Scriven’s Formative-summative Model CIPP Model

36 Menurut Mardapi 2004: 10, kegiatan pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah lulus penguasaan kompetensi 75 - 85. Lulus berarti peserta didik telah memiliki kompetensi dasar yaitu sama atau lebih tinggi dari standar atau kriteria. Kegiatan pengayaan diberikan bahan ajar yang telah dipelajarai sebelumnya dengan maksud untuk penguatan penguasaan kompetensi dasar.

I. Kajian Model Evaluasi

Kaufman Thomas 1980:109 menyebutkan ada delapan model evaluasi program, yaitu: s criven’s Formative-summative Model, CIPP Model, CSE-UCLA Mode l, Stake’s Countenance Model, Tyler’s Goal Attainment Model, Provus’s Discrepancy Model, Scriven’s Goal-Free Model, and Stake’s Responsive Model. Penjelasan masing-masing model evaluasi adalah sebagai berikut.

1. Scriven’s Formative-summative Model

Evaluasi ini dikembangkan oleh Michael Scriven. Menurut Scriven, tanggung jawab utama dari para penilaian adalah membuat keputusan. Akan tetapi harus mengikuti peran dari penilaian yang bervariasi. Scriven mencatat sekarang setidaknya ada dua peran penting: formative, untuk membantu dalam mengembangkan kurikulum, dan summative, yakni untuk menilai manfaat dan kurikulum yang telah mereka kembangkan dan penggunaannya atau penempatannya di sekolah-sekolah.

2. CIPP Model

Stufflebeam, dkk. 1967 di Ohio State University, mengembangkan CIPP Context, Input, Process, Product, sebagai salah satu model evaluasi. Esensi model ini terlihat dalam definisi yang diberikan oleh Stufflebeam, yaitu: 37 “evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing usefull information for judging decision alternatives”. Stufflebeam menjelaskan empat tipe keputusan model CIPP, yaitu:

a. Evaluasi konteks,

bermanfaat pada phase awal program pengembangan, identifikasi kebutuhan dan desain rasional program. Program harus dikembangkan, dibandingkan dengan program lain yang potensial. Suatu satuan sasaran hasil yang spesifik dikembangkan untuk mendesain program instruksional.

b. Evaluasi input, bermanfaat dalam mengidentifikasi apa yang secara

aktual dibutuhkan untuk mendefinisikan sasaran hasil dalam evaluasi konteks. Dapat berupa relokasi atau menambah sumber daya. Pengumpulan informasi ditekankan untuk digunakan oleh pengambil keputusan. Keputusan tentang bagaimana penyusunan program instruksional, untuk membuat manfaat terbaik dari sumber daya dalam memperoleh identifikasi sasaran.

c. Evaluasi proses, hampir sama dengan evaluasi formatif, keduanya

digunakan untuk program berjalan. Evaluasi bermanfaat untuk berbeda dari evaluasi formatif model Scriven, dalam hal penekanan pengumpulan informasi untuk dasar pembuatan keputusan tentang kemajuan program, daripada membuat perubahan program aktual.

d. Evaluasi produk, terjadi setelah program selesai. Bermanfaat dalam

pengumpulan informasi untuk membuat keputusan, apakah program dilanjutkan, dimodifikasi atau dihentikan. 38

3. CSE-UCLA Model