48 penelitian ini yang menjelaskan bagaimana simulakra dalam game Dora
The Explorer seri Candy Land sebagai media pembelajaran. Penulis
menggunakan teori simulakra Baudrillard sebagai pisau analisa karena teori tersebut sesuai untuk menganalisis fenomena game Dora The
Explorer seri Candy Land sebagai media pembelajaran yang menawarkan
hyperreality sebagai pengganti interaksi didalam realitas pembelajaran.
Penulis menggunakan teori simulakra Baudrillard untuk melakukan evaluasi kritis dengan melakukan refleksi kritis terhadap data yang
diperoleh.
G. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis teks yakni analisa kritis teks media game edukasi Dora The Explorer seri Candy Land. Arti
teks diterjemahkan dalam pengertian pencitraan visual yang diproduksi oleh game edukasi tersebut. Teks disini diartikan sebagai Symbolic reality,
merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang dihayati sebagai “objective reality”, misalnya produk industri media, seperti berita di media
cetak atau elektronika, begitu pun pencitraan visual yang ada di game edukasi Dora The Explorer seri Candy Land yang hendak diteliti disini.
Teks diperlukan untuk mengidentifikasi dan mempertanyakan relasi kuasa yang mempengaruhi dan dipengaruhi dalam teks pada interaksi dalam
media game edukasi tersebut. Teks game edukasi disini dipahami sebagai bentuk yang memberikan gambaran yang palsu tentang realitas dan kita
49 melihat gambaran tersebut sebagai yang lebih nyata ketimbang kenyataan
itu sendiri. Dengan kata lain, teks disini dipahami dalam pengertian teori simulacra Baudrillard, yakni teks sebagai pencitraan visual, sebagai
simulacra. Simulakra adalah ruang realitas yang disarati oleh proses reduplikasi dan daur ulang pelbagai fragmen kehidupan yang berbeda
dalam wujud komoditas citra, fakta, tanda, serta kode-kode yang silang sengkarut, dalam satu dimensi ruang dan waktu yang sama Piliang,
2003. Simulakra adalah ruang dimana mekanisme simulasi berlangsung
Piliang, 2003. Simulasi merupakan proses penciptaan bentuk-bentuk nyata melalui model-model yang tidak ada asal-usul atau refrensi
realitasnya, sehingga yang khayal kelihatan tampak nyata Piliang, 2003. Sehingga teks game edukasi
tersebut berpotensi menciptakan “kesadaran semu” false consciousness. Analisa teks game edukasi ini berpusat pada
cara bagaimana game Dora The Explorer seri Candy Land mendefinisikan dan
menata gambaran mengenai “realitas”. Yang pada akhirnya teks game edukasi tersebut mendefinisikan realitas dan memberi model pada sikap
dan tingkah laku siswa. Dengan secara tak sadar, mereka telah terperangkap di dalam dunia
hiperealitas visual media dengan kesadaran palsu, dan tenggelam dalam
citra simulacrumnya. Inilah fenomena yang dilihat oleh Baudrillard, dimana subyek tertelan dalam gambaran-gambaran images yang terus
bergerak. Dunia virtual dalam game edukasi tak lagi menghadirk an “ada”
50 di dunia melainkan telah menjelma menjadi dunia tersendiri yang
melaluinya pandangan dunia dan eksistensi manusia dibangun. Penampakan yang disajikan oleh layar game ini hadir di depan mata
sebagai model kebenaran, yang juga menggiring pada model melihat. Ia membingkai sesuatu sekaligus membingkai cara kita melihat sesuatu.
Ketika kita hanyut di dalamnya, maka menutup berbagai potensi dan kemungkinan cara melihat kebenaran yang lain. Cara kita memahami
dan memaknai dunia kehidupan di bingkai oleh model melihat yang disajikan oleh dunia virtual ini. Dunia yang di bawah dominasi kepungan
citraan yang ditanamkan oleh dunia virtual. Sehingga dunia virtual melalui horizon citra telah memangsa dan merenggut kesadaran.
Penelitian ini lebih menekankan pada kekuatan analisis sumber- sumber dan data-data yang ada dengan mengandalkan teori-teori dan
konsep-konsep yang ada untuk diinterpretasikan berdasarkan tulisan- tulisan yang mengarah kepada pembahasan. Dalam penjelasannya lebih
menekankan pada kekuatan analisis data-data yang ada, terutama data game Dora The Explorer seri Candy Land yang dijadikan unit analisis
penelitian ini. Teknik deskriptif-analitis penulis gunakan dalam mengolah data untuk menarik kesimpulan, yakni teknik yang menekankan pada
penjelasan dan uraian argumentatif.
51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN