PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

(1)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS

JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Muhammad Taufik Fathurrohman NIM 12108241014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2016/2017” yang disusun oleh Muhammad Taufik Fathurrohman, NIM 12108241014 ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 30 Januari 2017 Pembimbing Skripsi

Safitri Yosita Ratri, M.Pd. NIP. 19800629 200312 2 001


(3)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya bersedia menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 30 Januari 2017 Penulis

M. Taufik Fathurrohman NIM 12108241014


(4)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2016/2017” yang disusun oleh Muhammad Taufik Fathurrohman, NIM 12108241014 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 17 januari 2017 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI Nama

Safitri Yosita Ratri, M.Pd. Aprilia Tina Lidyasari, M.Pd. Dr. Suwarjo, M.Si.

Jabatan Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji Utama

Tanda Tangan ... ...

...

Tanggal ... ... ...

Yogyakarta,... Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Dr. Haryanto, M.Pd.


(5)

MOTTO

“Punggung pisaupun bila diasah akan menjadi tajam” (Peribahasa)


(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. orang tua,

2. agama, 3. tanah air dan


(7)

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS

JENDRAL SUDIRMAN KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

AJARAN 2016/2017

Oleh

Muhammad Taufik Fathurrohman NIM 12108241014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

ex-post facto. Subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Negeri se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen yang diambil secara proportional random sampling dengan jumlah 120 siswa. Instrumen yang digunakan berupa skala dan dokumentasi. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji linieritas dan uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Analisis Jalur.

Hasil penelitian menunjukkan perhatian orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar dengan persamaan garis regresi

Y=44,02+0,05X+0,42Z, nilai F hitung > F tabel (88,31 > 3,92) dan nilai thitung > t tabel

(4,00 > 1,980). Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar melalui Motivasi Belajar sebesar 60% dengan sumbangan Perhatian Orang Tua terhadap Motivasi Belajar sebesar 0,35 dan sumbangan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar sebesar 0,42.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ridho Allah SWT serta bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan PSD yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan Tugas Akhir Skripsi.

4. Ibu Safitri Yosita Ratri, M.Pd, M.Ed, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Purwono, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengarahan dalam pengambilan Tugas Akhir Skripsi

6. Seluruh dosen PGSD FIP UNY yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat.


(9)

8. Kepala Sekolah SD Negeri se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 9. Kedua orang tua dan adik, yang telah memberikan do’a, kasih sayang, dan

motivasi.

10.Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis mengharap kritk dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan para pembaca

Yogyakarta, 30 Januari 2017 Penulis

M. Taufik Fathurrohman NIM 12108241014


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Kajian tentang Perhatian Orang Tua ... 7

1. Konsep Perhatian Orang Tua ... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua ... 7

3. Macam-macam Perhatian Orang Tua ... 9

4. Bentuk Perhatian Orang Tua ... 11

B. Kajian tentang Prestasi Belajar ... 24

1. Konsep Prestasi Belajar ... 24


(11)

C. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar... 28

D. Kerangka Pikir ... 30

E. Hipotesis ... 32

F. Definisi Operasional ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

C. Populasi Penelitian ... 35

D. Sampel Penelitian ... 35

1. Teknik Sampel ... 36

2. Ukuran Sampel ... 36

E. Variabel Penelitian ... 38

F. Metode Pengumpulan Data ... 39

G. Instrumen Penelitian ... 42

H. Hasil Uji Coba Instrumen ... 44

I. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 50

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 50

3. Deskripsi Data Penelitian ... 50

4. Uji Prasyarat Analisis ... 58

5. Uji Hipotesis ... 60

B. Pembahasan ... 63

C. Keterbatasan Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(12)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Daftar Nama dan Alamat Sekolah... 34

Tabel 2. Populasi Siswa Kelas V ... 35

Tabel 3. Sampel Penelitian ... 37

Tabel 4. Kisi-kisi Perhatian Orang Tua ... 41

Tabel 5. Kisi-kisi Motivasi Belajar ... 41

Tabel 6. Interpretasi Nilai r ... 44

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel Perhatian Orang Tua ... 45

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 46

Tabel 9. Rumus Pengkategorian Variabel ... 47

Tabel 10. Skor Perhatian Orang Tua ... 51

Tabel 11. Rumus Klasifikasi Variabel Perhatian Orang Tua ... 52

Tabel 12. Hasil Klasifikasi Variabel Perhatian Orang Tua ... 53

Tabel 13. Skor Motivasi Belajar ... 54

Tabel 14. Rumus Klasifikasi Variabel Motivasi Belajar ... 55

Tabel 15. Hasil Klasifikasi Variabel Motivasi Belajar ... 56

Tabel 16. Rumus Klasifikasi Variabel Prestasi ... 57

Tabel 17. Hasil Klasifikasi Variabel Prestasi ... 57

Tabel 18. Hasil Uji Linieritas ... 59

Tabel 19. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60

Tabel 20. Hasil Analisa PROCESS ... 61


(13)

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir ... 32

Gambar 2. Desain Penelitian ... 39

Gambar 3. Histogram Klasifikasi Perhatian Orang Tua ... 53

Gambar 4. Histogram Klasifikasi Motivasi Belajar ... 56

Gambar 5. Histogram Klasifikasi Prestasi Belajar... 58


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1 Instrumen Uji Coba ... 72

Lampiran 2 Data Skor Hasil Uji Coba ... 76

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 80

Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... 84

Lampiran 5 Data Hasil Penelitian ... 88

Lampiran 6 Analisis Deskriptif ... 102

Lampiran 7 Uji Prasyarat Analisis ... 103

Lampiran 8 Analisis Data... 105

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ... 107


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan lembaga sosial paling kecil dan tempat manusia berinteraksi untuk yang pertama kali sebagai makhluk sosial. Dalam lingkungan keluarga peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter, kecerdasan anak, penanaman nilai, norma, dan budaya yang ada dalam masyarakat. Keluarga juga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama bagi seorang anak sebelum memperoleh pendidikan formal di sekolah. Menurut Ki Hajar Dewantara (Arif Rohman, 2009: 196-197), proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu pendidikan di dalam keluarga (pendidikan informal), pendidikan di dalam sekolah (pendidikan formal), dan pendidikan di dalam masyarakat (pendidikan non formal). Oleh karena itu pendidikan bukan hanya menjadi tugas guru dan sekolah saja tetapi juga tugas bagi orang tua.

Orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar siswa itu sendiri. Abu Ahmadi dan Widodo (2004:138) mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.


(16)

Noehi Nasution dkk (Syaiful Bahri Djmarah, 2002:143) menyebutkan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi : lingkungan alam, lingkungan sosial budaya, kurikulum, program, sarana dan fasilitas, dan guru. Sedangkan faktor internal meliputi : kondisi psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif) dan fisiologi (kondisi fisik dan kondisi panca indra).

Perhatian orang tua ini sangat penting bagi anak dalam kegiatan belajarnya. Slameto (2010: 60) berpendapat bahwa dalam lingkungan keluarga, perhatian orang tua dalam belajar anak sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak tersebut. Perhatian orang tua memberikan dampak yang baik bagi anak seperti meningkatkan semangat dan motivasi belajar bagi anak. Perhatian dan bimbingan orang tua di rumah akan mempengaruhi kesiapan belajar siswa, baik belajar di rumah maupun di sekolah.

Perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anak dapat memotivasi siswa dalam melakukan kegiatannya, termasuk memotivasi anak untuk belajar. Bagi siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa ke arah yang positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, dan kesulitan dalam belajar. Menurut Sardiman A.M. (2007: 75), motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi cenderung melakukan aktivitas yang mengarah


(17)

pada kebutuhan belajar, seperti membaca, menulis, mengerjakan tugas, dan memperhatikan penjelasan guru ketika pelajaran berlangsung. Semakin tinggi motivasi belajar maka semakin rajin dalam belajar, jadi semakin tinggi motivasi belajar maka prestasi belajarnya akan semakin tinggi.

Peran orang tua dalam belajar anak seharusnya dapat membimbing belajar anaknya, membimbing dalam pekerjaan rumahnya, memotivasi belajar anaknya, sehingga orang tua dapat memantau perkembangan belajar anaknya. Berdasarkan observasi dan wawancara di 3 SD (SDN Jatinegara 1, SDN Jatinegara 2, dan SDN Bejiruyung 2) dengan guru kelas dan siswa diperoleh informasi bahwa ada anak dengan prestasi belajar yang tinggi selalu belajar sendiri dan tanpa menunggu diminta orang tuanya dirumah. Anak dengan prestasi belajar tinggi lainnya menyebutkan akan belajar jika ada PR, ada juga yang belajar dengan ditemani orang tua. Mereka selalu ingin mendapat nilai yang bagus disekolah. Orang tua mereka juga sering mengingatkan untuk rajin belajar baik di rumah atau di sekolah.

Anak dengan prestasi belajar sedang memberikan jawaban yang berbeda. Ada anak yang belajar dengan dibimbing oleh orang tuanya, ada yang jarang belajar dirumah, ada juga yang belajar disaat tertentu. Mereka juga selalu ingin mendapat nilai yang bagus di sekolah. Orang tua mereka ada yang sering mengingatkan untuk rajin belajar ada juga yang jarang mengingatkan untuk rajin belajar baik di rumah atau di sekolah. Anak dengan prestasi belajar rendah memberikan jawaban yang berbeda satu sama lain yaitu ada yang belajar sendiri, ada yang jarang belajar, ada yang belajar kalau diingatkan, ada juga


(18)

yang malas untuk belajar dirumah. Mereka juga ingin mendapat nilai yang bagus disekolah. Orang tua mereka ada yang mengingatkan untuk rajin belajar ada juga yang jarang mengingatkan untuk rajin belajar baik di rumah atau di sekolah.

Di sekolah, anak yang memiliki prestasi belajar tinggi, sedang dan rendah memiliki kesamaan dimana mereka memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik, namun jika merasa bosan mereka mulai tidak fokus pada pembelajaran dan mulai sibuk dengan aktifitasnya sendiri. Ketika diingatkan guru ada yang kembali fokus ada juga yang tetap sibuk dengan aktifitasnya. Anak dengan prestasi belajar tinggi berusaha mendapat nilai yang bagus dan memperbaiki nilainya ketika mendapat nilai yang jelek. Anak dengan prestasi sedang dan rendah juga berusaha mendapat nilai yang bagus namun ketika mendapat nilai yang jelek ada yang berusaha memperbaiki ada juga yang tidak berusaha memperbaiki nilainya.

Berdasarkan fenomena di atas peneliti bermaksud mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Sempor, Kebumen, Jawa Tengah tahun ajaran 2016/2017.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:


(19)

2. Guru sering mengulang materi dan melakukan remidial untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

3. Ada siswa yang kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan mengingat keterbatasan peneliti dalam kemampuan, waktu, dan biaya penelitian serta agar penelitian menjadi lebih terarah, fokus dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Masalah pada penelitian ini dibatasi pada pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen tahun ajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen, Jawa Tengah tahun ajaran 2016/2017?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu “Untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen, Jawa Tengah tahun ajaran 2015/2016”


(20)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai kajian bersama tentang pengaruh perhatian orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar sehingga dapat dijadikan referensi dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, dapat digunakan untuk menambah wawasan siswa agar dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih baik.

b. Bagi guru, penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi guru untuk lebih memperhatikan motivasi belajar siswa mempertimbangkannya dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat dipakai sekolah dalam bekerja sama dengan orang tua siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan lebih memperhatikan siswa dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar baik di rumah maupun di sekolah.

d. Bagi orang tua, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi orang tua dalam memberikan perhatian untuk anaknya agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya.


(21)

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian tentang Perhatian Orang Tua

1. Konsep Perhatian Orang Tua

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju kepada suatu objek. Bimo Walgito (2010:101) menyatakan perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang ditunjukkan pada suatu kelompok atau objek. Slameto (2010:105) menjelaskan perhatian sebagai kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

Orang tua merupakan seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan memenuhi kebutuhan anak. Orang tua memiliki kewajiban untuk mengasuh, merawat, mendidik dan memenuhi kebutuhannya khususnya dalam bidang pendidikan. Seperti yang disampaikan oleh Benjamin Spock (1982: 121) bahwa orang tua harus memberi perhatian, dorongan, dan semangat kepada anak dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua adalah suatu kegiatan pemusatan rangsangan atau tenaga psikis dari orang tua kepada anaknya dengan melakukan aktivitas tertentu. Fokus perhatian orang tua pada penelitian ini yaitu perhatian orang tua atas pemenuhan kebutuhan anak dalam rangka menunjang pendidikan anak.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perhatian Orang Tua


(22)

untuk memberikan perhatian kepada anaknya. Abu Ahmadi (2003: 150) menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian yang diberikan oleh orang tua, sebagai berikut.

a. Pembawaan, adanya pembawaan tertentu dengan anak dapat menimbulkan perhatian orang tua terhadap anak.

b. Latihan dan kebiasaan, orang tua yang melatih atau memiliki kebiasaan untuk memenuhi kebutuhan anak dapat memunculkan perhatian orang tua terhadap anak.

c. Kebutuhan, kebutuhan merupakan sebuah dorongan yang dapat mendorong orang tua untuk memberikan perhatian kepada anaknya. d. Kewajiban, orang tua yang bertanggung jawab akan berusaha

melaksanakan kewajiban terhadap anak dengan penuh perhatian. e. Keadaan jasmani, kondisi jasmani orang tua akan berpengaruh pada

perhatian yang diberikan kepada anaknya.

f. Suasana jiwa, kondisi kejiwaan orang tua dapat mempengaruhi perhatian yang diberikan kepada anaknya.

g. Suasana di sekitar, keadaan sekitar seperti kekacauan, keributan, sosial ekonomi dapat mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya.

h. Kuat tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri, kuatnya ikatan antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya.


(23)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa factor yang mempengaruhi perhatian orang tua yaitu faktor pembawaan, faktor latihan dan kebiasaan, faktor kebutuhan, faktor kewajiban, faktor keadaan jasmani, faktor keadaan jiwa, faktor lingkungan sekitar, dan faktor kekuatan ikatan orang tua dan anak. Faktor apapun yang mempengaruhi, perhatian dari orang tua sangatlah penting untuk diperoleh anak. Orang tua harus menyadari pentingnya perhatian mereka untuk anak karena perhatian yang didapat oleh anak akan mempengaruhinya dalam pertumbuhan dan perkembangan hidup anak kedepannya.

3. Macam-macam Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua terhadap anaknya tertuju untuk memenuhi kebutuhan anaknya baik kebutuhan jasmani ataupun rohani. Perhatian orang tua sendiri dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Ada berbagai bentuk dari perhatian orang tua jika dilihat dari berbagai sudut pandang. Sumadi Suryabrata (2004:14) menggolongkan perhatian atas beberapa dasar sebagai berikut.

a. Atas dasar intensitasnya, perhatian dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.

1) Perhatian intensif, yaitu perhatian yang diberikan dengan penuh kesadaran yang menyertai seluruh aktivitas sehingga aktivitas tersebut dapat berjalan dengan sukses.


(24)

2) Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang dilakukan menyertai dua aktivitas, maka perhatian tersebut tidak dapat dilakukan secara intensif.

b. Atas dasar cara timbulnya, perhatian dapat dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.

1) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul tanpa disengaja, timbul dengan sendirinya dan erat hubungannya dengan minat seseorang.

2) Perhatian disengaja, yaitu perhatian yang dilakukan dengan sengaja karena harus ada kemauan untuk menimbulkannya. c. Atas dasar besarnya objek yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi

2 sebagai berikut.

1) Perhatian terpencar, perhatian yang pada suatu saat dapat tertuju kepada macam-macam objek.

2) Perhatian terpusat, perhatian yang pada suatu saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat terbatas

Berdasarkan uraian yang disampaikan oleh Sumadi Suryabrata, maka dalam penelitian ini perhatian orang tua yang dimaksud termasuk dalam perhatian disengaja. Perhatian orang tua kepada anaknya dalam pemenuhan kebutuhan seorang anak haruslah dilakukan dengan sadar dan sengaja karena sudah menjadi tanggung jawab setiap orang tua.


(25)

4. Bentuk Perhatian Orang Tua

Perhatian Orang Tua dalam hal pendidikan anak memegang peran dalam menentukan pencapaian prestasi belajar anak. Slameto (2010: 61) mengungkapkan bahwa orang tua yang kurang bahkan tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap kegiatan belajar anaknya, tidak memperhatikan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak memperhatikan waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan anak belajar atau tidak, tidak mau tau bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 85) perhatian orang tua dalam kebutuhan pendidikan anak dapat dilihat dalam berbagai bentuk yaitu pemenuhan kebutuhan anak, pemenuhan fasilitas belajar anak, pemberian bimbingan pada anak, dan pemberian motivasi belajar.

a. Pemenuhan Kebutuhan Anak

Pemenuhan kebutuhan anak termasuk pemenuhan kebutuhan pokok yaitu makanan dan pakaian. Soeparwoto dkk (2007:156) menambahkan kebutuhan anak dapat digolongkan menjadi tiga golongan sebagai berikut.

1) Kebutuhan Fisiologis, yaitu kebutuhan dasar untuk mempertahankan kehidupan secara fisik seperti makan, minum,


(26)

tempat tinggal, dan kebutuhan sekolah anak yang meliputi biaya pendidikan dan kelengkapan sarana prasarana belajar.

2) Kebutuhan Psikologis, yaitu kebutuhan yang bersifat fundamental, seperti kebutuhan kasih sayang (perhatian), kebutuhan akan rasa aman dan status, serta kebutuhan akan prestasi.

3) Kebutuhan Sosial, yaitu merupakan faktor dinamis yang memberikan pengaruh langsung pada penyesuaian diri dengan lingkungan atau hubungan sosial pribadi seperti kebutuhan partisipasi, pergaulan dan penyesuaian.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan anak meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosialnya. Dari penjelasan Soeparwoto tersebut dapat diketahui wujud dari pemenuhan kebutuhan anak dalam hal pendidikan yaitu: Kebutuhan dasar anak, kelengkapan sarana dan prasarana belajar anak, menyediakan biaya pendidikan anak, membimbing belajar anak, memperhatikan prestasi belajar anak, dan memperhatikan pergaulan anak.

b. Pemenuhan Fasilitas Belajar Anak

Fasilitas belajar anak merupakan sarana pendukung yang penting untuk kemajuan belajar anak. Fasilitas belajar anak dapat berupa tempat belajar/ ruang belajar, alat belajar, alat non belajar. Seperti yang disampaikan oleh Bimo Walgito (2010: 146) bahwa belajar tidak akan berjalan baik tanpa alat-alat belajar yang cukup.


(27)

Semakin lengkap alat belajar maka anak akan semakin mudah dalam belajar. Sebaliknya bila alat belajar tidak lengkap maka proses belajar anak dapat terganggu.

c. Pemberian Bimbingan pada Anak

Bimbingan pada anak bertujuan untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak, baik masalah sehari-hari ataupun masalah belajar sebagaimana yang disampaikan oleh Oemar Hamalik (2004: 95) bahwa bimbingan merupakan proses yang bertujuan sebagai berikut.

1) Agar siswa bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya. 2) Agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan

menyiapkan kehidupannya di masa depan.

3) Agar semua potensi siswa berkembang secara optimal.

Bimbingan pada anak berguna agar anak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dan menjadi seorang yang memiliki tanggung jawab, serta dapat menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya dengan baik dan benar.

d. Pemberian Motivasi Belajar

Salah satu peran penting orang tua adalah memotivasi anak dalam belajar. Motivasi belajar merupakan pemicu semangat belajar anak, oleh karena itu anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi juga akan memiliki prestasi belajar yang bagus. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang motivasi belajar dijelaskan sebagai berikut:


(28)

1) Konsep Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:80) motivasi belajar dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Manusia yang terdorong dan tergerak untuk belajar dapat dikatakan memiliki motivasi belajar. Motivasi belajar yang dimiliki oleh manusia dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya, seperti yang disampaikan oleh Sardiman (2007:75) bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang ada pada diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar serta menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai.

Menurut Hamzah B. Uno (2010:23) motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa (eksternal) yang sedang belajar untuk melakukan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala upaya yang dilakukan oleh siswa dengan dorongan dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar dalam mencapai tujuan.


(29)

2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi yang dimiliki anak dalam melakukan kegiatan khususnya belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Raymond dan Judith (2004:24) terdapat 4 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu : budaya, keluarga, sekolah dan diri anak itu sendiri.

a) Budaya

Latar budaya yang dimiliki oleh individu belum tentu sama dengan individu lainnya. Oleh karena itu motivasi belajar yang dimiliki oleh anak juga berbeda satu dengan yang lainnya. Dalam penyampaiannya, nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik akademis maupun tradisional diajarkan melalui pengaruh agama, mitos dan dongeng tentang kebudayaan, undang-undang politik untuk pendidikan, status dan gaji, serta harapan orang tua atas anak-anak mereka. b) Keluarga

Keluarga merupakan faktor penting dalam kehidupan anak. Orang tua dapat memberikan pengaruh dalam motivasi belajar siswa. Keluarga juga merupakan guru pertama dan paling penting yang terlibat langsung dalam kehidupan anak. c) Sekolah

Keadaan sekolah dan kualitas sekolah menentukan motivasi belajar anak. Di sekolah guru berperan penting dalam


(30)

memotivasi anak. Kualitas guru merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak.

d) Anak

Kondisi diri seorang anak (fisik, mental, perilaku, dan spiritual) merupakan faktor utama dalam tingkat motivasi belajar yang dimiliki anak. Anak dengan kondisi diri yang baik akan memiliki motivasi belajar yang tinggi pula.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:97) motivasi belajar dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu:

a) Cita-cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan dalam mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan untuk bergiat.

b) Kemampuan siswa

Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Contohnya keinginan membaca perlu diikuti dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan huruf abjad.

c) Kondisi siswa

Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani dapat berpengaruh pada motivasi belajar.


(31)

d) Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan masyarakat dapat berpengaruh terhadap motivasi siswa

e) Unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Dalam kegiatan belajar, lingkungan sekitar siswa turut mengalami perubahan menjadi lebih baik. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memotivasi siswa dalam belajar. Misalnya penggunaan internet sebagai sumber belajar.

f) Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya pembelajaran tersebut meliputi: pemahaman tentang diri siswa, pemanfaatan penguatan, kritik, hadiah, hukuman (yang mendidik), mendidik cinta belajar.

Dari penjelasan diatas, diketahui ada banyak sekali yang dapat mempengaruhi motivasi belajar anak diantaranya yaitu budaya (lingkungan), kondisi keluarga, kondisi sekolah, kondisi anak, kemampuan anak, cita cita anak, penggunaan sumber belajar, dan guru. Faktor-faktor tersebut menyebabkan motivasi belajar yang dimiliki oleh anak menjadi tinggi ataupun rendah. Anak dengan motivasi belajar yang rendah perlu cara tersendiri dalam meningkatkan motivasi tergantung faktor yang mempengaruhi. Komunikasi yang baik dengan anak membuat orang tua atau guru


(32)

mengerti permasalahan/penyebab motivasi yang dimiliki oleh anak rendah dan menemukan solusi untuk meningkatkannya.

3) Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Menurut Nyayu Khodijah (2014:157) agar motivasi belajar lebih optimal maka memerlukan prinsip-prinsip dalam menjalankannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

a) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.

b) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.

c) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. d) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar. e) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. f) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.

Motivasi belajar anak akan lebih optimal jika orang tua lebih menumbuhkan motivasi intrinsik daripada motivasi ekstrinsiknya. Selain itu dalam memotivasi belajar anak akan lebih efektif dengan pujian atau reward daripada hukuman atau punishment sehingga anak akan lebih optimis dalam belajarnya sehingga melahirkan prestasi belajar yang baik.

Menurut Oemar Hamalik (2012:181-184) ada 17 prinsip motivasi dalam rangka mendorong motivasi belajar anak, yaitu sebagai berikut.

a) Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan.


(33)

b) Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang harus mendapat pemuasan.

c) Motivasi dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.

d) Perbuatan yang sesuai dengan keinginan memerlukan penguatan. Penguatan perlu dilakukan dalam setiap tingkatan pengalaman belajar.

e) Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang lain. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi siswa lainnya.

f) Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.

g) Tugas yang dalam pengerjaannya bersumber dari dalam diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada tugas yang dipaksakan oleh guru. h) Pujian yang datang dari luar diperlukan dan efektif untuk

merangsang minat.

i) Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam macam efektif untuk memelihara minat siswa.

j) Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk mempelajari hal-hal lainnya.


(34)

k) Kegiatan merangsang minat pada siswa yang kurang pandai tidak ada artinya bagi para siswa yang pandai. Guru hendaknya menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada siswa.

l) Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam memotivasi dibandingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

m) Motivasi yang tinggi berkaitan erat dengan kreativitas siswa. n) Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar.

o) Kecemasan dan frustrasi dapat membatu siswa berbuat lebih baik.

p) Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustrasi sehingga membuat siswa cenderung kepada hal-hal yang tidak wajar, seperti menyontek.

q) Tiap siswa mempunyai tingkat frustrasi dan toleransi yang berbeda. Kegagalan dapat memicu untuk berhasil dan keberhasilan memunculkan kecemasan akan timbulnya kegagalan.

Orang tua/guru dalam memberikan motivasi anak untuk belajar hendaknya memperhatikan prinsip prinsip tersebut. Cara menumbuhkan motivasi setiap anak berbeda. Setiap anak memiliki karakter sendiri agar motivasi belajar yang dimiliki dapat ditumbuhkan. Oleh karena itu hendaknya orang tua ataupun guru


(35)

memahami karakter setiap anak dan menumbuhkan motivasi belajar dengan cara yang tepat.

4) Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi belajar sangat penting untuk dimiliki oleh anak, karena ada manfaat atau fungsi dari motivasi yang dapat diperoleh. Oemar Hamalik (2012: 175) menjelaskan 3 fungsi dari motivasi sebagai berikut.

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Motivasi belajar berfungsi untuk mendorong anak belajar. Sebagai pengarah berarti kegiatan belajar anak diarahkan untuk mencapai cita-cita atau tujuan yang diinginkan. Misalnya anak ingin menjadi dokter maka kegiatan belajar anak banyak diarahkan ke bidang sains. Sebagai penggerak berarti motivasi belajar merupakan penggerak dalam belajar anak. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki anak maka anak dapat menyerap materi pelajaran dengan cepat pula.

Sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik di atas, Sardiman (2007:85) juga mengemukakan ada 3 fungsi dari motivasi yaitu:


(36)

a) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.

b) Menentukan arah perbuatan, motivasi menjadikan kegiatan yang dikerjakan sesuai dengan arah tujuan yang hendak dicapai. c) Menyeleksi perbuatan, motivasi menjadikan seseorang menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang sesuai dengan tujuan.

Dari uraian fungsi motivasi yang telah disampaikan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi dari motivasi ada 4 yaitu sebagai pendorong, sebagai penggerak, sebagai pengarah, dan sebagai penyeleksi perbuatan. Motivasi sebagai pendorong, mendorong anak untuk belajar baik di rumah atau di sekolah. Motivasi sebagai penggerak, menggerakkan anak dalam bagaimana anak tersebut menjalankan kegiatan belajarnya. Motivasi sebagai pengarah, mengarahkan anak dalam belajar agar tetap seperti tujuan yang hendak dicapai. Motivasi sebagai penyeleksi perbuatan membuat anak dapat memilah dan memilih kegiatan yang dapat meningkatkan belajarnya.

5) Indikator Motivasi

Anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat melalui ciri-ciri yang ada pada anak tersebut. Ciri-ciri anak yang memiliki motivasi antara lain tidak mudah putus asa dalam


(37)

menyelesaikan suatu pekerjaan dan selalu ingin prestasinya semakin meningkat.

Motivasi belajar pada anak dapat berasal dari dalam (intrinsik) dan luar (ekstrinsik). Good & Brophy (I Gusti Ngurah Puger, 2012: 147) menjelaskan dimensi dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebagai berikut.

a) Dimensi intrinsik dengan indikatornya: dorongan untuk terilibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dorongan untuk mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran, dorongan untuk belajar secara mandiri.

b) Dimensi ekstrinsik dengan indikatornya: dorongan untuk menghindari hukuman guru dan orang tua, dorongan untuk mendapatkan pujian dari guru dan orang tua, dorongan untuk menyenangi hati orang tua, dorongan untuk mendapatkan nilai yang bagus dan dorongan untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman.

Dari penjelasan indikator motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar terlihat pada siswa dengan indikator : terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran, belajar secara mandiri, menghindari hukuman guru dan orang tua, ingin mendapatkan pujian dari guru dan orang tua, ingin menyenangkan hati orang tua,


(38)

ingin mendapatkan nilai yang bagus, ingin mendapatkan pengakuan dari teman-teman.

B. Kajian tentang Prestasi Belajar 1. Konsep Prestasi Belajar

Belajar merupakan sarana individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sugihartono (2007: 74) bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Abin Syamsuddin (2005:157) “belajar menunjuk pada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”. Belajar merupakan proses tingkah laku individu dalam berinteraksi dengan lingkungan yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku atau pribadi pada individu tersebut.

Prestasi belajar merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mengetahui kemampuan belajar anak dalam kelas. Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 297) prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu. Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah (2011: 19) menjelaskan prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar digunakan untuk mengetahui kemajuan dan


(39)

hasil belajar anak di sekolah atas kegiatan pembelajaran yang telah dilalui baik secara individu maupun kelompok.

Berdasarkan penjelasan mengenai prestasi belajar yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan nilai akhir mengenai hasil belajar siswa yang meliputi segenap ranah psikologi atas proses belajar mengajar yang telah dikerjakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi Belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi Belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai, atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa melalui ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Dalam mencapai prestasi belajar yang baik dan memuaskan tidaklah mudah. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang. Slameto (2010: 54-72) menyebutkan ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang ada dalam diri individu. Faktor internal ini ada 3 yaitu:

1) Faktor jasmaniah, seperti kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.


(40)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang ada di luar diri individu. Faktor eksternal ini ada 3 yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

1) Faktor keluarga, cara yang digunakan dalam mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, suasana keluarga, keadaan ekonomi keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak.

2) Faktor sekolah, bagaimana proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung, hubungan antara guru dan siswa, hubungan siswa dengan siswa lainnya, fasilitas sekolah, metode mengajar, tugas, standar pelajaran yang digunakan mempengaruhi prestasi yang diraih oleh siswa.

3) Faktor masyarakat, di dalam lingkungan masyarakat kegiatan siswa, teman bergaul, mass media dan bentuk kehidupan dalam masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Selain itu Saefudin Azwar (2010:165) menjelaskan ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor eksternal, faktor sosial.

a. Faktor internal

1) Keadaan fisik, seperti: Panca indra, dan kondisi fisik secara umum 2) Keadaan psikologi, seperti: sikap, motivasi, kebiasaan, emosi,


(41)

b. Faktor eksternal

1) Faktor fisik, yaitu meliputi kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran, kondisi lingkungan belajar anak.

2) Faktor sosial, faktor sosial terbagi menjadi 2 yaitu dukungan sosial dan pengaruh budaya. Dukungan sosial berupa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok. Sedangkan pengaruh budaya berupa adat istiadat, teknologi, dan kesenian.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak yaitu faktor internal, faktor eksternal. Faktor internal meliputi a) keadaan fisik atau jasmani, b) keadaan psikologis, c) faktor kelelahan. Faktor eksternal meliputi a) faktor fisik dan b) faktor sosial.

3. Pengukuran Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa diketahui dengan menggunakan dokumentasi rata-rata nilai rapor semester genap siswa kelas IV SD Se-Gugus 1 Sempor, Kebumen tahun ajaran 2015/2016 yang diperoleh dari guru.


(42)

C. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Anak usia sekolah dasar berada pada usia antara 6-12 tahun. Karakteristik siswa sekolah dasar menurut Desmita (2012: 35) secara umum yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Selain itu Desmita (2012: 74) juga mengemukakan karakteristik khusus yang ada pada anak usia sekolah dasar sebagai berikut:

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik anak usia sekolah dasar lebih banyak pada peningkatan berat badan dari pada panjang badan serta mulai mengalami pubertas pada usia 10 tahun keatas.

2. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik anak berjalan lebih halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik sehingga dapat ikut dalam permainan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Perkembangan kognitif

Pada masa ini menurut Piaget perkembangan kognitif anak berada pada tahap operasional kongkret yaitu dimana mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada kejadian yang pernah dialaminya.

4. Perkembangan konsep diri

Perkembangan konsep diri ini menurut Santrock dilihat melalui tiga karakteristik sebagai berikut:


(43)

a. Karakterisitk internal memahami dirinya melalui melihat pada dirinya sendiri dibanding pengaruh dari luar.

b. Karakteristik aspek-aspek sosial menjadikan kelompok sosial sebagai acuan.

c. Karakteristik perbandingan sosial anak cenderung membedakan dirinya dengan orang lain.

5. Perkembangan hubungan dengan keluarga

Pada perkembangan hubungan dengan keluarga karakteristik yang menganggap orang tua sebagai teladan dan kontrol orang tua akan berkurang karena berkurangnya waktu bertemu juga berkurang.

6. Perkembangan spiritual

Dalam perkembangan spiritual anak dapat mengambil makna dan nilai dari tradisi masyarakat, seperti kebiaasaan masyarakat, agama yang dianut masyarakat.

Berdasarkan penjelasan karakteristik khusus tersebut dapat diketahui bahwa perhatian orang tua dan prestasi belajar siswa memiliki kaitan yang erat dengan karakteristik anak kelas V SD. Orang tua berperan dalam membantu anak dalam perkembangan fisik dan motorik dengan memberikan asupan gizi yang cukup untuk anak sehingga anak memiliki cukup tenaga untuk disalurkan dalam menjalani kegiatannya dirumah dan disekolah. Orang tua dapat membantu perkembangan kognitif anak dengan mengarahkan anak pada objek nyata yang belum pernah dilihat, atau kejadian yang belum pernah dialami sehingga dapat membantu dalam belajar anak.


(44)

Orang tua dapat membantu dalam menemukan konsep diri pada diri anak sehingga anak dapat memiliki rasa percaya diri ataupun motivasi dalam kegiatan belajar sehingga anak mampu memiliki prestasi yang baik. Peran orang tua dalam perkembangan hubungan dengan keluarga seperti membimbing belajar atau pemberian fasilitas belajar akan mempengaruhi keeratan hubungan anak dan orang tua. Orang tua akan memiliki kontrol atas anak yang dapat digunakan untuk memantau belajar anaknya.

D. Kerangka Pikir

Perhatian orang tua adalah suatu kegiatan pemusatan rangsangan atau tenaga psikis dari orang tua kepada anaknya dengan melakukan aktivitas tertentu. Perhatian orang tua kepada anaknya didasarkan pada kebutuhan anak baik kebutuhan psikologis, fisologis, maupun sosialnya. Bentuk dari perhatian orang tua dapat berupa pemenuhan kebutuhan anak, pemenuhan fasilitas belajar anak, pemberian bimbingan pada anak, dan pemberian motivasi belajar.

Motivasi belajar mendorong anak untuk mampu bertindak, fokus, dan memilih kegiatan yang sesuai dengan kegiatan belajarnya. Kegiatan pembelajaran yang diikuti siswa akan lebih mudah terserap dan dipahami jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Tinggi atau rendahnya motivasi belajar anak akan berpengaruh pada keaktifan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa.

Prestasi belajar merupakan nilai akhir mengenai hasil belajar siswa atas proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar yang diraih oleh


(45)

siswa diduga berasal dari motivasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Agar kegiatan belajar memperoleh hasil yang baik, dibutuhkan dukungan dari orang tua kepada anak untuk menciptakan semangat belajar dan motivasi belajar yang tinggi dalam mencapai prestasi belajar yang maksimal.

Orang tua yang memperhatikan anaknya dalam belajar akan membantu anaknya dengan memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis, dan sosiologis anak. Perhatian Orang Tua dalam usaha untuk mengatasi kesulitan belajar anaknya akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anaknya dalam mencapai prestasi belajarnya. Orang tua yang selalu berusaha untuk mengatasi kesulitan belajar anaknya dengan memberikan bimbingan belajar, memberikan fasilitas belajar, memberikan contoh belajar yang baik, memotivasi belajar anak, dapat membantu anak dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya dalam belajar. Anak yang termotivasi dalam belajarnya akan menunjukkan sikap yang tekun dalam belajar, senang dan rajin belajar, berusaha mendapat nilai yang bagus dalam setiap pelajaran, memiliki tujuan yang ingin dicapai dan lain-lain. Sikap tersebut memungkinkan anak untuk memiliki prestasi belajar yang tinggi di sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut perhatian orang tua diduga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa melalui motivasi belajar siswa. Siswa yang mendapatkan perhatian orang tua tinggi dimungkinkan akan memiliki motivasi belajar yang tinggi sehingga dimungkinkan akan memiliki prestasi


(46)

belajar yang tinggi, sebaliknya siswa yang mendapatkan perhatian orang tua rendah dimungkinkan akan memiliki motivasi belajar yang rendah sehingga dimungkinkan prestasi belajarnya juga rendah. Berikut ini gambar kerangka pikir pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar.

Gambar 1. Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ha : Terdapat pengaruh positif perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh positif perhatian orang tua terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman

F. Definisi Operasional

1. Perhatian orang tua

Perhatian orang tua adalah segala kegiatan pemusatan rangsangan atau tenaga psikis dari orang tua kepada anaknya dengan melakukan aktivitas

Perhatian Orang tua

Prestasi Belajar

Motivasi Belajar


(47)

tertentu. Perhatian orang tua dalam pendidikan dapat terlihat dalam setiap kebutuhan anak yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial anak.

2. Motivasi Belajar

Motivasi Belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal pada diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan nilai akhir mengenai hasil belajar siswa yang meliputi segenap ranah psikologi atas proses belajar mengajar yang telah dikerjakan baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan evaluasi belajar


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif pada umumnya digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Kesimpulan dari penelitian disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lainnya. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian ex-post facto. Peneliti tidak melakukan kontrol ataupun manipulasi variabel penelitian karena penelitian dilakukan sesudah kejadian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2016. Adapun SD yang terdapat di Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Daftar Nama dan Alamat Sekolah.

No. Nama Sekolah Alamat

1 SD N Sempor 1 Petahunan, Kec.Sempor, Kab. Kebumen 2 SD N Sempor 2 Sempor, Kec. Sempor, Kabupaten Kebumen 3 SD N Sempor 3 Kaliputih, Kec. Sempor, Kab. Kebumen 4 SD N Jatinegara 1 Jl. Kaligandu 4, Kec. Sempor, Kab. Kebumen 5 SD N Jatinegara 2 Jatinegara, Kec. Sempor, Kab. Kebumen 6 SD N Jatinegara 3 Jatinegara, Kec. Sempor, Kab. Kebumen 7 SD N Bejiruyung 1 Jl Kaligandu 41, Kec. Sempor, Kab.

Kebumen

8 SD N Bejiruyung 2 Jl Kaligandu, Bejiruyung, Kec. Sempor, Kab. Kebumen


(49)

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2016/2017. Adapun jumlah siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Populasi Siswa Kelas V

D. Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel dengan pertimbangan populasi siswa dianggap homogen. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi dibutuhkan rumus untuk menghitungnya. Rumus yang dipakai dalam penelitian ini adalah rumus yang dikemukakan oleh Krejcie dan Morgan.

� =d N −X NP − P+ X P − P S = ukuran sampel

N = ukuran populasi

P = proporsi penelitian (0,5) d = derajat ketelitian (0,5)

No Sekolah Jumlah Siswa

1 SD Negeri Sempor 1 13 Siswa

2 SD Negeri Sempor 2 30 Siswa

3 SD Negeri Sempor 3 34 Siswa

4 SD Negeri Jatinegara 1 27 Siswa 5 SD Negeri Jatinegara 2 28 Siswa 6 SD Negeri Jatinegara 3 10 Siswa 7 SD Negeri Bejiruyung 1 20 Siswa 8 SD Negeri Bejiruyung 2 13 Siswa


(50)

X2 = nilai table X2 (3,84), berasal dari nilai confidence interval 95%

(1,96).

(Erwan dan Diah, 2007:42) Maka ukuran sampel dari populasi penelitian ini adalah:

� = , , ,

, + , , ,

� = , ,

� = , dibulatkan menjadi 120

Jadi, dalam penelitian ini ukuran sampel yang digunakan adalah 120 dari 175 siswa yang ada di SD Negeri se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor.

1. Teknik Sampel

Dalam peneltian ini teknik sampling yang digunakan adalah

proportionate random sampling. Peneliti memilih teknik sampling tersebut untuk mendapatkan ukuran sampel yang sesuai pada setiap kelompok. Untuk menentukan subjek yang menjadi sampel digunakan undian menggunakan gulungan kertas yang berisi no presensi siswa. Undian diambil sejumlah ukuran sampel yang telah ditentukan. No presensi yang jatuh kemudian ditetapkan sebagai subjek dan tidak ikut dalam undian berikutnya.

2. Ukuran Sampel

Ukuran sampel penelitian dapat ditentukan dengan rumus Krejcie dan Morgan yaitu membagi jumlah siswa setiap kelas dengan populasi


(51)

X = , dibulatkan menjadi X = , dibulatkan menjadi X = , dibulatkan menjadi X = , dibulatkan menjadi X = , dibulatkan menjadi X = , dibulatkan menjadi X = , dibulatkan menjadi X = , dibulatkan menjadi Jadi jumlah sampel menjadi 120.

Berikut sampel yang sudah ditentukan pada Sekolah Dasar Negeri se-gugus Jendral Sudirman, Sempor, Kebumen.

Tabel 3. Sampel Siswa Kelas V di SD Negeri se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor

No. Nama Sekolah Jumlah Sampel

1 SD Negeri Sempor 1 9 Siswa

2 SD Negeri Sempor 2 21 Siswa

3 SD Negeri Sempor 3 23 Siswa

4 SD Negeri Jatinegara 1 18 Siswa 5 SD Negeri Jatinegara 2 19 Siswa 6 SD Negeri Jatinegara 3 7 Siswa 7 SD Negeri Bejiruyung 1 14 Siswa 8 SD Negeri Bejiruyung 2 9 Siswa


(52)

E. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu 1 variabel bebas, 1 variabel terikat, dan 1 variabel antara dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Variabel Independen

Variabel independen disebut juga dengan variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Perhatian orang tua merupakan variabel bebas yang dinyatakan dalam X.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen atau variabel terikat merupakan faktor utama yang ingin dijelaskan atau diprediksi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, biasa dinotasikan dengan Y. Variabel dependen pada penelitian ini adalah prestasi belajar.

3. Variabel Intervening

Variabel intervening disebut juga variabel antara atau variabel mediasi yaitu variabel yang menghubungkan variabel bebas dan variabel terikat, sehingga menyebabkan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat menjadi hubungan tidak langsung. Variabel intervening pada penelitian ini yaitu motivasi belajar yang dinyatakan dalam notasi Z. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dibuat gambar desain penelitian yang dapat dilihat pada gambar 2 yang terdapat pada halaman 39.


(53)

Gambar 2. Desain Penelitian Keterangan:

X= Perhatian orang tua Z= Motivasi belajar Y= Prestasi belajar

F. Metode Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu skala bertingkat dan dokumentasi sebagai berikut:

1. Skala Bertingkat

Dalam penelitian ini, pengumpulan data tentang perhatian orang tua dan motivasi belajar menggunakan instrument berbentuk skala bertingkat. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable dan

unfavorable menggunakan skala Likert (dimodifikasi dengan 4 pilihan jawaban) sebagai berikut:

X

Z


(54)

a. Pernyataan favorable:

1) jawaban selalu diberi skor 4, 2) jawaban sering diberi skor 3, 3) jawaban jarang diberi skor 2, 4) jawaban tidak pernah diberi skor 1. b. Pernyataan unfavorable:

1) jawaban selalu diberi skor 1, 2) jawaban sering diberi skor 2, 3) jawaban jarang diberi skor 3, 4) jawaban tidak pernah diberi skor 4.

Rubrik untuk penilaian skala tersebut berdasarkan rentang waktu satu minggu yaitu jawaban selalu berarti dilakukan atau diterima setiap hari, sering berarti dilakukan atau diterima tapi tidak setiap hari, jarang berarti pernah diterima atau dilakukan minimal 1x, dan tidak pernah berarti pernyataan tidak pernah dilakukan dan diterima. Adapun kisi-kisi instrumen skala perhatian orang tua dapat dilihat pada tabel 4 halaman 41 dan kisi-kisi instrumen skala motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 5 halaman 41.

2. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah rata-rata nilai rapor kelas IV pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Tujuan dari penggunaan instrumen dokumentasi adalah untuk memperoleh data prestasi belajar siswa kelas IV.


(55)

Tabel 4. Kisi-Kisi Perhatian Orang Tua

No. Aspek Indikator Butir item Jumlah Favorable Unfavorable

1 Kebutuhan Fisiologis

a. Pemenuhan kebutuhan dasar anak

1, 6, 22 3

b. Pemenuhan Kebutuhan sekolah

17, 18, 19, 21, 24

23 6

2 Kebutuhan Psikiologis

a. Membimbing belajar anak

3, 5, 15 10, 16 5 b. Memperhatikan

prestasi belajar anak

4, 9, 11, 13, 20

2, 8, 12 8

3 Kebutuhan Sosial

a. Memperhatikan pergaulan anak

7 14 2

Tabel 5 Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa

No. Indikator Butir item Jumlah

butir Favorable Unfavorable

1

Terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,

1, 4 10 3

2 Mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran,

6 8 2

3 Belajar secara mandiri 3, 5 12 3 4 Menghindari hukuman guru

dan orang tua

9, 11 13 3

5 Ingin mendapatkan pujian dari guru dan orang tua

14, 17, 18 3

6 Ingin menyenangkan hati orang tua,

15, 16 2 3

7 Ingin mendapatkan nilai yang bagus

7, 19, 23, 24

20 5

8 Ingin mendapatkan

pengakuan dari teman-teman.


(56)

G. Instrumen Penelitian

Syarat dalam sebuah penelitian instrumen yang digunakan harus valid dan reliabel. Untuk menentukan valid atau tidaknya suatu instrument maka diperlukan sebuah uji validitas. Jika instrument tersebut lolos dalam uji tersebut maka dapat dikatakan instrument tersebut memiliki validitas. Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut telah melewati uji reliabilitas. Penelitian ini melakukan uji coba instrumen terhadap 36 siswa kelas V di SD Negeri Tunjungseto 1, SD Negeri Tunjungseto 2 yang terletak pada Kecamatan Sempor, Kebumen.

a. Uji Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur hal yang diinginkan serta dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah dengan pengujian validitas konstruk yaitu melalui proses konsultasi instrumen dengan ahli selaku dosen pembimbing. Pengujian validitas menghasilkan beberapa saran dan perbaikan pada butir pertanyaan yang kurang tepat. Apabila ahli menyatakan bahwa instrumen relevan, maka instrumen tersebut layak digunakan dalam penelitian. Setelah dilakukan pengujian instrumen maka selanjutnya instrumen perlu di uji coba dan kemudian dianalisis menggunakan rumus korelasi product moment. Rumusnya adalah sebagai berikut.

� = � ∑ − ∑ ∑


(57)

dimana:

� : Koefisien korelasi antara X dan Y ∑ : Jumlah skor tiap butir

∑ : Jumlah skor total

∑ : Jumlah hasil kali skor X dengan Skor Y ∑ : Jumlah kuadrat X

∑ : Jumlah kuadrat Y N : Banyaknya subjek

(Suharsimi Arikunto, 2013: 213)

b. Uji Realibilitas

Penghitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan bantuan IBM SPSS Statisstics 23. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut.

� = [� − ] [ −� ∑ � � ]

dimana:

� : realibilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau soal ∑ � : jumlah varian butir

� : varian total

(Suharsimi Arikunto, 2013: 239) Langkah selanjutnya setelah diperoleh nilai r adalah melakukan


(58)

dengan menggunakan tolak ukur. Apabila setelah penelitian diperoleh angka negatif, maka korelasinya negatif. Hal ini menunjukkan adanya keterbalikan urutan. Indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00 (Suharsimi Arikunto, 2013: 319)..

Tabel 6. Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup Antara 0,400sampai dengan 0,600 Agak rendah Antara 0,200sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2013: 319)

H. Hasil Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas

Berdasarkan hasil expert judgment yang dilakukan oleh ahli selaku dosen pembimbing menghasilkan beberapa perbaikan instrumen diantaranya pembenahan butir yang tidak sesuai dengan SPOK, memperhatikan butir favourable dan unfavourable, pembenahan petunjuk pengerjaan, dan memperhatikan penilaian butir favourable dan

unfavourable.

Uji coba instrumen ini dilakukan terhadap 36 siswa kelas V di SD Negeri Tunjungseto 1, dan SD Negeri Tunjungseto 2 Kecamatan Sempor. Hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknik korelasi


(59)

setelah dihitung diperoleh korelasi skor butir dengan skor total < 0,329 maka instrumen tersebut dinyatakan gugur dan sebaliknya jika nilai korelasi antara skor butir dengan skor total ≥ 0,329 maka instrumen layak digunakan untuk penelitian.

Hasil uji coba dengan korelasi product moment yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa skala perhatian orang tua terdapat 1 butir pernyataan gugur dan skala motivasi belajar terdapat 2 butir pernyataan gugur dari 24 butir pernyataan. Hasil analisis butir skala perhatian orang tua dapat dilihat pada tabel 7 hal 45 dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 8 halaman 46.

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen Perhatian Orang Tua

No. Aspek Indikator Butir item Butir

gugur Favorable Unfavorable

1 Kebutuhan Fisiologis

c. Pemenuhan kebutuhan dasar anak

1, 6, 22 22

d. Pemenuhan Kebutuhan sekolah

17, 18, 19, 21, 24

23

2 Kebutuhan Psikiologis

c. Membimbing belajar anak

3, 5, 15 10, 16

d. Memperhatikan prestasi belajar anak

4, 9, 11, 13, 20

2, 8, 12

3 Kebutuhan Sosial

b. Memperhatikan pergaulan anak


(60)

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar

No. Indikator Butir item Butir

gugur Favorable Unfavorable

1

Terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,

1, 4 10

2 Mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran,

6 8

3 Belajar secara mandiri 3, 5 12 4 Menghindari hukuman guru dan

orang tua

9, 11 13 5 Ingin mendapatkan pujian dari guru

dan orang tua

14, 17, 18 17

6 Ingin menyenangkan hati orang tua,

15, 16 2 7 Ingin mendapatkan nilai yang

bagus

7, 19, 23, 24

20 20

8 Ingin mendapatkan pengakuan dari teman-teman.

21, 22

2. Uji Realibilitas

Berdasarkan hasil uji coba instrumen menggunakan rumus

Cronbach’s Alpha dibantu dengan SPSS 23 menunjukan bahwa instrumen perhatian orang tua memiliki koefisien alpha sebesar 0,806. Sedangkan instrumen motivasi belajar memiliki koefisien alpha sebesar 0,829. Kedua instrumen tersebut termasuk dalam kategori tinggi sehingga kedua instrumen ini dinyatakan reliabel dan baik digunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil perhitungan uji analisis butir dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 95.


(61)

I. TeknikAnalisis Data 1. AnalisisDeskriptif

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara statistik dan rasional sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2010:209). Setelah data tentang perhatian orang tua dan motivasi belajar diperoleh maka analisis data diawali dengan melakukan analisis dekriptif terlebih dahulu yaitu dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi untuk menggambarkan frekuensi masing-masing variabel dan mengkategorikan variabel ke dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah.

Tabel 9. Rumus Pengkategorian Variabel

No Rumus Kategori

1 X < (µ− 1,0 �) Rendah

2 (µ− 1,0 �) ≤ X < (µ+ 1,0 � Sedang 3 (µ+ 1,0 �) ≤ X Tinggi

(Saifudin Azwar, 2010:149) X = Jumlah skor yang diperoleh siswa

� = Standar deviasi µ = mean

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Linieritas

Uji linieritas adalah suatu prosedur digunakan untuk mengetahui ada tidaknya linieritas suatu distribusi data peneltian (Tulus Winarsunu, 2006:180). Untuk menguji linieritas data dengan


(62)

menentukan F hitung dan F table dengan kriteria F hitung > Ftable maka berdisribusi linier sedangkan F hitung Ftable maka distribusi tidak linier. Pengolahan data untuk uji linieritas ini menggunakan bantuan

SPSS 23.

b. UjiHeteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Imam Ghozali, 2011: 139). Jika varian dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dasar pengambilan keputusan dalam uji heterokedastisitas yaitu apabila nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas dan apabila nilai signifikansi < 0,05 terjadi masalah heterokedastisitas. Asumsi yang baik dalam model regresi adalah tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Pengolahan data Uji Heterokedastisitas ini mengunakan Uji Heterokedastisitas Glejser melalui bantuan program SPSS 23.

3. UjiHipotesis

Analisis Jalur (Path Analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan bentuk khusus dari analisis jalur. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan sebab akibat). Analisis jalur ini akan dapat


(63)

independen menuju variabel dependen yang terakhir (Sugiyono, 2007: 297).

Analisis jalur merupakan pengembangan model regresi yang digunakan untuk menguji kesesuaian dari matrik korelasi dari dua atau lebih model yang diperbandingkan dengan melihat pengaruh antar faktor dalam sebuah model jalur. Analisis jalur berfungsi menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner (Imam Ghozali, 2011:250). Dalam menguji hipotesis 2 ini digunakan bantuan program SPSS 23 dengan analisa PROCESS dari Andrew F. Hayes.


(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor Kebumen. Jumlah SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman berjumlah 8 Sekolah Dasar meliputi: SD Negeri Sempor 1, SD Negeri Sempor 2, SD Negeri Sempor 3, SD Negeri Jatinegara 1, SD Negeri Jatinegara 2, SD Negeri Jatinegara 3, SD Negeri Bejiruyung 1, dan SD Negeri Bejiruyung 2.

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen yang diambil secara

proportional random sampling dari 8 SD. Adapun jumlah sampel yang diteliti yaitu 120 siswa dari jumlah populasi 175 siswa.

3. Deskripsi Data Penelitian

Data yang terkumpul adalah data yang diperoleh dari angket perhatian orang tua dan angket motivasi belajar yang telah diisi oleh siswa dan data prestasi belajar siswa kelas 4 Semester Genap tahun ajaran 2015/2016. Deskripsi data hasil penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai variabel perhatian orang tua dan variabel motivasi belajar dijelaskan secara rinci sebagai berikut.


(65)

a. Perhatian Orang Tua

Data perhatian orang tua diperoleh dari skala perhatian orang tua yang diberikan kepada subyek penelitian yang berjumlah 120 siswa. Jumlah butir skala perhatian orang tua adalah 23 butir dengan 4 pilihan jawaban (selalu, sering, jarang, tidak pernah). Untuk penyekoran pernyataan favorable yaitu selalu adalah 4, sering adalah 3, jarang adalah 2, dan tidak pernah adalah 1. Untuk penyekoran pernyataan unfavorable yaitu selalu adalah 1, sering adalah 2, jarang adalah 3, dan tidak pernah adalah 4. Perhitungan skor yang diperoleh untuk variabel perhatian orang tua adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Skor Perhatian Orang Tua

No. Aspek Indikator Skor

diperoleh

Presentase indikator

Presentase aspek

1 Kebutuhan Fisiologis

Pemenuhan kebutuhan dasar anak

894 10,26% 35,43%

2 Pemenuhan

Kebutuhan sekolah

2189 25,13%

3 Kebutuhan Psikologis

Membimbing belajar anak

1850 21,24% 55,87%

4 Memperhatikan

prestasi belajar anak

3016 34,63%

5 Kebutuhan Sosiologis

Memperhatikan pergaulan anak

760 8,70% 8,70%

Total 8709 100% 100%

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa perhatian orang tua pada siswa dominan pada aspek pemenuhan kebutuhan psikologis sebesar 55,87%. Aspek terendah yaitu pemenuhan


(66)

kebutuhan sosiologis sebesar 8,70%. Indikator tertinggi pada indikator memperhatikan prestasi belajar anak sebesar 34,63%, sedangkan indikator terendah yaitu indikator memperhatikan pergaulan anak sebesar 8,70%. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua memperhatikan prestasi belajar yang diperoleh anaknya di sekolah. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui pengkategorian variabel perhatian orang tua berdasarkan skor yang diperoleh siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket, menunjukkan bahwa skor tertinggi siswa pada variabel perhatian orang tua sebesar 90 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai oleh setiap siswa yaitu sebesar 92 (4 x 23), dan skor terendah sebesar 53 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu sebesar 23 (1 x 23). Setelah data diolah menggunakan SPSS 23 diperoleh mean sebesar 72,58, nilai median 73,50, nilai modus 73, dan nilai standar deviasi sebesar 8,62. Berdasarkan data tersebut maka dapat diklasifikasikan distribusi frekuensi variabel perhatian orang tua dalam tabel berikut

Tabel 11. Rumus Klasifikasi Variabel Perhatian Orang Tua

No Rumus Kategori

1 X < (72,58 − 1,0 8,62) Rendah 2 (72,58− 1,0 8,62) ≤ X < (72,58+ 1,0 8,62) Sedang

3 (72,58+ 1,0 8,62) ≤ X Tinggi

Berdasarkan tabel rumus klasifikasi di atas, maka data mengenai perhatian orang tua dapat diklasifikasikan dengan kategori yang dapat dilihat pada tabel 12 halaman 53.


(67)

Tabel 12. Hasil Klasifikasi Variabel Perhatian Orang Tua

No Kategori Interval Frekuensi Presentase

1 Rendah X < 63,96 23 19,17% 2 Sedang 63,96 ≤ X < 81,2 75 62,5%

3 Tinggi 81,2 ≤ X 22 18,33%

Jumlah 120 100%

Berdasarkan data dari tabel diatas maka data perhatian orang tua dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.

Gambar 3. Histogram Hasil Klasifikasi Perhatian Orang Tua

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa tingkat perhatian orang tua dalam kategori rendah dengan jumlah responden sebanyak 23 (19,17%), kategori sedang dengan jumlah responden sebanyak 80 (62,50%), dan kategori tinggi dengan jumlah responden sebanyak 22 (18,33%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perhatian orang tua termasuk dalam kategori sedang karena dalam tabel tersebut menunjukkan jumlah yang paling banyak.

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00%

Rendah Sedang Tinggi


(68)

b. Motivasi Belajar

Data diperoleh dari skala motivasi belajar yang diberikan kepada subyek penelitian yang berjumlah 120 siswa. Jumlah butir skala motivasi belajar adalah 22 butir dengan 4 pilihan jawaban (selalu, sering, jarang, dan tidak pernah). Untuk penyekoran pernyataan

favorable yaitu selalu adalah 4, sering adalah 3, jarang adalah 2, dan tidak pernah adalah 1. Untuk penyekoran pernyataan unfavorable yaitu selalu adalah 1, sering adalah 2, jarang adalah 3, dan tidak pernah adalah 4. Perhitungan skor yang diperoleh untuk variabel motivasi belajar adalah sebagai berikut.

Tabel 13. Skor Motivasi Belajar

No. Indikator Skor

diperoleh

Presentase Indikator

1 Terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran,

1197 13,83% 2 Mencari tahu hal-hal yang

berhubungan dengan pelajaran,

791 9,14%

3 Belajar secara mandiri 1167 13,49% 4 Menghindari hukuman guru

dan orang tua

1128 13,03% 5 Ingin mendapatkan pujian dari

guru dan orang tua

789 9,12%

6 Ingin menyenangkan hati orang tua,

1204 13,91% 7 Ingin mendapatkan nilai yang

bagus

1702 19,67% 8 Ingin mendapatkan pengakuan

dari teman-teman.

676 7,81%


(69)

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa dominan pada indikator ingin mendapatkan nilai yang bagus dengan presentase sebesar 19,67% sedangkan untuk indikator ingin mendapat pengakuan dari teman-teman mendapat presentase yang paling sedikit dengan 7,81%. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui pengkategorian variabel motivasi belajar berdasarkan skor yang diperoleh siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari angket, menunjukkan bahwa skor tertinggi siswa pada variabel motivasi belajar sebesar 84 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai oleh setiap siswa yaitu sebesar 88 (4 x 22), dan skor terendah sebesar 54 dari skor terendah yang mungkin dicapai yaitu sebesar 22 (1 x 23). Setelah data diolah menggunakan SPSS 23 diperoleh mean sebesar 72,12, nilai median 74, nilai modus 75, dan nilai standar deviasi sebesar 8,14. Berdasarkan data tersebut maka dapat diklasifikasikan distribusi frekuensi variabel motivasi belajar dalam tabel berikut

Tabel 14. Rumus Klasifikasi Variabel Motivasi Belajar

No Rumus Kategori

1 X < (72,12− 1,0 8,14) Rendah 2 (72,12− 1,0 8,14) ≤ X < (72,12+ 1,0 8,14) Sedang

3 (72,12+ 1,0 8,14) ≤ X Tinggi

Berdasarkan tabel rumus klasifikasi di atas, maka data mengenai motivasi belajar dapat diklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut.


(70)

Tabel 15. Hasil Klasifikasi Variabel Motivasi Belajar

No Kategori Interval Frekuensi Presentase

1 Rendah X < 63,98 24 20%

2 Sedang 63,98 ≤ X < 80,26 78 65%

3 Tinggi 80,26 ≤ X 18 15%

Jumlah 120 100%

Berdasarkan data dari tabel diatas maka data motivasi belajar dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.

Gambar 4. Histogram Hasil Klasifikasi Motivasi Belajar

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa tingkat motivasi belajar dalam kategori rendah dengan jumlah responden sebanyak 20 (20 %), kategori sedang dengan jumlah responden sebanyak 78 (65%), dan kategori tinggi dengan jumlah responden sebanyak 18 (15%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar termasuk dalam kategori sedang karena dalam tabel tersebut menunjukkan jumlah yang paling banyak.

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00%

Rendah Sedang Tinggi


(71)

c. Prestasi Belajar

Data prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman merupakan dokumentasi nilai rapor siswa kelas IV Semester Genap tahun ajaran 2015/2016 yang diperoleh peneliti dari masing masing sekolah. Setelah data diolah menggunakan SPSS 23 diperoleh

mean sebesar 77,85, nilai median 77, nilai modus 73, dan nilai standar deviasi sebesar 4,645. Nilai tertinggi siswa sebesar 87 dan nilai terendah 70. Berdasarkan data tersebut maka dapat diklasifikasikan distribusi frekuensi variabel prestasi belajar dalam tabel berikut. Tabel 16. Rumus Klasifikasi Variabel Prestasi Belajar

No Rumus Kategori

1 X < (77,85− 1,0 4,65) Rendah 2 (77,85− 1,0 4,65) ≤ X < (77,85+ 1,0 4,65) Sedang

3 (77,85+ 1,0 4,65) ≤ X Tinggi

Berdasarkan tabel rumus klasifikasi di atas, maka data mengenai prestasi belajar dapat diklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut.

Tabel 17. Hasil Klasifikasi Variabel Prestasi Belajar

No Kategori Interval Frekuensi Presentase

1 Rendah X < 75,21 45 37,50% 2 Sedang 75,21 ≤ X < 82,50 51 42,50%

3 Tinggi 82,50 ≤ X 24 20%


(72)

Berdasarkan data dari tabel diatas maka data motivasi belajar dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut.

Gambar 5. Histogram Hasil Klasifikasi Prestasi Belajar

Berdasarkan tabel dan histogram di atas, dapat diketahui bahwa tingkat prestasi belajar dalam kategori rendah dengan jumlah responden sebanyak 45 (37,50%), kategori sedang dengan jumlah responden sebanyak 51 (42,50%), dan kategori tinggi dengan jumlah responden sebanyak 24 (20%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Jendral Sudirman termasuk dalam kategori sedang karena dalam tabel tersebut menunjukkan jumlah yang paling banyak.

4. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan linier atau tidak. Kriteria yang diterapkan untuk pengujian linieritas adalah jika nilai signifikansi

deviation from linearity pada masing-masing variabel bebas lebih besar dari pada 0,05 atau nilai linearity pada masing masing variabel bebas

0,00% 20,00% 40,00% 60,00%

Rendah Sedang Tinggi


(73)

lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat dikatakan linier linier. Hasil dari uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18. Hasil Uji Linearitas

Hubungan Variabel Linearity Deviation

from Linearity

Keterangan

Perhatian Orang Tua (X) – Prestasi Belajar (Y)

0,000 0,948 Linear

Motivasi Belajar (Z) – Prestasi Belajar (Y)

0,000 0,253 Linear

Sumber: Perhitungan dengan SPSS 23 (Lampiran 7)

Dari hasil uji linieritas pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa kedua variabel independen di atas memiliki nilai lineraity kurang dari 0,05 dan nilai Deviation fromLinearity lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel penelitian memiliki linearity yang signifikan atau memiliki penyimpangan dari linearity yang tidak signifikan. Dari analisis tersebut bisa dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen terjadi hubungan yang linier.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteoroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke lainnya (Imam Ghozali, 2011 : 139). Hasil uji Heteroskedastisitas antara variabel independen dan variabel dependen


(74)

Tabel 19. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Nilai

Signifikansi

Keterangan

Perhatian Orang Tua

0,083 Tidak Heteroskedastisitas Motivasi Belajar 0,084 Tidak Heteroskedastisitas Sumber: Perhitungan dengan SPSS 23 (Lampiran 7)

Dari hasil uji heteroskedastisitas pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa kedua variabel independen di atas memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga hal ini menunjukkan variabel

independen tidak heterokedastisitas dengan variabel dependen prestasi belajar siswa.

5. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan path analysis

untuk membuktikan motivasi belajar mampu menjadi variabel yang memediasi antara perhatian orang tua dan prestasi belajar. Perhitungan analisis jalur ini menggunakan bantuan program SPSS 23 analisa PROCESS dari Andrew F. Hayes. Apabila setelah memasukan variabel motivasi belajar, pengaruh X terhadap Y yang tadinya signifikan berubah menjadi tidak signifikan, maka motivasi belajar dikatakan sebagai variabel

full mediation. Apabila hasilnya tetap signifikan namun mengalami penurunan koefisien regresi maka motivasi belajar dikatakan sebagai variabel mediasi sebagian. Berdasarkan dari hasil analisa PROCESS dengan menggunakan progam SPSS maka diperoleh hasil sebagai berikut.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)