11
2.3.3 Internet Layer
Dalam layer ini mekanisme pengalamatan dan perutean diatur. Mekanisme pengalamatan menggunakan 32 bit alamat IP versi 4 dan 64 bit alamat IP versi
6. Algoritma perutean dapat berbentuk statis yang diatur secara manual maupun secara dinamis melalui pertukan informasi link.
2.3.4 Network Access Layer
Protokol pada layer ini menyediakan media bagi sistem untuk mengirimkan data ke perangkat lain yang terhubung secara langsung. Network
Access Layer setara dengan Data Link Layer pada standar OSI. Fungsi dalam layer ini adalah memastikan data tiba pada perangkat lain yang terhubung
langsung secara selamat. Mekanisme pengkodean data, mekanisme cek kesalahan, mekanisme pertukaran data diatur dalam layer ini.
2.3.5 Physical Layer
Physical Layer ini bertanggung jawab atas proses konversi data 0 dan 1 menjadi bentuk fisik tegangan dan arus agar dapat terkirim ke media wireless
ataupun kabel. Berbagai jenis teknologi komunikasi seperti satelit, kabel koaksial,
optic dan dial-up adalah dalam cakupan layer fisik.
2.4 User Datagram Protocol UDP
Protokol ini sangat sederhana dengan arti pengirim dan penerima tidak perlu menjaga session atau status koneksi. UDP dapat mengirimkan per segmen
tanpa dipengaruhi oleh kepadatan trafik. Protokol UDP menerapkan layanan
12
connectionless yaitu tidak adanya campur tangan dari penerima dan pengirim selama pengiriman data terjadi. Hal ini dikarenakan setiap segmen UDP ditangani
secara independen dengan segmen UDP lainnya. Kelemahan UDP antara lain; packet loss yang tinggi dan kemungkinan
congestion. Kehilangan segmen pada UDP sangat mungkin terjadidikarenakan paket yang diterima mungkin tidak berurutan. Paket yang tidak berurutan otomatis
akan dibuang. UDP juga tidak memiliki congestion control kontrol kemacetan. Congestion control mencegah buffer penuh hingga terjadi penurunan kerja
jaringan. UDP berdiri di atas IP. Karena bersifat nirsambungan, hanya sedikit yang
perlu dilakukan UDP. Pada dasarnya, UDP menambahkan sebuah kemampuan pengalamatan port ke IP. Hal ini paling terlihat dengan meneliti header UDP.
Header menyertakan port sumber dan port tujuan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. Bidang panjang berisi panjang keseluruhan segmen UDP, termasuk
header dan data. Checksum menggunakan algoritma cek kesalahan [6].
Gambar 2.2 Header UDP
2.5 Transmission Control Protocol TCP
Protokol TCP memiliki beberapa karakteristik, di antaranya : point-to- point, memiliki buffer pada penerima dan pengirim, aliran data yang dikontrol
sehingga dapat mengontrol sendiri kemacetan yang terjadi. Struktur segmen yang dimiliki TCP lebih kompleks daripada UDP. TCP bersifat connection oriented
13
dengan kata lain koneksi end-to-end harus dibangun terlebih dahulu di kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal mengirimkan data.
TCP hanya menggunakan satu jenis satuan data protokol, disebut segmen TCP. Karena satu header harus melaksanakan semua mekanisme protokol,
ukurannya cukup besar, dengan panjang terpendek 20 oktet. Headernya dapat dilihat pada Gambar 2.3 [6].
Gambar 2.3 Header TCP
Secara detail diuraikan sebagai berikut: 1.
Port Sumber 16 bit: Port TCP Sumber. 2.
Port Tujuan 16 bit: Port TCP Tujuan. 3.
Sequence Number 32 bit: Nomor runtutan oktet data pertama dalam segmen ini kecuali bila flag SYN diatur. Bila SYN diatur, bidang ini berisi
initial sequence number nomor runtutan awal, ISN dan oktet data pertama dalam segmen ini bernomor runtun ISN+1.
4. Acknowledgement Number AN: Balasan yang ditumpangkan. Berisi
nomor runtutan oktet data berikutnya yang diharapkan diterima oleh entitas TCP.
5. Panjang Header 4 bit: Banyak word 32 bit dalam header.
6. Tercadang 6 bit: Dicadangkan.
7. Flag 6 bit: Untuk tiap flag, bila diatur bernilai 1, artinya adalah
14
- CWR: Jendela kemacetan dikurangi congestion window reduced.
- ECE: ECN-Echo; Bit CWR dan ECE, ditetapkan dalam RFC 3168,digunakan untuk fungsi pemberitahuan kemacetan eksplisit.
- URG: bidang penunjuk urgen penting. - ACK: bidang balasan penting.
- PSH: fungsi push dorong. - RST: reset sambungan.
- SYN: sinkronkan nomor runtunan. - FIN: tidak ada data lagi dari pengirim.
8. Jendela 16 bit: alokasi kredit kendali aliran, dalam oktet. Berisi banyak oktet data, mulai dari nomor runtunan yang ditunjukkan dalam bidang
balasan yang dapat diterima pengirim. 9. Checksum 16 bit: Komplemen satuan dari modulo jumlah komplemen
satuan semua word 16-bit dalam segmen ditambah pseudoheader. 10. Penunjuk Urgen 16 bit: Nilai ini, bila ditambahkan ke nomor runtunan
segmen, berisi nomor runtunan oktet terakhir dalam seruntunan data urgen. Hal ini memungkinkan penerima mengetahui banyak data urgen
yang sedang datang.
2.6 Jaringan