BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan pengetahuan dan teknologi begitu pesatnya, demikian juga halnya dengan perkembangan teknologi keramik. Di masa lampau,
bahkan sebelum Masehi, keramik sudah dikenal dan sampai saat ini keadaannya masih utuh dan sepertinya tidak termakan usia atau pelapukan. Pada masa itu keramik masih
dibuat dari bahan baku alam, yaitu tanah liat atau lempung yang dibakar secara tradisional dalam bentuk kendi, piring, mangkok, periuk, dan lain sebagainya.
Akhir-akhir ini, keramik telah dapat dibuat dan dibentuk dengan bermacam- macam cara yang disesuaikan dengan tujuan dalam penggunaannya. Hal ini
mendorong para peneliti yang khusus membidangi keramik melakukan penelitian dalam pembuatan keramik dengan bahan baku yang beraneka ragam sesuai dengan
potensi sumber daya alam yang ada, salah satunya dengan memanfaatkan limbah industri pulp.
Limbah pulp diperoleh dari sisa pengolahan industri pulp. Limbah ini terdiri atas dua bentuk yaitu padat dan cair. Limbah-limbah tersebut pastinya harus dibuang,
tetapi dalam proses pembuangannya tentu saja tidak boleh sembarangan karena limbah-limbah ini dapat mencemari lingkungan, apalagi jika tidak diolah sesuai
dengan ketentuan dan syarat pembuangan limbah. Saat ini, limbah pulp yang berbentuk padat mulai diselidiki potensinya untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku
material, antara lain material keramik. 1
Universitas Sumatera Utara
Hal ini tentu saja dapat mengurangi resiko pembuangan limbah tersebut terhadap lingkungan dan dapat meningkatkan perekonomian.
Limbah padat pulp terdiri atas tiga jenis, yaitu: 1.
Pasir Grits 2.
Ampas Dregs 3.
Lumpur Hidup Bio Sludge Pasir grits adalah bahan yang mengandung bata dan pasir yang
kandungannya berupa hidroksida tetapi bahan ini tidak bereaksi antara cairan hijau green liquor dan kapur tohor. Ampas dregs adalah bahan yang merupakan endapan
dari cairan hijau green liquor yaitu bubur smelt yang dilarutkan dengan natrium hidroksida NaOH dimana bahan ini mengandung silika dan karbon residu organik
yang tidak terbakar dalam ketel boiler. Bahan ini juga kaya akan karbon. Sedangkan lumpur hidup bio sludge adalah campuran dari endapan cair yang kandungan
utamanya adalah selulosa dan bakteri yang mati. Sesuai dengan kandungan masing-masing bahan tersebut di atas, maka
penelitian ini hanya memanfaatkan limbah padat pulp dregs saja karena mengandung silika yang cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik. Limbah ini
diperoleh dari PT. Toba Pulp Lestari TPL Porsea. Selain limbah padat pulp dregs tersebut, penelitian ini juga menggunakan kaolin dan abu sekam padi sebagai
tambahan bahan baku dalam pembuatan keramik.
2
Universitas Sumatera Utara
1.2. Batasan Masalah