21
kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut.
Syaiful Sagala 2006: 215, menjelaskan bahwa istilah kerja sama digunakan untuk merangkum pengertian dimana anak didik dalam satu kelompok
dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencari satu tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong. Kegiatan kerja kelompok atau bekerja
dalam situasi kelompok, mengandung pengertian bahwa anak dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan kelompok tersendiri ataupun dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil. Sebagai kegiatan kerja kelompok dapat dipakai mengajar untuk mencapai bermacam-macam tujuan di sekolah.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kerja kelompok merupakan suatu aktivitas kerja yang mana dalam aktivitas kerja tersebut terdapat
suatu masalah maupun tugas yang harus diselesaikan secara bersama. Penyelesaian tugas diselesaikan dalam suatu kelompok yang mengharuskan
adanya kerja sama dari antar anggota kelompok.
2. Faktor-faktor Pembentukan Kelompok
Menurut Roestiyah N.K. 2001: 15-17, pengelompokan atau kegiatan kerja kelompok dibentuk atas beberapa faktor, yaitu:
a. Adanya alat pembelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya. Agar penggunaan alat dapat lebih efektif dan efisien, maka perlu dibentuk
kelompok-kelompok kecil. Dengan pembagian kelompok kecil ini anak dapat memanfaatkan alat yang terbatas itu dengan sebaik mungkin, mereka bisa
menggunakan bersama.
22
b. Kemampuan belajar anak. Di dalam suatu kelas kemampuan belajar anak tidak sama. Dengan adanya perbedaan ini, maka perlu dibentuk menurut
kemampuan belajar masing-masing agar setiap anak bisa saling belajar mengenai perbedaan kemampuan tersebut.
c. Minat khusus. Setiap anak memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan. Ada kemungkinan bahwa minat anak berbeda, tetapi ada pula kemungkinan
bahwa minat anak sama, sehingga hal ini memungkinkan untuk dibentuknya kelompok agar anak dapat dibina dan mengembangkan bersama minat khusus
tersebut. d. Memperbesar partisipasi anak. Jumlah jam pelajaran di kelas sangat terbatas,
sulit sekali bagi guru untuk mengaktifkan anak dalam sebuah kegiatan, terkadang anak mau aktif ketika ditunjuk guru dan yang tidak ditunjuk akan
tetap pasif. Dengan dibentuknya kelompok maka anak akan lebih bisa aktif dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas.
e. Pembagian tugas atau pekerjaan. Jika guru memiliki berbagai tugas atau masalah, maka hal tersebut bisa dibagi pada masing-masing kelompok.
f. Kerja sama yang efektif. Dalam kelompok, anak harus bisa bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pendapat atau tenaga untuk
kepentingan bersama sehingga dapat mencapai suatu tujuan bersama. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
pembentukan kelompok adaenam, yaitu keterbatasan alat, kemampuan belajar, minat anak, memperbesar partisipasi anak, membagi tugas dan kerja sama yang
efrktif.
23
3. Bentuk-bentuk Kerja Kelompok