7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Minat
a. Pengertian
Menurut Kamus
Besar Bahasa
Indonesia, minat
adalah kecenderungan hati yg tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan. Menurut
Slameto 2003: 180 minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Menurut Elizabeth B.
Hurlock 1978: 114, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
Sedangkan menurut B. Suryosubroto 1988: 109, minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu obyek atau menyenangi obyek.
Jadi dapat disimpulkan minat ialah suatu proses pengembangan seluruh
kemampuan yang ada untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang disenangi.
Pada semua usia, minat memiliki peranan penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Jenis
pribadi yang ditentukan oleh minat dimulai pada masa kanak-kanak. Sepanjang masa kanak-kanak, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar.
Anak yang berminat pada sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan akan berusaha kuat untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang
berminat atau merasa bosan.
8
Setiap minat memuaskan suatu kebutuhan dalam kehidupan anak. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan, semakin kuatlah ia,
sebaliknya minat akan padam bila tidak disalurkan. Minat juga mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak. Ketika anak mulai berpikir pekerjaan mereka
di masa mendatang, mereka menentukan apa yang mereka ingin lakukan jika mereka dewasa. Semakin yakin mereka mengenal pekerjaan yang diidamkan,
semakin besar minat mereka terhadap segala kegiatan yang mendukung aspirasi itu.
b. Aspek Minat
Untuk mengerti bagaimana minat berkembang, bukan saja bagaimana minat itu dipelajari, namun juga perlu diketahui bagaimana berbagai aspek minat
berkembang. Menurut Elizabeth B. Hurlock 1978: 116, semua minat memiliki dua aspek yaitu:
1 Aspek kognitif Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak
mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan pada pengalaman pribadi dan apa yang
dipelajari di rumah, di sekolah, di masyarakat, dan di media massa. 2 Aspek afektif
Aspek afektif atau bobot emosional konsep yang membangun aspek kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan
minat. Walau kedua aspek memiliki peranan penting namun dalam hal apa
yang akan dan tidak akan dilakukan oleh anak dan jenis penyesuaian pribadi dan
9
sosial mereka, aspek afektif lebih penting dari aspek kognitif. Pertama, aspek afektif mempunyai peranan yang lebih besar dalam memotivasi tindakan dari
pada aspek kognitif, misalnya pekerjaan yang dipilih karena sikap sosial yang positif terhadap pekerjaan itu akan memotivasi anak untuk belajar guna
mempersiapkan dirinya untuk pekerjaan yang dipilihnya. Kedua, aspek afektif minat, sekali terbentuk cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan
dengan aspek kognitif.
c. Jenis-jenis Minat