d. Pemimpin. Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mengarahkan dan
membina hubungan antar sumber daya manusia dalam rangka pemenuhan atau pencapaian hasil.
e. Pengawasan. Pengawasan adalah tindakan untuk mengukur pencapaian
terhadap sasaran hasil, menentukan penyebab terjadinya penyimpangan, dan melakukan tindakan korektif bila ada penyimpangan yang terjadi.
Pengertian manajemen sumber daya manusia di atas, bila dikaitkan dalam bidang pendidikan meliputi ilmu dan seni yang mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dalam institusi pendidikan seperti, kepala sekolah, guru, dan sumber
–sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan pendidikan secara optimal. Dengan manajemen SDM
di bidang pendidikan, pencapaian tujuan pendidikan akan terwujud. Dengan manajemen SDM di bidang pendidikan, akan dihasilkan
output
pendidikan yang memiliki
life skill
yang tinggi serta memiliki kompetensi di bidang akademik maupun nonakademik.
2. Bentuk Pengembangan Profesionalisme
Pengembangan menurut Castetter 1992: 231-233, memiliki dua bentuk. Pertama pembinaan atau
in-service education
, maksudnya peningkatan kemampuan guru sesuai dengan kualifikasi minimal guru untuk
melaksanakan tugasnya dengan waktu secara cepat. Adapun jalur kegiatan ini adalah pelatihan dan penataran. Dalam hal ini,
in-service education
atau
in- service training
tidak hanya pada wilayah prinsip-prinsip pendidikan
pengajaran melainkan juga pada wilayah teknis-pragmatis metode dan aktivitas pengajaran sehari-hari. Karena itu, setiap guru tidak hanya bertugas
mengajar dalam
pengertian memberikan
dan mentransformasi
pengetahuannya kepada para siswa, melainkan mereka juga terus meningkatkan kualitas sebagai guru Sidi, 2003: 19.
Kedua, pengembangan yakni upaya peningkatan wawasan dan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya yang relevan dengan
pengembangan iptek yang diperlukan dalam dunia pendidikan. Adapun jalur pengembangannya adalah pendidikan lanjut gelar, pemeransertaan, baik aktif
maupun pasif dalam berbagai kegiatan ilmiah, seperti seminar, diskusi, penelitian, dan penugasan-penugasan, serta penyediaan buku-buku.
Pembagian pengembangan di atas sebagaimana juga dikemukakan oleh Simamora 2004: 273. Dua bentuk pengembangan SDM, yaitu pembinaan
in-service education training
pelatihan dan pengembangan
development
. Dua peristilahan dalam pengembangan SDM ini memiliki sasaran yang berbeda dalam pelaksanaannya. Perbedaannya adalah
pembinaan diarahkan untuk membantu para karyawan baca: guru menunaikan tugasnya saat ini secara lebih baik, sedangkan pengembangan
mewakili investasi yang beroreintasi ke masa depan dalam diri karyawan. Pembinaan mempunyai fokus yang agak sempit dan harus memberikan
keahlian yang akan memberikan manfaat bagi organisasi secara cepat, sedangkan pengembangan mempunyai fokus jangka panjang dengan
peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk menunaikan tugas yang lebih baik.
Walaupun dapat dibedakan, pengembangan SDM dalam praktiknya agak sulit dibedakan, karena pembinaan bisa saja berorientasi pengembangan,
begitu juga sebaliknya. Hal ini mengingat bahwa keterampilan yang diperoleh staf saat ini pada hakikatnya adalah untuk jangka panjang. Pengembangan
yang berorientasi jangka panjang pada hakikatnya adalah kebutuhan saat ini juga. Untuk mengatasi permasalahan ini, istilah pengembangan dianggap
lebih dapat mengakomodir kedua bentuk pengembangan SDM tersebut. Dalam konteks persekolahan, pembinaan guru secara terminologis,
sering diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala
sekolah, penilik sekolah, dan pengawas, serta pembina lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Jika yang dimaksudkan pembinaan
guru sesungguhnya adalah supervisi, para pakar yang memberikan pengertian berbeda dengan inti yang sama. Batasan pembinaan guru merupakan
perencananan program perbaikan pengajaran Ali Imron, 1995: 9. Penjelasan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa pengembangan
profesionalisme guru terdiri atas dua bentuk, yaitu pembinaan dan pengembangan. Pembinaan yang dimaksud adalah pelbagai kegiatan yang
tidak sebatas pelatihan, tetapi berbagai kegiatan sebagai upaya yang ditujukan untuk para guru dalam hubungannya dengan peningkatan kemampuan
profesionalisme saat ini, segera, dan berjangka pendek. Tujuan kegiatan ini utamanya adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja tiap guru.
3. Tujuan Pengembangan Profesionalisme