atau sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada industri farmasi atau pemilik ijin edar Anonim, 2010.
D. Masalah Iklan Obat dan Perilaku Pemilihan Obat untuk Swamedikasi
Sakit adalah pengalaman subyektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak, sehingga aktivitas seseorang dapat terganggu. Pengobatan sendiri atau
swamedikasi kerap dilakukan oleh orang yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan Sarwono, 2004. Masyarakat kerap kali mengandalkan obat untuk
menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit tersebut. Obat-obatan juga dapat menjadi sangat berbahaya bila disalahgunakan. Umumnya masyarakat kurang
memahami bahwa obat ternyata juga memiliki efek samping yang dapat
merugikan kesehatan Turisno, 2012.
Konsumen kerap melakukan pembelian beberapa produk atau jasa tertentu dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya Lane, 2009. Hal itu
menyebabkan masyarakat membutuhkan informasi yang jelas dan dapat dipercaya untuk memenuhi upaya tersebut Purwanto, 2007. Periklanan sangat berperan
dalam memberikan informasi seefisien dan seekonomis mungkin bagi calon pembeli Lane, 2009.
Muatan informasi yang benar, jelas, dan jujur dalam iklan, merupakan hak konsumen yang wajib diberikan pelaku usaha kepada konsumen agar
konsumen dapat menentukan pilihan yang tepat. Kenyataannya sebagian iklan obat dapat dikatakan menyesatkan karena membawa pesan yang tidak lengkap
dan tidak sesuai dengan kandungan produknya. Produsen hanya menampilkan
khasiat saja dan hanya menjelaskan sebagian kecil kemungkinan akibat buruk bagi konsumen. Membesar-besarkan manfaat produk diluar proporsi yang wajar,
merupakan tindakan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan etika. Mungkin saja para pengguna dan calon pengguna tertarik dan membeli
produk tersebut karena terpengaruh kehebatannya yang dibesar-besarkan oleh perusahaan. Informasi kesehatan komersial yang salah atau tidak tepat dapat
merugikan konsumen karena membuat konsumen terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan yang benar, sehingga dapat mengancam jiwa konsumen
Turisno, 2012. Selama tahun 2007 terjadi penyimpangan 703 iklan obat bebas, yang
dimana 18 di antaranya tidak sesuai persetujuan Badan POM. Pada tahun 2009, sekitar 20 iklan obat bebas yang selama ini dipercaya masyarakat belum
memenuhi aturan Sidik, 2009. Jumlah penyimpangan obat bebas ini terus bertambah sampai tahun 2012. Pada tahun 2012, Badan Pengawas Obat dan
Makanan BPOM menemukan sebanyak 23,8 iklan obat yang tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan Anonim, 2013b. Peristiwa tersebut jelas
bertentangan dengan hak konsumen dan yang telah dijabarkan pada Pasal 4.c Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Tidak hanya
bertentangan dengan Pasal 4.c tersebut, peristiwa tersebut juga bertentangan dengan kewajiban pelaku usaha yang dijelaskan dalam Pasal 7.b Undang-Undang
No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Turisno, 2012.
E. Keterangan Empiris