Uji Kualitas Data Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.3. Uji Kualitas Data

3.3.1. Uji Validitas Data

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan di ukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2006: 135. Dasar analisis yang digunakan menurut Ghozali, 2006: 49. yaitu sebagai berikut : 1. Jika r hitung positif, serta r hitungl r tabel maka butir atau variabel tersebut valid. 2. Jika r hitung negatif, serta r hitung r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

3.3.2. Uji Reliabilitas

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2006 : 132. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha 0,60, maka konstruk atau variabel tersebut adalah reliabel Nunnally, 1960 dalam Ghozali, 2006: 46.

3.3.3. Uji Normalitas

Uji Normalitas merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov Ghozali, 2006 : 74. Pedoman dalam pengambilan keputusan apakah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah Sumarsono, 2004: 43 1. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusi adalah tidak normal. 2. Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusi adalah normal.

3.4. Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini tidak bias Sesuai dengan tujuan Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu Gujarati, 1999 : 153

1. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin-Watson DW test, dengan ketentuan, yaitu sebagai berikut : Santoso, 2001 : 218 a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada Autokolerasi.

2. Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas Ghozali, 2006 : 57-59

3. Heteroskedasitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana faktor gangguan atau pengganggu tidak memiliki varian yang sama atau variannya tidak konstan. Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas adalah dengan uji korelasi rank spearman Dasar analisis yang digunakan menurut Santoso 2001 : 161 yaitu sebagai berikut : a. Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat signifikan α = 0,05 maka H diterima berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. b. Apabila nilai signifikan hitung sig tingkat signifikan α = 0,05 maka H ditolak berarti terjadi heteroskedastisitas.

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.5.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e Anonim, 2009: L-21 Keterangan : Y = Audit judgement β = Konstanta X 1 = Tekanan ketaatan X 2 = Kompleksitas tugas X 3 = Keahlian audit β 1…3 = Koefisien regresi e = Standart Error

3.5.2. Uji Hipotesis

3.5.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit terhadap audit judgement. Hipotesis Statistik 1. H o : β 1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit terhadap audit judgement H 1 : β 1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit terhadap audit judgement 2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 3. Kriteria keputusan i. Jika nilai probabilitas 0,05,, maka H diterima dan H 1 ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit terhadap audit judgement ii. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit terhadap audit judgement

3.5.2.2. Uji Parsial

Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit secara parsial terhadap audit judgement Hipotesis Statistik 1. H o : β 1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit secara parsial terhadap audit judgement H 1 : β 1 ≠ 0, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit secara parsial terhadap audit judgement 2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 3. Kriteria keputusan i. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit secara parsial terhadap audit judgement ii. Jika nilai probabilitas 0,05, maka H ditolak dan H 1 diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, dan keahlian audit secara parsial terhadap audit judgement 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Berdirinya Akuntan Publik

Profesi akuntan di Indonesia ada seiring dengan keluarnya lulusan pertama dalam pendidikan akuntan pada tahun 1957. Akuntan merupakan suatu gelar profesi yang dilindungi oleh Undang – Undang No. 34 Tahun 1954, didalamnya terdapat hal-hal yang perlu diketahui diantaranya, yaitu seperti: 1. Akuntan harus sarjana lulusan fakultas Ekonomi perguruan tinggi negeri atau mempunyai ijazah yang disamakan. 2. Akuntan tersebut harus terdaftar dalam register Negara yang diselenggarakan oleh Departemen Keuangan dan memperoleh ijin mempergunakan gelar Akuntan dari departemen tersebut. 3. Menjalankan pekerjaan akuntan dengan memakai nama kantor akuntan, biro akuntan, atau nama lain yang memuat nama akuntan atau akuntansi hanya diijinkan jika pemimpin kantor atau biro tersebut dipegang oleh seorang atau beberapa orang akuntan. Profesi akuntan publik timbul, disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang tidak memihak untuk menilai keandalan atas pertanggung jawaban laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan didalam menyajikan laporan keuangan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh gender kompleksitas tugas, dan kompetensi auditor terhadap audit judgment : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

2 10 99

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI YOGYAKARTA)

0 4 60

BAB I PENDAHULUAN Pengaruh Keahlian Audit, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta).

0 6 8

BAB III METODE PENELITIAN Pengaruh Keahlian Audit, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta).

0 4 9

“PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN PENGALAMAN TERHADAP AUDIT JUDGMENT” Pengaruh Keahlian Audit, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik d

0 1 31

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, PENGETAHUAN, DAN PERSEPSI ETIS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Pengetahuan, Dan Persepsi Etis Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan

0 2 17

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP AUDIT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Surakarta Dan

0 0 16

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah.

0 2 16

PENGARUH GENDER, TEKANAN KETAATAN, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT JUDGMENT Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgment (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah.

0 1 17

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

0 0 19