kredit harus mampu melihat ke depan, yaitu bagaimana keadaan perekonomian
masa yang akan datang.
2.2.2. Kredit Investasi 2.2.2.1. Pengertian Kredit Investasi
Dalam pelaksanaan pembangunan ,bank pemerintah memegang peranan penting dalam pemberian kredit investasi. kredit investasi merupakan fasilitas
pinjaman yang diberikan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
membiayai capital goods, seperti pendirian pabrik, renovasi pabrik, pembelian
mesin baru, dan lain-lain. Iswardhono, 1999 : 87.
Kredit investasi ialah kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk
suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah
untuk kegiatan utama suatu perusahaan. Kasmir, 2000 : 76.
Kredit investasi adalah untuk keperluan perluasan usaha membangun
proyek atau pabrik baru untuk keperluan rehabilitas. Khasmir, 1998 : 99.
Dapat disimpulkan bahwa kredit investasi ialah kredit yang diberikan oleh bank kepada suatu perusahaan untuk keperluan usaha, renovasi, rehabilitas,
dan pembangunan proyek maupun pabrik baru.
2.2.2.2. Tujuan Kredit Investasi
Tujuan kredit investasi adalah memberikan kelonggaran dan kemudahan kepada nasabah untuk lebih leluasa dalam mengolah usahanya
dan meningkatkan tingkat produksi dan penjualannya. Dana pembiayaan kredit investasi secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Dana anggaran pemerintah yang disalurkan melalui perbankan
2. Dana bank sentral.
3. Dana dari bank pemerintah.
4. Dana dari pengusaha.
5. Dana dari luar negeri, baik yang berupa kredit luar negeri
maupun berupa modal asing. Simorangkir, 2004 : 112.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sejak diterbitkan oleh pemerintah paket kebijakan keuangan, moneter, dan perbankan 27 Oktober 1988, dana pembiayaan kredit investasi
seluruhnya berasal dari bank pemerintah dan swasta. dana tersebut sebagian besar dari giro, tabungan, deposito perbankan lainnya, dan bank sentral.
Bagi debitur permintaan kredit pada umumnya digunakan untuk membuat bahan baku sendiri yang semula diimpor atau dipasok perusahaan
lain, penggantian aktiva tetap yang telah habis umur teknis dan ekonomisnya, meningkatkan kapasitas produksi perluasan, dan sebagainya.
Sedangkan alasan debitur mengambil kredit investasi yaitu untuk meningkatkan efisien biaya, aktiva tetap yang lama sering mengalami
kerusakan dan membutuhkan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi, adanya peningkatan permintaan penjualan dan sebagainya.
Dalam pemberian kredit investasi hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
a. Resiko kredit yang ditanggung bank akan semakin besar mengingat
jangka waktu pengembalian kredit juga makin lama. oleh karena itu peranan sharing dana calon debitur own share sangat penting.
semakin besar own share debitur yang lebih besar atas keberhasilan proyek akan mendorong tanggung jawab debitur yang lebih besar
atas keberhasilan proyek yang akan dikerjakan. karena apabila proyek berisiko gagal maka own share debitur pada proyek juga
akan menjadi tidak produktif. disamping itu juga perlu diperhatikan sumber pemenuhan dana sendiri untuk melihat kesanggupan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Perhitungan cash flow debitur harus akurat arena perhitungan ini
akan dipergunakan untuk menentukan jadwal pembayaran kembali pokok kredit yang dapat dilakukan secara bulanan, triwulan, atau
semestaran. kesalahan dalam menghitung cash flow akan berakibat kredit menjadi bermasalah.
c. Disamping itu juga perhatikan kesesuaian antara rencana
penggunaan atau penarikan kredit dengan rencana pelaksanaan investasi dan jangka waktu kredit.
d. Agar diperhatikan juga adanya kebutuhan tambahan modal kerja
akibat adanya investasi baru tersebut untuk mengantisipasi terbengkalainya proyek karena kekurangan modal kerja.
e. Apabila selama masa kontruksi proyek belum menghasilkan dana
cash flow debitur belum mampu untuk membayar bunga berjalan, maka dalam perhitungan kebutuhan kredit investasi perlu juga
dianalisa kemungkinan pemberian fasilitas penangguhan pembayaran bunga selama masa kontruksi.
f. Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan dan kemajuan
proyek harus tetap dilakukan setelah kredit realisasi, agar secara terus menerus dapat memantau pelaksanaan dan perkembangan
proyek dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya serta melakukan
penilaian kembali. Suhardjono, 2003 : 307.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3. Bank 2.2.3.1. Pengertian Bank
Istilah bank berasal dari bahasa Italia, Banca yang berarti meja yang dipergunakan oleh para penukar uang di pasar. Pada dasarnya Bank adalah
merupakan tempat penitipan atau penyimpanan uang, pemberi atau penyalur
kredit dan juga perantara didalam lalu lintas pembayaran. Iswardono, 1991 : 50.
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 14 tahun 1967 Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Harijanto, 1999 : 12.
Bank didefinisikan oleh Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan diatas Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang sebagai badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Susilo, dkk, 2000 : 49.
Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat
penukaran baru berupa uang giral. Dendawijaya, 2003 : 25.
Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan diatas maka yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kembali kepada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
2.2.3.2. Jenis-Jenis Bank
Dalam kegiatan perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan sebagaimana yang diatur di dalam Undang-Undang Perbankan. Dan
jika ditinjau dari segi fungsinya, maka Bank dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : a.
Bank sentral Bank yang mengatur berbagai kegiatan perbankan dan dunia
keuangan di suatu negara. Di setiap negara terdapat satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya. Di Indonesia fungsi
bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia.
b. Bank umum
Bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik itu perorangan maupun
lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama Bank Komersial dan dikelompokkan kedalam 2 jenis yaitu Bank Umum
Devisa dan Bank Umum Non Devisa. c. Bank Perkreditan Rakyat
Bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan Bank Perkreditan Rakyat berasal dari bank desa, bank
pasar, lumbung desa, bank pegawai serta bank-bank lainnya yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kemudian melebur jadi satu yaitu Bank Perkreditan Rakyat BPR.
Kasmir, 2003 : 7-8.
2.2.3.3. Pengertian Bank Umum
Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Harijanto, 2008 : 18. Bank umum adalah lembaga
keuangan yang menerima deposito atau simpanan dari masyarakat yang dibayarkan atas permintaan dan pemberian kredit serta jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan peredaran uang. Iswardono, 2005 : 61.
Bank umum adalah bank yang dalam usahanya bertindak sebagai pengumpul dana dalam bentuk simpanan baik giro maupun deposito serta
didalam usaha penyaluran dananya bertindak sebagai penyalur kredit usaha
pendek. Iswardono, 2001: 54.
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Pengertian Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum dalam arti
dapat memberikan seluruh jasa yang ada. Kasmir, 2003 : 61.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Bank Umum badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkanya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan melayani segenap lapisan masyarakat. Bank umum juga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dikenal dengan nama Bank Komersial dan dikelompokkan kedalam 2 jenis yaitu Bank Umum Devisa dan Bank Umum Non Devisa.
2.2.3.4. Usaha-Usaha Bank Umum
Usaha-usaha bank umum, meliputi : a.
Menghimpun dana dalam masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan
atau bentuk lainnya. b.
Memberikan kredit c.
Menertibkan surat pengakuan hutang d.
Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
e. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
f. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagai
dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan
secepatnya. g.
Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan usaha wali amanat.
h. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi
hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
i. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank,
sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang dan
Peraturan Perundang-undangan. Harijanto, 2005 : 25-26.
2.2.3.5. Umum Berdasarkan Kepemilikan
Bank umum di Indonesia pada umumnya dapat dibedakan menjadi: a.
Bank Umum Milik Negara BUMN Bank ini biasa disebut bank milik pemerintah karena seluruhnya
sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Status badan hukumnya adalah Perusahaan Perseroan atau biasa disebut Persero. Contoh bank-
bank milik pemerintah dewasa ini antara lain : -
Bank Negara Indonesia 1946 BNI -
Bank Rakyat Indonesia BRI -
Bank Tabungan Negara BTN -
Bank Mandiri b. Bank Pemerintah Daerah
Bank ini biasa disebut Bank Pembangunan Daerah BPD bank- bank tersebut didirikan dengan Undang-Undang tersendiri yaitu
Undang-Undang No.13 tahun 1962. Dengan diundangkannya UU No.7 tahun 1882 maka BPD tersebut harus berubah status
hukumnya menjadi perusahaan daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah masing-masing daerah. Sampai saat ini Provinsi
telah memiliki BPD masing-masing. Contoh BPD yang ada dewasa ini antara lain :
- BPD DKI Jakarta
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
- BPD Jawa Barat
- BPD Jawa Tengah
- BPD Jawa Timur
c. Bank Swasta Nasional Bank Swasta Nasional dalam kegiatan operasionalnya terbagi
menjadi dua, yaitu Bank Umum Devisa dan Bank Umum bukan Devisa. Bentuk hukum Bank Umum Swasta Nasional yang telah
beroperasi pada saat ini adalah Perseroan Terbatas PT. Contoh Bank Swasta Nasional antara lain :
- Bank Central Asia BCA
- Bank Niaga
- Bank Lippo
- Bank Mega
d. Bank Asing Sesuai dengan PP.No. 3 tahun 1968 pemerintah menginjinkan 10
bank asing membuka cabangnya di Indonesia. Paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988 memberi kelonggaran pada kantor-kantor cabang
bank asing yang telah beroperasi diperkenankan membuka kantor dan melakukan usahanya sebagai kantor cabang pembantu dan di 8
kota yaitu : Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, Denpasar, Ujung pandang dan Batam. Bank-bank asing yang selama ini
diijinkan beroperasi di Indonesia antara lain sebagai berikut : -
City Bank -
ABN AMRO Bank -
Standart Chartered Bank
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
- Bank of Tokyo
e. Bank Campuran Bank campuran adalah bank umum yang didirikan bersama oleh satu
bank atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia
yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Contoh bank campuran :
- Bank Finconencia
- Bank Merincorp
- Intern Pacific Bank
- Mitsubishi Buana Bank. Harijanto, 1999 : 22-24.
2.2.4. Tingkat Inflasi
2.2.4.1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu kondisi, ketika tingkat harga agregat meningkat secara terus-menerus dan mempengaruhi individu, dunia usaha dan
pemerintah. Puspopranoto, 2004 : 38.
Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum barang dan jasa secara terus-
menerus pada suatu periode tertentu. Nopirin, 2000 : 25.
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk kenaikkan secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang saja
tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagian
besar dari harga-harga yang lain. Boediono, 2001 : 161.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Beberapa pengertian yang patut digaris bawahi dalam definisi inflasi tersebut adalah mencakup tiga aspek yaitu :
1. Adanya kecenderungan tendency harga-harga untuk meningkat,
yang berarti mungkin saja tingkat harga yang terjadi pada waktu tertentu naik dubandingkan dengan sebelumnya.
2. Peningkatan harga tersebut berlangsung terus-menerus sustained,
yang berarti peningkatan harga tersebut bukan hanya terjadi pada suatu waktu tertentu atau sekali waktu saja, melainkan secara terus-
menerus dalam jangka waktu yang lama. 3.
Mencakup pengertian tingkat harga umum general level prices, yang berarti tingkat harga yang meningkat itu bukan hanya pada
satu atau beberapa komoditi saja. Anonim, 2000 : 11.
2.2.4.2 Jenis-Jenis Inflasi
Inflasi bisa ditinjau dari tiga segi. Pertama, berdasarkan tingkat keparahannya. Kedua, berdasarkan penyebabnya, yang sangat berkaitan erat
dengan arus uang dan barang. Ketiga, berdasarkan asalnya. a.
Berdasarkan Tingkat Keparahannya Berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dibedakan atas beberapa
macam, yaitu :
Inflasi ringan dibawah 10 setahun.
Inflasi sedang antara 10-30 setahun.
Inflasi berat antara 30-100 setahun.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hiperinflasi diatas 100 setahun.
b. Berdasarkan Penyebab Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu : 1.
Inflasi Tarikan Permintaan Demand Pull Inflation Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik misalnya karena bertambahnya pengeluaran
perusahaan.
Gambar 1 : Kurva Demand Pull Inflation
Harga D
2
S P
2
D
1
P
1
D
2
D
1
Q
1
Q
2
Output
Sumber : Boediono, 2001, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, Penerbit BPFE UGM,Yogyakarta, Halaman 156.
Sebagaimana dalam gambar perekonomian dimulai pada P
1
dan tingkat output riil dimana P
1
,Q
1
berada pada perpotongan antara kurva permintaan D
1
dan kurva penawaran S. Kurva permintaan bergeser keluar D
2
pergeseran seperti itu dapat berasal dari faktor kelebihan pengeluaran permintaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pergeseran kurva permintaan menaikkan output riil dari Q
1
ke Q
2
dan tingkat harga dari P
1
ke P
2
maka inilah yang disebut demand pull inflation inflasi tarikan permintaan
yang disebabkan penggeseran kurva permintaan menarik keatas tingkat harga dan menyebabkan inflasi.
2. Inflasi Dorongan Penawaran Cost Push Inflation
Inflasi yang timbul karena kenaikkan biaya produksi biasanya ditandai dengan kenaikkan harga barang serta turunnya
produksi misalnya kenaikkan harga barang baku yang didatangkan dari luar negeri, kenaikkan harga harga BBM.
Gambar 2 : Kurva Cost Push Inflation
Harga S
2
P
2
S
1
P
1
D
Q
1
Q
2
Output
Sumber : Boediono, 2001, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro,
Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, Halaman 157.
Pada gambar diatas bahwa bila ongkos produksi naik misalnya kenaikan sarana produksi naik dari luar negeri atau karena harga bahan
bakar minyak maka kurva penawaran masyarakat bergeser dari S
1
ke S
2
, harga tentu saja naik dan menyebabkan inflasi dorongan biaya.
c. Berdasarkan Asal dari Inflasi Dari segi asalnya, inflasi dapat dibedakan atas :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri Domestic Inflation
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang
baru, panenan yang gagal dan sebagainya. 2.
Inflasi yang berasal dari luar negri Imported Inflation Inflasi yang berasal dari luar negri adalah inflasi yang timbul
karena kenaikan harga-harga yaitu inflasi diluar negri atau di negara-negara langganan berdagang negara kita.
2.2.4.3. Dampak Inflasi
Akibat buruk dari inflasi dapat dibedakan menjadi dua aspek : a. Akibat Buruk pada Perekonomian
Inflasi yang sangat tinggi dan tidak terkendali dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
berikut : 1. Inflasi
menggalakkan penanaman
modal spekulatif
kepercayaan pada nilai uang yang semakin turun menyebabkan masyarakat pemilik modal menanamkan
uangnya pada investasi yang bersifat spekulatif, misal : tanah, bangunan dan benda berharga.
2. Tingkat bunga meningkatkan dan akan menggurangi investasi, untuk menghindari merosotnya nilai modal yang dipinjamkan
perbankan kepada debitur, maka institusi perbankan akan meningkatkan bunga kreditnya sehingga akan mempengaruhi
penurunan investasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan
ekonomi dimasa yang akan datang 4. Menimbulkan
masalah neraca
pembayaran, inflasi
menyebabkan harga barang impor lebih murah dibandingkan dengan barang produksi dalam negeri.
b. Akibat Buruk pada Individu dan Masyarakat
1. Memperburuk distribusi pendapatan
Dalam masa inflasi nilai harga tetap seperti rumah, tanah dan bangunan akan meningkat pesat, sedangkan bagi masyarakat
yang tidak memiliki harta pendapatan riilnya akan semakin merosot.
2. Pendapatan riil merosot bagi penduduk yang berpenghasilan
tetap, daya beli mereka akan menurun akibat kenaikan harga barang yang selalu mendahului peningkatan pendapatan
masyarakat. Sukirno, 2002:307.
2.2.4.4. Teori-Teori Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing- masing menyoroti aspek-aspek tertentu yang mencakup semua aspek penting
dari proses inflasi atau kenaikan harga. Teori-teori inflasi antara lain sebagai berikut :
a. Teori Kuantitas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Adalah teori yang paling tua mengenai inflasi, inti dari teori ini adalah sebagai berikut :
1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar apakah berupa penambahan uang kartal atau
uang giral tidak menjadi soal. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti dengan sendirinya, apapun
sebab musabab awal dari kenaikan harga tersebut. 2. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang
beredar dan oleh harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang.
b. Teori Keynesian
Teori ini menyatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Teori ini juga
menyoroti bagaimana perebutan rezeki antar golongan masyarakat akan bisa menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar
daripada jumlah barang yang tersedia yaitu I S. c.
Teori Strukturalis Teori ini disebut juga teori jangka panjang adalah teori yang
menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi, khususnya ketegaran supply bahan makan dan barang-
barang ekspor. Karena sebab-sebab struktural pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat di banding dengan
pertumbuhan kebutuhannya, sehingga menaikkan harga bahan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
makanan dan kalangan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi yang relatif
berkepanjangan bila pembangunan sektor penghasilan bahan pangan dan industri barang ekspor tidak dibenahi atau ditambah.
Putong, 2003 : 261.
2.2.4.5. Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan yang menyangkut
bidang moneter, fiskal dan non moneter. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini.
a. Kebijakan Moneter
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang
beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal.
Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia menjalankan beberapa politikkebijakan yaitu politik diskonto, politik pasar
terbuka dan menaikan cash ratio.
1. Politik Diskonto ditujukan untuk menaikan tingkat bunga karena dengan bunga kredit tinggi maka aktivitas ekonomi yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menggunakan dana pinjaman akan tertahan karena modal pinjaman menjadi mahal.
2. Politik Pasar Terbuka dilakukan dengan cara menawarkan surat berharga ke pasar modal. Dengan cara ini diharapkan
masyarakat membeli surat berharga tersebut seperti SBI yang memiliki tingkat bunga tinggi, dan ini merupakan upaya agar
uang yang beredar di masyarakat mengalami penurunan jumlahnya.
3. Cash Ratio artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada
keputusan dari bank sentralpemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang
mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang
beredar akan berkurang.
b. Kebijakan Fiskal Kebijakan
Fiskal adalah
kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain :
1. Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
2. Menaikkan pajak, akan mengakibatkan penerimaan uang
masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
c. Kebijakan Non Moneter Kebijakan non moneter dapat dilakukan dengan cara menaikan
hasil produksi, kebijakan upah dan pengawasan harga dan distribusi barang.
1. Menaikan hasil produksi, cara ini cukup efektif mengingat
inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu
pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan subsidi kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
2. Kebijakan upah, tidak lain merupakan upaya menstabilkan
upahgaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat
meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan
pada akhirnya akan menimbulkan inflasi. 3.
Pengawasan harga dan distribusi barang dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan
pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi harga eceran tertinggi HET. Pengendalian harga yang baik tidak akan
berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.4.6. Hubungan Tingkat Inflasi Dengan Kredit Investasi
Inflasi, yang ditandai dengan kenaikan harga barang-barang adalah peristiwa moneter yang penting dan biasa dijumpai di hampir
semua negara. Inflasi dapat menimbulkan keresahan bagi industri kecil, apalagi jika hal itu terjadi secara terus-menerus berkepanjangan.
Kenaikan harga akan akan menyulitkan industri kecil terutama bagi industri yang berpendapatan rendah dan yang berpendapatan tetap.
Misalnya, sebelum terjadi inflasi, uang sebesar Rp.100 juta, dapat digunakan untuk biaya produksi selama satu minggu, tetapi setelah
terjadi inflasi, uang sebesar Rp. 100 juta hanya dapat digunakan untuk biaya produksi selama lima hari. Jadi, dengan jumlah uang yang sama
diperoleh jumlah barang yang lebih sedikit dibandingkan sebelum terjadi inflasi. Oleh karena itu inflasi diharapkan agar turun supaya
tidak mengurangi pendapatan yang akan diterima oleh industri kecil keadaan ini mendorong tumbuhnya berbagai industri kecil yang
memerlukan dana. untuk mengembangkan usahanya serta menambah jumlah produksinya. untuk memenuhi kebutuhan tersebut pihak bank
memberi berbagai kredit khususnya kredit investasi sehingga kredit investasi dapat meningkat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.5. Jumlah Dana Bank 2.2.5.1. Sumber Dana Bank
Sumber dana bank adalah usaha bank didalam memperoleh dana dalam rangka membiayai kegiatan operasionalnya. Sumber dana bank dapat dipilih
sesuai dengan penggunaan dana. Adapun jenis sumber-sumber dana bank tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri. Sumber dana ini merupakan sumber dana dari modal sendiri.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pencarian dana sendiri terdiri dari:
a. Setoran modal dari pemegang saham. b.
Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan- cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para
pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu. Kasmir, 2004 : 61-62.
2. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Sumber dana yang kedua ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana. Pencarian dari
sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini akan digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi
tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain diperoleh dari:
a Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang
diberikan oleh Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga
diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu. b
Pinjaman antar bank Call Money biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring
didalam lembaga kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi.
c Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman
yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri. d
Surat Berharga Pasar Uang SBPU. Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU yang kemudian diperjual belikan
kepada pihak yang berminat, baik itu perusahaan keuangan
maupun non keuangan. Kasmir, 2004 : 63-64.
3. Dana yang berasal dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasional bank dan merupakan tolak ukur keberhasilan bank jika mampu membiayai kegiatan operasinya dari sumber dana ini.
Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika
dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Kasmir, 2004 : 63.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam bentuk:
a. Giro Demand Deposit yaitu simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindah bukuan. Kasmir, 2003 : 69.
b. Tabungan Saving Deposit yaitu simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,
dan atau
lainnya yang
dipersamakan dengan
itu.
Kasmir, 2003 : 84.
c. Deposito Berjangka Time Deposit adalah simpanan yang
penerikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
Kasmir, 2003 : 93.
2.2.5.2. Hubungan Jumlah Dana Bank Dengan Kredit Investasi
Jumlah dana bank umum baik yang berupa dana pihak pertama, dana pihak kedua, maupun dana pihak ketiga menjadi salah satu faktor yang cukup
menentukan dalam menentukan tinggi rendahnya tingkat permintaan dan penyaluran kredit investasi pada bank umum. Diasumsikan apabila jumlah
dana bank meningkat maka kemampuan bank memberi kredit juga meningkat, sehingga berdampak pada meningkatnya kredit investasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.6. Tingkat Suku Bunga 2.2.6.1. Pengertian Suku Bunga
Kasmir, 2003 : 37 mengemukakan bahwa: “Bunga kredit
dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya”. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan
dan harga yang harus diterima oleh bank dari nasabah yang memperoleh pinjaman.
Sunariyah, 2003: 62 mengemukakan bahwa: “tingkat suku
bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh
debitur yang dibayarkan kepada kreditur”. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan Suku Bunga adalah
harga dari penggunaan uang atau juga bisa dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang atas jangka waktu tertentu. Atau harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam persen .
2.2.3.1. Kurva IS – LM
Kurva IS adalah kurva yang menggambarkan keseimbangan pendapatan nasional tingkat pendapatan nasional yang dicapai pada
berbagai tingkat bunga. Sedangkan kurva LM adalah kurva yang menggambarkan hubungan di antara tingkat bunga yang diwujudkan oleh
keseimbangan di antara permintaan dan penawaran uang dengan pendapatan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
nasional di mana keseimbangan tersebut telah dicapai. Pembentukan kurva IS dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang berlaku keatas keseimbangan
pendapatan nasional sebagai akibat perubahan tingkat bunga. Sedangkan pembentukan kurva LM dapat dilihat dengan menganalisis akibat perubahan
pendapatan nasional keatas keseimbangan permintaan dan penawaran uang dan tingkat bunga yang ditentukan oleh berbagai keadaan keseimbangan yang
berlaku. Jadi kurva IS – LM adalah kurva yang menerangkan perhubungan di antara
tingkat bunga dan pendapatan nasional. Kurva di bawah ini akan menggambarkan bagaimana tingkat bunga
dan pendapatan nasional dapat mempengaruhi ekspor dan impor.
Gambar 4 : Kurva IS dan LM
Y Y
1
r
1
r E
E
1
Y Pendapatan Nasional
Tingkat Bunga r
IS
Y
1
Y r
1
r E
E
1
Y Pendapatan Nasional
Tingkat Bunga r
LM
a Akibat Pertambahan Ekspor a Akibat Pertambahan Impor
Sumber : Sadono Sukirno, 1994, “Pengantar Teori Makroekonomi”,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari kurva a di atas dapatlah dilihat bahwa tingkat bunga r dan pendapatan nasional Y juga mempengaruhi ekspor X dimana bila tingkat
bunga naik maka ekspor dan investasi akan turun karena merupakan injeksi kealiran pendapatan nasional sehingga pendapatan nasional akan turun, tapi
bila tingkat bunga turun maka ekspor dan investasi I akan naik dan pendapatan nasional juga naik. Tapi perlu juga diketahui bahwa apabila
pendapatan nasional berubah belum tentu ekspor akan mengalami perubahan, tetapi ekspor dapat mengalami perubahan walaupun tidak
terdapat sesuatu perubahan dalam pendapatan nasional. Sedangkan pada kurva b dapatlah dilihat bahwa jika pendapatan
nasional naik maka dengan sendirinya Impor M akan mengalami perubahan atau makin tinggi pendapatan nasional maka makin tinggi impor
yang dilakukan sehingga tingkat bunga naik. Impor naik disebabkan karena adanya pembelian devisa atau mata uang asing untuk melakukan
pembayaran akan barang-barang yang dibeli dari luar negara tersebut. Impor merupakan bocoran dari pendapatan dan kenaikannya akan
mengurangi pengeluaran agregat. Oleh karena itu impor adalah komponen dari pembelanjaan agregat, maka pengurangan impor akan mengurangi
tingkat kegiatan perekonomian dan pendapatan nasional. Sedangkan ekspor merupakan aliran pendapatan yang diterima karena adanya permintaan
barang-barang dari luar sehingga dapatlah disimpulkan bahwa sampai dimana perubahan ekspor – impor X-M akan mempengaruhi pendapatan
nasional dan tingkat bunga pada tingkat ekonomi negara yang bergantung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pada luasnya proses multiplier yang ditimbulkan oleh pendapatan ekspor – impor X-M tersebut.
2.2.6.2. Pengertian Suku Bunga Menurut Kaum Klasik
Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.
Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna
menambah tabungan. Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan artinya tidak ada
dorongan untuk naik atau turun akan tercapai apabila keinginan pengusaha untuk melakukan investasi yang dikemukakan diatas adalah teori klasik tentang
tingkat bunga. Nopirin, 1992 : 70.
2.2.6.3. Tingkat Suku Bunga Menurut Teori Keynes
Teori Keynes, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran bunga. Kita ingat pula bahwa menurut teori ini ada tiga
motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi mengapa orang menghendaki memegang uang tunai. Tiga motif inilah yang merupakan
sumber timbulnnya “permintaan akan uang” yang diberi nama Liquidity Preference. Nama ini mempunnyai makna tertentu yakni bahwa
permintaan akan uang menurut Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya menginginkan dirinya tetap liquid untuk
memenuhi tiga motif tersebut. Boediono, 2000 : 83.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga pinjaman atau kredit adalah tingkat balas jasa yang diperoleh masyarakat atas
sejumlah dana pinjaman yang diterimanya.
2.2.6.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Agar Keuntungan yang diperoleh dapat maksimal maka pihak manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya
komponen suku bunga. Hal ini disebabkan apabila salah dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga maka akan dapat
merugikan bank itu sendiri. Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan suku bunga baik untuk bunga simpanan
maupun pinjaman. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya
penetapan suku bunga secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank
kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi
adalah dengan meningkatkan suku bunga pinjaman. 2.
Target laba yang diinginkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan
besar kecilnya suku bunga pinjaman. 3. Kualitas jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan mudah dicairkan yang diberikan, maka
semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. 4. Kebijaksanaan pemerintah
Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun harga pinjaman bank tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah. 5. Jangka waktu
Baik untuk simpanan maupun bunga pinjaman faktor jangka waktu sangat menentukan.
6. Reputasi perusahaan Reputasi perusahaan juga menentukan suku bunga terutama untuk
bunga pinjaman. 1.
Produk yang kompetitif Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya
bunga pinjaman. Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasarkan.
2. Hubungan baik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga dalam praktiknya bank
menggolangkan nasabahnya antara nasabah utama primer dan nasabah biasa sekunder.
3. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana
simpanan cukup ketat, maka bank harus bersaing keras dengan
bank lainnya. Kasmir, 2003 : 37-40.
Bagi pengelola perbankan untuk memperluas kreditornya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dengan menciptakan
produk-produk jasa seperti: giro, tabungan, dan deposito. Selain itu bank juga memberikan jasa-jasa berupa pinjaman yang diberikan atau
kredi. dalam upaya menghimpun dana tersebut ada harga yang harus dibayar oleh perbankan yaitu berupa biaya perolehan dana yakni berupa
suku bunga penetapan suku bunga penting dalam menghimpun dana masyarakat. Indikator yang biasanya dijadikan patokan oleh masyarakat
untuk menyimpan kekayaannya di bank adalah melihat suku bunga
yang ditawarkan oleh bank. Suyatno, 1993 : 24. Dalam kegiatan bank
sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Bunga simpanan
Yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.
2. Bunga Pinjaman
Yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.
Khususnya untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen dalam
menentukan suku bunga kredit antara lain: 1.
Total Biaya Dana Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk
memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk sipanan giro, tabungan, maupun deposito.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. biaya ini terdiri dari biaya gaji
pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya lainnya. 3.
Cadangan Resiko Kredit Macet Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan,
hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko yang tidak terbayar.
4. Laba yang dinginkan
Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. penentuan ini ditentukan oleh beberapa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit.
5. Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis kreditnya.
Metode pembebanan bunga kredit yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Sliding Rate
Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjaman nya, sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurut
seiring dengan turunnya pokok pinjaman. 2.
Flat Rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari bunga pinjamannya,
demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit lunas.
3. Floating Rate
Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang, sehingga bunga dibayar setiap bulan sangat tergantung
dari bunga pasar uang pada bulan tersebut. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa suku bunga
adalah balas jasa yang diberikan bank kepada nasabah baik nasabah yang mempunyai simpanan atau yang memperoleh pinjaman kredit.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.6.5. Hubungan Tingkat Suku Bunga Dengan Kredit Investasi
Suku bunga deposito berkaitan langsung dengan suku bunga kredit, mengingat bahwa sumber dana bank untuk pemberian kredit adalah berasal
dari para deposan. Sehingga tinggi rendahnya suku bunga kredit. Semakin mahal harga yang dibayar oleh bank kepada deposan akan membawa dampak
pada bunga kredit yang akan dibebankan kepada debitur. Iswardono, 1991 : 121.
Penurunan kredit disebabkan pula oleh faktor-faktor permintaan seperti anggaran pemerintah yang menurun, adanya kapasitas yang belum
dipakai dan lain-lain. Suku bunga yang tinggipun mempengaruhi keuntungan dan kemauan untuk melakukan kegiatan usaha kecil. Dari segi penawaran,
suku bunga deposito riil yang tinggi menyebabkan bank juga berhati-hati didalam pemberian kredit oleh karena biaya dan resiko yang meningkat.
Iswardono, 1991 : 180.
Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesedian orang membayar harga uang tersebut tingkat bunga
dengan unsur permintaan akan uang dengan tujuan spekulasi. Permintaan besar apabila tingkat suku bunga rendah dan sebaliknya permintaan kecil
apabila tingkat suku bunga tinggi. Boediono, 2000 : 83.
Kesimpulannya adalah tinggi rendahnya tingkat suku bunga bank akan mempengaruhi besar kecilnya kredit usaha kecil yang diminta oleh
masyarakat. Iswardono, 1991 : 139.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Apabila bunga kredit bank mahal, maka akan berpengaruh pada hasrat masyarakat debitur untuk mengambil kredit yang akan digunakan
untuk kegiatan usaha kecil. Kalau para debitur enggan untuk mengambil kredit untuk usaha kecil karena mahalnya dana untuk usaha kecil, maka hal
ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan. Iswardono, 1991 : 121.
Apabila suku bunga kredit rendah, maka para nasabah atau debitur akan berhasrat untuk mengambil kredit untuk usaha kecilnya, sehingga
permintaan serta tingkat penyaluran kredit usaha kecil pun akan mengalami peningkatan.
2.2.7. Jumlah Industri 2.2.7.1. Pengertian Industri
Industri adalah usaha produktif terutama dalam bidang produksi atau perusahaan tertentu untuk menyelenggarakan jasa-jasa misalnya transportasi
dan peralatan perhubungan yang menggunakan modal tenaga kerja dalam
jumlah relatif besar. Nisjar dan Winardi, 1997 : 181.
Industri adalah tiap usaha yang merupakan unit produksi yang membuat barang atau yang mengerjakan sesuatu barang atau bahan untuk masyarakat
disuatu tempat tertentu. Arsyad, 1992 : 57.
Menurut Undang-Undang RI No. 5 tahun 1984 pasal 1 tentang perindustrian adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi dan barang jadi menjadi barang yang bernilai lebih
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tinggi, untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasa industri. Anonim, 1994 : 21.
Berdasarkan definisi diatas ternyata ada suatu kesamaan yaitu mengenai proses produksi yang merupakan rangkaian kegiatan dalam meningkatkan guna
atau manfaat dari suatu bahan baku. Industri juga berarti sebagai keseluruhan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan.
2.2.7.2. Klasifikasi Industri
Aktivitas yang dijalankan industri sangat beraneka ragam. Apabila digolongkan akan diperoleh delapan kelompok utama yaitu :
a. Industri perburuan. b. Industri pengumpulan bahan dari hutan.
c. Industri penambangan mineral. d. Industri peternakan.
e. Industri pertanian. f. Industri manufaktur.
g. Industri perdagangan.
h. Industri jasa. Kuncoro, 2001 : 195. Kemudian oleh Kuncoro macam-macam industri utama tersebut