Hasil Penelitian yang Relevan Paradigma Penelitian Kerangka Berpikir

30 manfaat, menjadi sarana untuk mawas diri, dan mampu menimbulkan cita-cita. Intensitas pertemuan juga terjadi cukup sering, sehingga tumbuhlah keakraban antar anggota kelompok dalam pergaulan. Pergaulan dengan teman sebaya, karena itu, memiliki hubungan yang erat dengan prestasi yang diraih siswa.

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Salah satu penelitian yang memiliki variabel yang sama dengan variabel yang peneliti teliti adalah penelitian yang berjudul “Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya terhadap Minat Belajar pada Mata Pelajaran Pkn Siswa Kelas V di SD Wonosari IV” oleh Widya Pratiwi pada tahun 2010. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pergaulan teman sebaya dengan minat belajar PKn dengan koefisien korelasi sebesar 0,62

F. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian pada pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 1. Paradigma Sederhana X = pergaulan teman sebaya Y = prestasi belajar

G. Kerangka Berpikir

Setiap anak pasti ingin memperoleh prestasi belajar yang tinggi, namun banyak faktor yang turut memberikan andil dalam menentukan pencapaian tersebut. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam dan dari luar diri anak. Faktor lingkungan adalah salah satu dari sekian faktor yang berasal dari luar. Y X 31 Lingkungan tersebut terdiri dari beberapa jenis, yaitu berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Siswa kelas V SD adalah siswa yang berada pada tahap perkembangan kanak-kanak akhir. Mereka mengalami perubahan yang cukup signifikan dari masa perkembangan sebelumnya, termasuk pada aspek perkembangan sosialnya. Jika pada tahap sebelumnya anak merasa cukup jika bermain sendiri, dan melakukan interaksi sosial di lingkup keluarganya, tidak demikian halnya pada anak yang telah memasuki usia sekolah. Anak usia sekolah telah memiliki minat pada aktivitas yang dilakukan secara berkelompok. Anak-anak berinteraksi dalam sebaya empat puluh persen dari hari mereka pada usia antara tujuh dan sebelas tahun Santrock, 2007: 206. Waktu yang dia miliki pun cukup banyak dihabiskan bersama dengan teman sebaya, dibandingkan dengan keluarganya. Setelah mereka bersekolah dan menjadi anggota kelompok, persetujuan dari teman sebaya menjadi lebih penting daripada persetujuan orang tuanya Rochman Natawidjaja, 1979: 108. Tidaklah heran jika mereka lebih menuruti apa yang dikatakan oleh temannya daripada apa yang disampaikan oleh orang tua maupun guru. Mereka takut jika nantinya mereka tidak lagi diterima dalam pergaulan. Jika nasehat yang diberikan oleh orang tua atau guru dan teman sebayanya berbeda, maka anak cenderung lebih terpengaruh oleh teman sebaya Hurlock, 1997: 252. Maka, walaupun perkataan dan perilaku teman sebayanya menyimpang, dan tidak sejalan dengan orang dewasa yang dekat dengannya, mereka akan memprotes kepada orang dewasa itu, dan memilih anjuran temannya. 32 Teman bergaul memang memiliki pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat merasuk dalam jiwa anak Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991: 87. Kualitas pergaulan dengan teman sebaya dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya dengan siapa dia bergaul, apa saja yang dilakukan saat bergaul, dan seberapa intensitas pergaulan. Kualitas pergaulan dengan teman sebaya sangat berpengaruh pada pembentukan dorongan berprestasi seseorang Hendra Surya, 2010: 21. Oleh karena itu, perlu diketahui sampai sejauh mana pengaruh pergaulan sebaya, yang merupakan salah satu faktor yang berasal dari luar siswa, memberikan pengaruhnya dalam menentukan prestasi belajar siswa kelas V SD. Diharapkan pergaulan yang berkualitas, dalam arti pergaulan yang di dalamnya anggota kelompok sebaya dituntut melakukan hal yang positif baik dan membawa manfaat juga mampu membawa pengaruh yang baik pada pencapaian prestasi belajar.

H. Hipotesis