EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL FUNGSI PENJUALAN (STUDI KASUS PADA DEALER YAMAHA MOTOR GONDANGLEGI)

(1)

EVALUASI STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL FUNGSI PENJUALAN (STUDI KASUS PADA DEALER YAMAHA MOTOR

GONDANGLEGI)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi

Oleh

BELLA FORTUNA NIM. 201010170311413

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmad, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelasaikan skripsi ini dengan judul: “Evaluasi Struktur Pengendalian Internal Fungsi Penjualan (Studi Kasus Pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi)”.

Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Program Sarjana (SI) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Terselesainya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhadjir Effendi, M.Ap., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh perkuliahan di rektor Universitas Muhammadiyah Malang dengan berbagai fasilitas yang disediakan.

2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kemudahan menempuh perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melalui berbagai kebijakan.

3. Bapak Drs. Adi Prasetyo M.Si selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah memberikan motivasi, masukan serta mengarahkan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Achmad Syaiful Hidayat Anwar, S.E.M.Sc. selaku Dosen Wali dan Dosen Pembimbing Kedua yang juga membimbing dan memberi arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

6. Bapak Jauhari Effendi selaku Kepala Toko Dealer dan Bapak Slamet selaku Bagian Penjualan dan seluruh staff yang telah memberikan ijin dan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi.

7. Bapak dan Ibu tercinta serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa restu dan semangat yang luar biasa pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

8. Adik-adikku tercinta yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dari awal sampai akhir dalam menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman tercinta yang selalu memberi motivasi, bantuan,dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Semua pihak yang membantu penulis dan tidak penulis sebutkan.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmad dan karunia-Nya.

Skripsi ini penulis akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan skripsi ini sangat dibutuhkan. Semoga karya penulisan skripsi ini dapat memberi manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan bersama serta bernilai ibadah di hadapan Allah SWT. Amien.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, Penulis,


(5)

(6)

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Landasan Teori ... 8

1. Definisi Struktur Pengendalian Intern ... 8

2. Tujuan Struktur Pengendalian Intern ... 21

3. Pengawasan Pengendalian Intern ... 23

4. Definisi Penjualan ... 24

5. Fungsi Penjualan ... 25

6. Pengendalian Internal Atas Fungsi Penjualan ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 27

B. Jenis Dan Sumber Data ... 27


(7)

A. Tinjauan Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 30

2. Lokasi Penelitian ... 31

3. Struktur Organisasi ... 31

4. Job Description ... 32

5. Jumlah Karyawan ... 36

6. Sistem Dan Prosedur Penjualan ... 38

B. Data dan pembahasan 1. Deskripsi Struktur Pengendalian Internal ... 41

2. Analisis Data ... 46

3. Pembahasan ... 53

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...


(8)

No Judul Halaman

1. Tabel 4.1 Daftar Karyawan 37


(9)

No. Judul Halaman


(10)

Erdiyanto, Jhoni. 2012. Analisis Sistem Pengendalian Intern Pada Fungsi Penjualan (Studi Kasus Pada Dealer Agung Sakti Motor Lumajang). Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

Hall, James A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta:

Praptono Indri. 2009. Evaluasi Sistem Pengendalian intern Penjualan Kredit (Study Kasus Pada Pt Bengawan Abadi Motor Di Surakarta). Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rateksi. 2012. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Pada Fungsi Penjualan (Studi Kasus Pada Perusahaan Dealer PT. Kembang Jawa Motor Cabang Trenggalek).Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena yang akhir-akhir ini muncul di Dealer menurut kepala toko dealer, yaitu pemberdayaan sales/karyawan yang kurang optimal, seperti apabila penjualan dalam satu unit tidak terpenuhi dalam jangka waktu tertentu maka sales tersebut akan di ganti dengan sales yang baru. Hal ini menyebabkan penjualan di Dealer-dealer tersebut belum bisa dikendalikan secara optimal. Selain itu fenomena yang lain unit pengadaan barang yang perunitnya dibatasi oleh kebijakan pemerintah. Dan permintaan tidak sesuai dengan pesanan yang mengakibatkan penjualan tidak berjalan dengan baik.

Seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat, maka permintaan terhadap suatu produk atau jasa baik kualitas maupun kuantitasnya semakin meningkat pula, hal ini mendorong para produsen untuk menawarkan bermacam produk dan jasa kepada konsumen. Berbagai macam produk ditawarkan oleh produsen, baik itu produk makanan, fashion, kendaraan, dan sebagainya, dewasa ini kendaraan roda dua cenderung yang sering digunakan dan banyak diminati di kalangan masyarakat, sehingga mengakibatkan banyak permintaan terhadap kendaraan roda dua, dimana kendaraantersebut sebagai pendukung sehari-hari. Konsumen khususnya masyarakat kelas menengah saat ini lebih


(12)

menginginkan kendaraan roda dua yang berkualitas, bahanbakar yang irit, serta harga yang terjangkau.

Perusahaan yang berorientasi kepada pasar harus memikirkan bagaimana cara mempengaruhi calon konsumen, khususnya pembeli potensial agar bersedia membeli produk yang dihasilkan perusahaan. Untuk dapat bertahan dalam keadaan yang peka terhadap perubahan yang penuh persaingan saat ini, sebuah perusahaan pertama-tama harus menentukan strategi yang dapat menarik calon konsumen agar tertarik terhadap produk perusahaan yang selanjutnya konsumen akan membeli produk tersebut.

Struktur pengendalian internal adalah salah satu cara untuk melakukan pembenahan internal perusahaan. Pengendalian internal merupakan hal yang wajib dimiliki oleh sebuah perusahaan. Keefektifan dan keefisienan pengendalian internal merupakan tanggung jawab berat yang harus dipikul oleh pihak manajemen. Semua kegiatan operasional yang ada pada perusahaan atau organisasi ini memiliki standart atau prosedur yang ditetapkan agar tetap bertahan hidup dalam mencapai sasaran dan tujuan perusahaan atau organisasi. Dengan demikian, manajemen harus dapat membuat suatu sistem yang baik dalam segala aktivitas kegiatan perusahaan atau organisasi tersebut.

Struktur dan prosedur penjualan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi ini sangatlah penting bagi segala macam kegiatan perusahaan tersebut. Untuk mewujudkan keberhasilan struktur dan prosedur yang baik


(13)

tersebut, maka diperlukan suatu kerjasama dan komunikasi yang baik antara pimpinan, karyawan dan bagian-bagian yang terkait. Selain kerjasama dan komunikasi antar karyawan juga diperlukan pengendalian internal dalam fungsi penjualan.

Perusahaan yang bertujuan profit oriented adalah menghasilkan keuntungan yang maksimal. Keuntungan tersebut diharapkan terus meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun untuk membayar kewajiban-kewajiban perusahaan. Sehingga diperlukan struktur penjualan guna untuk memberikan andil bagi pelaksanaan pengendalian dalam segala kegiatan operasional perusahaan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Penjualan merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan dan memegang peranan penting dalam perusahaan. Penjualan berperan penting karena jika penjualan meningkat maka perusahaan akan mendapatkan laba dan jika perusahaan penjualannya menurun maka perusahaan akan rugi. Penjualan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Prosedur penjualan sering kali diabaikan karena begitu banyaknya aktivitas dan kegiatan atau transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Setiap harinya, hal tersebut mengharuskan untuk melakukan pengendalian internal. Kelalaian dapat terjadi dalam dan untuk mencegah kemungkinan sesuatu yang buruk itu akan terjadi, maka diperlukan pengendalian internal terlebih dahulu atas semua aktivitas


(14)

penjualan yang terjadi guna mencapai efektivitas yang maksimum atau aktivitas perusahaan.

Dealer Yamaha Gondanglegi adalah sebuah dealer motor khusus yamaha yang merupakan jaringan pemasaran dan penjualan lokal salah satu nya di Gondanglegi. Dealer Yamaha Gondanglegi merupakan salah satu dari banyak dealer di Gondanglegi yang bergerak di bidang penjualan motor yang kualitas, harga, produk dan pelayanannya sudah cukup baik. Untuk menghadapi persaingan dan mempertahankan produk maka kegiatan promosi penjualan (sales promotion) yang dilakukan di Dealer Yamaha Gondanglegi perlu adanya peningkatan karena secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan penjualan. Selain itu juga diperlukan struktur pengendalian internal dalam fungsi penjualan agar aktivitas yang berhubungan dengan penjualan bisa di kendalikan secara optimal.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut diatas serta mengingat betapa pentingnya struktur pengendalian internal pada fungsi penjualan yang ada pada dealer. Dan seringnya terjadi masalah dalam hal penjualan karena kurangnya pengendalian, bahwa untuk meningkatkan penjualannya,maka peneliti tertarik untuk mengambil dan membahas permasalahan ini dengan judul “Evaluasi struktur pengendalian internal fungsi penjualan (Studi kasus pada Yamaha Motor


(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur pengendalian internal fungsi penjualan pada Yamaha Motor Gondanglegi?

2. Apakah struktur pengendalian internal fungsi penjualan pada Yamaha Motor Gondanglegi sudah berjalan secara efektif?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan struktur pengendalian internal fungsi penjualan pada Yamaha Motor Gondanglegi.

2. Untuk mengevaluasi keefektivan struktur pengendalian internal atas fungsi penjualan pada Yamaha Motor Gondanglegi.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Bagi perusahaan dapat digunakan dalam evaluasi dan pengendalian dalam hal fungsi penjualan.

2. Bagi kalangan akademis

Sebagai sumber informasi dan referensi yang dapat digunakan sebagai pendamping hasil riset penelitian yang berhubungan dengan struktur pengendalian internal fungsi penjualan.


(16)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rateksi (2012), menganalisis sistem pengendalian internal fungsi penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dikatakan bahwa struktur organisasi, pelaksanaan karyawan yang cakap, wewenang dan prosedur sudah berjalan dengan efektif. Akan tetapi, pada pelaksanaan praktek yang sehat perusahaan ini belum menerapkan praktek yang sehat.

Jhoni (2012), melakukan penelitian tentang analisis sistem pengendalian intern pada fungsi penjualan pada Dealer Agung Sakti Motor di Lumajang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan dalam aktivitasnya perusahaan telah melakukan hal-hal yang dapat mendukung aktivitas penjualan yaitu dengan fungsi penjualan terpisah dari bagian akuntansi dan tidak terdapat transaksi yang dilaksanakan secara lengkap oleh satu fungsi saja. Dalam pelaksanaannya sistem otorisasi dan prosedur pencatatan telah menunjukan kurangnya pembagian tugas dan wewenang yang memadai mengakibatkan kurang adanya internal check di dalam unit organisasi dan menyebabkan data akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya atas kebenarannya. Mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan yang telah diterapkan tidak dapat berjalan tanpa diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat


(17)

dalam pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya secara keseluruhan telah melakukan praktik yang sehat dalam melakukan aktivitas kegiatan penjualan di perusahaan.

Adistya (2011), melakukan penelitian tentang evaluasi sistem pengendalian intern penjualan jasa perawatan air conditioner pada CV. Mavista Technic. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa sistem, pengendalian intern penjualan jasa perawatan Air Condiotionerpada CV. Mavista Technic yang meliputi struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat serta karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya, telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan perusahaan dan tidak menyimpang dari teori yang terdapat dalam ilmu akuntansi. Dan dari unsurunsur pengendalian intern menurut kerangka COSO, unsur penentuan resiko dan unsur aktivitas pengendalian kurang efektif, sedangkan unsur lingkungan pengendalian, unsur informasi dan komunikasi, serta unsur pengawasan atau pemantauan telah efektif.

Riza (2010), melakukan penelitian tentang analisis prosedur penjualan pada PT. Astra International HSO Semarang. Berdasarkan analisis sistem penjualan yang ada pada PT. Astra International HSO Semarang, dapat disimpulkan bahwa kenyataan yang terjadi telah sesuai dengan SOP (standar operasional perusahaan) kurangnya komunikasi antar karyawan mengakibatkan kesalahan dalam input data yang bisa menghambat sistem penjualan di perusahaan. Dokumen-dokumen dan catatan yang digunakan


(18)

dalam transaksi penjualan tunai dan kredit di PT. Astra International HSO Semarang sudah efektif, hal ini dapat dilihat dari dokumen dan catatan yang digunakan sudah lengkap dari pemesanan barang, pengajuan kredit, kuitansi, serta dokumen bukti pengiriman kendaraan.

Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu jika penelitian sebelumnya meneliti tentang sistem pengendalian intern sedangkan penelitian ini meneliti tentang struktur pengendalian intern yang terfokus pada lingkungan pengendalian dan aktivitas pengendalian saja, dan untuk melihat apakah struktur pengendalian intern tersebut sudah efektif atau belum dalam aktivitas yang berhubungan dengan penjualannya, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terletak pada obyek penelitian, dimana peneliti sekarang melakukan penelitian di Dealer Yamaha Motor Gondanglegi.

B. Tinjauan Pustaka

1. Struktur Pengendalian Internal

a. Definisi Struktur Pengendalian Internal

Struktur pengendalian intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Dalam standar profesional akuntan publik pada SA 319. par 06 dikemukakan bahwa:

Struktur Pengendalian Intern adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan (assurance) yang memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan di capai.


(19)

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (1) keandalan pelaporan keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (3) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang dijalankan entitas, yang mana proses tersebut mencangkup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan utama sebagai berikut: (1) menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas, (2) menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan, dan (3) menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.

Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu : 1) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup hal-hal berikut ini:

a) Integritas dan nilai etika

Efektivitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas dan nilai etika orang yang menciptakan,


(20)

mengurus, dan memantaunya. Integritas dan nilai etika merupakan unsur pokok lingkungan pengendalian, yang mempengaruhi pendesainan pengurusan, dan pementauan komponen yang lain. Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari standar etika dan perilaku entitas, bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik. Standar tersebut mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan personel melakukan tindakan tidak jujur, melanggar hukum, atau melanggar etika. Standar tersebut juga mencakup komunikasi nilainilai dan standard perilaku entitas kepada personel melalui pernyataan kebijakan dan kode etik serta dengan contoh nyata.

b) Komitmen terhadap kompetensi

Kompetensi adalah pengentahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada

individu. Komitmen terhadap kompetensi mencakup

pertimbangan manajemen atas tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut diterjemahkan ke dalam persyaratan keterampilan dan pengetahuan.


(21)

c) Partisipasi dewan komisaris atau komite audit

Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dewan komisaris dan komite audit. Atribut yang berkaitan dengan dewan komisaris atau komite audit ini mencakup independensi dewan komisaris atau komite audit dari manajemen, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggotanya, luasnya keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dewan atau komite tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan auditor intern dan ekstern.

d) Filosofi dan gaya manajemen

Falsafah dan gaya operasi manajemen menjangkau tentang karakteristik yang luas. Karakteristik ini dapat meliputi antara lain: pendekatan manajemen dalam mengambil dan memantau risiko usaha; sikap dan tindakan manajemen terhadap pelaporan keuangan dan upaya manajemen untuk mencapai anggaran, laba serta tujuan bidang keuangan dan sasaran operasi lainnya. Karakteristik ini berpengaruh sangat besar terhadap lingkungan pengendalian terutama bila manajemen didominansi oleh satu atau beberapa orang individu, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan pengendalian lainnya.


(22)

e) Struktur organisasi

Struktur organisasi suatu entitas memberikan rerangka kerja menyeluruh bagi perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi. Suatu struktur organisasi meliputi pertimbangan bentuk dan unit-unit organisasi entitas, termasuk organisasi pengolahan data serta hubungan fungsi manajemen yang berkaitan dengan pelaporan. Selain itu, struktur organisasi harus menetapkan wewenang dan tanggung jawab dalam entitas dengan cara yang semestinya.

f) Pemberian wewenang dan tanggungjawab

Metode ini mempengaruhi pemahaman terhadap hubungan pelaporan dan tanggung jawab yang ditetapkan dalam entitas. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab meliputi pertimbangan atas:

1) Kebijakan entitas mengenai masalah seperti praktik usaha yang dapat diterima, konflik kepentingan dan aturan perilaku.

2) Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk menangani masalah seperti maksud dan tujuan organisasi, fungsi operasi dan persyaratan instansi yang berwenang. 3) Uraian tugas pegawai yang menegaskan tugas-tugas spesifik,

hubungan pelaporan dan kendala.

4) Dokumentasi sistem computer yang menunjukan prosedur untuk persetujuan transaksi dan pengesahan perubahan sistem.


(23)

g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Praktik dan kebijakan karyawan berkaitan dengan pemekerjaan, orientasi, pelatihan, evaluasi, bimbingan, promosi, dan pemberian kompensasi, dan tindakan perbaikan. Sebagai contoh, standar pemekerjaan individu yang paling memenuhi syarat dengan tekanan pada latar belakang pendidikan, pengalaman bekerja sebelumnya, prestasi sebelumnya, bukti tentang integritas dan perilaku etis menunjukan komitmen entitas terhadap orang yang kompeten dan dapat dipercaya. Kebijakan pelatihan yang mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab masa depan serta mencakup praktik-praktik seperti sekolah latihan dan seminar menunjukan tingkat kinerja dan perilaku yang diharapkan. Promosi yang dipacu oleh penilaian kinerja berkala menunjukan komitmen entitas terhadap kenaikan personel yang cakap ke tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.

2) Penaksiran Resiko

Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagai contoh, penaksiran risiko dapat ditujukan ke bagaimana entitas mempertimbangkan kemungkinan transaksi yang tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi


(24)

signifikan yang dicatat dalam laporan keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan yang andal juga berkaitan dengan peristiwa atau transaksi khusus. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern dan ekstern yang mungkin terjadi dan secara negatif berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Sekali risiko diidentifikasi, manajemen mempertimbangkan signifikan atau tidaknya, kemungkinan terjadinya, dan bagaimana hal itu dikelola. Manajemen dapat membuat rencana, program, atau tindakan yang ditujukan ke risiko tertentu atau dapat memutuskan untuk menerima suatu risiko karena pertimbangan biaya atau yang lain. Risiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:

a) Perubahan dalam lingkungan operasi

Perubahan dalam lingkungan peraturan dan operasi dapat mengakibatkan perubahan dalam tekanan persaingan dan risiko yang berbeda dapat mengakibatkan perubahan dalam tekanan persaingan dan risiko yang berbeda secara signifikan.

b) Personel baru

Personel baru mungkin memiliki fokus yang berbeda atas atau pemahaman terhadap pengendalian intern.


(25)

c) Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki

Perubahan signifikan dan cepat dalam sistem informasi dapat mengubah risiko berkaitan dengan pengendalian intern. d) Pertumbuhan yang pesat

Perluasan operasi yang signifikan dan cepat dapat memberikan tekanan terhadap pengendalian dan meningkatkan risiko kegagalan dalam pengendalian.

e) Teknologi baru

Pemasangan teknologi baru kedalam operasi atau sistem informasi dapat mengubah risiko yang berhubungan dengan pengendalian intern.

f) Lini produk, produk, atau aktivitas baru

Dengan masuk ke bidang bisnis atau transaksi yang di

dalamnya entitas belum memiliki pengalaman dapat

mendatangkan risiko baru yang berkaitan dengan pengendalian intern.

g) Restrukturisasi korporasi

Restrukturisasi dapat disertai dengan pengurangan staf dan perubahan dalam supervise dan pemisahan tugas yang dapat mengubah risiko yang berkaitan dengan pengendalian intern. h) Operasi luar negeri

Perluasan atau pemerolehan operasi luar negeri membawa risiko baru atau seringkali risiko yang unik yang dapat


(26)

berdampak terhadap pengendalian intern, seperti, risiko tambahan atau risiko yang berubah dari transaksi mata uang asing.

i) Penerbitan Standar akuntansi baru

Pemakaian prinsip akuntansi baru, atau perubahan prinsip akuntansi dapat berdampak terhadap risiko dalam penyusunan laporan keuangan.

3) Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur

yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen

dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan.

Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

a) Review terhadap kinerja

Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan anggran, prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya, menghubungkan satu rangkaian data yang berbeda operasi atau keuangan satu sama lain, bersama


(27)

dengan analisis atas hubungan dan tindakan penyelidikan dan perbaikan, dan review atas kinerja fungsional atau aktivitas, seperti review oleh manajer kredit, konsumen sebuah bank atas laporan cabang, wilayah, tipe pinjaman, tentang persetujuan dan pengumpulan pinjaman.

b) Pengolahan informasi

Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk menecek ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi. Dua pengelompokan luas aktivitas pengendalian sistem informasi (application control). Penegndalian umum biasanya mencakup pengendalian atas operasi pusat data, pemerolehan dan pemeliharaan perangkat lunak sistem, keamanan akses, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian ini berlaku untuk mainframe, minicomputer, dan lingkungan pemakaian akhir (end-user). Pengendalian aplikasi berlaku untuk pengolahan aplikasi secara individual. Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi, adalah sah, diotorisasi semestinya, dan diolah secara lengkap dan akurat.

c) Pengendalian phisik

Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva, termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi, dari akses terhadap aktiva dan catatan; otorisasi untuk akses ke program komputer dan data files; dan perhitungan secara periodic dan


(28)

pembandingan dengan jumlah yang tercantum pada catatan pengendali. Luasnya pengendalian fisik yang ditujukan untuk mencegah pencurian terhadap aktiva adalah relevan dengan keandalan penyusunan laporan keuangan, dan oleh karena itu relevan dengan audit, adalah tergantung dari keadaan seperti jika aktiva rentan terhadap perlakuan tidak semestinya. Sebagai contoh, pengendalian ini biasanya tidak relevan bila kerugian sediaan akan terdeteksi berdasarkan inspeksi fisik secara periodik dan dicatat dalam laporan keuangan. Namun, jika untuk tujuan

pelaporan keuangan manajemen hanya semata-mata

mempercayai perpetual inventory records, pengendalian keamanan fisik akan relevan dengan audit.

d) Pemisahan tugas

Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi transaksi, pencatatan transaksi, menyelanggarakan penyimpanan aktiva ditujukan untuk mengurangi kesempatan bagi seseorang dalam posisi baik untuk berbuat kecurangan dan sekaligus menyembunyikan kekeliruan dan ketidak sempurnaan dalam menjalankan tugasnya dalam keadaan normal.

4) Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan


(29)

catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (termasuk peristiwa dan keadaan) dan untuk menyelenggarakan akuntabilitas terhadap aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem berdampak kemampuan manajemen untuk mengambil keputusan semestinya dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas entitas dan untuk menyusun laporan keuangan uang andal. Sistem informasi mencakup metode dan catatan yang digunakan untuk: a) Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.

b) Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi secara cukup rinci untuk memungkinkan penggolongan semestinya transaksi untuk pelaporan keuangan.

c) Mengukur nilai transaksi dengan cara sedemikian rupa sehingga memungkinkan pencatatan nilai moneter semestinya dalam laporan keuangan.

d) Menentukan periode waktu terjadinya transaksi untuk memungkinkan pencatatan transaksi dalam periode akuntansi semestinya.

e) Menyajikan transaksi semestinya dan pengungkapan yang berkaitan dalam laporan keuangan.

Komunikasi mencakup pemberian pemahaman atas peran dan tanggung jawab individual berkenaan dengan pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Komunikasi meliputi luasnya pemahaman


(30)

personel tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain dan cara pelaporan penyimpangan kepada tingkat yang semestinya dalam entitas. Pembukaan saluran komunikasi membantu memastikan bahwa penyimpangan dilaporkan dan ditindaklanjuti.

Komunikasi dapat mengambil berbagai bentuk seperti panduan kebijakan, akuntansi, dan panduan pelaporan keuangan, serta memorandum. Komunikasi juga dapat dilakukan secara lisan dan melalui tindakan manajemen.

5) Pemantauan

Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini dilaksanakan melalui aktivitas pemantauan secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau suatu kombinasi di antara keduanya. Pemantauan secara terus menerus terhadap aktivitas dibangun ke dalam aktivitas normal entitas yang terjadi secara berulang dan meliputi aktivitas pengelolaan dan supervise yang regular.

Dalam banyak entitas, auditor intern atau personel yang melaksanakan fungsi semacam itu, membantu untuk melakukan pemantauan atas aktivitas entitas melalui evaluasi secara terpisah. Mereka secara teratur memberikan informasi tentang berfungsinya


(31)

pengendalian intern, memfokuskan sebagian besar perhatian mereka pada evaluasi terhadap desain dan operasi pengendalian intern. mereka mengkomunikasikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dan rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian intern.

Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dari pihak luar. Customers secara tersirat menguatkan data penaguhan dengan pembayaran faktur mereka atau pengajuan keluhan tentang pembebanan yang diterimanya. Di samping itu, badan pengatur kemungkinan berkomunikasi dengan entitas berkaitan dengan masalah-masalah yang berdampak terhadap berfungsinya pengendalian intern, seperti, komunikasi tentang pemeriksaan oleh badan pengatur perbankan. Demikian pula, manajemen dapat mempertimbangkan komunikasi yang berkaitan dengan pengendalian intern dari auditor ekstern dalam pelaksanaan aktivitas pemantauan.

b. Tujuan Struktur Pengendalian Intern

Seiring dengan kemajuan perusahaan, permasalahan yang dihadapi juga semakin kompleks. Semakin banyaknya jumlah karyawan perusahaan semakin mengurangi peran seorang pimpinan dalam memberikan pengawasan terhadap segala kegiatan para karyawan. Dilain pihak, perusahaan harus bisa melaksanakan segala aktifitas dengan sebaik-baiknya agar tercapai efisiensi dan efektivitas


(32)

didalam usaha pencapaian tujuan. Seluruh kegiatan yang direncanakan harus dilaksanakan dan pelaksanaannya harus senantiasa diawasi serta sumber daya ekonomi yang dimiliki harus digunakan secara efisien. Karena itulah diperlukan suatu pengendalian intern. Tujuan Struktur Pengendalian Intern yaitu:

1) Menjaga keamanan harta perusahaan/ menjaga kekayaan organisasi

Perusahaan menciptakan suatu struktur pengendalian intern yang baik, yang pertama tujuannya adalah untuk mencegah adanya tindakan penyelewengan menyangkut harta/ kekayaan perusahaan baik yang disengaja maupun tidak. Kekayaan dari para investor dan kreditur yang tertanam di perusahaan juga dapat terjamin keamanannya.

2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi

Penciptaan suatu struktur pengendalian intern didalam perusahaan diharapkan mampu menjamin keandalan atau dapat dipercayainya seluruh data akuntansi yang dihasilkan seperti laporan keuangan perusahaan. Keandalan data akuntansi akan sangat mempengaruhi informasi yang nantinya dibutuhkan oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan, dimana akan sangat membantu didalam proses pengambilan keputusan yang tepat.


(33)

Efisiensi senantiasa berusaha untuk dicapai oleh setiap organisasi. Karena hal ini juga menyangkut prestasi kerja organisasi, maka suatu struktur pengendalian intern yang baik dimaksudkan agar dapat mendorong tercapainya efisiensi dalam kegiatan operasi perusahaan.

4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen harus ditaati dan dilaksanakan oleh semua anggota organisasi tanpa kecuali. Untuk menjamin agar tidak ada anggota organisasi yang melakukan tindakan menyimpang dari kebijaksanaan yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu struktur pengendalian intern (Mulyadi, 2001:163).

c. Pengawasan Pengendalian Intern

Pengawasan intern merupakan kebijakan dari prosedur spesifikasi yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa sasaran dan tujuan penting bagi manajemen perusahaan dapat dipenuhi. Mulyadi (2001:165) memberikan defenisi terhadap pengawasan intern sebagi berikut “Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen“.


(34)

Dari definisi ini dapat diketahui bahwa pengawasan intern tidak terbatas hanya pada rencana organisasi namun prosedur dan catatan yang berkaitan dengan proses keputusan yang mengarah pada otorisasi manajemen yang secara langsung berhubungan dengan tanggungjawab untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Teori penjualan a. Definisi penjualan

Penjualan adalah Proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak. Menurut Winardi (1991:2).

Mulyadi (2001) mendefinisikan, “penjualan adalah rangkaian

transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun secara tunai. Penjualan merupakan proses berpindah suatu hak atas barang atau jasa untuk mendapatkan sumber daya lainnya seperti kas atau janji

untuk membayar atau piutang’’.Secara umum penjualan ada 2, yaitu: 1) Penjualan Tunai

Penjualan tunai, menurut Mulyadi (2001:455) dilaksanakan

perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan

pembayaran harga barang atau jasa lebih dahulu sebelum barang atau jasa tersebut diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang di terima perusahaan, barang atau jasa kemudian diserahkan


(35)

kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan.

2) Penjualan Kredit

Menurut mulyadi (2001:202) kegiatan penjualan terdiri dari transaksi barang atau jasa, baik kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut.

b. Fungsi Penjualan•

Fungsi penjualan pada dasarnya adalah mengadakan hubungan dengan para pelanggan atau pembeli yang berhubungan dengan hasil produk dari perusahaan. Fungsi penjualan menurut Winardi (2000:18) berfungsi sebagai :

1) Perencanaan produk dan pengembangan 2) Mengadakan kontak dengan calon pembeli 3) Menciptakan permintaan

4) Mengadakan pembicaraan dan pertimbangan 5) Membuat kontak


(36)

3. Pengendalian Internal Atas Fungsi Penjualan

Penjualan merupakan sumber pendapatan utama dari perusahaan di mana hasil penjualan yang diperoleh adalah untuk membiayai kelangsungan hidup operasional perusahaan.

Mengacu pada pendapat Mulyadi dan Puradiredja (1998) mengenai definisi pengendalian intern maka diperlukan suatu pengendalian intern atas penjualan dalam suatu perusahaan. Secara umum tujuan pengendalian intern atas penjualan adalah:

a. Untuk menilai kegiatan penjualan apakah telah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.

b. Untuk mendeteksi adanya kelemahan dan penyimpangan dalam kegiatan penjualan serta mencari upaya penanggulangannya.

c. Untuk mengevaluasi efektifitas fungsi penjualan dibandingkan dengan standar sasaran serta mencari alternatif dalam usaha meningkatkan efektifitas penjualan.

d. Untuk mengembangkan rekomendasi bagi penanggulangan kelemahan dan upaya peningkatan perusahaan.


(37)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dealer Yamaha Motor Gondanglegi yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk (Utara RSI) Gondanglegi-Malang. Letaknya sangat strategis karena lokasinya bearada tepat disekitar pertokoan, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar.

B. Jenis Dan Sumber Data

Jenis penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendeskripsikan saja, tanpa melihat adanya hubungan atau perbandingan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulir atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penjualan, laporan keuangan penjualan, dan kendala-kendala yang berhubungan dengan penjualan yang ada di Dealer Yamaha Motor Gondanglegi

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data tentang struktur pengendalian intern penjualan yang berlaku pada perusahaan dan kendala-kendala yang berhubungan dengan penjualan.


(38)

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan cara melihat dokumen-dokumen yang terkait dengan penjualan, laporan keuangan penjualan, dan membaca buku yang berhubungan dengan struktur pengendalian internal penjualan.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang di gunakan pada peneliti ini adalah teknik analisis deskriptif yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya. Proses analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Analisis lingkungan pengendalian

a. Mengidentifikasi praktek dan kebijakan karyawan

b. Mengevaluasi pelaksanaan seperti: ketepatan waktu dan ketercapaian target

c. Mengevaluasi kendala atau hambatan yang ada di dealer seperti: karyawan yang tidak mampu menjual barang, fasilitas yang kurang memadai, barang atau produk yang tidak laku.

2. Analisis penaksiran resiko

a. Mengidentifikasi penyusunan laporan keuangan

b. Menganalisis estimasi signifikan dalam laporan keuangan c. Mengevaluasi resiko yang sering dihadapi oleh dealer


(39)

3. Analisis aktivitas pengendalian

a. Mengidentifikasi kebijakan dan prosedur dalam kegiatan penjualan

b. Mengevaluasi pelaksanaan seperti: ketepatan waktu dan ketercapaian target

c. Menilai keefektifan aktivitas yang berhubungan dengan penjualan 4. Analisis informasi dan komunikasi

a. Mengevaluasi sarana atau alat penunjang b. Menilai keefektifan dari keseragaman informasi 5. Analisis pengawasan

a. Mengidentifikasi kegiatan yang ada di dealer

b. Kebijakan pengendalian untuk masing-masing kegiatan c. Memverifikasi/ kualitas pengendalian fungsi penjualan


(40)

30

A. Gambaran Umum Dealer Yamaha Motor Gondanglegi 1. Sejarah Singkat Dealer Yamaha Motor Gondanglegi

Dealer yamaha motor ini didirikan di gondanglegi pada tahun 1991 bertempat di jl. Diponegoro no. 56 (barat pasar). Pada awal mula karyawannya hanya berjumlah 8 orang di bagi dalam 4 divisi yaitu marketing, administrasi, finance, service dan dipimpin oleh seorang kepala toko. Seiring dengan perkembangan pasar jumlah karyawan bertambah, sehingga kapasitas gedung yang ada sudah tidak dapat menampung kebutuhan yang terus meningkat menyesuaikan perkembangan bisnis penjualan dan service kendaraan bermotor.

Untuk itu pada tahun 1997 dealer yamaha motor pindah ke jl. Raya Hayam Wuruk (Utara RSI) gondanglegi. Dipilih karena lokasi tersebut termasuk daerah perdagangan yang ramai baik lalu lintas kendaraan maupun aktivitas perdagangan yang diharapkan dapat memperlancar pemasaran produksi, dan lokasi ini masih termasuk dalam kawasan pertokoan sehingga mudah dijangkau oleh para karyawan maupun customers.


(41)

2. Lokasi penelitian

Lokasi adalah salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam mendirikan suatu jenis usaha karena terkait dengan berbagai faktor yaitu pangsa pasar, fasilitas, tujuan usaha, perluasan usaha dan perkembangan usaha di masa depan.

Penelitian ini dilakukan di Dealer Yamaha Motor Gondanglegi yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk (Utara RSI) Gondanglegi-Malang. Letaknya sangat strategis karena lokasinya bearada tepat disekitar pertokoan, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar.

3. Struktur Organisasi Dealer Yamaha Motor Gondanglegi

Salah satu faktor yang sangat penting dalam perusahaan adalah menentukan struktur organisasi, hal ini tidak tergantung pada perusahaan besar maupun kecil dengan menentukan struktur organisasi yang tepat dalam arti sesuai dengan perusahaan serta aktivitas usahanya, dapat menumbuhkan semangat kerja yang tinggi.

Struktur organisasi secara umum diartikan suatu kegiatan untuk menyusun pembagian kerja dari pelaksanaan kerja supaya dapat dilakukan dengan mudah sesuai dengan tujuan. Didalam struktur organisasi ini menunjukkan suatu garis perintah dan hubungan antar bagian sehingga dapat dilihat bagian itu mempunyai tugas masing-masing.

Dalam suatu organisasi, pastinya terdapat orang-orang yang bekerja sama untuk mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan di dalam menjalankan


(42)

aktivitas usahanya agar dapat berjalan secara efektif dan efisien diperlukan suatu struktur organisasi.

Struktur organisasi selengkapnya pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi dapat dilihat pada Gambar 4.1 :


(43)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Dealer Yamaha Motor Gondanglegi


(44)

4. Job Description Dealer Yamaha Motor Gondanglegi

Di dalam sebuah organisasi pembagian kerja adalah keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih menjadi amat besar pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan Job description dari masing-masing pekerjaan. Dalam pembagian kerja ditetapkan sekaligus struktur organisasi, tugas dan fungsi masing-masing unit dalam organisasi, serta wewenang masing-masing organisasi.

Adapun tugas serta wewenang dari masing-masing unit yang terdapat dalam struktur organisasi Dealer Yamaha Motor Gondanglegi adalah sebagai berikut :

a. Koordinator marketing:

1) Mengkoordinir sales-sales membuat kerja sama yang solid dan iklim kerja yang kondusif

2) Mengcover area pembagian wilayah untuk para sales 3) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan penjualan 4) Mengotorisasi semua kegiatan penjualan

b. Salesman

1) Mencari pasar sasaran untuk memasarkan sepeda motor yang ditawarkan dealer

2) Melayani konsumen atau calon konsumen dengan sebaik-baiknya agar reputasi baik atau terjaga

3) Berusaha terus untuk meningkatkan penjualan agar target dealer dapat tercapai


(45)

4) Menjaga hubungan baik dengan konsumen atau calon konsumen 5) Memberikan informasi kondisi pasar dan aktifitas kompotitor

kepada Koordinator Sales.

6) Membuat laporan kunjungan dan mempertanggung jawabkannya kepada marketing supervisor

c. Sales counter

1) Melayani calon konsumen yang datang langsung ke dealer atau melalui telepon sebak-baiknya

2) Menjelaskan produk-produk dan menginformasikan harga tunai/kredit secara transparan kepada konsumen.

3) Membantu mengisi data konsumen dan melengkapi data yang diperlukan dalam proses penjualan

4) Mengantar konsumen memilih sepeda motor. Mencatat data konsumen dan mem-follow up potensial konsumen yang tercatat dalam buku tamu.

5) Menangani keluhan konsumen sesuai dengan standar dan apabila keluhan tidak dapat diselesaikan sendiri diteruskan kepada Koordinator Sales atau Koordinator Adm & Keuangan/Kepala dealer.

6) Membuat laporan penjual counter setiap akhir bulan dan mempertanggung jawabkannya ke marketing supervisor


(46)

d. Bagian Pengiriman (driver)

1) Mengirim sepeda motor konsumen atau instansi dengan membawa kembali surat jalan yang telah di tandai atau di cap oleh konsumen atau instansi yang menerimanya untuk diberikan kepada administrasi supervisor

2) Mengantar staf yang memerlukan untuk kepentingan perusahaan dan menjaga kendaraan dan kelengkapan dengan sebaik-baiknya e. Kasir

1) Pemegang kas kecil untuk keperluan sehari-hari dan menyediakan pengeluaran atau pembayaran telepon, listrik, air, biaya pengurusan pajak kendaraan bermotor

2) Bertanggungjawab kepada administrasi supervisor f. Accounting

1) Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan 2) Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan 3) Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan

4) Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan )

5) Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan )

6) Melakukan pembayaran gaji karyawan

7) Menyusun dan membuat surat-surat yang berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan


(47)

8) Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan keuangan g. Bagian gudang

1) Melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran barang di gudang

2) Membuat laporan atas barang yang masuk dan keluar kepada administrasi supervisor

3) Menjaga keamanan barang yang ada di gudang 4) Bertanggung jawab kepada administrasi supervisor 5. Jumlah karyawan

Adapun untuk mengetahui komposisi para karyawan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegiberdasarkan jabatannya, maka secara lengkap dapat disajikan pada table 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2 Daftar Karyawan

Dealer Yamaha Motor Gondanglegi

No. Nama Jabatan

1 Jauhari effendi Kepala toko

2 Slamet kasiono Sales counter

3 Eric hidayat Sales counter

4 Toni cahyadi A Driver

5 Samsul Driver

6 Khoiri romadhoni Ekspedisi

7 Suwahyudi Office boy


(48)

9 Yuli wulandari Sales admin

10 Roudhotul istiqomah Kasir

11 Nur lailia noviana fitri Admin

12 Sugeng Kepala mekanik

13 Suliadi Mekanik

14 Dwi winarto Mekanik

15 Agus subchi Mekanik

16 Wiwin Servis counter

17 Nurul aini Spare part counter

18 Agung sukistiyono Salesman

19 Abdul manaf Salesman

20 Dini Cafetaria

21 Brahim Cuci motor

22 Avia Cuci motor

23 Ali Cuci motor

24 Asfar PSG

25 Yoga PSG

26 Bayu PSG

27 Gianto Promo

28 Samsul ma’arif Promo

29 Simin Promo


(49)

6. Sistem Dan Prosedur Penjualan a. Penjualan Tunai

1) Diskripsi kegiatan

Sistem penjualan tunai yang dilakukan dengan cash (uang

tunai), customer melakukan pembayaran dengan cara

membayarkan secara cash produk yang dibelinya. 2) Fungsi yang terkait

Salesman, sales counter, kasir, accounting, administrasi bagian klaim (gudang), koordinator marketing, bagian pengiriman (driver).

3) Formulir yang digunakan a. Kitir

Kitir merupakan daftar data konsumen yang diisi oleh pihak salesman atau sales counter. Biasanya data ini diperoleh berdasarkan kartu identitas konsumen.

b. Kwitansi pembayaran atau bukti kas masuk

Kwitansi pembayaran ini dibuat oleh kasir digunakan untuk mencatat pembayaran yang dilakukan konsumen ke kasir. Baik pembayaran DP atau pembayaran pelunasan.

31 Faqih Vebry motor

32 Rohan Vebry motor


(50)

c. Purchasing order

Purchasing order merupakan daftar pesanan yang dibuat salesman atau sales counter ke bagian persediaan yang kemudian digunakan untuk pengecekan persediaan barang di gudang.

d. Tanda terima pengiriman unit motor

Tanda terima ini dibuat oleh bagian pengiriman sebelum unit motor dikirim. Tanda terima yang telah ditanda tangani konsumen membuktikan bahwa unit motor telah dikirim sampai ke tangan konsumen.

4) Catatan akuntansi yang digunakan a. Jurnal penerimaan kas

Jurnal penerimaan kas ini digunakan untuk mencatat kas masuk baik pembayaran DP maupun pembayaran pelunasan.

b. Kartu gudang

Catatan yang diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik barang yang disimpan digudang.


(51)

b. Penjualan kredit 1) Diskripsi kegiatan

Penjualan yang dilakukan dengan kredit (mengangsur) bekerjasama dengan pihak leasing sebagai lembaga yang akan membiayai kredit tersebut.

2) Fungsi yang terkait

a. Pihak internal yaitu Salesman, sales counter, kasir, accounting, administrasi bagian klaim (gudang), koordinator marketing, bagian pengiriman (driver).

b. Pihak eksternal yaitu leasing. 3) Formulir yang digunakan

a. Kitir

Kitir merupakan daftar data konsumen yang diisi oleh pihak salesman atau sales counter. Biasanya data ini diperoleh berdasarkan kartu identitas konsumen.

b. Purchasing order

Purchasing order merupakan daftar pesanan yang dibuat salesman atau sales counter ke bagian persediaan yang kemudian digunakan untuk pengecekan persediaan barang di gudang.


(52)

c. Kwitansi pembayaran atau bukti kas masuk

Kwitansi pembayaran ini dibuat oleh kasir digunakan untuk mencatat pembayaran yang dilakukan konsumen ke kasir. Baik pembayaran DP atau pembayaran pelunasan.

d. Kwitansi tagihan leasing

Kwitansi ini dibuat oleh kasir digunakan sebagai bukti pencairan pembiayaan kredit dari pihak leasing.

e. Tanda terima pengiriman unit motor

Tanda terima ini dibuat oleh bagian pengiriman sebelum unit motor dikirim. Tanda terima yang telah ditanda tangani konsumen membuktikan bahwa unit motor telah dikirim sampai ke tangan konsumen.

B. Deskripsi Struktur Pengendalian Internal 1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern yang lain, menyediakan disiplin dan struktur.

2. Penaksiran Resiko

Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara


(53)

wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern dan ekstern yang mungkin terjadi dan secara negatif berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan.

4. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan yang mencakup sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (termasuk peristiwa dan keadaan) dan untuk menyelenggarakan akuntabilitas terhadap aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem berdampak kemampuan manajemen untuk mengambil keputusan semestinya dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas entitas dan untuk menyusun laporan keuangan yang andal.


(54)

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini dilaksanakan melalui aktivitas pemantauan secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau suatu kombinasi diantara keduanya. Pemantauan secara terus menerus terhadap aktivitas dibangun ke dalam aktivitas normal entitas yang terjadi secara berulang dan meliputi aktivitas pengelolaan dan supervise yang regular.

Tabel 4.2

Daftar Pertanyaan Wawancara

No. Keterangan Pertanyaan

1. Analisis lingkungan pengendalian

a. Apakah sudah terdapat

praktek kebijakan karyawan, pelaksanaan dan hambatan yang ada di dealer?

2. Analisis penaksiran resiko. a. Apakah masalah

keuangan sudah di estimasi secara signifikan ?

3. Analisis aktivitas pengendalian. a. Apakah kegiatan yang berhubungan dengan penjualan


(55)

sudah sesuai dengan kebijakan dan prosedur ?

4. Analisis informasi dan komunikasi.

a. Apakah sarana atau alat penunjang sudah efektif ?

5. Analisis Pengawasan a. Bagaimana kebijakan

pengendalian untuk masing-masing kegiatan di dealer?

C. Analisis Data

1. Analisis Data Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. lingkungan pengendalian mencerminkan suasana perusahaan yang mempengaruhi sikap dan tindakan para anggota perusahaan akan pentingnya pengendalian. Efektivitas sistem akuntansi dan prosedur Pengendalian sangat ditentukan oleh suasana yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian. Ini berarti pengendalian mempunyai dampak yang sangat besar terhadap keseriusan pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern yang lain,


(56)

menyediakan disiplin dan struktur. Elemen lingkungan pengendalian terdiri atas:

1) Integritas dan nilai etika 2) Kemampuan karyawan

3) Partisipasi Dewan Komisaris dan Komite Audit 4) Falsafah manajemen dan gaya operasi

5) Struktur organisasi

6) Penetapan wewenang dan tanggungjawab 7) Praktek dan kebijakan karyawan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi yang telah diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1) Praktek dan kebijakan karyawan.

Karyawan merupakan unsur yang penting dalam struktur pengendalian intern, dengan demikian dealer sangat berkepentingan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur agar tercipta lingkungan pengendalian yang baik. Dealer perlu memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan, mengembangkan kompensasi atas prestasi mereka. Pemberian wewenang dan tanggungjawab masing-masing bagian sudah jelas digambarkan. Dalam hal kebijakan karyawan dan praktik sumber daya manusia, masing-masing personal dalam dealer mempunyai kemampuan yang sesuai dengan bidang yang mereka tekuni berdasarkan pengalaman.


(57)

Dan kebijakan dealer dalam menangani pihak yang melakukan kesalahan atau menyimpang yaitu dengan cara memberi surat peringatan pertama jika masih melakukan kesalahan lagi akan diberi peringatan kedua dan bila masih berlanjut akan dikeluarkan dari dealer. Selain itu juga ada kebijakan karyawan yang terdiri dari jadwal seragam yang dikenakan pada hari tertentu dan ketepatan waktu jam kerja yang telah ditentukan.

2) Pelaksanaan ketepatan waktu dan ketercapaian target.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada dealer yamaha motor gondanglegi dalam hal penjualan pelaksanaannya sudah bagus hampir tiap bulan mencapai target yang dianggarkan sesuai dengan standarnisasi dari pusat anggaran perbelanjaan. Dengan cara membuat anggaran di awal dan di akhir tahun.

3) Kendala atau hambatan yang ada di dealer seperti: karyawan yang tidak mampu menjual barang, fasilitas yang kurang memadai, barang atau produk yang tidak laku.

Kualitas karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya misalnya: penarikan tenaga kerja seluas mungkin agar lebih besar kemungkinannya mendapat calon tenaga kerja yang dikehendaki, pengembangan mutu karyawan yaitu menyangkut usaha-usaha meningkatkan pengetahuan karyawan dan keahlian atau keterampilan karyawan, pengukuran prestasi kerja yang


(58)

dimaksudkan untuk menilai pelaksanaan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing karyawan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi dalam mengatasi barang yang tidak laku dengan cara membuat program khusus, penambahan diskon, penambahan reward, memacu marketing membuat aktivitas-aktivitas sales untuk mengantisipasi bila ada kendala dalam hal penjualan.

2. Analisis Data Penaksiran risiko

Penaksiran resiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan identifikasi analisis dan manajemen terhadap risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penetapan resiko laporan keuangan adalah mengidentifikasi dan menganalisa resiko-resiko yang berhubungan dengan manajemen perusahaan untuk menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penetapan resiko oleh manajemen berkenaan dengan hubungan resiko terhadap pernyataan laporan keuangan yang khusus dan kegiatan mencatat, memproses, menyimpulkan dan melaporkan data akuntansi. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan secara konsisten.


(59)

Dealer Yamaha Motor Gondanglegi dalam hal pencatatan transaksinya sudah dilaksanakan dengan teratur. Setiap transaksi dicatat sesuai urutan tanggal terjadinya transaksi untuk menghindari transaksi yang tidak tercatat. Selain hal tersebut dalam penulisan atau penerapan kegiatan akuntansinya sudahsesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Analisis Data Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Pengendalian ini meyakinkan tindakan-tindakan yang diambil untuk mengatasi resiko dalam mencapai tujuan organisasi. Pengawasan ini harus terlaksana pada semua tingkat fungsi manajemen. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas umumnya mencakup prosedur:

1) Review terhadap kinerja 2) Pengolahan informasi 3) Pengendalian fisik 4) Pemisahan tugas

1) Kebijakan dan prosedur dalam kegiatan penjualan.

Dealer sudah memiliki kinerja yang baik, hal ini bisa dilihat dari kemampuan mereka menghasilkan laporan keuangan yang cukup diandalkan dan aktivitas dealer yang terus


(60)

berlangsung. Pengolahan informasi dilakukan dengan menggunakan komputer sehingga lebih cepat dan akurat.

Kebijakan penjualan adalah penentuan diskon harga sesuai dengan standar operasional pelayanan dari dealer karena pihak dealer kesepakatan di dealer-dealer. Dalam hal prosedurnya pihak dealer menyesuaikan dengan menjual barang dan jasa jadi harus menyesuaikan dengan keinginan pembeli.

2) Pelaksanaan ketepatan waktu dan ketercapaian target.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada dealer yamaha motor gondanglegi dalam hal penjualan pelaksanaannya sudah bagus hampir tiap bulan mencapai target yang dianggarkan sesuai dengan standarnisasi dari pusat anggaran perbelanjaan. Dengan cara membuat anggaran di awal dan di akhir tahun.

3) Keefektifan aktivitas yang berhubungan dengan penjualan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada dealer yamaha motor gondanglegi sudah efektif, jadi aktivitas penjualan sudah ditentukan dengan pihak manajer sesuai porsinya. Dengan diadakan promosi penjualan tim promosi sudah menentukan jadwal dan tim pelaksananya adalah marketing.

4. Analisis Data Informasi Dan Komunikasi

Sistem informasi yang relevan meliputi sistem akuntansi yang terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi. informasi dan komunikasi sangat berguna untuk menghasilkan laporan keuangan. Sistem informasi sangat


(61)

relevan untuk tujuan laporan keuangan yang mencakup sistem akuntansi dan melindungi harta dan hutang perusahaan. Sistem akuntansi seharusnya mencakup penafsiran audit yang lengkap, karena penafsiran transaksi sangat penting bagi manajemen dan auditor. Dengan kata lain komunikasi melibatkan pemahaman yang jelas dari peran dan tanggung jawab setiap individu yang berkenaan dengan struktur pengendalian intern atas laporan keuangan. Komunikasi harus dapat meyakinkan bahwa setiap personil terlibat dalam memahami laporan keuangan dan kegiatan mereka baik di luar perusahaan ataupun dalam perusahaan. Kualitas informasi yang dihasilkan berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktvitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggungjawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.

Pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi transaksi diolah secara manual dan komputer. Transaksi dimulai pada saat diterima order, selanjutnya masing-masing bagian melaksanakan tugasnya secara terpisah. Pada saat pembagian tugas transaksi tersebut dikendalikan dengan sistem otorisasi sesuai dengan wewenang kepala bagian. Catatan akuntansinya dilengkapi dengan dokumen pendukung yang menguatkan bukti utama. Semua data dan file diolah dan tersimpan dalam komputer. Ini memudahkan bagi pihak intern untuk mengirim, memproses,


(62)

memelihara dan mengakses informasi. Komunikasi antar karyawan di dealer sudah memenuhi keseragaman informasi.

5. Analisis Data Pemantauan

Pemantauan adalah proses untuk menilai kualitas dari pelaksanaan struktur pengendalian intern yang telah berjalan. Pemantauan merupakan pemantauan terhadap personil yang mengawasi desain dan operasi perusahaan yang dilaksanakan. Struktur pengendalian intern yang berjalan diharapkan dapat mengatasi atau mengantisipasi penyimpangan atau kecurangan yang terjadi. Pemantauan dapat dilaksanakan selama kegiatan perusahaan berjalan dan dapat dievaluasi secara periodik.Pemantauan ini mencakup kebijakan pengendalian untuk masing-masing kegiatan dan memverifikasi kualitas pengendalian fungsi penjualan. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah.

D. Pembahasan

Secara umum struktur pengendalian internal fungsi penjualan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi masih ada yang kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai struktur, yang pertama yaitu lingkungan pengendalian Pemberian wewenang dan tanggungjawab masing-masing bagian sudah jelas digambarkan. Dalam hal penjualan pelaksanaanya sudah sesuai dengan ketepatan waktu dan ketercapaian target. Dalam hal kebijakan dealer dalam menangani pihak yang melakukan kesalahan atau menyimpang yaitu dengan cara memberi surat peringatan pertama jika


(63)

masih melakukan kesalahan lagi akan diberi peringatan kedua dan bila masih berlanjut akan dikeluarkan dari dealer. Selain itu juga ada kebijakan karyawan yang terdiri dari jadwal seragam yang dikenakan pada hari tertentu dan ketepatan waktu jam kerja yang telah ditentukan. Dari hasil analisis yang dilakukan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi memiliki lingkungan pengendalian yang belum memenuhi struktur pengendalian intern. Dimana dalam lingkungan pengendalian pihak dealer masih mengalami hambatan dari penjualan yang rame atau sepi pada bulan tertentu, sehingga struktur pengendalian intern dalam hal ini dapat dikatakan kurang efektif.

Struktur pengendalian intern yang kedua yaitu penaksiran resiko yang dapat mempertimbangkan kemungkinan transaksi yang telah dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi signifikan yang dicatat dalam laporan keuangan. Dengan adanya penaksiran resiko tersebut, maka risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan secara konsisten. Hal ini terbukti pada prosedur penjualan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi yang melakukan pencatatan laporan keuangan dengan cara manual dan internet digunakan untuk laporan ke perusahaan. Aktivitas ini dilakukan sebagai pengendalian intern untuk menjaga atau menghindari kemungkinan


(64)

terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada saat proses pencatatan laporan keuangan.

Pada struktur pengendalian yang ketiga yaitu aktivitas pengendalian dalam melaksanakan kegiatan fungsi penjualan. Dealer Yamaha Motor Gondanglegi telah memenuhi unsur struktur pengendalian intern yang ketiga. Dealer sudah memiliki kinerja yang baik, hal ini bisa dilihat dari kemampuan mereka menghasilkan laporan keuangan yang cukup diandalkan dan aktivitas dealer yang terus berlangsung. Pengolahan informasi dilakukan dengan menggunakan komputer sehingga lebih cepat dan akurat. Untuk pengendalian fisik terutama yang berkaitan pengawasan fisik terhadap aset dan catatan sudah dilaksanakan dimana masing-masing bagian kadang melakukan cros check secara silang. Untuk memastikan data tetap akurat. Sedangkan untuk pemisahan tugas masih belum baik karena bagian administrasi rangkap dengan pelayanan konsumen.

Struktur pengendalian intern informasi dan komunikasi yaitu transaksi diolah secara manual dan komputer. Transaksi dimulai pada saat diterima order, selanjutnya masing-masing bagian melaksanakan tugasnya secara terpisah. Pada saat pembagian tugas transaksi tersebut dikendalikan dengan sistem otorisasi sesuai dengan wewenang kepala bagian. Catatan akuntansinya dilengkapi dengan dokumen pendukung yang menguatkan bukti utama. Semua data dan file diolah dan tersimpan dalam komputer. Ini memudahkan bagi pihak intern untuk mengirim, memproses, memelihara dan mengakses informasi. Dalam hal ini sarana atau alat


(65)

penunjang sudah terpenuhi dan komunikasi antar karyawan yang terjalin dengan baik.

Struktur pengendalian intern pemantauan ini mencakup kebijakan pengendalian untuk masing-masing kegiatan dan memverifikasi kualitas pengendalian fungsi penjualan. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah. Dalam hal ini Dealer Yamaha Motor Gondanglegi belum menerapkan pemantauan secara efektif, karena masih adanya karyawan yang tidak disiplin.


(66)

50 A. Kesimpulan

Struktur pengendalian internal pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi dapat diketahui dalam hal penjualan pelaksanaannya sudah sesuai dengan ketepatan waktu dan ketercapaian target. Dalam hal kebijakan karyawan dan praktek sumber daya manusia, masing-masing karyawan dealer mempunyai kemampuan sesuai dengan bidang yang mereka tekuni. Penaksiran resiko dapat diketahui bahwa pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi dengan adanya penaksiran resiko tersebut, maka risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemanpuan entitas untuk mencatat , mengolah , meringkas dan melaporkan data keuangan secara konsisten. Aktivitas pengendalian pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi dapat diketahui sudah memiliki kinerja yang baik, hal ini bisa dilihat dari kemampuan mereka menghasilkan laporan keuangan yang cukup diandalkan dan aktivitas dealer yang terus berlangsung. Pengolahan informasi dilakukan dengan menggunakan komputer sehingga lebih cepat dan akurat.

Dalam hal prosedurya pihak dealer menyesuaikan dengan standar operasional pelayanan dari pihak dealer menjual barang dan jasa jadi harus menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Informasi dan komunikasi


(67)

pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi dapat dikatakan sudah baik pada saat pembagian tugas transaksi tersebut dikendalikan dengan sistem otorisasi sesuai dengan wewenang kepala bagian. Catatan akutansinya dilengkapi dengan dokumen pendukung yang menguatkan bukti utama.

Dimana dalam lingkungan pengendalian pihak dealer masih mengalami hambatan dari penjualan yang rame atau sepi pada bulan tertentu, sehingga struktur pengendalian intern dalam hal ini dapat dikatakan kurang efektif. Hal ini terbukti pada prosedur penjualan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi yang melakukan pencatatan laporan keuangan dengan cara manual dan internet digunakan untuk laporan ke perusahaan. Aktivitas ini dilakukan sebagai pengendalian intern untuk menjaga atau menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan-peyimpangan pada saat proses pencacatan laporan keuangan.

Dalam hal ini penjelasan tersebut dapat dikatakan dapat berjalan dengan efektif, karena formulir merupakan alat yang berguna untuk memberikan orientasi terlaksananya suatu transaksi. Semua data dan file diolah dan tersimpan dalam komputer. Ini memudahkan bagi pihak intern untuk mengirim, memproses, memelihara dan mengakses informasi. Dalam hal ini sarana atau alat penujang sudah terpenuhi dan komunikasi antar karyawan yang terjalin dengan baik. Dalam hal ini Dealer Yamaha Motor Gondanglegi belum menerapkan pemantauan secara efektif. Pemantauan pada Dealer Yamaha Motor Gondanglegi dapat diketahui proses ini


(68)

dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah dapat dikatakan kurang baik

B. Saran

Dengan adanya struktur pengendalian internal maka akan dapat membantu dealer dalam membuat keputusan karena tepatnya informasi yang (akurat), relevan, dan tepat waktu. Diharapkan Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan penjualan akan membawa dealer ke arah laba yang optimal, serta merupakan alat bantu bagi manajer untuk merumuskan kebijakan yang akan ditempuh, khususnya di bidang penjualan.

Sebaiknya melakukan seleksi karyawan sesuai dengan persyaratan

dan melakukan pengembangan pendidikan karyawan sehingga

menciptakan karyawan yang memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Pihak dealer diharapkan mampu untuk melakukan evaluasi atas sistem dan prosedur pengendalian secara berkala, dengan harapan pihak dealer segera menetapkan kebijakan agar tidak terjadi adanya penyimpangan yang dapat merugikan dealer.


(69)

(70)

(71)

(72)

(73)

(1)

52

dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah dapat dikatakan kurang baik

B. Saran

Dengan adanya struktur pengendalian internal maka akan dapat membantu dealer dalam membuat keputusan karena tepatnya informasi yang (akurat), relevan, dan tepat waktu. Diharapkan Informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan penjualan akan membawa dealer ke arah laba yang optimal, serta merupakan alat bantu bagi manajer untuk merumuskan kebijakan yang akan ditempuh, khususnya di bidang penjualan.

Sebaiknya melakukan seleksi karyawan sesuai dengan persyaratan dan melakukan pengembangan pendidikan karyawan sehingga menciptakan karyawan yang memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Pihak dealer diharapkan mampu untuk melakukan evaluasi atas sistem dan prosedur pengendalian secara berkala, dengan harapan pihak dealer segera menetapkan kebijakan agar tidak terjadi adanya penyimpangan yang dapat merugikan dealer.


(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 3


(6)