mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Dalam teori agensi, principalpemilik dan agent manajer mempunyai kepentingan
yang berbeda. Manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan tidak berdasar memaksimalkan nilai dalam pengambilan keputusan
pendanaan. Hal ini terjadi karena adanya pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan. Pemisahan inilah yang menimbulkan konflik agensi.
Teori agensi terfokus pada dua individu, yaitu principal dan agent. Principal adalah pemegang saham dan agent adalah manajemen yang mengelola
perusahaan. Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen sering kali bertentangan dengan kepentingan pemegang saham, sehingga sering terjadi
konflik di antaranya Tarjo, 2002. Konflik tersebut terjadi karena manajer cenderung berusaha mengutamakan kepentingan pribadi. Pemegang saham sering
kali tidak menyukai kepentingan pribadi manajer, karena hal tersebut akan menambah cost bagi perusahaan sehingga menurunkan keuntungan yang diterima.
Akibat dari perbedaan kepentingan itulah maka terjadi konflik yang biasa disebut konflik agensi.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tersebut dapat diuraikan melalui tabel berikut :
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil penelitian 1.
Shelly 2009 Pengaruh Free Cash
Flow terhadap
Kebijakan Hutang pada Perusahaan
Food and Beverages di BEI
Variabel independen
adalah Free
Cash flow. Sedangkan
Variabel dependen
adalah Kebijakan
Hutang Free Cash Flow
tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
kebijakan hutang.
2 Tarjo 2002
Analisa Free Cash Flow
dan Kepemilikan
Manajerial terhadap Kebijakan Hutang
pada Perusahaan Mempublik di
Indonesia.
Variabel Independen
adalah Free
Cash Flow dan kepemilikan
Manajerial. Sedangkan
variabel dependen
adalah Kebijakan
Hutang Free Cash Flow
berpengaruh positif terhadap
kebijakan hutang.
Sedangkan Kepemilikan
Manajerial berpengaruh
negatif terhadap kebijkan hutang
3 Nurhayati
2008 Pengaruh
kepemilikan manajerial terhadap
kebijakan hutang,risiko,peluang
pertumbuhan dan kemampulabaan
perusahaan terbuka pada industry
manufaktur di Indonesia
Variabel independen
Kepemilikan manajerial
Variabel dependen
Kebijakan hutang, growth,
risiko dan kemampulabaan
Kepemilikan manajerial
berpengaruh terhadap
kebijakan hutang, growth,
risiko. Tapi kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh
terhadan kemampulabaan
E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Suatu kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel adalah
konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Sedangkan dalam penelitian ini, Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, 2003. Kerangka konseptual yang
baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang diteliti Sugiyono, 2007.
Dari berbagai kerangka teori diatas menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang, akan tetapi dalam penelitian ini
akan di lihat tiga variabel yang dianggap cukup penting dan cukup dominan yang mempengaruhi kebijakan hutang. Adapun tiga variabel itu adalah free cash
flow,kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Dengan demikian, maka dibangun sebuah kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang
H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Hutang merupakan suatu mekanisme lain yang bisa digunakan untuk mengurangi atau mengontrol konflik keagenan. Jensen 1986, berpendapat bahwa dengan
utang maka perusahaan harus melakukan pembayaran periodic atas bunga dan principal. Hal ini bisa mengurangi keinginan manajer untuk menggunakan aliran
kas bebas atau free cash flow. Free cash flow merupakan kas lebih perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak
digunakan untuk operasi atau investasi. Pemegang saham menginginkan kelebihan dana tersebut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,
sedangkan manajer berkeinginan menggunakan kelebihan dana yang ada Debt
Y Free Cash Flow
X1
Kepemilikan Manajerial X2
Kepemilikan Institusional X3
untuk investasi pada proyek-proyek yang menguntungkan karena pada masa yang akan datang akan menambah insentif bagi manajer. Para manajer mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku opportunistik yang lain karena mereka menerima manfaat yang penuh
dari kegiatan tersebut tetapi kurang mau menanggung risiko dari biaya yang dikeluarkan tersebut. Dengan kata lain manajer lebih mementingkan kepentingan
pribadinya. Dengan adanya utang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow yang berlebihan oleh manajer. Dengan demikian dapat
menghindari investasi yang sia-sia karena ketika utang meningkat maka manajer harus menyisihkan dana yang lebih besar untuk membayar bunga dan pinjaman
pokoknya secara periodik, sehingga dana yang tersisa menjadi kecil.Jadi free cash flow berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Kepemilikan Manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang
saham perusahaan. Jadi jika tingkat kepemilikan manajerialnya tinggi maka akan mengurangi tingkat penggunaan hutang. Sebaliknya jika tingkat kepemilikannya
rendah maka tingkat penggunaan hutangnya akan meningkat.Jadi kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Kepemilikan Institusional adalah persentase kepemilikan saham oleh investor institutional seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi
maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain.Dengan adanya kepemilikan institutional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal
terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti semakin besar persentase saham yang
dimiliki oleh investor institutional akan menyebabkan usaha monitoring menjadi semakin efektif karena dapat mengendalikan perilaku opportunistik yang
dilakukan oleh para manajer. Tindakan monitoring tesebut akan mengurangi biaya keagenan karena memungkinkan perusahaan menggunakan tingkat utang yang
lebih rendah.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Berdasarkan perumusan
masalah dan konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional secara bersama-sama berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan klausal, berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah free cash flow, kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional sebagai variabel bebas dan kebijakan hutang sebagai variabel terikat.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik keimpulannya Sugiyono, 2007. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang
terdaftar di BEI sejak tahun 2005-2009. Sugiyono 2007 menyatakan bahwa “ sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.” Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil sampel
dari populasi berdasarkan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2007. Adapun yang menjadi kriteria dalam penentuan sampel adalah :
1. Perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-
2009 2.
Perusahaan tersebut tidak didelisting pada tahun 2005-2009.
3. Perusahaaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah
diaudit selama tahun 2005-2009 Berdasarkan kriteria di atas maka yang menjadi sampel dalam penelitian
ini berjumlah 9 data perusahaan emiten dengan 45 unit analisis 9 x 5 tahun. Daftar perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat dalam table 7.1
Tabel 3.1 Daftar Sampel
No NAMA PERUSAHAAN
KODE PERUSAHAAN
Kriteria Sampel
1 2 3
1 Ades Alfindo Putrasetia Tbk
ADES √ √ x
2 Aqua Golden Missisippi Tbk
AQUA √ √ √
1 3
Delta Djakarta Tbk DLTA
√ √ √ 2
4 Indofood Indonesia Tbk
INDF √ √ x
5 Mayora Indah Tbk
MYOR √ √ √
3 6
Pioneerindo Gourment International dh
Putra Sejahtera Pioneerindo Tbk PTSP
√ √ x 7
Prasida Aneka Niaga Tbk PSDN
√ √ x 8
Sekar Laut Tbk SKLT
√ √ √ 4
9 Siantar Top tbk
STTP √ √ √
5 10
Sinar Mas Agro Resources and Technology Corporation Tbk
SMART √ √ x
11 Tunas Baru Lampung Tbk TBLA
√ √ x 12
Ultra Jaya Milk Industry and Trading
Company Tbk ULTJ
√ √ √ 6
13 Sierad produce Tbk SIPD
√ √ x 14 Tiga Pilar Sejahtera Tbk
AISA √ √ √
7 15 Cahaya Kalbar Tbk
CEKA √ √ x
16 Davomas Abadi Tbk DAVO
√ √ x 17 Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI √ √ √
8 18 Fast Food Indonesia Tbk
FAST √ √ √
9 19 PT Sekar Bumi Tbk
SKBM √ √ x
C. Jenis dan Sumber Data