ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), KUPON, INFLASI, VOLUME TRANSAKSI, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERMINTAAN OBLIGASI DI BANK MILIK PEMERINTAH (PERIODE 2010:1-2014:12)

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF INFLUENCE OF GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP), COUPONS, INFLATION, VOLUME OF TRANSACTION, AND DEPOSITS RATE ON DEMAND BOND IN STATE OWNED BANKS

(PERIOD 2010:1-2014:12)

By

Masruhan Dwi Anugrah

This study aimed to analyze the factors that influence demand bond in state

owned Banks with independent variabels gross domestic product (GDP), coupons, inflation, volume of transaction, and deposits rate. This study uses time series data from Bank of Indonesia (BI), Statistics Indonesia(SI), and Indonesia Stock Exchange (IDX) in the period 2010:1-2014:12. Analysis tools used areError Correction Model(ECM) andNewey-West Method. The results show that GDP have not significant effect, variable coupons take a positif and significant effect, variable inflation take a negatif and significant effect, variable volume of

transaction positive effect and significant, and variable deposits rate have negative and significant on demand bond in state owned Banks.

Key word : Bond, PDB, coupon, inflation, volume of transactions bonds, and interest rates deposits


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), KUPON, INFLASI, VOLUME TRANSAKSI, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERMINTAAN OBLIGASI DI BANK MILIK PEMERINTAH

(PERIODE 2010:1-2014:12)

Oleh

Masruhan Dwi Anugrah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memepengaruhi permintaan obligasi di bank milik pemerintah dengan variabel bebas produk domestik bruto (PDB), kupon,inflasi, volume transaksi, dan suku bunga deposito. Penelitian ini menggunakandata time seriesyang diambil Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistis (BPS), dan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010:1-2014:12. Alat analisis yang digunakan adalah ErrorCorrection Model (ECM) dan metodeNewey-West.Hasil dari penelitian dapat diketahui variabel PDB tidak signifikan, variabel kupon berpengaruh positif dan signifikan, variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan, variabel volume transaksi positif dan signifikan dan variabel suku bunga deposito berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah.


(3)

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), KUPON, INFLASI, VOLUME TRANSAKSI, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERMINTAAN OBLIGASI DI BANK MILIK PEMERINTAH

PERIODE 2010:12014:12

Oleh

Masruhan Dwi Anugrah

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA EKONOMI

pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB),

KUPON, INFLASI, VOLUME TRANSAKSI DAN SUKU BUNGA

DEPOSITO TERHADAP PERMINTAAN OBLIGASI DI BANK

MILIK PEMERINTAH

(Skripsi)

Oleh

Masruhan Dwi Anugrah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

Gambar 1. Perkembangan Obligasi Dan Produk Domestik Bruto (PDB) ... 2

Gambar 2. Perkembangan Obligasi Dan Kupon ... 5

Gambar 3. Perkembangan Obligasi Dan Inflasi ... 7

Gambar 4. Perkembangan Obligasi Dan Volume Obligasi ... 8

Gambar 5. Perkembangan Obligasi Dan Suku Bunga Deposito ... 9


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Ruang Lingkup... 12

F. Kerangka Pemikiran... 12

G. Hipotesis... 14

H. Sistematika Penulisan ... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 17

1. Bank ... 17

2. Teori Permintaan Aset... 18

3. Obligasi ... 22

4. Produk Domestik Bruto (PDB) ... 23

5. Kupon... 25

6. Inflasi... 27

7. Volume Transaksi ... 30

8. Suku Bunga Deposito... 31

9. Hubungan Antar Variabel ... 34

B. Tinjauan Empiris (Penelitian Terdahulu)... 37

III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ... 41


(7)

B. Deskriptif Variabel... 41

C. Definisi Operasional... 42

D. Spesifikasi Model... 43

E. Proses dan Indifikasi Model Penelitian... 44

1. Interpolasi ... 44

2. Uji Stasioneritas ... 44

3. Kointegrasi ... 46

4. Pedekatan ECM... 47

F. Uji Hipotesis... 48

1. Uji t ... 48

2. Uji F ... 49

G. Newey-West ... 50

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52

1. Uji Stasioner... 52

2. Kointegrasi ... 53

3. PendekatanError Correction Model(ECM) ... 54

4. Uji Hipotesis ... 56

a. Uji t ... 56

b. Uji F ... 58

5. Estimasi ECM dengan MetodeNewey-west... 58

6. Uji Hipotesis ... 60

a. Uji t ... 60

b. Uji F ... 62

7. Pembahasan... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 69

B. Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Tabel data variabel dalam penelitian ... L1 Lampiran 2. Tabel data variabel dalam penelitian (ln) ... L2 Lampiran 3. Uji unit root ... L4 Lampiran 4. Kointegrasi... L16 Lampiran 5. Estimasi ... L17 Lampiran 6. Tabel t ... L18 Lampiran 7. Tabel f... L20


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

Tabel 1. Data Jumlah Total Obligasi Kepemilikan Bank ... 2

Tabel 2. Dua Sudut Pandang Dalam Pasar Obligasi ... 21

Tabel 3. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 40

Tabel 4. Variabel Penelitian, Satuan Ukuran, Simbol dan Sumber Data... 41

Tabel 5. Hasil Uji Stasioner Pada Level ... 52

Tabel 6. Hasil Uji Stasioner PadaFirst Difference... 53

Tabel 7. Hasil Uji Kointegrasi ... 54

Tabel 8. Hasil Uji Estimasi ECM... 54

Tabel 9. Hasil Uji t ... 56

Tabel 10. Hasil Uji F... 58

Tabel 11. Hasil Uji Estimasi ECM dengan Metode Newey-West ... 59

Tabel 12. Hasil Uji t ... 60


(10)

(11)

MOTO

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah tenang dan sabar”. (Khalifah Umar)

“Buatlah tangga kehidupanmu sendiri, naiklah saat ingin meraih dan turunlah saat dibutuhkan”.

(Masruhan Dwi Anugrah)

“Semakin dekat dengan Tuhan maka semakin mudah menjalani kehidupan”. (Masruhan Dwi Anugrah)


(12)

PERSEMBAHAN

Dengan puji syukur kepada Allah SWT dan nabi besar nabi Muhammad SAW yang telah membawa dari zaman kegelapan ke zaman yang terang berderang,

kupersembahkan karya yang sederhana ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kepada:

Ayah dan Ibu tercinta Masrori dan Sudaryati yang telah membesarkanku dengan kasih sayang yang ikhlas, yang selalu memberikan semangat dan dukungan, serta

mendoakan keselamatan, kesehatan dan kesuksesanku.

Keluarga Besar Bapak Hadist AS dan Ibu Yetti Nukrianti dan Saudara-saudara Mbak Rizky Masda Arifah, Ayuk Melati Hati Megawati, Teteh Amanda Sri Hati,

Asmara Ridho Putra, Mashuri Cahya Ramadhani, Brilian A. Caesar, dan Brilian Masyuslih.

Dosen- Dosen fakultas ekonomi dan bisnis jurusan ekonomi pembangunan dan sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat, doa, maupun saran dalam

mengerjakan skripsi ini.

Dan

Almamater tercinta Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.


(13)

(14)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Masruhan Dwi Anugrah, penulis dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1992 di Palembang Sumatra Selatan. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan Masrori dan Sudaryati.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 35 Lubuk Linggau pada tahun 2004, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Lubuk Linggau pada tahun 2007 dan sekolah menengah atas di SMA Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2010.

Tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung jurusan ekonomi pembangunan melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Peluasan Akses Pendidikan (PMPAP). Pada tahun 2013/2014 penulis menjabat sebagai Ketua Bidang 2 (dua) Himpunan Mahasiswa Ekonomi

Pembangunan (HIMEPA). Pada tahun 2013 penulis melakukan kuliah kunjungan lapangan (KKL) ke Bank Indonesia, Kementrian Koperasi dan Badan Kebijakan Fiskal. Pada Januari 2014 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Srikaton, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung.


(15)

SANWACANA

Dengan mengucap puji syukur atas segala berkah dan karunia yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Kupon, Inflasi, Volume Transaksi, dan Suku Bunga Deposito (Periode 2010:1-2014:12)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat ilmu pengetahuan, bimbingan, dan masukan yang bersifat membangun dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung beserta jajarannya;

2. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.E.P, selaku ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E, selaku sekretaris jurusan Ekonomi Pembangunan;

3. Bapak Thomas Andrian P.A., S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan, saran dan kritik, dukungan, dan selalu meluangkan waktunya untuk penulis dalam penyelesaian skripsi ini;


(16)

4. Seluruh bapak dan ibu dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Pembangunan. Pak Saimul, Pak Yoke, Pak Imam, Ibu Betty, Bu Emi, Bu Irma, Bu Zulfa dan dosen-dosen lainnya yang telah memberikan ilmu, nasehat, dan pola pikir yang membangun selama penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;

5. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu kelancaran proses penyelesaian skripsi ini; 6. Kedua orang tuaku Masrori dan Sudaryati yang selalu berusa memberikan yang terbaik untukku, yang selalu memberikan semangat, dukungan, do’a, perhatian dan kasih sayang.

7. Keluarga Besar Bapak Hadist AS dan Ibu Yetti Nukrianti yang menjaga dan mendidik menjadi pribadi yang lebih baik.

8. Saudara-saudara Mbak Rizky Masda Arifah, Ayuk Melati Hati, Teteh Amanda Sri Hati, Asmara Ridho Putra, Mashuri Chaya Ramadhani, Alif A. Caesar, dan Brilian Masyuslih yang dengan bantuan dukungan dari mereka untuk menyelesaikan skripsi ini;

9. Keluarga Besar Bapak M. Syatibi S.E selaku dosen dan orang tua yang selalu mendukung dan mendidik;

10. Deffa Trisetia Julian yang selalu menemani untuk memberikan semangat, dukungan, tenaga, waktu, dan doa.

11. Teman-teman tersayang Ahmad Amri Azhar, Grandtino Argananta, Hendro Sanjaya, Ikram Gifari, Izzuddin Yahya Alqosam, M. Sofyan, M. Yoga Aditya, Riski Andrius S, Richard Hasudungan, Panji Kesuma Yuda, Yudhi Afrianto, Yohannes Novi, Thariq Perdana Putra, M. Julian Riano (,


(17)

Enny Nadia S, Cella Oktaviani, Putri Rizky Indah L, Dewi Huntari, Matdalena Voria R, dan Iin Noviyanti yang telah berusaha bersama; 12. Teman-teman EP Selvi, Firdha, Rhenica, dan semua teman-teman

angkatan 2012 Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Lampung;

13. Teman KKN di Desa Srikaton Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu: Made, Astari, Gondol, Vivi, Nadia, Nafi, Mei, Pipit, Fatan, Yogi, Pebi;

14. Keluarga besar HIMEPA Universitas Lampung Yudhi, Zalalia, Mia, Maw, Mute, Edo, Ketut, Nanang, Handicky, Nanang, Genio, Jefri, Thariq, Iin, Panji, Amiza, dan Khanif

15. Teman-teman Fadil, Oksano, Maul, Untung, Cepi, Saprol, Wawan, Iyog, Yuswo, Akbar dan semua teman yang tidak bisa disebutkan satu-persatu; 16. Untuk almamater Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT selalu memberikan nikmat sehat dan nikmat ilmu kepada kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, 16 Oktober 2015 Penulis,


(18)

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obligasi merupakan salah satu surat utang yang termasuk dalam sekuritas jangka panjang. Obligasi yang diterbitkan bertujuan menghimpun dana dari masyarakat yang digunakan untuk pembiayaan. Pada tahun 2010 ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pasar obligasi. Pertama diperkirakan pemerintah akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), akibat dari kenaikan BBM ini inflasi akan ikut meningkat, apabila inflasi meningkat maka akan mempengaruhi suku bunga bank yang juga ikut meningkat.

Pihak Bank Indonesia memperkirakan inflasi ditahun 2010 yang berkisar 5% dengan plus minus 1%. Namun Perekonomian indonesia ditahun 2010 mencapai 5%-5,5%. pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini sejalan dengan tingkat

pemulihan perekonomian dunia serta semakin kondusifnya pasar keuangan dan perbankan yang disertai dengan terjaganya kodisi fundamental domestik. Kedua, selain masalah inflasi dan suku bunga yang harus dilihat juga oleh perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Dimana ditahun 2009 obligasi yang diterbitkan pemerintah mencapai Rp. 144 triliun, sementara ditahun 2010 pemerintah


(20)

2

Obligasi merupakan sumber pendanaan yang dapat dijadikan alternatif bagi dunia usaha antara lain melalui pendanaan perbankan, non-perbankan dan pasar modal (meliputi penerbitan obligasi dan saham). Pendanaan melalui pinjaman

perbankan atau institusi keuangan non-bank lainnya seringkali dibatasi dengan kebijakan sehingga seringkali pembiayaan melalui perbankan ini tidak dapat mencukupi kebutuhan dana secara keseluruhan yang dibutuhkan oleh perbankan. Tabel 1. dibawah ini akan menyajikan total jumlah obligasi menurut kepemilkan bank di tahun 2010-2014.

Table 1. Data Jumlah Total Obligasi Kepemilikan Bank 20102014 (Rp. Miliar)

Bank 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Pemerintah 128,050 144,412 142,828 138,059 160,279 Swasta Nasional 56,805 68,005 89,190 106,063 82,463

Bank Campuran 5,040 4,910 4,355 4,443 11,515

Bank Asing 8,234 16,556 15,360 20,108 33,400

BPD 2,492 14,201 15,690 8,570 13,049

Bank Indonesia 16,804 7,783 2,272 42,862 40,278

Total 217,425 255,867 269,695 320,105 340,984

Sumber : Bank Indonesia

Berdasarakan Tabel 1. Diatas yang merupakan total jumlah obligasi menurut kepemilikan bank yang tercatat di Bank Indonesia, pada tahun 2014 nilai obligasi mencapai Rp. 340,984 miliar. Meningkat dari tahun sebelumnya 6,5 % sebesar Rp. 320,105 miliar. Dari Agustus 2010 sampai Agustus 2014 tingkat obligasi terus meningkat. Dalam perkembangan obligasi bank milik pemerintah yang terus menerus meningkat menunjukan bahwa bank-bank di Indonesia aktif dalam penjualan surat berharga, hal ini menunjukan bahwa bank membutuhkan dana untuk kebutuhan pembiayaan perusahaannya. Dari data total jumlah obligasi


(21)

3

diatas dapat diketahui bahwa jumlah obligasi bank milik pemerintah yang paling tinggi dan obligasi BPD peringkat yang paling rendah.

Dari jumlah obligasi yang telah disajikan perlu diketahui apa saja faktor yang mempengaruhi permintaan obligasi bank milik pemerintah di Indonesia. Adapun teori yang menjelaskan faktor-faktor yang dapat digunakan untuk menganalisis tingkat permintaan obligasi bank milik pemerintah, yaitu teori permintaan aset. Permintaan aset merupakan alat untuk memahami kemampuan masyarakat dan perusahaan yang memiliki nilai uang dalam transaksi obligasi. Untuk

memahami faktor-faktor yang menentukan jumlah permintaan dari suatu aset, perlu diketahui bentuk–bentuk aset seperti uang, obligasi, saham, karya seni, rumah, dan lain–lain adalah aset. Fakor penentu permintaan aset adalah kekayaan, imbal hasil, resiko dan likuditas (Miskhin, 2008).

Kekayaan masyarakat merupakan kemampuan masyarakat dalam membeli suatu barang atau jasa. Perkembangan suatu perekonomian dapat menigkatkan

pendapatan sehingga kemampuan masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tinggi akan mengalokasikan pendapatanya ke sektor bank atau lembaga keuangan. Tujuan mengalokasikan pendapatan agar kebutuhan dimasa mendatang akan tetap terpenuhi. Meningkatnya kekayaan masyarakat dapat dilihat dari pendapatan suatu negara yaitu produk domestik bruto (PDB). Semakin tinggi PDB suatu negara semakin tinggi tingkat kekayaan suatu penduduk serta produktifitas juga ikut meningkat (Keynes, 1936).


(22)

4

Pertumbuhan PDB berpengaruh terhadap permintaan obligasi di Indonesia. Dimana apabila pertumbuhan PDB suatu negara cukup tinggi maka akan membuat jumlah dana yang beredar dimasyarakat menjadi melimpah. Dengan begitu akan membuat masyarakat menginvestasikan dananya dalam instrument-instrumen seperti obligasi (Richard Noviandi Lubis, 2009).

Sumber : Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS)

Gambar 1. Perkembangan Obligasi dan PDB

Pada Gambar 1. menjelaskan tingkat PDB Indonesia dari tahun 2010 sampai 2014 mengalami peningkatan hal ini memnunjukan tingkat kekayaan masyarakat di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Menigkatnya PDB dikuti oleh meningkatnya tingkat obligasi bank milik pemerintah, hal ini menunjukan adanya hubungan yang positif antara peningkatan PDB terhadap tingkat obligasi dibank milik pemerintah.

Dalam mengalokasikan pendapatan, masyarakat memperkirakan tingkat imbal hasil agar tingkat pengembalian atas pendapatan yang dialokasikan dari

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r

2010 2011 2012 2013 2014


(23)

5

pembelian obligasi dapat optimal. Suku bunga kupon merupakan imbal hasil dalam investasi obligasi, kupon mewakili suatu nilai yang disepakati untuk dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi sebagai

pengembalian pinjaman penerbit obligasi kepada pemegang obligasi. Semakin tinggi tingkat kupon maka obligasi itu akan diminati oleh para investor (Mishkin, 2008).

Kupon berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga obligasi (returnobligasi). Hal ini menunjukkan bahwa makin tinggi tingkatcoupon obligasi maka akan makin tinggi tingkat perubahan harganya (returnobligasinya)

(Monica Krisnilasari, 2007).

Sumber : Bank Indonesia (BI) data diolah

Gambar 2. Perkembangan Obligasi dan Kupon

Dari Gambar 2. dijelaskan bahwa kupon atau suku bunga obligasi bank milik pemerintah di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2014. namun terjadi penurunan yang signifikan di bulan oktober 2011 sampai juli 2013, hal ini tidak mempengaruhi tingkat obligasi dibank pemerintah. Namun dibulan

0 1 2 3 4 5 6 7 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r

2010 2011 2012 2013 2014


(24)

6

selanjutnya tingkat kupon mempengaruhi tingkat obligasi di bank milik

pemerintah. karena seiring berkembangknya kupon obligasi juga ikut meningkat.

Tingkat pengembalian kupon yang tinggi tentu ada suatu resiko. Resiko yang perlu dicermati adalah tingkat inflasi suatu negara, apabila inflasi tinggi maka akan mempengaruhi suku bunga diperbankan. Semakin besar inflasi akan menimbulkan ketidakpastian akan pergerakan return/ imbal hasil dari suatu aset. Jika imbal hasil pada pasar obligasi menjadi lebih berfluktuasi maka resiko yang terkait dengan obligasi akan meningkat dan obligasi menjadi kurang menarik (Mishkin, 2008).

Secara umum inflasi mempunyai dampak yang positif maupun negatif, tergantung tinggi atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi ringan justru mempunyai pengaruh yang positif sehingga dapat mendorong perekonomian, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah dalam bekerja, manabung, dan melakukan investasi (pembelian obligasi). Sebaliknya apabila inflasi tinggi atau tak terkendali (hiperinflasi) keadaan perekonomian menjadi lesu. (Eman Sukanto, 2009)


(25)

7

Sumber : Bank Indonesia (BI) data diolah

Gambar 3. Perkembangan Obligasi dan Inflasi

Berdasarkan Gambar 3. diatas Inflasi bergerak berlawanan dengan tingkat obligasi di bank milik pemerintah. hal ini menunjukan inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat obligasi di bank milik pemerintah. Resiko inflasi ini diperhitungan oleh investor untuk mendapatkan return yang tinggi atas pembelian obligasi.

Imbal hasil menjadi daya tarik suatu masyarakat untuk membeli aset obligasi dengan memperkirakan tingkat inflasi yang rendah. Namun tidak hanya kedua ini yang menjadi perhitungan masyarakat untuk memilih aset. Likuid atau tidaknya aset tersebut menjadi faktor apakah aset tersebut mudah diperdagangan, sehingga aset tersebut mudah dicairkan. Untuk melihat likuidnya suatu aset volume

transaksi jual beli aset tersebut menjadi salah satu indikator likuidnya suatu aset. Likuidnya suatu obligasi akan meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli obligasi tersebut, sehingga obligasi yang telah dibeli dapat dijual kembali kepada para investor lainnya. Semakin banyak obligasi yang dijual dipasar maka semakin likuid tingkat obligasi untuk diperjual belikan kembali (Mishkin, 2008),

0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 50,000 100,000 150,000 200,000 ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r ja n u a ri a p ri l ju li o k to b e r

2010 2011 2012 2013 2014


(26)

8

Obligasi yang likuid adalah obligasi yang banyak beredar dikalangan pemegang obligasi,obligasi yang mempunyai likuiditas cukup tinggi maka harga obligasi tersebut cenderung stabil dan meningkat. (Eman Sukanto, 2009)

Sumber : Bank Indonesia (BI) dan Bursa Efek Indonesia (IDX) data diolah

Gambar 4. Perkembangan Obligasi dan Volume Transaksi

Pada Gambar 4.Volume transaksi jual beli obligasi bank milik pemerintah di Indonesia terus meningkat hal ini juga dikuti oleh perkembangan obligasi bank milik pemerintah. Dapat diketahui bahwa volume transaksi obligasi bank milik pemerintah berpengaruh positif terhadap perkembangan obligasi di bank milik pemerintah. Semakin banyak volume transaksi jual beli obligasi maka semakin mudah untuk dijual kembali obligasi yang telah dibeli.

Apabila permintaan obligasi menurun karena tingkat kupon atau imbal hasil yang kecil, investor akan beralih ke aset lain yang lebih menguntungkan tingkat

pengembaliannya(return)dari obligasi seperti suku bunga deposito. Suku bunga deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu

0.00 5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 25,000.00 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 S e p te m b e r De se m b e r M a re t Ju n i S e p te m b e r De se m b e r M a re t Ju n i S e p te m b e r De se m b e r M a re t Ju n i S e p te m b e r De se m b e r M a re t Ju n i S e p te m b e r De se m b e r

2011 2012 2013 2014


(27)

9

tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank (UU No. 10 Tahun 1998)

Nilai obligasi selalu berubah sesuai dengan perubahan suku bunga secara umum. salah satu penentu harga obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor. Apabila kupon obligasi lebih rendah dari tingkat suku bunga deposito maka investor cenderung menyimpan dananya pada produk deposito ketimbang obligasi. begitupun sebaliknya, apabila tingkat bunga dipasar menurun maka investor cenderung membeli obligasi. (Richard Noviandi Lubis, 2009)

Sumber : Bank Indonesia (BI) data diolah

Gambar 5. Perkembangan Obligasi dan Suku Bunga Deposito

Gambar 5. menjelaskan tingkat suku bunga deposito berlawanan terhadap perkembangan obligasi di bank milik pemerintah. hal ini menunjukan adanya pengaruh negatif suku bunga deposito terhadap perkembangan obligasi dibank milik pemerintah. Hal ini karena masyarakat lebih memilih aset lain yang

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r Ja n u a ri A p ri l Ju li O k to b e r

2010 2011 2012 2013 2014


(28)

10

memiliki tingkat return yang lebih mengutungkan dari tingkat obligasi bank milik pemerintah.

Berdasarkan uraian dan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti ingin membuktikan produk domestik bruto (PDB), kupon(coupon),inflasi, volume transaksi dan suku bunga deposito berpengaruh terhadap permintaan obligasi pada bank milik pemerintah. Dengan demikian, penulis mengambil judul“Analisis Pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Inflasi, Volume Obligasi dan Suku Bunga Deposito terhadap Permintaan Obligasi diBank Milik Pemerintah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka permasalahan yang dianalisis dalam permintaan obligasi dalam tulisan ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh PDB terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah?

2. Bagaimana pengaruh kupon terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah?

3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah?

4. Bagaimana pengaruh volume transaksi obligasi terhadap permintaan obligasi di bank milik pemerintah?

5. Bagaimana pengaruh suku bunga deposito terhadap permintaan obligasi di Bank milik pemerintah?


(29)

11

6. Bagaimana pengaruh PDB, kupon, inflasi, volume obligasi, dan suku bunga deposito terhadap permintaan obligasi di Bank Milik Pemerintah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh PDB terhadap obligasi di bank milik Pemerintah

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kupon terhadap obligasi di bank milik pemerintah

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap obligasi di bank milik pemerintah

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh volume obligasi terhadap obligasi di bank milik pemerintah

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga deposito terhadap obligasi di bank milik pemerintah

6. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling besar berpengaruh terhadap obligasi di bank milik pemerintah

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis sebagai syarat kelulusan Strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bagi fakultas dan pembaca sebagai refrensi untuk mengatahui teoritis tentang obligasi di bank milik pemerintah.


(30)

12

E. Ruang Lingkup

Varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai dari obligasi,

pertumbuhan ekonomi, inflasi, volume obligasi, dan suku bunga deposito. Seluruh variabel yang digunakan series dari tahun 2010-2014.

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 6. Model Kerangka Pemikiran Penelitian

Aset adalah sumber ekonomi yang diharapkan akan memberikan manfaat dimasa mendatang. Misalnya obligasi, Obligasi merupakan sekuritas utang yang

menjanjikan pembayaran secara periodik untuk semua periode tertentu. Obligasi sangat penting didalam perekonomian karena memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk meminjam dan membiayai kegiatannya. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan obligasi adalah kekayaan, imbal hasil, resiko, dan likuiditas (Miskhin, 2008). Dimana faktor-faktor ini dapat jelaskan melalui

varibel-variabel PDB, kupon, inflasi, volume transaksi, dan suku bunga deposito. Obligasi di Bank Milik Pemerintah (Y) PDB (+)

Kupon (+)

Volume Transaksi (+)

Bunga deposito (-) Inflasi (-)


(31)

13

Produk domestik bruto (PDB) berpengaruh positif terhadap tingkat permintaan obligasi. PDB digunakan sebagai tolak ukur kekayaan masyarakat disuatu negara untuk memperoleh barang ataupun jasa. Apabila PDB meningkat maka

masyarakat akan mengalokasinya pendapatannya sektor perbankan atau lembaga keuangan lainya yang produktif dalam mengelola kuangan. (Mishkin, 2008)

Kupon berpengaruh positif terhadap permintaan obligasi. Kupon yang tinggi memberikan imbal hasil yang tinggi atas pembelian obligasi. Kupon atau suku bunga obligasi merupakan instrumen utang yang membayarkan bunga kepada pemegang obligasi, pembayaran bunga yang tetap setiap tahunnya sampai waktu jatuh tempo, yaitu waktu ketika pokoknya dibayarkan (Mishkin, 2008).

Inflasi mempunyai dampak yang negatif terhdapa permintaan obligasi. Apabila inflasi rendah dapat mendorong perekonomian, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat masyarakat bergairah untuk bekerja, menabung, dan melakukan investasi (Sukamto, 2009)

Volume transaksi berpengaruh positif terhadap permintaaan obligasi. Volume transaksi menjadi tolak ukur likuiditas aset obligasi. Likuidnya suatu obligasi akan meningkatkan kepercayaan investor untuk membeli obligasi tersebut, sehingga obligasi yang telah dibeli dapat dijual kembali kepada para investor lainnya. Semakin banyak obligasi yang dijual dipasar maka semakin likuid tingkat obligasi untuk diperjual belikan kembali (Mishkin, 2008).


(32)

14

Suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaan obligasi. Suku bunga deposito mencerminkan imbal hasil aset lain dari imbal hasil obligasi itu sendiri. Apabila suku bunga deposito lebih tinggi dari tingkat kupon maka suku bunga deposito lebih diminati investor untuk menanamkan modalnya

dibandingkan obligasi. Begitupun sebaliknya apabila suku bunga deposito lebih rendah dari suku bunga kupon,maka obligasi tersebut yang lebih diminati oleh para investor. (Menurut Mishkin, 2008)

G. Hipotesis

Dari permasalahan yang ada maka hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diduga PDB berpengaruh positif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah

2. Diduga kupon berpengaruh positif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah.

3. Diduga inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah.

4. Diduga volume transaksi berpengaruh positif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah.

5. Diduga suku bunga deposito berpengaruh negatif terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah.

6. Variabel PDB, kupon, inflasi, volume obligasi dan suku bunga deposito diuji bersama-sama pengaruhnya terhadap permintaaan obligasi di bank milik pemerintah.


(33)

15

H. Sistematika Penelitian

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah penelitian, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian yang diharapkan, dan hipotesis yang diajukan serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini berisi tinjauan teori yang mendiskripsikan pengertian, jenis-jenis dan manfaat.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang Disain Penelitian, Operasional Variabel dan Pengukuran, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data yang digunakan dan Rancangan Uji Hipotesis

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang meliputi deskripsi permintaan obligasi, PDB, kupon, inflasi, volume transaksi dan siuku bunga deposito. Distribusi Data, Pengujian Persyaratan Analisis yang tediri atas

Pengujian Pengukuran Koefisien Korelasi, Pengukuran Koefisien Determinasi dan Pengukuran Koefisien Regresi serta Pengujian Hipotesis; dan Pembahasan Hasil Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan analisis kuantitaf dan menggunakan metodeError Correction Model(ECM) melalui eviews6.


(34)

16

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian.


(35)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank

Bank secara sederhana yaitu sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Menurut

Undang-Undang nomer 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir, 2000).

Bank milik pemerintah adalah dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah antara lain BNI, BRI, dan BTN, dan Mandiri (Kasmir, 2000)

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit untuk berbagai tujuan. Fungsi bank secara lebih spesifik (Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru, A. Totok Budi Santoso, 2000) yaitu bank sebagai:


(36)

8

Agent of Trust

Dasar kegiatan utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

Agent of Development

Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyaluran dana sangat diperlukan untuk kelancaran disektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan juga konsumsi yang selalu berkaitan dengan penggunaan uang.

Agent of Service

Jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank ini erat kaitanya dengan kegiatan

perekonomian secara umum. Jasa-jasa bank antara lain berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank dan jasa penyelesaian tagihan.

2. Teori Permintaan Aset

Menurut Frederic S. Mishkin (2008) terdapat beberapa faktor yang menentukan jumlah permintaan suatu aset diantaranya adalah :

Kekayaan merupakan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh individu, termasuk semua aset. Jumlah permintaan suatu asset berhubungan positif dengan


(37)

19

kekayaan. Dengan kata lain, dengan asumsi faktor lainnya tetap, peningkatan kekayaan menaikkan jumlah permintaan suatu aset.

Imbal hasil merupakan perkiraan bunga yang didapat pada periode yang akan datang pada suatu aset relative terhadap asset yang lain. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif dengan perkiraan imbal hasil relatif terhadap aset lainnya. Ringkasnya, meningkatnya perkiraan imbal hasil dari suatu aset relatif terhadap aset lainnya, dengan asumsi lainnya tetap, maka akan

meningkatkan permintaan atas aset tersebut.

Risiko merupakan ketidakpastian yang terkait dengan imbal hasil pada suatu aset relatif terhadap aset yang lain. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan negatif dengan risiko imbal hasilnya relatif terhadap aset lainnya. Oleh karena itu, dengan asumsi lainnya tetap, kalau resiko suatu aset meningkat relatif terhadap aset lainnya, maka jumlah permintaan atas aset tersebut akan turun.

Likuiditas merupakan kecepatan dan kemudahan suatu asset untuk diubah menjadi uang relatif terhadap aset yang lain. Jumlah permintaan suatu aset berhubungan positif dengan likuiditasnya relatif terhadap aset lainnya.

Faktor-faktor berikut merupakan faktor yang menentukan permintaanasset, termasuk di dalamnya adalah obligasi dengan asumsi bahwa faktor-faktor yang lain dianggap konstan (Mishkin, 2008). adapun asumsi–asumsi tersebut : a. Jumlah asset yang dirminta berhubungan positif terhadap kekayaan.


(38)

20

b. Jumlahassetyang diminta berhubungan positif denganexpected returnrelatif terhadapassetlainnya.

c. Jumlahassetyang diminta berhubungan negatif dengan risiko atasreturn assetrelatif terhadapassetlainnya.

d. Jumlahassetyang diminta berhubungan positif terhadap tingkat likuiditas assettersebut relatif terhadapassetlainnya.

Ada dua kerangka teori yang dapat digunakan dalam penentuan nilai suku bunga, yaitu kerangka teori dana pinjaman yang menggunakan mekanisme permintaan dan penawaran di pasar obligasi dan kerangka teori preferensi likuiditas yang menggunakan mekanisme permintaan dan

penawaran di pasar uang. Proses teori dana pinjaman melibatkan perilaku dua pelaku penting dalam pasar, yaitu penjual dan pembeli. Asumsi lain yang digunakan adalah kita hanya mengamati dua komponen obligasi, yaitu kuantitas dan harga serta menganggap komponen lainnya tetap (ceteris paribus). (Hubbart, 2002)

Ada dua sudut pandang dalam memahami mekanisme permintaan dan penawaran di pasar obligasi. Pertama, kita memandang obligasi sebagai barang, artinya pihak yang meminjamkan itu adalah orang yang membeli obligasi dan pihak yang meminjam adalah orang yang menjual obligasi dan besarnya uang yang dibayarkan oleh pihak pemberi pinjaman untuk membeli obligasi adalah harga dari obligasi tersebut. Sebaliknya, sudut pandang kedua melihat penggunaan dana sebagai barang. Dalam kasus ini pihak yang meminjam adalah pembeli karena ia yang bertindak membeli dana dan


(39)

21

akan mengembalikan dana tersebut dengan suatu tingkat suku bunga tertentu sebagai harga, sedangkan penjualnya adalah pihak pemberi pinjaman karena dia yang berperan menyediakan dana di dalam pasar. (Menurut Hubbart (2002) . Untuk memperjelas pernyataan di atas dapat dilihat table 2 berikut ini:

Tabel 2. Dua Sudut Pandang Dalam Pasar Obligasi Obligasi sebagai

barang

Dana sebagai barang

Penjual Pihak peminjam yang

menerbitkan obligasi

Pihak pemberi pinjaman yang menyediakan dana

Pembeli Pihak pemberi pinjaman

yang membeli obligasi

Pihak peminjam yang membutuhkan dana

Harga Harga Obligasi Suku bunga

Sumber : Hubbart, 2002

Akan tetapi dari sudut pandang pemerintah, funds is the good, maka menentukan harga dan kuantitas keseimbangan di pasar obligasi dapat ditentukan melalui analisis kurva permintaan dan penawaran dana penjualan obligasi. Berdasarkan sudut pandang ini, kurva permintaan dana menunjukkan hubungan negatif antara jumlah dana yang diminta oleh peminjam dan tingkat suku bunga (ceteris paribus). Selanjutnya kurva penawaran dana adalah kurva yang menunjukkan hubungan positif antara jumlah dana yang disediakan oleh pemberi pinjaman dan tingkat suku bunga (yield).


(40)

22

3. Obligasi

Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pemerintah dan

perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit kepada investor dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil berupa kupon yang

dibayarkan secara berkala dan nilai pokok ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo (Adler, Desmon, Wilson, 2007).

Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah atau panjang yang diterbitkan oleh penerbit (perusahaan atau pemerintah) dengan member imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut (Rahardjo, 2003).

Obligasi di Indonesia

Berdasarkan penerbit obligasi di Indonesia, dapat dikelompokan menjadi obligasi pemerintah dan obligasi perusahaan (Menurung, 2006). Obligasi pemerintah Indonesia terdiri dari beberapa jenis, yaitu (Wikipedia.com):

a. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan;

b. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN; c. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk

membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;


(41)

23

d. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut “obligasi syariah” atau “obligasi syukuk”, sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai

defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.

Jenis Obligasi

MenurutIndonesia Stock Exchangeatau Bursa Efek Indonesia, obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda antara lain,Dilihat dari sisi penerbit obligasi

dibedakan menjadi:

a. Corporate Bonds: Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik yang berbentuk BUMN maupun badan usaha swasta.

b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. c. Municipal Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah

untuk membiayai proyek infrastruktur dan utilitas di daerah tersebut.

Dilihat dari segi nilai nominal obligasi dibedakan menjadi:

a. Retail Bonds: obligasi yang diperdagangkan di lantai bursa dengan nilai nominal yang lebih kecil.

b. Conventional Bonds: perdagangan obligasi dalam satu nominal.

4. Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB digunakan sebagai tolak ukur kekayaan masyakat disuatu negara untuk memperoleh barang ataupun jasa. Semakin tinggi PDB suatu negara semakin tinggi tingkat kekayaan suatu penduduk serta produktifitas juga ikut meningkat. (Keynes, 1936).


(42)

24

PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pengaruh PDB terhadap obligasi, ekonomi yang tidak stabil dan petumbuhan ekonomi yang lambat di suatu negara akan mengurangi tingkat para investor/pembeli saham/pembeli surat berharga. Karena apabila tingkat pertumbuhan PDB tidak stabil investor takut akan dana yang ia gunakan untuk membeli surat berharga tidak akan mendapat imbal hasil maksimum.

Jenis PDB

Untuk menghitung PDB dapat berdasarkan dua harga yang telah ditetapkan pasar (Mankiw, 2009), yaitu:

a. PDB Harga Berlaku

PDB pada harga berlaku (nominal GDP) adalah nilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu

menurut/berdasarkan harga yang berlaku pada periode tersebut.

b. PDB Harga Konstan

PDB pada harga konstan (real GDP) adalah nilai barang-barang dan jasa

yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu, berdasarkan harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang dipakai dasar (harga dasar tahunan/base year prices) untuk dipergunakan seterusnya dalam menilai barang-barang dan jasa yang dihasilkan pada periode/tahun berikutnya.


(43)

25

5. Kupon(Coupon)

Kupon yaitu berupa pendapatan suku bunga yang akan diterima oleh pemegang obligasi sesuai perjanjian dengan penerbit obligasi tersebut. Biasanya pembayaran kupon tersebut dilakukan secara periode tertentu. Bisa berjangka waktu kuartal, semesteran atau tahunan. Pembayaran kupon ini ditentukan sebelumnya sampai masa jatuh tempo obligasi tersebut. (Sapto Rahardjo, 2003).

Nilai kupon yang tinggi akan menyebabkan obligasi menarik bagi investor karena nilai kupon yang tinggi akan memberikanyieldyang makin tinggi pula. Nurfaizah dan Adistien F.S. (2004) menyatakan bahwa kupon yang tinggi akan menyebabkan investor memperoleh manfaat yang lebih besar. Sapto Rahardjo (2003) juga menyatakan hal senada yaitu untuk menarik investor membeli obligasi maka diberikan insentif yang berupa bunga yang menarik (kupon).

Obligasi yang mempunyai kupon tinggi di atas rata–rata suku bunga deposito dan rata–rata kupon obligasi lainnya bisa sangat diminati oleh banyak investor. Oleh karena itu, bila kupon obligasi tersebut cukup tinggi maka harga obligasi

cenderung semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, apabila tingkat kupon obligasi yang diberikan relative kecil, harga obligasi tersebut cenderung turun karena daya tarik untuk investor atau bagi calon pembeli obligasi tersebut sangat sedikit.

Secara umum berinvestasi dalam obligasi mirip dengan berinvestasi di deposito pada bank. Bila Anda membeli obligasi, Anda akan memperoleh bunga/kupon


(44)

26

yang tetap secara berkala biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, maka penerbit harus membayar sesuai dengan nilai pari dari obligasi tersebut beserta bunga/ kupon dari obligasi tersebut.

Identik dengan bunga deposito pada umumnya,coupon ratedinyatakan dalam persentase. Besarnyacoupon ratemenunjukkan besarnya pendapatan tetap yang akan diterima oleh pembeli obligasi dalam sejumlah periode kupon selama umur obligasi.

Jenis Kupon

a. Fixed Rate/Straight Bonds

Pembayaran bunga pada obligasi ini berdasarkan tingkat bunga tetap yang telah ditentukan. Investor akan mendapatkan keuntungan atas investasi obligasinya delam jumlah yang pasti (fixed). Kelemahan obligasi ini adalah ketika tingkat suku bunga deposito perbankan di atas suku bunga obligasi tersebut, investor mengalami potensi kerugian sebab lebih menguntungkan investasinya apabila ditaruh di deposito. Namun sebaliknya, jika suku bunga deposito lebih rendah maka investor akan mendapatkan keuntungan.

b. Floating Rate/ Adjustable/Variable-Rate Bonds

Umumnya pada obligasi jenis ini, pembayaran bunga selalu berubah selama masa hidup obligasi. Tingkat bunga biasanya didasari oleh indeks keuangan tertentu seperti London Interbank Officer Rate (LIBOR) atau tingkat suku


(45)

27

bunga pemerintah seperti SBI di Indonesia.

c. Mixed Rate Bonds

Obligasi ini adalah obligasi dengan suku bunga kombinasi dari suku bunga tetap dan mengambang. Perhitungannya dalah jumlah suku bunga tetap

ditambah rata-rata suku bunga mengambang dibagi dua. Keuntungan dari obligasi ini adalah tingkat suku bunga relative moderat serta lebih konservatif

dalam penentuan suku bunga kupon.

d. ZeroCoupon Bonds

Obligasi jenis ini adalah obligasi yang diterbitkan tanpa pembayaran kupon. Investor hanya menrima nilai par pada tanggal maturitas dan tidak menerima pembayaran bunga. Obligasi ini diterbitkan dengan harga dibawah nilai par danreturnyang diperoleh investor hanya berdasarkan perbedaan antara harga penerbitan dan pembayaran nilai par saat maturitas.

6. Inflasi

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus (Sukirno, 2002). Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 2000).

Bank Indonesia saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan


(46)

28

inflasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan suatu indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental.

Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK tersebut dikelompokan menjadi:

Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti:

a. Interaksi permintaan-penawaran

b. Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang

c. Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen

Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari :

a. Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) :

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional.

b. Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices) : Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan


(47)

29

harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.

Dampak Inflasi

Dampak Positif :

a. Meningkatkan pendapatan nasional

b. Membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.

c. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.

d. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar).

Dampak Negatif :

a. Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.

b. Bagi kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nila uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

c. Berkurangnya investasi di suatu negara d. Mendorong kenaikan suku bunga


(48)

30

f. Kegagalan pelaksanaan pembangunan g. Ketidakstabilan ekonomi

h. Defisit neraca pembayaran

i. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

6. Volume Transaksi.

Hubungan antara harga obligasi dan volume perdagangan obligasi yang disadarkan pada anggapan bahwa keduanya merupakan produk bersama mekanisme pasar (Murwaningsari, 2008) maka dapat disimpulkan bahwa : a. Ketika volume perdagangan obligasi terus menurun, harga biasanya terus

jatuh.

b. Ketika volume perdagangan terus membesar, biasanya harga obligasi terus menaik

c. Apabila volume perdagangan mulai turun secara berturut selama 5hari perdagangan maka dapat diidentifikasikan bahwa harga obligasi kedepannya akan turun.

d. Apabila volume perdagangan mulai meningkat secara berurutan selama 5 hari perdagangan, maka dapat diidentifikasikan bahwa harga obligasi kedepannya akan menaik.

Volume perdagangan sering sekal menjadi tolak ukur untuk mempelajari informasi dan dampak dari berbagai kejadian. Efek volatilitas aktifitas

perdagangan terhadap tingkat pengembalian didorong oleh adanya resiko volume transaksi dalam likuiditas sehingga saham dengan volume transaksi yang tinggi


(49)

31

memiliki tingakt kembali yang tinggi pula. Mengatakan bahwa konsep likuiditas mempunyai empat dimensi yaitu (Harris, 2003) :

a. Immediacy(Kesegaran), merupakan biaya untuk melakukan transaksi dalam jumlah dan tingkat harga tertentu dengan segera.

b. Width(Lebarspread bit-offer), menunjukkanmarket spreadatau selisih antara minat beli terbaik dan minat jual terbaik dalam jumlah tertentu.

c. Depth(Kedalaman), mengungkapkan jumlah atau nilai transaksi yang dapat dilaksanakan pada tingkat harga tertentu.

d. Resilency,menyatakan seberapa cepat harga dapat kembali pada tingkat yang semestinya apabila pada suatu saat terdapat arus order (order flow) yang tidak seimbang.

7. Suku Bunga Deposito

Bagi dunia perbankan, tingkat bunga atau yang disebut dengan bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan yang harus dibayar oleh nasabah yang memperoleh pinjaman kepada bank (Kasmir, 2008).

Salah satu dana bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibanding dana giro atau tabungan adalah simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito berjangka. Deposito berjangka merupakan simpanan masyarakat yang


(50)

32

penarikannya dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak berakhir.

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank. Sumber dana ini memiliki ciri-ciri pokok yaitu jangka waktu penarikannya tetap, dengan memiliki jangka waktu jatuh tempo 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan. Deposito berjangka ini hanya dapat ditarik atau diuangkan pada saat jatuh temponya oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito. Oleh karena itu, deposito berjangka merupakan simpanan atas nama. Selanjutnya, deposito yang ditarik oleh deposan sebelum jangka waktu jatuh temponya sebagaimana yang diperjanjikan, bank mengenakan penalti kepada deposan dan hak pendapatan bunga tidak diperhitungkan oleh bank atas deposito berjangka tersebut.

Jenis-Jenis Deposito

Deposito Berjangka

Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun

lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga si pemilik deposito berjangka.

Penarikan bunga deposito berjangka dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai


(51)

33

maupun non tunai (pemindah bukuan) dan setiap bunga deposito dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya. Kemudian jumlah dana yang disetorkan dalam bentuk bulat misalnya Rp. 1.000.000,- Rp. 2.000.000,- dan Rp. 2.500.000,-. Serta biasanya memiliki batas minimal jumlah uang yang akan disimpan.

Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan. Hanya perbedaannya sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak lain.

Perbedaan lain adalah pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan dimuka, baik tunai maupun non tunai. Kemudian penerbitan nilai sertifikat

deposito sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah dapat membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah nominal yang diinginkan.

Deposit On Call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan).

Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairandeposit on call, namun sebelum deposit on calldicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan mencairkan


(52)

34

deposit on callnya. Besarnya bunga biasanya dihitung perbulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

8. Hubungan Antar Variabel

Hubungan PDB dengan Obligasi

Produk Domestik Bruto (PDB) atauGross Domestic Productmerupakan nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). Dalam perhitungan PDB, hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan/ orang asing yang beroperasi di wilayah tersebut masih dimaksukkan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal belum diperhitungkan penyusutannya, sehingga jumlah yang didapat dari PDB masih bersifat kotor/bruto. Data dalam perhitungan PDB menjelaskan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa dan sebagainya (BPS, 2007). Sehingga PDB dapat

mencerminkan pendapatan yang diterima masyarakat dalam suatu periode. Kenaikan Produk Domestik Bruto berarti terjadinya kenaikan daya beli

masyarakat Indonesia. Kenaikan daya beli masyarakat Indonesia memungkinkan kenaikan permintaan akan barang-barang domestik maupun barang impor. Hal tersebut sejalan dengan Teori Investasi yang dikemukakan oleh Keynes yakni apabila kenaikan pendapatan dalam suatu masyarakat meningkat maka

permintaan atau konsumsi masyarakat akan barang dan jasa pun akan meningkat. Dengan kata lain, apabila pendapatan bertambah tinggi maka investasi akan


(53)

35

meningkat (Mishkin, 2008).

Hubungan Kupon dengan Permintaaan Obligasi

Berinvestasi dalam obligasi akan memperoleh pendapatan yaitu bunga/kupon yang tetap secara berkala, biasanya setiap 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali sampai waktu jatuh tempo. Ketika obligasi tersebut jatuh tempo, maka penerbit harus membayar kepada investor sesuai dengan nilai pari dari obligasi tersebut beserta bunga/kupon. Perbankan merupakan suatu lembaga yang sangat tinggi tingkat kepercayaan masyakatnya. Pebankan meminjam dana dari kalangan investor untuk melakukan ekspansi usaha atau kebutuhan lain. Sebagai imbal balik, perbanakan akan memberikan tingkat bunga atau kupon yang akan

dibayarkan 6 bulanan atau tahunan. Semakin tinggi tingkat kupon maka semakin tertarik masyarakat atau investor untuk berinvestasi obligasi (Mishkin, 2008).

Hubungan Inflasi dengan Permintaan Obligasi

Faktor-faktor yang menyebabkan kurva agregat penawaran bergeser adalah meningkatnya harga-harga faktor produksi (baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri) di pasar faktor produksi, sehingga menaikkan harga komoditi dipasar komoditi. Harga pangan merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Umumnya laju penawaran bahan pangan tidak dapat mengimbangi permintaannya, sehingga menyebabkanexcess demand. Sedangkan disisi lain metode dan teknologi yang digunakan masih kurang canggih dan tidak maksimal. Laju inflasi merupakan faktor penting


(54)

36

dalam menganalisa dan meramalkan suku bunga. Selisih antara suku bunga nominal dan inflasi adalah ukuran yang sangat penting mengenai beban sesungguhnya dari biaya suku bunga yang dihadapi individu dan perusahaan. Suku bunga riil juga menjadi ukuran yang sangat penting bagi otorisasi moneter. Peningkatan ekspektasi inflasi akan cenderung meningkatkan suku bunga

nominal. Hal ini berarti pada suku bunga nominal akan cenderung terkandung ekspektasi inflasi untuk memberikan tingkat kembalian riil atas penggunaan uang. Semakin rendah inflasi maka investor akan tertarik untuk berivestasi karena resiko pengembaliannya akan tinggi (Mishkin, 2008).

Hubungan Volume Transaksi dengan Permintaan Obligasi

Likuiditas adalah kemudahan atau kecepatanm untuk menjual dan membeli kembali obligasi pada harga pasar dalam waktu singkat. Semakin mudah barang dijual dan dibeli maka semakin cepat tingkat transaksi, perputaran obligasi cepat. Sehingga ketakutan akan memiliki obligasi kecil. Semakin tinggi tingkat transaksi jual beli obligasi maka investor akan tertarik untuk membeli obligasi. Semakin tinggi jual beli juga meningkatkan permintaan obligasi semakin meningkat (Mishkin, 2008).

Hubungan Suku Bunga Deposito

Obligasi konvensional dalam menetapkan harga/nilai wajar adalah dengan mengetahui tingkat hasil investasi/return yang diharapkan dan menjadikannya nilai sekarang atau nilai aset pada saat mengambil keputusan dalam


(55)

37

berinvestasi. Proses menjadikan hasil investasi yang diharapkan menjadi nilai sekarang memerlukan suatu penetapan tingkat suku bunga tertentu. Harga pasar obligasi disecondary marketakan berekasi sama dengan faktor- faktor yang mempengaruhiinterest rateyaitu siklus bisnis dan dan tingkat inflasi. Harga pasar bisa tergantung dari siklus bisnis yang ada, pada saat iklim investasi membaik atau dalam masa pemulihan (recovery) akan terdapat peningkatan permintaan aggregat, termasuk permintaan akan dana oleh perusahaan yang ingin mengekspansi usahanya. Harga pasar obligasi akan menyesuaikanyield yang ditawarkan apabila terjadi perubahan tingkat suku bunga. Di Indonesia suku bunga deposito masih merupakan investasi yang berisiko kecil, sehingga kupon obligasi yang diterbitkan di bawah suku bunga deposito tidak akan dijadikan sarana yang tepat untuk melakukan investasi.

B. Penelitian Terdahulu

1. Richard Noviandi Lubis, 2009. “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga Deposito, dan GDP Terhadap Permintaan Obligasi Swasta Di Indonesia”. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan obligasi swasta di Indonesia. faktor yang mempengaruhi digunakanlah variabel nilai kurs, suku bunga deposito, dan GDP di Indonesia. Data yang digunakan adalah time serires antara tahun 1993-2007. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS). dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh positif, suku bunga deposito memiliki pengaruh negatif


(56)

38

dan GDP memiliki pengaruh positif terhadap permintaan obligasi di swasta di Indonesia

2. Monica Krisnilasari, 2007. “Analisis Pengaruh Likuiditas Obligasi,Coupon Dan Jangka Waktu Jatuh Tempo Obligasi Terhadap Perubahan Harga Obligasi Di Bursa Efek Surabaya “Penelitian ini mengkaji pengaruh likuiditas obligasi, coupon dan jangka waktu jatuh tempo terhadap tingkat perubahan harga obligasi di Bursa Efek Surabaya. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Surabaya dan Harian Bisnis Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah 71 obligasi yang diambil dengan teknikpurposive sampling. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel Variabel bebas likuiditas (LIKUIDIT) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perubahan harga, Variabel bebascoupon(COUPON) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi (returnobligasi) Variabel bebas jangka waktu jatuh tempo obligasi (JKWKT) memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap perubahan harga obligasi. 3. Ni Putu Wiwin Setyari dan Anak Agung Bagus Putu Widanta (2008). Dalam

penelitiannya yang berjudul Determinan Investasi di Indonesia bertujuan untuk menganalisis determinan investasi swasta dengan memasukkan berbagai variabel yang secara teoretis diduga berpengaruh kuat, yaitu suku bunga, pengeluaran investasi pemerintah, produk domestik bruto (PDB), kurs, dan inflasi. Dengan menggunakan model ECM , hasil penelitian ini menyatakan bahwa walaupun faktor ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan, iklim investasi juga sangat penting. Selain itu, beberapa faktor penunjang, seperti


(57)

39

penyediaan infrastruktur melalui modelpublic private partnership, mencari sumber pembiayaan selain pinjaman, kebijakan stabilisasi yang konsisten dan menumbuhkan kepercayaan, baik dari masyarakat maupun investor swasta asing dan domestik sangat dibutuhkan.

4. Mira Hastin Idris Hasdi Aimo, 2013. “Analisis Pasar Obligasi Pemerintah Di Indonesia”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari defisit anggaan, pinjaman luar negeri, SBI, harga obligasi, IHSG, permintaan obligasi pemerintah dan penawaan obligasi pemerintah, dan efek ini digunakan sebagai variabel penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmodel equation of simultaneous with method of Two Stage Least Squared (TSLS). kesimpulan dari penelitian ini adalah Defisit anggaran berpengaruh signifikan dan arahnya positif terhadap penawaran obligasi pemerintah di Indonesia, pinjaman luar negeri pemerintah berpengaruh signifikan terhadap penawaran obligasi di Indonesia dan arahnya negatif, suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap penawaran obligasi pemerintah dengan arah negatif atau berlawanan, permintaan obligasi pemerintah juga berpengaruh signifikan terhadap penawaran obligasi pemerintah dan arahnya negatif atau berlawanan, suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap permintaan obligasi

pemerintah dan arahnya positif, IHSG berpengaruh signifikan terhadap permintaan obligasi dan arahnya negatif.

5. Eman Sukanto, 2009. “Pengaruh Suku Bunga Deposito, Kurs Rupiah-Usd, Tingkat Inflasi, Ihsg Dan Volume Transaksi Terhadap Harga Obligasi Pemerintah Ri (Sun)”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat obligasi pemerintah di Indonesia dimana obligasi berperan sebgai intrumen


(58)

40

keuangan yang digunakan untuk menutupi defisit anggaran, embantu retruksisasi perbankan, atau kebutuhan pendaan lain yang dianggap penting oleh pemerintah. Variabel yang digunakan untuk meneliti tingka obligasi pemertintah adalah suku bunga deposito, kurs rupiah, inflasi, IHSG, dan volume transaksi. Penentuan sampel mengunakan metode purpose sampling dan alat analisis adalah ordinary least square (OLS). Dari penelitian ini dapat disimpulkan Bunga deposito berpengaruh signifikan negatif terhadap harga obligasi pemerintah Indonesia. Kurs berpengaruh signifikan negatif terhadap harga obligasi pemerintah Indonesia. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga obligasi pemerintah Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan berpengaruh signifikan positif terhadap harga obligasi pemerintah Indonesia. Volume transaksi obligasi pemerintah tidak berpengaruh

Tabel 3. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Obligasi

Peneliti Alat Analisis Model

Richard Noviandi L. Regresi linier berganda

LogY = α + β1LogX1+ β2LogX2+

β3LogX3+ µ

Monica Krisnilasari Regresi linier berganda

Retrun =α + β1COUPON +

β2JKWKT + β3LIKUIDIT + e

Ni Putu Wiwin S. Error Correction Model (ECM)

Δ INVt =ß0+ß1Δ Rt+ß2Δ Gt+ß3 Δ PDBt+ß4Δ KURSt+ß5Δ INFt+ß6 ECTt-1+et

Mira Hastin Idris H. Model equation of simultaneous with method of Two Stage Least Squared (TSLS)

Bs=β0+β1DEF+ β2PLNP+ β3SBI +

β4BP+ β5IHSG + e

Bd= β6+β7SBI+ β8BP+ β9IHSG +

β10DEF+ β11PLNP + e

Eman Sukanto Regresi linier berganda

HOP= α + β1 Deposito + β2 Kurs + β3 Inflasi + β4 IHSG + β5 Volume


(59)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, Diambil dari dokumen-dokumen Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan Bursa Efek Indonesia. Data sekunder yang digunakan adalah data deret waktu (time-series data) untuk kurun waktu bulanan dari tahun 2010:1–2014:12.

B. Deskripsi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah obligasi sebagai variabel terikat dan nilai PDB, kupon, inflasi, volume transaksi dan suku bunga deposito merupakan variabel bebasnya. Untuk memperjelas dan

memudahkan pemahaman terhadap variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan dalam tabel 4. sebagai berikut :

Tabel 4. Variabel Penelitian, Satuan Pengukuran, Simbol dan Sumber Data

Variabel Satuan

Pengukuran

Simbol Sumber Data

Obligasi Miliyar Rupiah OBP Bank Indonesia

PDB Miliyar Rupiah PDB Badan Pusat Statistik

Kupon Persen KUPON Bank Indonesia

Inflasi Persen INF Bank Indonesia

Volume Miliyar Rupiah VT Bursa Efek Indonesia


(60)

✁ ✂

C. Definisi Operasional Variabel

Batasan atau definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Obligasi adalah surat berharga yang memiliki nilai pada masa mendatang. Surat berharga ini merupakan aset bank yang tersimpan digunakan untuk menjamin kewajibannya, yaitu mata uang lokal yang diterbitkan, dan

cadangan berbagai bank yang disimpan di bank sentral oleh pemerintah atau lembaga keuangan. Data diperoleh dari situs (http://www.bi.go.id)yang dinyatakan dalam satuan miliyaran rupiah selama periode 2010:1–2014:14.

2. PDB mencerimkan tingkat kekayaan (wealth) suatu negara dimana tingkat PDB tinggi maka tingkat kesejahteraan masyarakat negara itu tinggi. Data PDB yang digunakan menggunakan harga konstan dan diperoleh dari situs (http://www.bps.go.id)yang dinyatakan dalam satuan miliyar rupiah selama periode 2010:1–2014:14.

3. Kupon adalah suku bunga obligasi yang mencerminkan imbal hasil

pengembalian (return) atas obligasi yang dibeli yang ditetapkan bank masing yang di bank milik pemerintah. Data tentang kupon ini diperoleh dari situs Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) yang dinytakan dalam satuan persen selama selama periode 2010:1–2014:14.

4. Inflasi yaitu meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. inflasi merupakan cerminan masyarakat untuk berinvestasi sebagai resiko (risk) tingkat pengembalian. Data diperoleh dari situs Bank Indonesia


(61)

43

(http://www.bi.go.id) yang dinyatakan dalam satuan persen selama periode 2010:1–2014:14.

5. Volume transaksi adalah tingkat jual beli obligasi pasar sekunder. Volume transaksi yang tinggi mencerminkan tingginya likuiditas (likuidity) obligasi yang dikeluarkan. Data diperoleh dari situs Bank Indonesia

(http://www.idx.go.id)yang dinyatakan dalam satuan miliyar rupiah selama periode 2010:1–2014:14..

6. Suku bunga deposito menjadi pembanding suku bunga kupon, dimana investor memlih kemana dana yang akan disimpan atau disalurkan. Data diperoleh dari situs Bank Indonesia (http://www.bi.go.id)selama tahun 2010 sampai tahun 2014. data yang yang digunakan merupakan suku bunga deposito 3 bulan dan satuannya adalah persen.

D. Spesifikasi Model Ekonomi

Secara ekonomi, model yang diamati sebagai berikut :

lnOBP = f (lnPDBt, KUPONt, INFt, lnVTt, SBDt,)

Dengan uraian sebagai berikut :

lnOBP = Logaritma Natural Obligasi lnPDBt = Logaritma Natural PDB

KUPONt = Kupon

INFt = Inflasi

lnVTt = Logaritma Natural Volume Transaksi SBDt = Suku Bunga Deposito


(62)

44

Pada penelitian ini untuk variabel obligasi, PDB dan volume transaksi

ditambahkan ln atau logaritma natural karena untuk menentukan suatu persamaan regresi itu bisa digunakan atau tidak untuk melakukan estimasi, harus memenuhi syarat, salah satunya yaitu linier. Untuk membuat persamaan menjadi linier adalah dengan menambahkan ln dalam variabel yang akan diteliti yang mempunyai satuan bukan presentasi. Tujuannya adalah untuk menemukanstandart erroryang lebih kecil. Bila fungsi asli kita memiliki standart error yang tinggi, maka fungsi atau persamaan harus diubah menjadi persamaan yang linier sehingga hasil estimasi yang kita lakukan bisa mendekati kenyataan.

E. Proses dan Identifikasi Model Penelitian

1. Interpolasi Data

Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis ini yaitu melakukan interpolasi data. Interpolasi data adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk

menaksir nilai data time series yang pempunyai rentang waktu lebih besar ke data yang memiliki rentang waktu yang lebih kecil, atau sebaliknya (tahunan ke triwulanan, triwulan ke bulanan). Metode interpolasi data dalam penelitian ini adalah menaksir nilai data triwulanan menjadi data bulanan untuk data PDB, Interpolasi data dilakukan dengan menggunakan alat E-Views 6.

2. UjiStasionary(Unit Root Test)

Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika untuk data runtut waktu (time series). Data stasioner adalah data yang


(63)

45

menunjukkanmean,variansdanautovarians(pada variasilag) tetap sama pada waktu kapan saja data itu dibentuk atau dipakai, artinya dengan data yang stasioner modeltime seriesdapat dikatakan lebih stabil. Apabila data yang digunakan dalam model ada yang tidak stasioner, maka data tersebut

dipertimbangkan kembali validitas dan kestabilannya, karena hasil regresi yang berasal dari data yang tidak stasioner akan menyebabkanspurious regression. Spurious regressionadalah regresi yang memiliki R2yang tinggi, namun tidak ada hubungan yang berarti dari keduanya.

Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan pengujian yang populer, dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne Fuller dengan sebutanAugmented Dickey-Fuller (ADF) Test. Jika suatu datatime series tidak stasioner pada orde nol, I(0), maka stasioneritas data tersebut bisa dicari melalui order berikutnya sehingga diperoleh tingkat stasioneritas pada order ke-n (first differenceatau I(1), atausecond difference atau I(2), dan seterusnya. Hipotesis untuk pengujian ini adalah :

H0 : δ = 0 (terdapat unit root, tidak stasioner)

H1 : δ ≠ 0 (tidak terdapat unit root, stasioner)

Seluruh data yang digunakan dalam regresi dilakukan uji akar unit dengan berpatokan pada nilai batas kritis ADF. Hasil uji akar unit dengan membandingkan hasil t-hitung dengan nilai kritis McKinnon. Jika hasil uji menolak hipotesis adanya unit root untuk semua variabel, berarti semua adalah


(64)

46

stasionary atau dengan kata lain, variabel-variabel terkointegrasi pada I (0), sehingga estimasi akan dilakukan dengan menggunakan regresi linier biasa (OLS). Jika hasil uji unit root terhadap level dari variabel-variabel menerima hipotesis adanya unit root, berarti semua data adalah tidak stasionary atau semua data terintegrasi pada orde I (1). Jika semua variabel adalah tidak stasionary, estimasi terhadap model dapat dilakukan dengan teknik kointegrasi.

3. Uji Kointegrasi

Konsep kointegrasi pada dasarnya adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang pada variabel-variabel yang diobservasi. Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun waktu tidak stasioner akan terkointegrasi bila kombinasinya juga linier sejalan dengan berjalannya waktu, meskipun bisa terjadi masing-masing variabelnya bersifat tidak stasioner. Bila variabel runtun waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang.

Uji kointegrasi adalah uji ada tidaknya hubungan jangka panjang antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji ini merupakan kelanjutan dari ujistationary. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui apakahresidual

terkointegrasistationaryatau tidak. Apabila variabel terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang. Sebaliknya jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka implikasi tidak adanya keterkaitan hubungan dalam jangka panjang. Istilah kointegrasi dikenal juga dengan istilaherror, karena deviasi terhadapekuilibriumjangka panjang dikoreksi secara bertahap melalui


(65)

47

series parsial penyesuaian jangka pendek. Ada beberapa macam uji kointegrasi, antara lain :

Uji Kointegrrasi Engel-Granger(EG)

Penggunaan kointegrasi EG didasarkan atas uji ADF (C,n), ADF (T,4) dan statistik regresi kointegrasi CRDW (Cointegration Regression Durbin Watson). Dasar pengujian ADF (C,n), ADF (T,4) adalahstatistic Dickey-Fuller, sedangkan uji CDRW didasarkan atas nilaiDurbin Watson Ratio, dan keputusan penerimaan atau penolakannya didasarkan atas angka statistik CDRW.

4. PendekatanError Correction Model(ECM)

Setelah melakukan uji kointegrasi dan hasil pada model terkointegrasikan atau dengan kata lain mempunyai hubungan atau kesimbangan jangka panjang.

Bagaimana dengan jangka pendeknya, sangat mungkin terjadi ketidakseimbangan atau keduanya tidak mencapai keseimbangan. Teknik untuk mengkoreksi

ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang disebut denganEror Correction Model(ECM), pertama kali digunakan oleh Sagran pada tahun 1984 dan selanjutnya dipopulerkan oleh Engle dan Granger untuk

mengkoreksi ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam jangka pendek. Teorema representasi Grenger mengatakan bahwa jika dua variabel saling berkointegrasi, maka hubungan keduanya dapat diekspresikan dalam bentuk ECM.


(66)

48

Analisis ECM digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan model fungsi maka didapat persamaan berikut (Gujarati, 2003) :

Y =f(X1,X2,X3,…,Xn)

Sedangkan model ekonometrika dengan teknikError Correction Model(ECM) sebagai berikut:

DlnOBP = 0+ 1DlnPDBt + 2DKUPONt + 3DINFt + 4DlnVTt+ 4

DSBDt + RES(-1)+et

F. Uji Hipotesis

Uji t

Uji t statistik untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel

bebasnya terhadap variabel terikatnya. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t hitung atau t statistik dengan t table, (Gujarati, 2003).

Ho : β1 ≤ 0variabel PDB berpengaruh positif terhadap permintaan obligasi

Ha: β1 > 0variabel PDB tidak berpengaruh terhadap permintaan obligasi

Ho : β1 ≤ 0variabel Kupon berpengaruh positif terhadap permintaan obligasi

Ha: β1 > 0variabel kupon tidak berpengaruh terhadap permintaan obligasi

Ho : β1> 0 variabel Inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaan obligasi


(67)

49

Ho : β1 ≤ 0 variabel Volume Transaksi berpengaruh positif terhadap permintaan obligasi

Ha: β1 > 0 variabel Volume Transaksi tidak berpengaruh terhadap permintaan

obligasi

Ho : β1 > 0 variabel Bunga Deposito berpengaruh negatif terhadap permintaan

obligasi

Ha: β1 < 0 variabel bunga Deposito tidak berpengaruh terhadap permintaan obligasi

Kriteria pengujiannya adalah:

(1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika t-hitung≥ t-tabel (2) Ho diterima dan Ha ditolak jika t-hitung < t-tabel

Jika HO, berarti variabel bebaas yang diuji berbengaruh nyata terhadap variabel

terikat. Jika H0diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata

pada terhadap variabel terikat.

Uji F

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau Uji model/uji Anova yaitu uji yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji apakah model regresi yang ada signifikan atau tidak signifikan. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F table, (Gujarati, 2003).


(68)

50

Ho : Diduga secara bersama-sama PDB, suku bunga kupon, inflasi, volume transaksi dan suku bunga deposito berpengaruh signifikan terhadap obligasi dibank milik pemerintah

Ha : Diduga secara bersama- PDB, suku bunga kupon, inflasi, volume transaksi dan suku bunga deposito tidak berpengaruh signifikan terhadap simpanan masyarakat pada bank milik pemerintah

Kriteria pengujiannya adalah :

(1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika F hitung > F-tabel (2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika F hitung≤ F-tabel

Jika Ho ditolak, berarti variable bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variable terikat. Jika Ho diterima berarti variable bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variable terikat.

G. Newey-West

Newey-West tidak memperbaiki model menjadi tidak ada autokorelasi dan tidak ada heterokedastisitas. Model tetap mengandung autokorelasi tetapi mengoreksi bias pada standar error karena adanya autokorelasi dan heterokedasititas. Tidak ada yang berubah pada koefisien regresi dan juga nilai lain seperti DW atau R-Square, kecuali t-stat karena berkaitan dengan standar error yang telah berubah. Metode Newey-West sangat baik untuk model dua persamaan simultan dimana suatu variabel saling berkaitan dengan variabel lain dalam sistem persamaan secara keseluruhan. Koefisien estimasi tidak berubah, hanya standard errornya. Dan cara ini lebih direkomendasikan karena tidak perlu susah payah melakukan


(69)

51

transformasi yang tidak selalu benar-benar memperbaiki keadaan, meski menjadi lebih baik dari sebelumnya (tidak terlalu menyimpang dari asumsi)


(70)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal dibawah ini :

1. PDB terhadap permintaan obligasi di Bank milik pemerintah tidak mencerminkan pendapatan yang dikemukan oleh keynes. Tingginya PDB berpengaruh negatif terhadap permintaan obligasi. Hal ini dikarenakan masrakat lebih memenuhi kebutuhan dalam jangka pendek yaitu konsumsi.

2. Kupon (coupon) berpengaruh positif dalam jangka pendek dan signifikan

terhadap permintaan obligasi Bank milik pemerintah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan mishkin. Dimana tingginya imbal hasil akan pembelian obligasi akan meningkatkan permintaan obligasi. Tingginya imbal hasil akan meningkatkan pendapatan, sehingga masyarakat dimasa mendatang tidak khawatir akan kebutuhannya.

3. Inflasi berpengaruh negatif dalam jangka pendek dan signifikan terhadap

permintaan obligasi bank milik pemerintah. Hal ini sejalan dengan teori mishkin, dimana inflasi akan meyebabkan imbal hasil rill menurun.

4. Volume transaksi berpengaruh positif dalam jangka pendek dan signifikan terhadap permintaan obligasi bank milik pemerintah. Kenaikan transaksi dipasar


(1)

51

transformasi yang tidak selalu benar-benar memperbaiki keadaan, meski menjadi lebih baik dari sebelumnya (tidak terlalu menyimpang dari asumsi)


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal dibawah ini :

1. PDB terhadap permintaan obligasi di Bank milik pemerintah tidak mencerminkan pendapatan yang dikemukan oleh keynes. Tingginya PDB berpengaruh negatif terhadap permintaan obligasi. Hal ini dikarenakan masrakat lebih memenuhi kebutuhan dalam jangka pendek yaitu konsumsi.

2. Kupon (coupon) berpengaruh positif dalam jangka pendek dan signifikan

terhadap permintaan obligasi Bank milik pemerintah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan mishkin. Dimana tingginya imbal hasil akan pembelian obligasi akan meningkatkan permintaan obligasi. Tingginya imbal hasil akan meningkatkan pendapatan, sehingga masyarakat dimasa mendatang tidak khawatir akan kebutuhannya.

3. Inflasi berpengaruh negatif dalam jangka pendek dan signifikan terhadap

permintaan obligasi bank milik pemerintah. Hal ini sejalan dengan teori mishkin, dimana inflasi akan meyebabkan imbal hasil rill menurun.

4. Volume transaksi berpengaruh positif dalam jangka pendek dan signifikan terhadap permintaan obligasi bank milik pemerintah. Kenaikan transaksi dipasar


(3)

✄0

sekunder meningkatkan permintaan obligasi. Semakin banyak yang melakukan transaksi jual beli maka masyarakat yang memiliki obligasi dapat dengan mudah menjual kembali obligasi yang dibeli.

5. Suku bunga deposito berpengaruh negatif dalam jangka pendek dan signifikan terhadap permintaan obligasi bank milik pemerintah. Suku bunga deposito merupakan pembanding dari imbal hasil obligasi. Apabila suku bunga deposito menurun maka masyarakat memilih obligasi karena memiliki keutungan yang lebih tinggi.

6. Variabel PDB, kupon (coupon), inflasi, volume transaksi, dan SBD secara bersama-sama berpengaruh dalam jangka pendek terhadap permintaan obligasi Bank milik pemerintah.

B. Saran

1. Teori permintaan aset yang dikemukan oleh Mishkin tahun 2008 sangat efektif digunakan diperiode 2010 sampai 2014 di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan yaitu, kupon, inflasi, volume transaksi, dan suku bunga deposito yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan obligasi. Variabel yang tidak berngaruh yaitu PDB, untuk meningkatkan PDB para pejual obligasi baik negara atau lembaga keuangan memperhatikan tingkat pendapatan masyarakat, kemana dana masyarakat disalurkan dan kebijakan apa yang harus dilakukan agar permintaan obligasi di Indonesia meningkat diperiode selanjutnya. Misalnya


(4)

☎1

pemerintah memberikan kebijakan kepada perbankan dalam menghimpun dana dengan cara meningkatkan suku bunga, sehingga masyarakat akan menyimpan uangnya di Bank. Pemerintah juga membuat kebijakan penyaluran dan oleh perbankan agar dana yang disalurkan tepat pada pada sektor-sektor ekonomi yang produktif sehingga akan menghasilkan output yang tinggi.

2. Bagi peneliti selajutnya perlu juga diperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pembelian obligasi, agar return yang diharapkan dapat optimal dan tingkat permintaan obligasi terus meningkatkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011.“Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah / Skripsi”.Lampung. Program SarjanaUniversitas Lampung.

Agus Dedi Mulyadi, 2008.“Analisis Pengaruh Indikator Makroekonomi Terhadap Yield Obligasi Negara Indonesia”,UEU, Jakarta Barat Bank Indonesia,www.bi.go.id.

Bursa Efek Indonesia,www.idx.co.id.

Eman Sukanto, 2009.“Pengaruh Suku Bunga Deposito, Kurs Rupiah-Usd, Tingkat Inflasi, Ihsg Dan Volume Transaksi Terhadap Harga Obligasi Pemerintah Ri (Sun)”, STIE, Semarang.

Frank J Fabozzi, 2004,“Managemen Investasi”,Salemba Empat, Pea Prentice Hall, Jakarta.

Gujarati, Domar, 2003,“Ekonometrika Dasar (Terjemahan)”,Edisi Enam, Erlangga, Jakarta.

Harris, L. 2003.“Trading and Exchanges: Market Microstructure for Practioners”. New York: Oxford University Press.

Hubbart, Glenn R. 2002. Money, The Financial, and the Economy Boston, Pearson Education.

Ida Ayu Made Wiryandari Kusuma Handayani Luh Gede Sri Artini, 2012. Analisis Pengaruh Faktor Ekonomi Makro, Keputusan Investasi Dan

Keputusan Pendanaan Terhadap Yield Obligasi Korporasi Di Bursa Efek Indonesia”,Udayana, Bali

Keynes. J.M. 1936. “The General Theory of Employment, Interest and Money”, Brace and World, Harcourt

Kasmir, 2000, “Manajemen Perbankan”. Edisi Keenam PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta


(6)

✆ ✝

Mankiw, Gregory N. 2009.Teori Makro Ekonomi.Edisi Keenam. Erlangga, Jakarta.

Manurung Adler, Desmon, Wilson. 2007.“Hubungan Rasio-rasio Keuangan dengan Rating Obligasi”. Institute Perbanas. Jakarta.

Manurung Adler, 2006.“Teori Investasi”. Jakarta.

Mira Istin, Idris, Hasbi Aimo, 2013.“Analisis Pasar Obligasi Pemerintah Di Indonesia”, UNP. Kerinci.

Miskhin, Frederic, S. 2008.The Economics Of Money, Banking, And Financial

Markets”.Erlangga, Jakarta.

Monica Krisnilasari , 2007,“Analisis Pengaruh Likuiditas Obligasi, Coupon Dan Jangka Waktu Jatuh Tempo Obligasi Terhadap Perubahan Harga

Obligasi Di Bursa Efek Surabaya”, UNDIP. Semarang.

Murwaningsari, Etty. 2008,“Hubunhgan Corporate Governance, Corporate Social Responbilities, dan Corporate Financial Perfomance dalam Satu

Continuum”, Depok.

Ni Putu Wiwin dkk. “Determinan Investasi di Indonesia”. UNILA. Lampung Raharjo, Sapto, 2003.“Panduan Investasi Obligasi”,Gramedia Pustaka Utama Richard Noviandi Lubis, 2009,“Analaisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga

Deposito, Dan Gdp Terhadap Permintaan Obligasi Swasta”,USU, Medan.

Sukirno, Sadono ,2002.Pengantar Teori Makroekonomi,Grafindo Persada. Jakarta.

Sunariyah, 2006,Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Yesa, 2007.Obligasi, Wordpress.com

Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru A. Totok Budi Santoso, 2000. “Bank dan lembaga keuangan lain”


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH INFLASI, SIBOR DAN SBI TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA PINJAMAN PADA BANK UMUM PEMERINTAH TAHUN 1998.1-2005.12

0 8 57

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAN SUKU BUNGA TABUNGAN TERHADAP JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2000.I-2006.IV

0 28 15

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAN SUKU BUNGA TABUNGAN TERHADAP JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2000.I-2006.IV

0 15 15

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAN SUKU BUNGA TABUNGAN TERHADAP JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK UMUM DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2000.I-2006.IV

0 16 15

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA, SUKU BUNGA DEPOSITO, DAN JUMLAH KANTOR BANK UMUM TERHADAP JUMLAH DEPOSITO PADA BANK UMUM DI KABUPATEN JEMBER TAHUN 1990-2005

0 26 10

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI),SIBOR.INFLANSI TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA TAHUN 1997.1-2004.6

0 24 59

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA LIBOR, SUKU BUNGA SBI, DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO PADA BANK UMUM DI INDONESIA (PERIODE 2007:01-2011:12)

6 41 85

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, PRODUK DOMESTIK BRUTO, INFLASI, DAN SUKU BUNGA LUAR NEGERI TERHADAP NILAI IMPOR NON MIGAS DI INDONESIA (PERIODE 2001.I – 2012.IV)

2 10 65

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), KUPON, INFLASI, VOLUME TRANSAKSI, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERMINTAAN OBLIGASI DI BANK MILIK PEMERINTAH (PERIODE 2010:1-2014:12)

5 17 74

PENGARUH SELISIH INFLASI, SELISIH SUKU BUNGA DAN NERACA PERDAGANGAN TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH (PERIODE 2000:I – 2011:II)

0 0 109