PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI

LARUTAN PENYANGGA

Oleh ADE ROSALINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI

LARUTAN PENYANGGA Oleh

ADE ROSALINA

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan lembar kerja siswa (LKS) berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga, Mendeskripsikan karakteristik LKS, mendeskripsikan respon guru dan respon siswa terhadap LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga,. Mengetahui kendala-kendala dan faktor pendukung yang ditemui ketika menggembangkan LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga. Metode pe-nelitian yang digunakan adalah Pepe-nelitian dan Pengembangan yang terdiri dari tiga tahap yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) perencanaan dan pengembangan, dan 3) evaluasi. Berdasarkan tanggapan Guru, LKS yang dikembangkan diperoleh data tentang aspek kesesuaian isi sebesar 85,00%, aspek keterbacaan sebesar 84,00% dan aspek kemenarikan sebesar 81,53% , sedangkan berdasarkan tanggapan siswa diperoleh data tentang aspek keterbacaan sebesar 87,46% dan aspek kemenarikan sebesar 85,13%. Hasil dari tanggapan Guru dan Siswa tersebut menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki kualitas sangat tinggi.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II.TINJAUAN PUSTAKA A.Definis Lembar Kerja Siswa ... 8

B.Fungsi, Tujuan dan Manfaat Lembar Kerja Siswa ... 8

C.Kriteria Lembar Kerja Siswa ... 10

D.Langkah-Langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa ... 14

E. Komponen Penilaian Lembar Kerja Siswa ... 17

F. Representasi Kimia ... 19

G.Analisis Konsep ... 21

III. METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 24

B.Subyek dan Lokasi Penelitian ... 26

C.Sumber Data ... 26


(7)

G. Teknik Analisis Data ... 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Studi Lapangan ... 40

B.Konstruksi dan desain LKS yang dikembangkan ... 42

C.Hasil Validasi Ahli ... 44

D.Hasil Tanggapan Guru dan Siswa ... 47

E. Hasil Wawancara Tanggapan Siswa ... 50

F. Karakteristik LKS yang Dikembangkan ... 51

G.Kendala yang Dihadapi dalam Pengembangan LKS ... 52

H.Faktor Pendukung Pengembangan LKS ... 53

V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 54

B.Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Pemetaan SK dan KD ... 60

2. Silabus ... 64

3. RPP 1 ... 69

4. RPP 2 ... 78

5. RPP 3 ... 85

6. Hasil wawancara Analisis Kebutuhan pada Guru ... 94

7. Hasil wawancara Analisis Kebutuhan pada Siswa ... 99

8. Angket Validasi Kesesuaian Isi ... 103

9. Hasil Validasi Kesesuaian Isi... 108

10. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Kesesuaian Isi ... 113

11. Angket Validasi Keterbacaan ... 115

12. Hasil Validasi Keterbacaan ... 119

13. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Keterbacaan ... 123

14. Angket Validasi Konstruksi ... 125

15. Hasil Validasi Konstruksi ... 129

16. Persentase dan Kriteria Hasil Validasi Konstruksi ... 133

17. Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi Pada Guru ... 135 18. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi


(8)

19. Hasil Uji Coba Terbatas Keterbacaan Pada Guru ... 141 20. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Keterbacaan

Pada guru ... 144 21. Hasil Uji Coba Terbatas Kemenarikan Pada Guru ... 146 22. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kemenarikan

Pada guru ... 150 23. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Keterbacaan

Pada Siswa ... 152 24. Tabulasi Jawaban Angket Keterbacaan Uji Coba Terbatas

Pada Siswa ... 153 25. Data Saran Siswa Terhadap Keterbacaan LKS ... 155 26. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kemenarikan

Pada Siswa ... 158 27. Tabulasi Jawaban Angket Kemenarikan Uji Coba Terbatas

Pada Siswa ... 160 28. Data Saran Siswa Terhadap Kemenarikan LKS ... 163 29. Hasil Wawancara Uji Coba Terbatas Pada Siswa ... 166


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan pada Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, pe-nilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksa-nanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran pada se-tiap satuan pendidikan harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat bagi peserta didik. Oleh karena itu, semua pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dapat menggunakan media pembelajaran yang mengacu pada standar proses. Pembelajaran yang mengacu pada standar proses dan berpusat pada po-tensi serta kepentingan peserta didik salah satunya adalah pembelajaran IPA.

Salah satu cabang ilmu sains adalah ilmu kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, dan sifat perubahan, dinamika, dan energetika zat. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, pri-nsip, hukum, dan teori) temuan ilmuan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus


(10)

memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses, produk dan sikap (BSNP, 2006).

Pada pembelajaran pokok larutan penyangga yang bersifat abstrak masih banyak mengalami kesulitan, sehingga penyampaian materi yang kurang tepat oleh guru dan sumber belajar dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Konsep yang abstrak ini seharusnya disam-paikan dengan pendekatan yang dapat menghubungkan hal yang abstrak dengan hal yang konkret sehingga konsep abstrak menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa . Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menerangkan konsep abstrak adalah representasi kimia.

Johnstone (Chittleborough, 2004) membagi kimia menjadi tiga level representasi, yaitu : (1) level makroskopis: adalah fenomena riil dan dapat diamati; (2) level submikroskopis: didasarkan pada pengamatan riil tetapi masih memerlukan teori untuk menjelaskan apa yang terjadi pada level molekuler dan penggunaan repre-sentasi dari model teori, dan; (3) level simbolis: dapat berupa rumus kimia, per-samaan reaksi, stoikiometri dan perhitungan matematik. Penggunaan ketiga rep-resentasi kimia ini sangat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep kimia yang sebagian besar bersifat abstrak.

Di dalam proses pembelajaran, terdapat unsur yang penting yaitu media pem-belajaran. Menurut Hamalik dalam (Arsyad : 2008) mengemukakan bahwa pe-makaian media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan membangkitkan motivasi serta rangsangan kegiatan belajar, selain itu


(11)

juga dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep. Salah satu media yang dapat digunakan di dalam proses pembelajaran yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).

Jika pada pembelajaran pokok bahasan larutan penyangga digunakan LKS yang berbasis representasi kimia, maka pada pembelajaran tersebut dapat memudahkan siswa dan guru. Siswa akan lebih paham karena mendapat gambaran dari pokok bahasan larutan penyangga yang bersifat abstrak. Guru dapat lebih mudah dalam mengarahkan siswa untuk menemukan konsep-konsep pada pokok bahasan laru-tan penyangga ini. Dengan mengarahkan siswa untuk menemukan konsep me-ngenai larutan penyangga dengan menggunakan LKS dapat membuat siswa lebih aktif di dalam pembelajaran di dalam kelas.

Berdasarkan hasil studi observasi yang dilakukan di lima SMA Negeri dan satu SMA Swasta di Kotabumi menunjukkan bahwa guru yang menggunakan LKS kimia dalam pembelajaran pada materi larutan penyangga sebesar (50%). LKS yang digunakan oleh guru tidak didesain sendiri dan hanya berorientasi pada pro-duk (pengetahuan) saja. Hal ini terbukti dengan pertanyaan yang ada pada LKS terkesan untuk memindahkan jawaban atau sebagai alat siswa untuk berlatih soal-soal dan bukan untuk membangun konsep. Praktikum yang dirancang dalam LKS masih terdapat yang kurang sesuai dengan konteks materi serta dibuat untuk membuktikan konsep.

Dilihat dari segi bahasa dan kemenarikannya, didapatkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan untuk memahami bahasa yang digunakan dalam LKS serta LKS yang mereka gunakan kurang menarik. Hal ini pun diakui oleh sebagian besar guru. Mereka menyatakan bahwa LKS yang


(12)

di-gunakan masih terlalu sederhana. Hal ini terbukti pada LKS yang didi-gunakan belum terdapat gambar-gambar (khususnya gambar submikroskopis) dan belum menggunakan perpaduan warna yang dapat menarik minat siswa. Berdasarkan hasil wawancara pula, didapatkan pula fakta bahwa sebagian besar guru belum menggunakan LKS dalam pembelajaran kimia dan juga belum mengetahui tentang pembelajaran berbasis representasi kimia.

Hasil studi lapangan juga diperkuat dengan hasil penelitian Ben-Zvi, Eylon, &

Silberstein, 1986 dalam (Wu, 2000) menyatakan siswa masih kesulitan dalam

mem-pelajari materi kimia pada level representasi simbolik dan representasi mikroskopis

sebab representasi ini bersifat kasat mata dan abstrak sedangkan pemahaman siswa

sangat bergantung pada informasi sensorik mereka. Hal yang serupa juga

diung-kapkan oleh Saputra (2013) yang menyatakan bahwa guru membelajarkan materi dengan menggunakan LKS pelajaran kimia yang beredar dipasaran. LKS yang telah beredar dan digunakan oleh guru maupun siswa belum ditampilkan melalui representasi kimia.

Fakta menunjukan bahwa mutu pendidikan nasional masih sangat rendah, khu-susnya literasi sains siswa Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan beberapa data-data serta fakta-fakta yang ada. Studi PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2009 untuk prestasi literasi pada sains, Indonesia berada pada urutan ke-66 dari 74 negara, berada dibawah Malaysia dan Thailand (OECD, 2010). Menurut hasil penelitian The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS), Indonesia berada pada urutan ke-35 dari 48 negara pada bidang sains (Gonzales, 2009). Hal ini merupakan manifestasi penerapan pola


(13)

pen-didikan yang kurang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan siswa yang menye-babkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Untuk menunjang proses pembelajaran yang melibatkan ketiga level representasi kimia sehingga memudahkan siswa dalam memahami isi materi maka dibutuhkan suatu LKS di mana materi yang terkandung di dalamnya sesuai dengan standar isi dan disajikan melalui ketiga level representasi sehingga lebih mudah dipahami baik oleh guru maupun siswa. Terkait dengan hal itu, maka dilakukanlah pene-litian dengan judul: “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Representasi Kimia pada materi Larutan Penyangga.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga yang dkembangkan?

2. Bagaimana respon Guru terhadap LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga yang dkembangkan?

3. Bagaimana respon siswa terhadap LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga yang dkembangkan?

4. Apa sajakah kendala-kendala yang ditemui ketika mengembangkan LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga?

5. Apa sajakah faktor pendukung yang ditemui ketika mengembangkan LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga?


(14)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Mengembangkan LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan

penyangga.

2. Mendeskripsikan karakteristik LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

3. Mendeskripsikan tanggapan guru terhadap LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

4. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

5. Mengetahui kendala-kendala yang ditemui ketika menggembangkan LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

6. Mengetahui faktor pendukung yang ditemui ketika menggembangkan LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

D. Manfaat Penelitian

Dari pengembangan LKS berbasis representasi kimia yang dihasilkan diharapkan dapat bermanfaat bagi

1. Guru

Menambah media pembelajaran baru, yang diharapkan dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga menjadi lebih efektif dan konstruktif.

2. Siswa

Penggunaan LKS berbasis representasi kimia dalam pembelajaran diharapkan mampu mempermudah dalam mengkonstruksi konsep-konsep yang bersifat


(15)

abstrak. LKS berbasis representasi kimia diharapkan dapat menambah minat belajar siswa.

3. Sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan terutama pada mata pelajaran kimia pada pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Pengembangan LKS yang akan dilakukan merupakan upaya menyusun LKS yang berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga dan meng-evaluasi LKS hasil pengembangan.

2. Lembar kerja siswa berbasis representasi kimia merupakan media pembelajar-an berlpembelajar-andaskpembelajar-an tugas ypembelajar-ang disusun untuk merepresentasikpembelajar-an pokok bahaspembelajar-an larutan penyangga.

3. Representasi adalah suatu cara untuk mengekspresikan objek, kejadian, feno-mena atau konsep-konsep abstrak, representasi tersebut terdiri dari tiga level, yakni representasi makroskopis, representasi submikroskopis dan representasi simbolik.

4. Representasi makroskopis penelitian ini berupa tampilan hasil pengamatan pada percobaan materi larutan penyangga.

5. Representasi submikroskopis pada penelitian ini berupa disosiasi molekul-molekul pada materi larutan penyangga.

6. Representasi simbolis pada penelitian ini berupa simbol-simbol, persamaan reaksi, dan rumus kimia pada materi larutan penyangga.


(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia yang harus mereka kuasai (Senam, 2008). LKS merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui LKS ini akan me-mudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dan mengefektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Sriyono (1992), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

B. Fungsi, Tujuan dan Manfaat Lembar Kerja Siswa

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2000), fungsi LKS adalah :

1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2. Sebagai alat bantu untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

3. Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian pengertian yang diberikan guru. 4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya


(17)

5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.

6. Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar, karena hasil belajar yang dica-pai siswa akan tahan lama, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

Menurut Prianto dan Harnoko (1997), fungsi LKS antara lain: 1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. 2. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar.

4. Membantu guru dalam menyusun pelajaran.

5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

6. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajarai melalui kegiatan belajar.

7. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Penggunaan media LKS ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2005) antara lain yaitu :

1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses belajar semakin lancar dan dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Meningkatkan motivasi siswa dengan mengarahkan perhatian siswa, sehingga memungkinkan siswa be-lajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3. Penggunaan media da-pat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. 4. Siswa akan mendapat-kan pengalaman yang sama mengenai suatu peristiwa dan memungkinkan terjadi-nya interaksi langsung dengan lingkungan sekitar. Tidak hanya itu melalui LKS, diharapkan siswa dapat termotivasi dalam mem-pelajari konsep-konsep kimia khususnya pada materi larutan penyangga. Pada proses pembelajaran, LKS digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk menuntun siswa mendalami materi dari suatu materi pokok atau submateri pokok


(18)

mata pelajaran yang telah atau sedang dijalankan. Melalui LKS siswa harus me- ngemukakan pendapat dan mampu mengambil kesimpulan. Dalam hal ini, LKS digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. LKS yang digunakan dapat berupa LKS eksperimen dan LKS noneksperimen.

1. LKS eksperimen

LKS eksperimen merupakan suatu media pembelajaran yang tersusun secara kronologis yang berisi prosedur kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang berkaitan dengan kegiatan praktikum yang dapat membantu siswa dalam menemukan kon-sep klasifikasi zat, serta kesimpulan akhir dari praktikum yang dilakukan pada materi pokok yang bersangkutan.

2. LKS non eksperimen

LKS noneksperimen digunakan untuk membantu siswa mengkonstruksi konsep pada submateri pokok yang tidak dilakukan praktikum (Perpustakaan Online Universitas Pendidikan Indonesia).

C. Kriteria Lembar Kerja Siswa

Menurut Endang Widjajanti (2010), aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh suatu LKS yang baik yaitu:

a. Pendekatan penulisan adalah penekanan keterampilan proses, hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan dan kemampuan meng-ajak siswa aktif dalam pembelajaran.

b. Kebenaran konsep adalah menyangkut kesesuaian antara konsep yang dijabarkan dalam LKS dengan pendapat ahli kimia dan kebenaran materi setiap materi pokok

c. Kedalaman Konsep terdiri dari muatan latar belakang sejarah penemuan konsep, hukum, atau fakta dan kedalaman materi sesuai dengan kompe-tensi siswa berdasarkan Kurikulum KTSP

d. Keluasan Konsep adalah kesesuaian konsep dengan materi pokok dalam kurikulum KTSP, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari dan informasi yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman


(19)

e. Kejelasan kalimat adalah berhubungan dengan penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda serta mudah dipahami

f. Kebahasaan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan mampu mengajak siswa interaktif

g. Evaluasi belajar yang disusun dapat mengukur kemampuan kognitif, afek-tif, dan psikomotorik secara mendalam

h. Kegiatan siswa / percobaan kimia yang disusun dapat memberikan penga-laman langsung, mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum atau fakta serta tingkat kesesuaian kegiatan siswa / percobaan kimia dengan materi pokok Kurikulum KTSP.

i. Keterlaksanaan meliputi kesesuaian materi pokok dengan alokasi waktu di sekolah dan kegiatan siswa / percobaan kimia dapat dilaksanakan.

j. Penampilan Fisik yaitu desain yang meliputi konsistensi, format, organi-sasi, dan daya tarik buku baik, kejelasan tulisan dan gambar dan dapat mendorong minat baca siswa.

Karakteristik LKS yang baik, menurut Sungkono (2009) adalah:

1. LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan yang harus siswa lakukan.

2. Merupakan bahan ajar cetak.

3. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh siswa.

4. Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain - lain.

Widjajanti (2008) menjabarkan syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis di dalam penyusunan LKS yang baik.

Syarat – Syarat Didaktik Penyusunan LKS

LKS yang berkualitas harus memenuhi syarat- syarat didaktik yang dapat dijabarkan sebagai berikut :


(20)

2. Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

3. Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa sesuai dengan ciri KTSP

4. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa

5. Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

Syarat Konstruksi Penyusunan LKS

Syarat-syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan, yang pada hakekatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna, yaitu anak didik. Syarat-syarat konstruksi tersebut yaitu :

a. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. b. Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

c. Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Apalagi konsep yang hendak dituju merupakan sesuatu yang kompleks, dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.

d. Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan

mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.

e. Tidak mengacu pada buku sumber yang di luar kemampuan keterbacaan siswa. f. Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai dimana anak


(21)

harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang diperintahkan. Hal ini dapat juga memudahkan guru untuk memeriksa hasil kerja siswa.

g. Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengundang pertanyaan.

h. Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat “formal” atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh anak.

i. Dapat digunakan oleh anak-anak, baik yang lamban maupun yang cepat. j. Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi. k. Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misalnya, kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.

Syarat Teknis Penyusunan LKS a. Tulisan

(1) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi. (2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.

(3) Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris. (4) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa. (5) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.


(22)

b. Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKS.

c. Penampilan

Penampilan sangat penting dalam LKS. Anak pertama-tama akan tertarik pada penampilan bukan pada isinya.

D. Langkah- langkah Penyusunan LKS

Berdasarkan Depdiknas dalam N. Syakrina (2012), langkah-langkah yang harus dilalui dalam menulis LKS yaitu:

1) Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang akan memerlukan bahan ajar LKS.

2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Urutan LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan.

3) Menentukan Judul-Judul LKS

Judul LKS ditentukan atas dasar Kompetensi Dasar-Kompetensi Dasar, materi pokok yang terdapat dalam kurikulum.

4) Penulisan LKS, meliputi:

a) Perumusan KD harus dikuasai

Rumusan KD pada LKS langsung diturunkan dari standar isi. b) Menentukan alat penilaian


(23)

c) Penyusunan materi

Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang ling-kup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sum-ber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu.

Setelah dilakukan penulisan LKS yang baik dan pencetakan, langkah selanjutnya yaitu melakukan penilaian terhadap LKS agar diketahui apakah LKS tersebut layak untuk digunakan. Penilaian secara obyektif terhadap aspek-aspek LKS yang dikatakan baik (Endang Widjajanti, 2010) yaitu :

a. Aspek Pendekatan Penulisan

1) Menekankan keterampilan proses

2) Menghubungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan 3) Mengajak siswa aktif dalam pembelajaran

b. Aspek Kebenaran Konsep Kimia

1) Kesesuaian konsep dengan konsep yang dikemukakan oleh ahli kimia 2) Kebenaran susunan materi tiap bab dan prasyarat yang digunakan c. Aspek Kedalaman Konsep

1) Muatan latar belakang sejarah penemuan konsep, hukum, atau fakta 2) Kedalaman materi sesuai dengan kompetensi siswa berdasarkan

Kurikulum KTSP d. Aspek Keluasan Konsep


(24)

2) Hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari

3) Informasi yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman e. Aspek Kejelasan Kalimat

1) Kalimat tidak menimbulkan makna ganda 2) Kalimat yang digunakan mudah dipahami f. Aspek Kebahasaan

1) Bahasa yang digunakan mengajak siswa interaktif 2) Bahasa yang digunakan baku dan menarik

g. Aspek Penilaian Hasil Belajar

1) Mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik

2) Mengukur kemampuan siswa secara mendalam dan berdasarkan standar kompetensi yang ditentukan oleh Kurikulum KTSP

h. Aspek Kegiatan Siswa / Percobaan Kimia 1) Memberikan pengalaman langsung

2) Mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum atau fakta

3) Kesesuaian kegiatan siswa / percobaan kimia dengan materi pelajaran dalam Kurikulum KTSP

i. Aspek Keterlaksanaan

1) Materi pokok sesuai dengan alokasi waktu di sekolah 2) Kegiatan siswa / percobaan kimia dapat dilaksanakan j. Aspek Penampilan Fisik

1) Desain yang meliputi konsistensi, format, organisasi, dan daya tarik buku baik


(25)

3) Penampilan fisik buku dapat mendorong minat baca siswa

E. Komponen Penilaian LKS

Komponen yang diungkapkan dalam Suyanto, dkk. (2011) antara lain yaitu seperti berikut:

1. Nomor LKS, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal dan menggunakannya. Misalnya untuk kelas VIII, KD, 1 dan kegiatan 1, nomor LKS-nya adalah LKS VIII.1.1. Dengan nomor tersebut guru langsung tahu kelas, KD, dan kegiatannya.

2. Judul Kegiatan, berisi topik kegiatan sesuai dengan KD, seperti Partikel Materi. 3. Tujuan, adalah tujuan belajar sesuai dengan KD.

4. Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka dituliskan alat dan bahan yang diperlukan.

5. Prosedur Kerja, berisi petunjuk kerja untuk siswa yang berfungsi mempermudah siswa melakukan kegiatan belajar.

6. Tabel Data, berisi tabel di mana siswa dapat mencatat hasil pengamatan atau pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data, maka bisa diganti dengan kotak kosong di mana siswa dapat menulis, menggambar, atau berhitung. 7. Bahan diskusi, berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi.

Penilaian unsur-unsur dalam penyusunan sebuah buku ajar, modul atau diktat mengacu pada deskripsi butir instrumen penilaian tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi:.


(26)

a . Komponen kelayakan isi 1) Cakupan materi 2) Akurasi materi 3) Kemutakhiran

4) Mengandung wawasan produktivitas 5) Merangsang keingintahuan (curiosity)

6) Mengembangkan kecakapan hidup (life skills)

7) Mengembangkan wawasan kebinekaan (sense of diversity) 8) Mengandung wawasan kontekstual

b . Komponen Kebahasaan

1) Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 2) Komunikatif

3) Dialogis dan interaktif 4) Lugas

5) Koherensi dan keruntutan alur pikir

6) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia 7) Penggunaan istilah dan simbol/ lambing c . Komponen Penyajian

1) Teknik Penyajian

2) Pendukung penyajian materi 3) Penyajian pembelajaran


(27)

F. Representasi Kimia

Menurut McKendree dkk. (Nakhleh, 2008), representasi adalah struktur yang berarti dari sesuatu: suatu kata untuk suatu benda, suatu kalimat untuk suatu keadaan hal, suatu diagram untuk suatu susunan hal-hal, suatu gambar untuk suatu pemandangan. Representasi makroskopik ialah representasi kimia yang diperoleh melalui pengamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan di-persepsi oleh panca indra atau dapat berupa pengalaman sehari-hari. Representasi mikroskopis yaitu representasi kimia yang menjelaskan mengenai stru-ktur dan proses pada level partikel (atom/molekular) terhadap fenomena makroskopik yang diamati. Representasi simbolik yaitu representasi kimia secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu rumus kimia, diagram, gambar, persamaan reaksi, stoikiometri dan perhitungan matematik (Johnstone et.al, 1993 dalam Scott &Livingstone, 2008:110).

Hal senada juga diungkapkan oleh Ida farida, dkk. dalam Proceding The 4th international Seminar on Science Education (2010) yaitu:

The three levels of chemical representation are containing

inter-connectedness information. While the macroscopic observable chemical phenomena are the basis of chemistry, explanations of these phenomena usually rely on the symbolic and submicroscopic level of representations. Consequently, the ability of learners to understand the role of each level of chemical representation and the ability to transfer from one level to another is an important aspect of generating understandable explanations.

Ketiga level representasi kimia tersebut dapat dihubungkan dalam gambar sebagai berikut :


(28)

Gambar 2.1. Tiga level representasi kimia

Dalam proses pembelajaran kimia, penting untuk memulai dari level makroskopis dan simbolik sebab keduanya terlihat dan dapat dikonkritkan dengan contoh. Namun, Johnstone (2000) dalam Chittleborough (2004) mengatakan bahwa level submikroskopik merupakan level yang tersulit sebab menggambarkan level mole-kular suatu materi, termasuk partikel seperti elektron, atom, dan molekul.

Ketiga dimensi tersebut saling berhubungan dan berkontribusi pada siswa untuk dapat paham dan mengerti materi kimia yang abstrak. Hal ini didukung oleh per-nyataan Tasker dan Dalton (2006), bahwa kimia melibatkan proses-proses peru-bahan yang dapat diamati dalam hal (misalnya peruperu-bahan warna, bau, gelembung) pada dimensi makroskopik atau laboratorium, namun dalam hal perubahan yang tidak dapat diamati dengan indera mata, seperti perubahan struktur atau proses di tingkat submikro atau molekul imajiner hanya bisa dilakukan melalui pemodelan. Perubahan-perubahan ditingkat molekuler ini kemudian digambarkan pada tingkat simbolik yang abstrak dalam dua cara, yaitu secara kualitatif menggunakan notasi khusus, bahasa, diagram, dan simbolis, dan secara kuantitatif dengan mengguna-kan matematika (persamaan dan grafik).

Makroskopik


(29)

G. Analisis Konsep

Menurut Markle dan Tieman (dalam Fadiawati, 2011) mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun definisi yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Oleh sebab itu diperlukan suatu analisis konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus menghubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan.

Herron et al. (1977) (dalam Fadiawati, 2011) mengemukakan bahwa analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk. Terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan dalam membuat analisis konsep, yaitu menentukan nama atau label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi konsep, contoh, dan non contoh.


(30)

Tabel 5. Analisis Konsep Larutan Penyangga

Label Konsep Definisi Konsep Jenis Konsep

Atribut Posisi Konsep

Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Superordinat Koordinat Subordinat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Larutan penyangga

Larutan yang dapat

mempertahan-kan harga pH tertentu terhadap penambahan sedikit asam ,basa atau pengenceran Konsep Abstrak Mempertahan-kan harga pH

Jenis pH Penentuan larutan

- Reaksi

asam-basa

CH3COOH /CH3COO Na dan NH4OH/N H4Cl

HCl , NaOH

Larutan penyangga asam Larutan yang mengandung suatu asam dan konjugasinya Konsep berdasar-kan prinsip Asam lemah Basa konjugasi Reaksi ionisasi asam- basa Asam kuat, Asam lemah dan Basa kuat, Basa lemah Penyangga basa Tetapan ionisasi asam,mol asam lemah,mol basa konjugasi, pH, dan pOH.

CH3COOH /CH3COO Na

H2SO4, HNO3,dan HF Larutan penyangga basa Larutan yang mengandung suatu basa dan konjugasinya

Konsep berdasar-kan prinsip

 Basa lemah  Asam

konjugasi

Reaksi

ionisasi asam- basa

 Asam kuat  Asam lemah dan Penyangga asam Tetapan ionisasi asam, mol asam

 NH4OH /NH4Cl

KOH, Ca(OH)2, dan Ba(OH)2


(31)

Basa lemah

mol basa konjugasi, pH , dan pOH.


(32)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /R&D). Menurut Sugiyono (2011) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang di-gunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Adapun langkah-langkah penggunaan metode Research and Deve-lopment /R&D adalah sebagai berikut.

1. Potensi dan Masalah. Penelitian berasal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2. Pengumpulan Data. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.


(33)

3. Desain Produk. Desain prosuk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. 4. Validasi Desain. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan

beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.

5. Perbaikan Desain. Perbaikan Desain. Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya selanjutnya melakukan perbaikan desain.

6.Uji Coba Produk. Uji coba produk dilakukan pada kelompok terbatas yang telah ditentukan.

7. Revisi Produk. Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian pada skala lebih luas terdapat kekurangan.

8.Uji Coba Pemakaian. Uji coba pemakaian dilakukan untuk melihat efektivitas produk jika digunakan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi.

9.Revisi Produk. Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan 10.Pembuatan Produk Massal. Bila produk telah dinyatakan efektif dalam

beberapa kali pengujian, maka produk tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan.

Menurut sugiyono (2011), secara garis besar penelitian dan pengembangan terdiri dari 3 langkah yaitu: 1) analisis kebutuhan meliputi studi pustaka, studi kuri-kulum, dan studi lapangan, 2) perencanaan dan pengembangan meliputi


(34)

perenca-naan desain modul, pembuatan desain modul, validasi, dan revisi dan 3) evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas, revisi setelah uji coba produk secara terbatas, uji coba pemakaian, revisi produk, dan pembuatan produk secara missal. Dalam penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa berbasis rep-resentasi kimia ini dilakukan sampai tahap penyempurnaan produk setelah mela-kukan uji coba terbatas. Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan waktu dan ke-ahlian peneliti untuk melakukan tahap-tahap selanjutnya.

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di lima SMA Negeri dan satu SMA Swasta yang ada di Kotabumi Kabupaten Lampung Utara yang dilakukan pada saat studi lapangan, dan di salah satu SMA Negeri yang ada di Kotabumi yang dilakukan pada saat uji coba terbatas. Subyek penelitian ini adalah lembar kerja siswa berbasis represen-tasi kimia pada materi larutan penyangga. Subyek uji coba pada penelitian ini adalah guru mata pelajaran kimia dan siswa-siswi kelas XI SMA Negeri yang ada di Kotabumi yang telah mempelajari materi larutan penyangga.

C. Sumber Data

Sumber data pada penelitian pengembangan ini berasal dari tahap studi pen-dahuluan yaitu pada guru dan siswa. Pada tahap studi penpen-dahuluan ini data di-peroleh dari wawancara/kuesioner kepada enam orang Guru dan 60 siswa me-ngenai materi pembelajaran kimia khususnya pembelajaran materi larutan pe-nyangga yang dilakukan di lima SMA Negeri dan satu SMA Swasta yang ada di Kotabumi Kabupaten Lampung Utara.


(35)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket analisis kebutuhan, instrumen validasi ahli, instrumen uji kelayakan LKS, dan instrumen uji keterlaksanaan.

1. Angket Analisis Kebutuhan

Angket analisis kebutuhan dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai LKS yang digunakan oleh beberapa sekolah yang bersang-kutan. Angket analisis kebutuhan ini juga digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kekurangan-kekurangan yang ada di LKS, sehingga menjadi referensi bagi kami untuk mengembangkan LKS berbasis representasi kimia.

2. Instrumen Uji Validitas

Instrumen ini digunakan untuk menguji kesesuaian isi materi pada LKS berbasis representasi kimia (yang terdiri-dari kesesuaian isi materi dengan SK-KD dan kesesuaian isi materi dengan representasi kimia) , konstruksi (yang terdiri-dari konstruksi sesuai format LKS yang ideal dan konstruksi sesuai dengan problem solving) dan yang terakhir untuk menguji terhadap aspek keterbacaan LKS berbasis representasi kimia hasil pengembangan terhadap penilaian validator.

3. Instrumen Uji Kelayakan LKS

Instrumen kelayakan LKS ini (yang terdiri-dari angket kemenarikan, keterbacaan, konstruksi, serta kesesuaian isi materi) terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terkait dengan tingkat kemenarikan, keterbacaan, konstruksi, serta kesesuaian isi materi terhadap LKS yang dikembangkan. Instrumen ini dilengkapi dengan kolom untuk menuliskan kritik maupun saran terhadap LKS.


(36)

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Alur Pengembangan LKS berbasis representasi kimia

Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:

- Analisis SK dan KD - Pengembangan Silabus - Pembuatan Analisis Konsep - Pembuatan RPP

- Wawancara guru dan siswa di 6 SMA di Kotabumi mengenai penggunaan LKS dalam proses pembelajaran.

- Analisis LKS yang digunakan oleh guru dan siswa.

Studi Kepustakaan/Literatur Studi Lapangan Analisis Kebutuhan

Perancangan LKS

Pembuatan/ Pengembangan LKS berbasis representasi kimia

Revisi pertama LKS berbasis representasi kimia Desain LKS

Validasi LKS oleh Pakar

LKS berbasis representasi kimia Revisi Produk (LKS)

Uji Coba Terbatas

Analisis Kebutuhan

Perencanaan dan Pengembangan

Evaluasi Produk


(37)

1. Studi Pendahuluan

Tahap pertama dari penelitian ini adalah studi pendahuluan. Studi pendahuluan adalah tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tujuan dari studi penda-huluan adalah menghimpun data tentang susunan dan kondisi LKS yang ada sebagai bahan perbandingan atau bahan referensi untuk produk yang

dikembangkan. Studi pendahuluan terdiri dari:

a. Studi Kepustakaan/Literatur

Studi ini dilakukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk yang akan dikembangkan. Dalam tahap ini, yang dilakukan adalah menganalisis materi SMA tentang larutan penyangga dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan Kurikulum Satuan Pendidikan KTSP. Analisis ini dilakukan dengan mengkaji Silabus kimia SMA tentang materi asam basa yaitu, Standar Isi (SI), yang meliputi Standar Kom-petensi (SK) dan KomKom-petensi Dasar (KD) yang terdapat pada KTSP.

Selanjutnya, menganalisis LKS kimia tentang materi larutan penyangga, analisis yang dilakukan meliputi identifikasi kelebihan dan kekurangan LKS kimia tersebut. Hal ini menjadi acuan untuk mengembangkan LKS kimia berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan merupakan analisis kebutuhan belajar siswa berupa sumber belajar terkait sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Studi lapa-ngan dilakukan di enam SMA Negeri di Kotabumi. Instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara.


(38)

Wawancara dilakukan terhadap satu orang guru bidang studi khususnya kimia yang mengajar di kelas XI dan tiga orang siswa, perwakilan dari masing-masing sekolah tersebut. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui LKS seperti apa yang digunakan yang mendukung proses pembelajaran. Setelah itu, mengidentifikasi LKS kimia pada materi pokok larutan penyangga yang di-gunakan di SMA Negeri tersebut. Sama halnya seperti studi kepustakaan, yang diidentifikasi adalah kelebihan dan kekurangan yang ada di LKS kimia tersebut.

2. Perencanaan dan Pengembangan Produk a. Penyusunan LKS kimia.

Acuan dalam perencanaan dan pengembangan LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga adalah hasil dari analisis kebutuhan yang telah di-lakukan. Penyusunan LKS ini berdasarkan panduan penyusunan LKS yang akan diajarkan pada materi larutan penyangga berbasis representasi kimia. Hal yang dilakukan dalam perencanaan dan pengembangan produk ini adalah:

1) Menganalisi materi atau standar kompetensi yang akan dijadikan bahan pengembangan LKS berbasis representasi kimia.

2) Mengumpulkan bahan yang dapat digunakan sebagai referensi pengembangan LKS berbasis berbasis representasi kimia.

3) Mengembangkan LKS hal yang pertama dilakukan yaitu mendesain cover luar LKS yang dapat menarik minat pembaca untuk melihat dan mem-bacanya. Desain cover disertai gambar-gambar yang mengacu pada materi yang akan dipelajarai.


(39)

4) Menyusun LKS yang berisikan konsep-konsep yang akan dipelajari. Konsep - konsep kimia disusun berbasis berbasis representasi kimia.

5) Selain itu, LKS disusun menjadi beberapa kegiatan. Dalam setiap kegiatan, berisi identifikasi masalah, merumuskan masalah, mencari keterangan sementara, menyusun hipotesis, menguji hipotesis, dan terakhir kesimpulan.

b. Validasi produk dan revisi produk

Setelah selesai dilakukan penyusunan LKS kimia berbasis berbasis representasi kimia, kemudian LKS tersebut divalidasi oleh validator ahli. Validasi ini merupakan proses penilaian kesesuaian LKS terhadap standar isi, kompetensi dasar dan indikator-indikator untuk mengetahui apakah LKS yang disusun telah memenuhi kategori LKS yang baik, serta untuk mengetahui apakah LKS yang disusun telah sesuai dengan kebutuhan sekolah berdasarkan hasil studi

pendahuluan.

Setelah divalidasi ahli, kemudian rancangan atau desain produk tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator ahli tersebut, kemudian meng-konsultasikan hasil revisi produk LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga, setelah itu produk hasil revisi tersebut dapat diuji cobakan secara terbatas.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan setelah pelaksanaan uji ahli adalah sebagai berikut:

(a) Melakukan analisis terhadap hasil uji ahli.

(b) Melakukan perbaikan/revisi berdasarkan analisis hasil uji ahli. (c) Mengkonsultasikan hasil perbaikan.


(40)

3. Evaluasi Produk

Evaluasi produk meliputi uji coba produk secara terbatas dan revisi setelah uji coba produk secara terbatas.

a. Uji Coba Produk Secara Terbatas

Setelah dihasilkan LKS berbasis representasi kimia yang telah divalidasi oleh ahli dan telah dilakukan revisi, maka dilakukan uji coba produk secara terbatas di salah satu SMA Negeri di Kotabumi untuk mengetahui kelayakan bahan ajar, selain itu juga bertujuan bertujuan untuk mengevaluasi kelengkapan materi, ke-benaran materi, sistematika materi, dan berbagai hal yang berkaitan dengan materi seperti contoh-contoh dan fenomena serta pengembangan soal-soal latihan. Selain itu digunakan untuk mengevaluasi desain produk, kualitas produk, kemenarikan, keterbacaan dan efektivitas visual siswa atau pembaca.

LKS berbasis berbasis representasi kimia diuji cobakan pada siswa kelas XI IPA dan satu orang guru di salah satu SMA Negeri di Kotabumi. Teknik uji ini menggunakan lembar angket penilaian guru dan angket respon siswa. dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:

1) Pengujian kesesuaian isi materi LKS berbasis representasi kimia dengan SK-KD oleh guru (Tanggapan Guru) :

(a) Memperlihatkan produk hasil pengembangan LKS berbasis representasi kimia kepada guru.

(b) Guru mengisi angket uji coba terbatas terhadap aspek kesesuaian isi materi dengan SK-KD, lalu memberi kritik dan saran mengenai


(41)

ke-sesuaian isi LKS dengan SK-KD yang ada untuk mengetahui tanggapan guru mengenai kesesuaian isi LKS tersebut.

(c) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek konstruksi untuk mengetahui tanggapan guru mengenai konstruksi LKS tersebut. (d) Guru mengisi angket uji coba terbatas aspek keterbacaan untuk mengetahui tanggapan guru mengenai keterbacaan LKS tersebut.

2) Pengujian keterbacaan dan kemenarikan LKS berbasis representasi kimia pada siswa (Respon Siswa) :

(a) Memperlihatkan produk hasil pengembangan LKS berbasis berbasis representasi kimia kepada siswa.

(b) Siswa membaca dan mempelajari LKS berbasis representasi kimia. (c) Siswa mengisi angket tentang aspek keterbacaan, kemenarikan dan keterlaksanaan LKS berbasis representasi kimia yang dikembangkan. (d) Siswa mengisi kritik maupun saran terkait LKS berbasis representasi

kimia hasil pengembangan.

b. Revisi Produk Setelah Uji Coba Terbatas

Dari beberapa tahap yang telah dilakukan, maka tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan LKS berbasis representasi kimia . Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil uji coba terbatas, yaitu uji ke-sesuaian isi materi, uji aspek konstruksi dan keterbacaan oleh guru, serta uji aspek keterbacaan, kemenarikan dan keterlaksanaan sebagai respon siswa terhadap LKS berbasis representasi kimia hasil pengembangkan.


(42)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara, observasi, dan angket (kuisioner). Menurut Sugiyono (2008), kuisoner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Observasi secara sempit diartikan sebagai kegiatan memperhatikan sesuatu dengan mata. Di dalam ngetian secara luas, observasi disebut juga pengamatan meliputi kegiatan pe-muatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh panca indera. Menurut Arikunto (2010), wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai.

Pada penelitian pengembangan ini, wawancara dilakukan pada studi lapangan dan pada uji terbatas. Pada studi lapangan, wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran kimia dan siswa pada enam SMAN di Kotabumi. Wawancara dila-kukan dengan mewancarai guru dan siswa sesuai dengan pedoman wawancara. Seperti yang dijelaskan sebelumnya wawancara dilakukan untuk mendapatkan masukan dalam pengembangan LKS berbasis representasi kimia. Sedangkan pada uji terbatas, wawancara dilakukan kepada guru dan siswa untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap LKS berbasis representasi kimia yang telah dikembangkan.

Observasi dilakukan dengan mengamati LKS yang digunakan guru untuk mem-belajarkan materi larutan penyangga. Kuasioner dilakukan pada validasi dan pada uji terbatas LKS berbasis representasi kimia materi larutan penyangga. Validasi LKS terdiri dari validasi oleh pakar pendidikan dan validasi oleh pakar LKS.


(43)

Pada validasi kesesuaian urutan dan isi LKS oleh pakar pendidikan, pengumpulan data dilakukan dengan menunjukan LKS berbasis representasi kimia yang di-kembangkan, kemudian meminta validator pakar pendidikan untuk mengisi angket validasi kesuaian urutan dan isi LKS yang dikembangkan. Pada validasi kelayakan dan keterbacaan LKS oleh pakar LKS, pengumpulan data dilakukan dengan menunjukkan LKS hasil pengembangan, kemudian meminta validator pakar pendidikan untuk mengisi angket validasi kelayakan dan keterbacaan LKSyang telah disediakan. Pada uji terbatas, pengumpulan data dilakukan dengan menunjukkan LKS, kemudian meminta guru dan siswa mengisi angket yang telah disediakan.

G. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Data Hasil Wawancara

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara : a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan

pertanyaan wawancara.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.

c. Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dalam setiap pertanyaan angket.

d. Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat


(44)

dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:

% 100

% 

N J

Jin i (Sudjana (2005) dalam Surya, 2010)

Keterangan : %Jin= Persentase pilihan jawaban-i pada LKS berbasis representasi kimia

Ji= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i N = Jumlah seluruh responden

2. Teknik Analisis Data Angket

Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kelayakan,dan keterbacaan LKS berbasis representasi kimia.

(a) Teknik analisis data angket uji keterbacaan dan kelayakan LKS berbasis representasi kimia menggunakan cara sebagai berikut:

(1) Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan angket. Dalam pengkodean data ini dibuat buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak diukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawabannya.

(2) Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket). (3) Memberi skor jawaban responden.


(45)

(4) Penskoran jawaban responden dalam uji kesesuaian dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert.

Tabel 3.1 Penskoran pada angket uji kelayakan dan uji keterbacaan untuk pertanyaan positif.

NO Pilihan Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat tidak setuju (STS) 1

(5) Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor (

S) jawaban angket adalah sebagai berikut : a. Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)

Skor = 5 x jumlah responden b. Skor untuk pernyataan Setuju (S)

Skor = 4 x jumlah responden c. Skor untuk pernyataan Ragu (RG)

Skor = 3 x jumlah responden

d. Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden

e. Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah responden

(6) Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100

% 

maks in

S S


(46)

Keterangan : %Xin = Persentase jawaban angket-i pada LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga

S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan

(7) Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kelayakan dan keterbacaan pada LKS berbasis representasi kimia dengan rumus sebagai berikut:

n X

Xi in

 %

% (Sudjana (2005) dalam Surya, 2010)

Keterangan : %Xi = Rata-rata persentase angket-i pada LKS berbasis representasi kimia pada larutan penyangga.

%Xin= Jumlah persentase angket-i pada LKS berbasis

representasi kimia pada larutan penyangga. n = Jumlah butir soal

(8) Memvesualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia (Marzuki, 1997).

(9) Menafsirkan persentase angket secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997

Tabel 3.2 Tafsiran persentase angket Persentase Kriteria 80,1%-100% Sangat tinggi


(47)

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah


(48)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil disimpulkan sebagai berikut :

1. LKS berbasis representasi kimia pada materi pokok larutan penyangga hasil pengembangan telah sesuai dengan SK dan KD yang terdiri dari bagian pembuka, bagian inti (terdiri dari 3 kegiatan), dan bagian akhir LKS( terdiri dari evaluasi, daftar pustaka, dan halaman belakang).

2. LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga memiliki karakteristik yaitu :, 1) Memiliki tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan sintaks model pembelajaran problem solving, 2) Disertai dengan kegiatan eksperimen dan non eksperimen, 3) memiliki representasi makroskopis, submikroskopis dan simbolik.

3. LKS berbasis representasi kimia memiliki memiliki tingkat kesesuaian isi yang yaitu sebesar 82,00%, tingkat keterbacaan sebesar 81,46%, dan tingkat kesesuaian konstruksi sebesar 82,00% yang semuanya termasuk dalam katagori sangat tinggi.

4. Penilaian guru terhadap LKS kimia berbasis representasi kimia yang dikembangkan adalah sudah sangat baik dengan persentase nilai rata-rata aspek kesesuian isi sebesar 85,00%, keterbacaan sebesar 84,00%, dan kemenarikan sebesar 81,53%.


(49)

5. Tanggapan siswa terhadap LKS kimia berbasis representasi kimia yang dikembangkan adalah sudah sangat baik dengan persentase nilai rata-rata aspek keterbacaan sebesar 87,46%, dan kemenarikan sebesar 85,13%.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan agar :

1. LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga yang dikem-bangkan ini hanya dilakukan sampai uji secara terbatas dan revisi setelah uji coba secara terbatas sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut berupa uji coba lapangan, untuk menguji efektifitasnya secara luas.

2. LKS yang dikembangkan ini hanya melatihkan representasi kimia pada materi larutan penyangga sehingga diharapkan peneliti lain untuk melakukan pengem-bangan LKS serupa pada materi kimia yang lain.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1997. Penilaian Program Pendidikan. Edisi III. Bina Aksara. Jakarta.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Taktik Edisi Revisi. 2010. Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. PT. Raja grafindo Persada. Jakarta. Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and

London. Longman Inc.

BSNP, 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Chittleborough, G.D. et al. 2004. The Role of Teaching Models and Chemical Representations in Developing Mental Models of Chemical Phenomena.

Thesis. Science and Mathematics Education Centre. Dahar, R.W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2008. Pengembangan Pembelajaran Yang Efektif. Ditjen Dikti. Jakarta.

Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif. Jakarta:Rineka Cipta

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang Struktur Atom dari SMA hingga Perguruang Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung.

Farida, I. dkk. 2010. Representasional Competence’s Profile of Pre-Service Chemistry Teachers in Chemical Problem Solving. Seminar Proceeding of The Fourth International Seminar on Science Education., 30 October 2010. Bandung. C2-1-7.

Gonzales, P. 2009. Highlights From TIMSS 2007: Mathematics and Science Achievement of U.S. Fourthand Eighth-Grade Students in an International Context. Washington: National Center for Education Statistics. [Online]. Tersedia: http://nces.ed.gov/pubs2009/2009001.pdf. [26 November 2012]


(51)

Hidayati. 2006. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Huddle, P.A. White, M.A. & Rogers, F. 2000. Using a Teaching Model to Correct Known Misconception in Electrochemistry. Journal of Chemical

Education, Vol 77 (1): 104-110.

Johnstone, A. H. 1982. Macro- and Micro-Chemistry, School Science Review.,

227, No. 64. p. 377-379.

Nakhleh, M.B. 2008. Learning Chemistry Using Multiple External Represen-tations. Visualization: Theory and Practice in Science Education. Gilbert et al., (eds.), p. 209 – 231.

Nessinta, Nina. 2009. Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Asam Basa. Bandar Lampung: Universitas Lampung

OECD. 2007. Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for

Tomorrow’s World. [Online]. Tersedia:http://www.eric.ed.gov /ERIC Docs/data/ericdocs2sql/contentstorage01/0000019b/80/43/23/b9.pdf . [26 November 2012]

Priyanto dan Harnoko.1997. Perangkat Pembelajaran. Depdikbud. Jakarta. Saputra, A. 2013. Pengembangan LKS laju reaksi berbasis ketrampilan proses

sains. Universitas Lampung : BandarLampung.

Senam, Arianingrum, R., Permanasari, R., L., dan Suharto. (2008). Efektivitas Pembelajaran Kimia untukSiswa SMA Kelas XI denganMenggunakan LKS Kimia Berbasis Life Skill.Diakses 08 November 2012 dari

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/9308280290.pdf

Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipata. Jakarta. Sudjana, N. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung: PT. Tarsito Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfhabeta

Sukmadinata, N. S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sungkono,dkk. 2009. PengembanganBahan Ajar. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.


(52)

Suyanto, S., Paidi, dan Wilujeng I. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Disampaikan dalam acara Pembekalan guru daerah terluar, terluar, dan tertinggal di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta tanggal 26 Nopember-6 Desember 2011. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-insih-wilujeng-mpd/LEMBAR%20KERJA%20SISWA.docx

Syakrina, N. 2012. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Masalah Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Untuk Siswa Kelas VIII SMP. Skripsi. UNY. Yogyakarta

Tasker, R. & Dalton, R. 2006. Research Into Practice: Visualization of The Molecular World Using Animations. Chem. Educ. Res. Prac. 7, 141-159. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Widjajanti, E. 2008. Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah Seminar Pelatihan penyusunan LKS untuk Guru SMK/MAK pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Jurusan Pendidikan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

__________. 2010. Penilaian Lembar Kerja Siswa Materi Konsep Atom, Ion dan

Molekul. Makalah disajikan pada Kegiatan Pelatihan Penilaian Lembar Kerja

Siswa Bagi Guru Mata Pelajaran Kimia. Di akses dari

http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdian/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/ppm-lks2.pdf

Wu, H.K., Krajcik, J.S., & Soloway, E. 2000. Promoting Conceptual

Understanding of Chemichal Representation: Students’s Use of a

Visualization Tool in the Classroom. Paper Presented at The Annuasl Meeting of The National Association of Research in Science Teaching April 28 – Mei 1, 2000 at New Orlean, L.A.


(53)

Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/Genap

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Tingkat Ranah KD Indikator Tingkat Ranah IPK Ruang

Lingkup Alokasi Waktu 1 2 3

1 2 3 4 5 6 7

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya. 4.4Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup

C2 A. Kognitif Produk:

1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga.

2. Menjelaskan komponen penyusun larutan penyangga asam.

3. Menjelaskan komponen penyusun larutan penyangga basa.

4. Menghitung pH larutan penyangga. 5. Menghitung pH larutan penyangga setelah

ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan sedikit air 6. Menjelaskan prinsip kerja larutan penyangga.

7. Menjelaskan fungsi larutan penyangga di dalam tubuh dan di kehidupan sehari-hari.

Proses:

1. Melakukan percobaan mengenai larutan penyangga. 2. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada

indikator universal dan mencocokkannya dengan peta indikator untuk menentukan pH larutan yang diamati. 3. Mencatat data hasil pengamatan dan menuliskannya

dalam bentuk tabel hasil pengamatan.

4. Membandingkan pH mula-mula larutan yang diuji dengan pH larutan setelah ditambahkan dengan sedikit asam, sedikit basa dan sedikit air.

C2 C2 C2 C3 C3 C2 C2 6 JP (6 x 45 menit)

n

1


(54)

penyangga dan bukan penyangga berdasarkan harga pH.

6. Menggolongkan larutan yang d uji berdasarkan perubahan harga pH ke dalam larutan penyangga dan larutan bukan penyangga.

7. Menyimpulkan pengertian larutan penyangga dan bukan larutan penyangga.

8. Membedakan larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa berdasarkan komponen penyusunnya. 9. Menyimpulkan komponen penyusun larutan

penyangga asam.

10. Menyimpulkan komponen penyusun larutan penyangga basa.

11. Menuliskan reaksi kesetimbangan komponen larutan penyangga asam dan komponen larutan penyangga basa.

12. Merumuskan hubungan reaksi kesetimbangan harga Ka dengan konsentrasi ion H+.

13. Merumuskan konsentrasi ion H+ berdasarkan jumlah mol larutan yang diamati karena volume yang digunakan sama.

14. Menentukan harga pH larutan penyangga asam berdasarkan konsentrasi ion H+.

15. Merumuskan hubungan reaksi kesetimbangan harga Kb dengan konsentrasi ion OH-.

16. Merumuskan konsentrasi ion OH- berdasarkan jumlah mol larutan yang diamati karena volume yang

digunakan sama.

17. Menentukan harga pH larutan penyangga basa berdasarkan konsentrasi ion OH-.

18. Menentukan harga pH larutan penyangga setelah ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan sedikit air.


(55)

21. Mengkomunikasikan prinsip kerja larutan penyangga.

22. Mencari informasi mengenai fungsi larutan

penyangga di dalam tubuh dan di kehidupan sehari-hari.

23. Mendiskusikan fungsi larutan penyangga di dalam tubuh dan di kehidupan sehari-hari.

24. Mengkomunikasikan fungsi larutan penyangga di dalam tubuh dan di kehidupan sehari-hari.

B. Afektif  Karakter

1. Rasa ingin tahu 2. Komunikatif 3. Tanggung jawab 4. Kejujuran 5. Teliti

 Keterampilan sosial 1. Bertanya

2. Mengemukakan pendapat 3. Pendengar yang baik 4. Berkomunikasi 5. Kerjasama C. Psikomotor

1. Kerapihan mengatur alat dan bahan. 2. Keterampilan menggunakan pipet tetes. 3. Keterampilan mengamati perubahan warna

dengan indikator universal

4. Keterampilan mencocokan perubahan warna


(56)

5. Keterampilan mengolah data.

6. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan.


(57)

Nama Sekolah : SMA Negeri Kotabumi Kelas/Semester : XI IPA/Genap

Mata Pelajaran : Kimia

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam basa, metode pengukuran dan terapannya.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator

Penilaian Alokasi

Waktu Sumber

Kognitif Afektif Psikomotor

1 2 3 4 5 6 7 8 9

4.4 Mendeskripsi-kan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup  Konsep larutan penyangga  Melakukan percobaan tentang larutan penyangga  Melakukan diskusi kelompok untuk mengkaji literatur mengenai larutan penyangga  Melakukan diskusi kelompok untuk menganalisis data hasil percobaan untuk Produk Menjelaskan pengertian larutan penyangga Proses

25. Melakukan percobaan mengenai larutan penyangga.

26. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada indikator universal dan mencocokkannya dengan peta indikator untuk menentukan pH larutan yang diuji.

27. Mencatat data hasil pengamatan dan menuliskannya dalam bentuk tabel hasil

Afektif Karakter

6. Rasa ingin tahu 7. Komunikatif 8. Tanggung jawab 9. Kejujuran 10. Teliti Keterampilan sosial 6. Bertanya 7. Mengemukaka n pendapat 8. Pendengar yang baik 9. Berkomunikasi 10. Kerjasama Psikomotor 7. Kerapihan mengatur alat dan bahan 8. Keterampilan menggunakan pipet tetes 9. Keterampilan mengamati perubahan warna dengan indikator universal 10. Keterampila n mencocokkan perubahan warna kertas lakmus dengan indikator Jenis Tagihan  Tugas Individu  LKS Bentuk Instrumen  Laporan tertulis  Tes tertulis

2 x 45 menit Sumber  Buku Cetak  LKS ra n 2 64


(58)

larutan penyangga dan bukan penyangga  Menjelaskan permasalahan yang diberikan dalam kelompok berdasarkan hasil yang diamati.

28. Membandingkan pH mula-mula larutan yang diuji dengan pH larutan setelah ditambahkan dengan sedikit asam, sedikit basa dan sedikit air.

29. Mengidentifikasi larutan yang di uji kedalam larutan penyangga dan bukan penyangga berdasarkan harga pH. 30. Menggolongkan

larutan-larutan yang diuji berdasarkan perubahan harga pH ke dalam larutan penyangga dan larutan bukan penyangga.

31. Menyimpulkan pengertian larutan penyangga dan bukan larutan penyangga.

11. Keterampila n mengolah data

12. Keterampila n membereskan dan

membersihkan alat dan bahan

 Komponen Larutan Penyangga  Menganalisis data hasil pengamatan berdasarkan percobaan  Mendiskusikan permasalahan yang diberikan dalam kelompok berdasarkan hasil yang Kognitif Produk

1. Menjelaskan komponen penyusun larutan penyangga asam. 2. Menjelaskan komponen

penyusun larutan penyangga basa. Proses

1. Membedakan larutan penyangga asam dan

Afektif Karakter 1. Rasa ingin

tahu 2. Komunikatif 3. Tanggung jawab 4. Kejujuran 5. Teliti Keterampilan social Psikomotor 1. Kerapihan mengatur alat dan bahan 2. Keterampilan menggunakan pipet tetes 3. Keterampilan mengamati perubahan warna dengan indikator Jenis Tagihan  Tugas Individu  LKS Bentuk Instrumen  Laporan tertulis  Tes tertulis

2 x 45 menit Sumber  Buku Cetak  LKS 65


(59)

2. Menyimpulkan komponen penyusun larutan

penyangga asam.

3. Menyimpulkan komponen penyusun larutan penyangga basa. 3. Pendengar yang baik 4. Berkomunikasi 5. Kerjasama perubahan warna kertas lakmus dengan indikator univrsal 5. Keterampilan mengolah data. 6. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan  Prinsip kerja larutan penyangga  Fungsi Larutan Penyangga  cara menghitung pH larutan penyangga, menghitung pH larutan penyangga setelah ditambahkan sedikit asam ,sedikit basa, dan sedikit air  Melakukan diskusi kelompok tentang prinsip kerja larutan penyangga, dan fungsi larutan Produk

1. Menghitung pH larutan penyangga

2. Menghitung pH larutan penyangga setelah

ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan sedikit air 3. Menjelaskan prinsip kerja

larutan penyangga.

4. Menjelaskan fungsi larutan penyangga di dalam tubuh dan di kehidupan sehari-hari.

Proses

1. Menuliskan reaksi

kesetimbangan komponen larutan penyangga asam dan komponen larutan penyangga basa.

Afektif Karakter 1. Rasa ingin

tahu 2. Komunikatif 3. Tanggung jawab 4. Kejujuran 5. Teliti Keterampilan social 1. Bertanya 2. Mengemukaka n pendapat 3. Pendengar yang baik 4. Berkomunikasi 5. Kerjasama Psikomotor 1. Kerapihan mengatur alat dan bahan 2. Keterampilan menggunakan pipet tetes 3. Keterampilan mengamati perubahan warna dengan indikator universal 4. Keterampilan mencocokkan perubahan warna kertas lakmus dengan indikator Jenis Tagihan  Tugas Individu  LKS Bentuk Instrumen  Laporan tertulis  Tes tertulis

2 x 45 menit Sumber  Buku Cetak  LKS 66


(60)

dalam kehidupan sehari-hari

reaksi kesetimbangan harga Ka dengan konsentrasi ion H+. 3. Merumuskan konsentrasi

ion H+ berdasarkan jumlah mol larutan yang diuji karena volume yang digunakan sama. 4. Menentukan harga pH

larutan penyangga asam berdasarkan konsentrasi ion H+.

5. Merumuskan hubungan reaksi kesetimbangan harga Kb dengan konsentrasi ion OH-. 6. Merumuskan konsentrasi

ion OH- berdasarkan jumlah mol larutan yang diuji karena volume yang digunakan sama.

7. Menentukan harga pH larutan penyangga basa berdasarkan konsentrasi ion OH-.

8. Menentukan harga pH larutan penyangga setelah ditambahkan sedikit asam, basa, dan air.

9. Mencari informasi mengenai prinsip kerja larutan penyangga. 5. Keterampilan mengolah data 6. Keterampilan membereskan dan membersihkan alat dan bahan


(61)

prinsip kerja larutan penyangga.

12. Mencari informasi mengenai fungsi larutan penyangga di dalam tubuh dan di kehidupan sehari-hari.

13. Mendiskusikan fungsi larutan penyangga di dalam tubuh dan di kehidupan sehari-hari. 14. Mengkomunikasikan

fungsi larutan penyangga di dalam tubuh dan di kehidupan sehari-hari.


(62)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI IPA / Genap Materi Pembelajaran : Larutan Penyangga

Sub Materi : Pengertian Larutan Penyangga Alokasi waktu : 2 x 45 menit

I. Standar Kompetensi

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

II. Kompetensi Dasar

4.4 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

III. Indikator Pencapaian Kompetensi 2. Kognitif

Produk

Menjelaskan pengertian larutan penyangga.

Proses

8. Melakukan percobaan mengenai larutan penyangga.

9. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada indikator universal dan mencocokkannya dengan peta indikator untuk menentukan pH larutan yang diamati.


(63)

11. Membandingkan pH mula-mula larutan yang diuji dengan pH larutan setelah ditambahakn sedikit asam, sedikit basa dan sedikit air.

12. Mengidentifikasi larutan yang di uji kedalam larutan penyangga dan bukan penyangga berdasarkan harga pH.

13. Menggolongkan larutan yang di uji berdasarkan perubahan harga pH ke dalam larutan penyangga dan larutan bukan penyangga.

14. Menyimpulkan pengertian larutan penyangga dan bukan larutan penyangga.

3. Afektif a. Karakter

1. Keterampilan sosial 11. Rasa ingin tahu 12. Komunikatif 13. Tanggung jawab 14. Kejujuran 15. Teliti

 Keterampilan sosial 11. Bertanya

12. Mengemukakan pendapat 13. Pendengar yang baik 14. Berkomunikasi 15. Kerjasama

4. Psikomotor

1. Kerapihan mengatur alat dan bahan 2. Keterampilan menggunakan pipet tetes

3. Keterampilan mengamati perubahan warna dengan indikator uniersal

4. Keterampilan mencocokan perubahan warna kertas lakmus dengan indikator univrsal 5. Keterampilan mengolah data.


(64)

1. Kognitif - Produk

Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan penyangga - Proses

o Dilakukan percobaan larutan penyangga, siswa dapat mengamati perubahan warna yang

terjadi pada indikator universal dan mencocokkannya dengan peta indikator untuk menentukan pH larutan penyangga.

o Siswa dapat mencatat data hasil pengamatan dan menuliskannya dalam bentuk tabel hasil

pengamatan.

o Berdasarkan instruksi guru, siswa dapat membandingkan pH mula-mula larutan yang diuji

dengan pH larutan setelah ditambahkan sedikit asam, sedikit basa dan sedikit air.

o Siswa dapat mengidentifikasi larutan yang di uji kedalam larutan penyangga dan bukan

penyangga berdasarkan harga pH.

o Siswa dapat menggolongkan larutan ke dalam larutan penyangga dan bukan penyangga. o Siswa dapat menyimpulkan pengertian larutan penyangga berdasarkan percobaan yang

dilakukan dan mengkomunikasikannya kepada teman-temannya.

2. Afektif a. Karakter:

Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, minimal siswa dinilai cukup dalam menunjukkan karakter rasa ingin tahu, komunikatif, tanggung jawab, kejujuran, dan teliti.

b. Keterampilan sosial:

Siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, minimal siswa dinilai cukup dalam menunjukkan prilaku keterampilan sosial bertanya, mengemukakan pendapat, pendengar yang baik, berkomunikasi, dan kerjasama.

3. Psikomotor:

 Dengan memperhatikan instruksi guru, siswa terampil mengatur alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum serta dapat terampil menggunakan pipet tetes.

 Berdasarkan prosedur percobaan, siswa memasukkan larutan yang akan diuji kedalam tabung reaksi.


(65)

 Membersihkan dan merapikan alat dan bahan percobaan dengan maksud agar alat percobaan menjadi terawat dan laboratorium tetap tertata rapi dan bersih.

V. Materi Pembelajaran

Larutan penyangga merupakan larutan yang mampu mempertahankan harga pH atau mampu mempertahankan perubahan harga pH ketika ditambahkan dengan sedikit asam, sedikit basa, dan sedikit air. Larutan penyangga disebut juga dengan larutan buffer. Larutan penyangga sangat penting dalam sistem kimia dan biologi. pH dalam tubuh manusia sangat beragam dari satu cairan ke cairan lainnya, misalnya pH darah adalah sekitar 7,4, sementara pH cairan lambung sekitar 1,5. Harga-harga pH ini sangat penting bagi tubuh. Agar enzim dapat bekerja dengan benar dan agar tekanan osmotik tetap seimbang, maka dalam banyak kasus dipertahankan oleh larutan penyangga (buffer).

VI. Strategi Pembelajaran

6.1 Model Pembelajaran : Problem Solving

6.2 Metode : Diskusi kelompok dan eksperimen

VII. Langkah – langkah pembelajaran

Aktivitas Siswa/Guru Penilaian oleh Pengamat

1 2 3 4

Fase 1: Mengorientasikan siswa pada masalah. Guru :

Orientasi masalah kecil :

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kognitif, afektif, psikomotor, karakter dan kerampilan sosial.

b. Guru mengajukan fenomena untuk memunculkan masalah dan mengembangkan rasa ingin tahu siswa dalam rangka memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah tesebut


(1)

No

Pernyataan

Jawaban Nomor Responden Frekuensi

Jawaban

Skor Jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

6 Perpaduan warna, tulisan, dan gambar pada lembar identitas LKS (lembar pertama) sudah sesuai dan serasi

SS 8

6 1 0 0 40 24 3 0 0

ST

KS

TS STS 7 Pemilihan jenis tulisan pada

lembar identitas LKS sudah tepat sehingga terkesan tidak terlalu formal dan membuat anda lebih tertarik untuk membaca LKS

SS 5

9 1 0 0 25 36 3 0 0

ST

KS

TS STS 8 Gambar dan variasi jenis

tulisan membuat anda lebih tertarik untuk membaca orientasi masalah dengan seksama

SS 2

8 4 1 0 10 32 12 2 0

ST

KS

TS

STS 9 Gambar-gambar yang

ditampilkan yang mewakili setiap tahapan membuat anda lebih mengerti tentang apa yang harus anda kerjakan disetiap tahapannya

SS 7

8 0 0 0 35 32 0 0 0

ST

KS TS STS 10 Pemilihan jenis tulisan dan

kombinasi warna pada judul setiap tahapan sudah serasi

SS 5

5 5 0 0 25 20 15 0 0

ST

KS

TS STS


(2)

No

Pernyataan Jawaban Frekuensi

Jawaban

Skor Jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

11 Pemberian warna berbeda dan dicetak miring pada kata-kata penting (keyword) membuat anda lebih mudah

menemukan point-ponit penting

SS 8

6 1 0 0

40 24 3 0 0

ST

KS

TS STS 12 Desain LKS (perpaduan

warna, tata letak gambar & tulisan, jenis huruf, dan lainnya) pada bagian pengujian hipoetesis meningkatkan minat anda untuk mengerjakan LKS

SS 7

4 4 0 0

36 16 12 0 0

ST

KS

TS STS 13 Pemilihan warna dari gambar

submikroskopis sudah tepat dan menarik

SS 6

5 3 0 0

30 20 9 0 0

ST

KS

TS STS


(3)

163

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedungmeneng Bandar Lampung 35145

Tlp/Fax (0721) 704624

ANGKET UJI KEMENARIKAN DESAIN LKS BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

(UNTUK SISWA)

XVI. Petunjuk Pengisian angket

11. Petunjuk Umum

Pada angket ini berisikan pernyataan-pernyataan yang dimaksudkan untuk menilai kemenarikan LKS berbasis representasi kimia pada materi larutan penyangga.

12. Petunjuk Khusus

oo. Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap tepat. pp. Beri tanda cek list (√) pada kotak yang telah tersedia.

qq. Jika sangat setuju dengan penyataan, maka kolom “SS” diberi tanda (√). rr. Jika setuju dengan penyataan, maka kolom ”ST” diberi tanda (√).

ss.Jika kurang setuju dengan penyataan, maka kolom ”KS” diberi tanda (√). tt. Jika tidak setuju dengan penyataan, maka kolom “TS” diberi tanda (√).

uu. Jika sangat tidak setuju dengan penyataan, maka kolom “STS” diberi tanda (√). vv. Isilah tanggapan/saran/masukan pada kolom yang telah disediakan.

XVII. Contoh Pengisian Angket

No Pernyaataan Jawaban Tanggapan/saran/masukan untuk

perbaikan SS ST KS TS STS

1

Desain cover (luar maupun dalam) sudah cukup menarik

perhatian anda

Perpaduan warna sudah baik dan terlihat menarik dengan adanya gambar kartun seorang ilmuwan dan tape yang mewakili materi laju reaksi


(4)

164 XVIII. Pengisian Angket

No. Pernyaataan Jawaban Tanggapan/saran/masukan untuk

perbaikan

SS ST KS TS STS

1 Desain cover (luar maupun dalam) menarik minat untuk mempelajari materi

SS: Desain cover sudah menarik.

2 Perpaduan warna antara

background dengan gambar serta tulisan pada cover (luar maupun dalam) telah serasi 3 Tata letak gambar dan

tulisan pada cover luar LKS sudah serasi 4 Variasi jenis dan ukuran

huruf pada cover (luar maupun dalam) LKS yang digunakan sudah sesuai dan serasi.

ST:Serasi. Namun terdapat ukuran huruf yang terlalu kecil sehingga pembaca yang bermata minus agak sulit membacanya.

5 Kolom identitas pada

cover luar sudah menyediakan ruang yang cukup untuk menuliskan identitas anda

ST : Sudah Sesuai

6 Perpaduan warna,

tulisan, dan gambar pada lembar identitas LKS (lembar pertama) sudah sesuai dan serasi 7 Pemilihan jenis tulisan pada lembar identitas LKS sudah tepat sehingga terkesan tidak terlalu formal dan membuat anda lebih tertarik untuk membaca LKS

8 Gambar dan variasi jenis tulisan membuat anda lebih tertarik untuk membaca orientasi masalah dengan seksama

KS : Ada gambar yang kurang menarik. Jenis tulisan dan warna ada yang tidak serasi.


(5)

165

9 Gambar-gambar yang

ditampilkan yang mewakili setiap tahapan membuat anda lebih mengerti tentang apa yang harus mereka kerjakan disetiap tahapannya

10 Pemilihan jenis tulisan dan kombinasi warna pada judul setiap tahapan sudah serasi

KS : Ada beberapa kombinasi warna yang kurang sesuai.

11

Pemberian warna berbeda dan dicetak miring pada kata-kata penting (keyword) membuat anda lebih mudah menemukan point-ponit penting

12 Desain LKS (perpaduan

warna, tata letak gambar & tulisan, jenis huruf, dan lainnya) pada bagian pengujian

hipoetesis meningkatkan minat anda untuk mengerjakan LKS 13 Pemilihan warna dari

gambar submikroskopis sudah tepat dan menarik


(6)

166

HASIL WAWANCARA UJI COBA TERBATAS LKS BERBASIS REPRESENTASI KIMIA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

(UNTUK SISWA)

No Pertanyaan Jawaban siswa Presentasi

Jawaban Kriteria 1.

Bagaimana kesan anda terhadap LKS ini?

Menarik untuk dibaca

100% Seluruhnya

2.

Apakah dengan LKS ini mampu

meningkatkan minat anda terhadap materi Larutan Penyangga?

Ya

Karena desainnya menarik, full color dan terdapat banyak gambar

97% Seluruhnya

Tidak - 3% ada

3.

Menurut anda, adakah kekurangan yang terlihat pada LKS ini? Bagaimanakah

sebaiknya?

Ada

Secara umum tidak, tetapi sebaiknya LKS ini bukan hanya untuk SMA saja namun untuk MA juga

100% Seluruhnya Ada, terdapat

ukuran tulisan yang terlalu kecil.

Sebaiknya sedikit diperbesar

Secara umum sudah bagus, tapi sebaiknya gambar pada cover depan diperjelas.

Tidak - 0% Tidak ada