PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT SIFAT LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

(1)

“PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE

THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR

KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT”

PROPOSAL SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

RISA HARLINA

105016200552

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009


(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Perumusan Masalah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGUJIAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kajian Teoretik 1. Kooperatif Learning ... 5

2. Think Pair Share ... 5

3. Belajar ... 6

4. Hasil Belajar ... 7

5. Tinjauan Bahan Ajar Larutan Elekrolit dan Non-elektrolit ... 8

B. Bahasan Hasil Penelitian Yang Relevan ... 8

C. Kerangka Pikir ... 8

D. Hipotesis Tindakan ... 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian ... 10

2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus ... 10


(3)

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ... 11

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 11

F. Hasil Intervensi Tindakan ... 12

G. Data dan Sumber Data ... 12

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 12

I. Teknik Pengumpulan Data ... 13

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 13

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ... 14

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 15


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Ketika melihat dunia pendidikan saat ini, sangat banyak yang dapat dilakukan untuk mengubah doktrinasi bahwa guru adalah sumber segala ilmu. Benar adanya bahwa guru adalah sumber segala ilmu, karena dari gurulah kita dapat mengetahui segala isi dunia yang begitu indah lewat materi pelajaran yang diajarkan. Itu dulu ketika masih sedikit sarana dan media yang mendukung dalam proses pembelajaran. Pada zaman sekarang, begitu banyak yang dapat digunakan sebagai sarana dan media pendidikan. Mulai dari hal yang berada di luar diri manusia, hingga hal terkecil yang ada di dalam diri manusia. Apakah sebenarnya hal kecil di dalam diri manusia yang dapat dijadikan sebagai media dan sarana dalam proses belajar mengajar? Hal terkecil itu adalah otak manusia itu sendiri. Allah menciptakan otak manusia begitu kecil, lebih kecil dari buah semangka. Namun dibalik itu semua, Allah memberikan otak daya berkembang yang begitu besar, yakni Allah memberikan memori pengingat yang begitu banyak, daya berfikir kreatif, inovatif dan fleksibel, dan masih banyak lagi yang dapat digali dari daya berkembang otak.

Disamping itu, otak juga mampu menyerap berbagai ilmu pengetahuan mulai dari ilmu agama, bahasa, matematika, sains, dan lain-lain. Otak dapat menyerap ilmu-ilmu pengetahuan tersebut ketika ada media yang digunakan dalam penyampaiannya. Otak akan lebih mampu menerima apa yang disampaikan lewat audio visual ataupun audio saja. Mengapa demikian? Karena sesuatu yang bersuara dan bergerak adalah hal yang tidak monoton, begitu pula dengan sesuatu yang bersifat suara. Didalam suara terdapat nada-nada yang kemudian menjadi intonasi yang dapat didengarkan.

Tapi tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali Yang Maha Kuasa. Sepintar apapun manusia membuat media untuk proses pembelajaran, tidak akan dapat menandingi media-media yang telah Allah ciptakan. Penulis adalah


(5)

salah satu manusia yang tidak sempurna. Oleh karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berfikir siswa dalam proses pembelajaran, penulis mencoba mengemukakan isi hatinya untuk meneliti sebuah judul penelitian. Judul penelitian tersebut adalah “Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe Think Pair Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit”.

Model kooperatif learning tipe think pair share (TPS) ini merupakan sebuah model pembelajaran yang cetuskan oleh Franklin Lyman (1985)1, bertujuan untuk mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa. Selain itu, model TPS ini juga mengajarkan siswa untuk bisa menerima perbedaan pendapat dan bekerjasama dengan orang lain.2

Model TPS adalah model pembelajaran yang menunjukkan cara berfikir dan berbagi dengan kelompok. Dari model TPS ini dapat dilihat sejauh mana pengaruhnya dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit di SMA Al-Hasra Sawangan.

Model TPS juga merupakan bentuk refleksi dari struktural kelas yang kurang optimal, karena kurangnya interaksi antar siswa dengan siswa, distribusi kemampuan berpendapat tidak merata.3 Hal tersebut disebabkan oleh kecenderungan guru memberikan kesempatan pada kelompok atas, sehingga kelompok yang kurang aktif enggan memberikan pendapat. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki struktur kelas yang seperti itu dengan menerapkan model pembelajaran tipe think pair share (TPS).

Model TPS nampaknya dapat diterapkan dikalangan sekolah manapun. Karena model ini tidak membutuhkan banyak biaya, sehingga dapat digunakan baik di sekolah yang kurang memiliki fasilitas hingga sekolah elite sekalipun.

1 Model-model pembelajaran yang efektif, KTSP Diknas.

http://ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_sma/14.ppt, Hal.16,

2

http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/rosmaini.pdf. tggl 14 Jan 2009, 15.48

3 http://lpmpjogja.diknas.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=219. Tggl 15 Jan


(6)

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi masalah yang ada.

1. Belum ada guru kimia yang menggunakan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Al-Hasra Sawangan.

2. Belum diketahui adanya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Al-Hasra Sawangan.

3. Belum diketahui besarnya pengaruh penggunaan model kooperatif learning tipe think pair share di SMA Al-Hasra Sawangan.

C.Pembatasan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak melebar kepada masalah lain dan mengingat keterbatasan waktu penelitian.

Penerapan model kooperatif learning tipe think pair share (TPS) terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit.

D.Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah ada dampak yang positif dari model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit?”

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit. Serta memberikan informasi tambahan kepada guru lain, pihak sekolah dan pihak lain.


(7)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.

1. Bagi Siswa

Melatih siswa agar lebih aktif, kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, inovatif dan sistematis. Selain itu, merangsang otak siswa menyusun kata-kata yang ilmiah dalam memberikan pendapatnya dan melatih siswa untuk dapat menerima perbedaan-perbedaan pendapat dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk tidak egois dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Agar guru lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran, karena siswa juga dapat dijadikan sebagai sumber ilmu. 3. Bagi Sekolah

Dapat membantu menciptakan panduan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar pada pelajaran lain, dan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran demi kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan dating.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi penulis, yakni penulis dapat mengetahui apakah pengaruh model kooperatif learnig tipe think pair share efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit kelas X semester II di SMA Al-Hasra Sawangan.


(8)

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGUJIAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A.Kajian Teoretik

1. Kooperatif Learning

Sistem pembelajaran gotong royong atau kooperatif learning merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran yang berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok, karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepensi efektif diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002).4

2. Think Pair Share

Think pair share (TPS) atau bertukar pikiran dengan pasangan merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.5

Langkah-langkah dalam TPS yaitu: 1) Berpikir (thinking)

Guru mengajukan pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.

4

http://www.sd-binatalenta.com/artikel_ina.pdf, 25 Januari 2009, 20.29

5 http://marselinaportofolio.blogspot.com/2008/12/model-model-pembelajaran-inovatif.htm,15


(9)

2) Berpasangan (pairing)

Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban selama beberapa menit untuk menyatukan gagasan mereka masing-masing

3) Berbagi (sharing)

Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan seluruh siswa tentang apa yang telah mereka bicarakan.

3. Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga.6

Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.7

Menurut gagne (1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.8

Menurut James O.Wittaker, “learning may be defined as the process by which behavior organites or is altered through training or experience”. Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.9

Menurut Howard L. Kingsley, “learning is the process by which behavior (in the broader sense) is organited or changed through practice or

6 Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan. hal.89 7

Zikri Neni Iska. Psikologi. hal.76

8http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41, 25 Januari 2009, 20.45 9 Drs. Wasty Soemanto, M.Pd. Psikologi Pendidikan, hal.104


(10)

training”. Belajar adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.10

4. Hasil Belajar

Setiap individu yang belajar tentu dengan usaha atau kerja keras agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang siswa dalam pembelajaran dikatakan tuntas atau berhasil ketika dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan tentang pengertian hasil belajar, alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran, indicator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.

1) Pengertian Hasil Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu atau kelompok. Dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan.11 2) Alat Evaluasi Hasil Belajar

Langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam menilai hasil belajar adalah menyusun alat evaluasi.

Alat evaluasi hasil belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah, bentuk pilihan ganda, bentuk tes mencocokan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa tes esai.12

3) Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.13

10 Ibid.

11

http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2.pdf, 27 Januari 2009, 21.15

12 Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan. hal.146-149 13 Ibid. hal.150


(11)

4) Batas Minimum Hasil Belajar

Setelah mengetahui indikator yang hendak dicapai, maka guru perlu menentukan batas minimum keberhasilan dari indikator tersebut. Batas minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil belajar siswa.14

5. Tinjauan Bahan Ajar Larutan Elekrolit dan Non-elektrolit

Pada tahun 1884, Svante Arrhenius seorang ahli kimiaterkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan (positif dan negatif) yang disebut ion. Ion-ion ini terbagi atas dua, yaitu ion positif dan ion negatif. Jumlah ion positif akan sama dengan jumlah ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan menjadi netral. Ion-ion inilah yang kemudian dapat menghantarkan arus listrik.15

Berdasarkan daya hantar arus listrik, larutan dibadakan menjadi dua, yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik, sedangkan larutan elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.16

B.Bahasan Hasil Penelitian Yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Emi Sutitah mahasiswa UPI angkatan 2001 tentang pengaruh model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan reaksi redoks memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.

C.Kerangka Pikir

Penelitian tindakan kelas merupakan sebuah bentuk refleksi dari metode penelitian lainnya. Peneliti menggunakan metode PTK pada penelitian

14

Ibid. hal.152

15http://www.dikmentidki.go.id/belajar/kimia/elektrolit.swf, 26 Januari 2009, 17.02 16http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007, 26 Januari 2009, 17.20


(12)

ini agar dapat lebih menyatu dengan keadaan dan situasi pembelajaran yang ada di SMA Al-Hasra Sawangan.

Yang akan diteliti pada PTK adalah penerapan model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit. Model ini digunakan untuk merubah doktrinasi bahwa siswa datang ke kelas ibarat sebuah gelas kosong. Maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat memberikan pendapat dan argumentasi tentang sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Pada model ini secara praktis siswa dituntut untuk berpikir kritis, analitis, inovatif, dan dapat bertanggung jawab atas jawaban atau permasalah yang ada. Siswa juga dituntut untuk lebih kreatif dalam mengemukakan pendapat dan argumen tentang sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit.

Setelah siswa mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada pada materi sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit, maka siswa pun dapat mengidentifikasi sebab terjadinya sifat-sifat tersebut.

D.Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan yang ingin diajukan pada penelitian ini adalah apakah ada dampak yang positif dari penerapan model kooperatif learning tipe think pair share terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit.


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-Hasra Sawangan Depok kelas X semester II tahun ajaran 2008/2009.

B.Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian 1.Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kemmis (1983) menjelaskan bahwa PTK adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu ( termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan prakterk sosial, pemahaman suatu kegiatan, dan situasi suatu kegiatan.17

2.Intervensi Tindakan Atau Rancangan Siklus Penelitian

Bagan 3.1. Rancangan Siklus Penelitian18

17 Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas, hal.12 18 Prof. Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas. hal.16

perencanaan

Siklus I Pelaksanaan

Siklus II Pelaksanaan

Perencanaan Refleksi

Refleksi

Pengamatan Pengamatan


(14)

C.Subyek atau Partisipan Yang Terlibat Dalam Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA Al-Hasra kelas X semester II tahun ajaran 2008/2009.

D.Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini peran dan posisi peneliti adalah sebagai guru dan peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran kimia kelas X.

E.Tahapan Intervensi Tindakan

1. Perencanaan

Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi : a. Menentukan pokok bahasan

b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan c. Mengembangkan skenario pembelajaran

d. Menyiapkan instrument tes (tes essay, lembar observasi dan kuesioner) e. Membentuk kelompok siswa

f. Menyimpulkan materi 2. Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan model kooperatif learning tipe think pair share yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.

3. Pengamatan

Pengamatan atau observasi terhadap penerapan model kooperatif learning tipe TPS dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan

b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain

c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi, dan digunakan untuk tahap berikutnya.


(15)

F. Hasil Intervensi Tindakan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah setelah siswa mengalami pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TPS ini dapat meningkatkan hasil belajar, baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Model kooperatif learning tipe think pair share adalah suatu model yang menitikberatkan siswa untuk lebih dapat berpikir kritis dan analitis pada setiap jawaban atau masalah-masalah kimia yang ada, sehingga siswa termotivasi untuk inovatif dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

G.Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil lembar essay, lembar observasi, dan lembar kuesioner.

H.Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data pelaksanaan dan hasil tindakan yang telah dilaksanakan akan menggunakan beberapa instrumen, yaitu:

1. Tes penguasan konsep

Untuk mengetahui penguasann konsep siswa tentang sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit, maka instrumen yang digunakan adalah bentuk essay yang meliputi jenjang ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3),

analisis (C4).19

2. Lembar observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memberikan jawaban dan argumen tentang materi yang diajarkan.

3. Lembar kuesioner

Lembar kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan model kooperatif tipe TPS.

19 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhan Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis


(16)

I. Teknik Pengumpulan Data

Cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan test subjektif bentuk essay dan lenbar observasi untuk mengetahui nilai kerjasama siswa pada proses pembelajaran. Test subjektif ini digunakan setelah siswa mendapatkan materi pelajaran. Selain itu untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan lembar kuesioner.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Dalam menganalisis butir-butir soal yang diujicobakan, peneliti menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

1. Pengujian validitas instrumen

Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sohih. Untuk pengujian validitas test dilakukan dengan uji point diserial dengan menggunakan rumus sebagai berikut:20

rpbis =

q p S

M M

t t p−

Keterangan:

rpbis = Koefisien korelasi point biserial

Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar

Mt = Skor total seluruh peserta tes

St = Standar deviasi skor total

p = Proporsi subjek menjawab betul

q = 1-p


(17)

2. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan atau konsistensi hasil suatu pengukuran.21 Untuk mengetahui reliabilitas tes instrument hasil belajar siswa digunakan rumus Flanagan, dengan terlebih dahulu melakukan analisis butir soal menggunakan teknik belah dua genap-ganjil. Rumusnya sebagai berikut:22

r11 = 2 (1 -

t 2 1

V V

V −

) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

V1 = Varians skor butir ganjil

V2 = Varians skor butir genap

Vt = Varians skor total

Untuk semua varians, rumusnya adalah:

( )

N

N X X

V

2 2

− =

K.Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

1.Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini sangat penting karena tekni analisis yang akan dipakai selanjutnya.

21 Op. cit. hal.105


(18)

2.Perhitungan Nilai Kemampuan Psikomotor

Untuk menghitung nilai kemampuan psikomotor suatu tes performance dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Rumusnya sebagai berikut:

Skor = x100%

total Skor

siswa diperoleh yang

Skor

Adapun skala penilaian yang digunakan adalah:

Skala nilai Arti Nilai

85 – 100 Baik Sekali

80 – 84 Lebih dari baik

70 – 79 Baik

<70 Kurang

L.Pengembangan Perencanaan Tindakan

Untuk memperbaiki kekurangan hasil penelitian pada siklus awal, maka dilanjutkan ke siklus kedua.

1. Perencanaan

Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :

a. Menentukan pokok bahasan

b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan

c. Mengembangkan skenario pembelajaran

d. Menyiapkan instrument tes (tes essay, lembar observasi dan kuesioner)

e. Membentuk kelompok siswa

f. Menyimpulkan materi

2. Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan model kooperatif learning tipe think pair share yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.


(19)

3. Pengamatan

Pengamatan atau observasi terhadap penerapan model kooperatif learning tipe TPS dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan

b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain

c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi, dan digunakan untuk tahap berikutnya.


(20)

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA BUKU

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Neni, Zikri. 2006. Psikologi. Jakarta: Kizi Brothers.

Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan. Malang: PT. Rineka Cipta. Sofyan, Ahmad, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Syah, Muhibbin, M.Ed. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

INTERNET

Model-model pembelajaran yang efektif, KTSP Diknas.

http://ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_sma/14.ppt, Hal.16, http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/rosmaini.pdf. tggl 14 Jan 2009,

15.48

http://lpmpjogja.diknas.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&i d=219. Tggl 15 Jan 2009, 17.25

http://www.sd-binatalenta.com/artikel_ina.pdf, 25 Januari 2009, 20.29

http://marselinaportofolio.blogspot.com/2008/12/model-model-pembelajaran-inovatif.htm,15 Januari 2009, 17.27

http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41, 25 Januari 2009, 20.45

http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2.pdf, 27 Januari 2009, 21.15

http://www.dikmentidki.go.id/belajar/kimia/elektrolit.swf, 26 Januari 2009, 17.02

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007, 26 Januari 2009, 17.20


(1)

F. Hasil Intervensi Tindakan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah setelah siswa mengalami pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TPS ini dapat meningkatkan hasil belajar, baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Model kooperatif learning tipe think pair share adalah suatu model yang menitikberatkan siswa untuk lebih dapat berpikir kritis dan analitis pada setiap jawaban atau masalah-masalah kimia yang ada, sehingga siswa termotivasi untuk inovatif dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

G.Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil lembar essay, lembar observasi, dan lembar kuesioner.

H.Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, pengumpulan data pelaksanaan dan hasil tindakan yang telah dilaksanakan akan menggunakan beberapa instrumen, yaitu:

1. Tes penguasan konsep

Untuk mengetahui penguasann konsep siswa tentang sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit, maka instrumen yang digunakan adalah bentuk essay yang meliputi jenjang ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4).19

2. Lembar observasi

Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memberikan jawaban dan argumen tentang materi yang diajarkan.

3. Lembar kuesioner

Lembar kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan model kooperatif tipe TPS.

19 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhan Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. hal.15


(2)

I. Teknik Pengumpulan Data

Cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan test subjektif bentuk essay dan lenbar observasi untuk mengetahui nilai kerjasama siswa pada proses pembelajaran. Test subjektif ini digunakan setelah siswa mendapatkan materi pelajaran. Selain itu untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan lembar kuesioner.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Dalam menganalisis butir-butir soal yang diujicobakan, peneliti menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

1. Pengujian validitas instrumen

Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sohih. Untuk pengujian validitas test dilakukan dengan uji point diserial dengan menggunakan rumus sebagai berikut:20

rpbis =

q p S

M M

t t

p−

Keterangan:

rpbis = Koefisien korelasi point biserial

Mp = Mean skor dari subjek yang menjawab benar

Mt = Skor total seluruh peserta tes

St = Standar deviasi skor total

p = Proporsi subjek menjawab betul

q = 1-p


(3)

2. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas dapat diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan atau konsistensi hasil suatu pengukuran.21 Untuk mengetahui reliabilitas tes instrument hasil belajar siswa digunakan rumus Flanagan, dengan terlebih dahulu melakukan analisis butir soal menggunakan teknik belah dua genap-ganjil. Rumusnya sebagai berikut:22

r11 = 2 (1 - t

2 1

V V

V −

) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

V1 = Varians skor butir ganjil

V2 = Varians skor butir genap

Vt = Varians skor total

Untuk semua varians, rumusnya adalah:

( )

N N

X X

V

2

2

=

K.Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

1.Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini sangat penting karena tekni analisis yang akan dipakai selanjutnya.

21 Op. cit. hal.105


(4)

2.Perhitungan Nilai Kemampuan Psikomotor

Untuk menghitung nilai kemampuan psikomotor suatu tes performance dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Rumusnya sebagai berikut:

Skor = x100%

total Skor

siswa diperoleh yang

Skor

Adapun skala penilaian yang digunakan adalah:

Skala nilai Arti Nilai

85 – 100 Baik Sekali

80 – 84 Lebih dari baik

70 – 79 Baik

<70 Kurang

L.Pengembangan Perencanaan Tindakan

Untuk memperbaiki kekurangan hasil penelitian pada siklus awal, maka dilanjutkan ke siklus kedua.

1. Perencanaan

Tahap perencanaan pada penelitian ini meliputi :

a. Menentukan pokok bahasan

b. Menentukan media yang tepat untuk pokok bahasan

c. Mengembangkan skenario pembelajaran

d. Menyiapkan instrument tes (tes essay, lembar observasi dan kuesioner)

e. Membentuk kelompok siswa

f. Menyimpulkan materi

2. Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini yaitu menerapkan model kooperatif learning tipe think pair share yang mengacu pada RPP dan skenario pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan.


(5)

3. Pengamatan

Pengamatan atau observasi terhadap penerapan model kooperatif learning tipe TPS dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan

b. Membahas hasil evaluasi mengenai RPP, skenario, dan lain-lain

c. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada hasil evaluasi, dan digunakan untuk tahap berikutnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA BUKU

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Neni, Zikri. 2006. Psikologi. Jakarta: Kizi Brothers.

Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan. Malang: PT. Rineka Cipta.

Sofyan, Ahmad, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Syah, Muhibbin, M.Ed. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

INTERNET

Model-model pembelajaran yang efektif, KTSP Diknas.

http://ktsp.diknas.go.id/download/ktsp_sma/14.ppt, Hal.16,

http://biologi-fkip.unri.ac.id/karya_tulis/rosmaini.pdf. tggl 14 Jan 2009, 15.48

http://lpmpjogja.diknas.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&i d=219. Tggl 15 Jan 2009, 17.25

http://www.sd-binatalenta.com/artikel_ina.pdf, 25 Januari 2009, 20.29

http://marselinaportofolio.blogspot.com/2008/12/model-model-pembelajaran-inovatif.htm,15 Januari 2009, 17.27

http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=41, 25 Januari 2009, 20.45

http://www.geocities.com/guruvalah/hasil_belajar_bab2.pdf, 27 Januari 2009, 21.15

http://www.dikmentidki.go.id/belajar/kimia/elektrolit.swf, 26 Januari 2009, 17.02

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007, 26 Januari 2009, 17.20


Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

3 15 93

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 21

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 24

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DIDUKUNG MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

1 3 18

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 2 11

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SIFAT-SIFAT PENGERJAAN HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE)

0 0 8