Efisiensi Energi pada Trafik Multimedia Langkah-Langkah Penelitian

16

2.8 Efisiensi Energi pada Trafik Multimedia

Trafik multimedia menyerap energi lebih besar dari trafik data disebabkan kapasitas yang lebih tinggi. Trafik traceforeman_cif sebagai contoh memiliki rate frame tipe I rata-rata 31228,6 byte untuk kecepatan data 1024 kbps. Trafik multimedia seperti akses youtube dan komunikasi video seperti skype membutuhkan ketahanan baterai sampai rentang waktu tertentu. Jika baterai tidak bertahan untuk rentang minimal sebuah koneksi, maka akan terjadi kegagalan koneksi. Hal ini sangat mengganggu pengguna. Efisiensi protokol untuk trafik multimedia menjadi kajian lanjut setelah penelitian konsumsi energi.

2.9 Parameter Pengukur Konsumsi Energi

Energi listrik dapat diukur dalam satuan kWh maupun Joule. Namun demikian, untuk lebih spesifik menganalisis konsumsi energi perangkat bergerak dihubungkan dengan karakteristik transport layer protocol yang digunakan maupun karakteristik video yang ditransmisikan, berikut beberapa parameter yang dimunculkan.

2.9.1 Konsumsi Energi per Transmisi

UDP memiliki karakteristik pengiriman independent yakni paket langsung dikirim ke jaringan begitu tersedia di buffer. Sehingga jumlah paket pada setiap transmisi yang dilakukan adalah 1 paket. Sementara TCP menggunakan sliding window, yaitu transmisi dilakukan jika jumlah paket memenuhi kuota ukuran sliding window. 17 Oleh karenanya perlu dibandingkan jumlah konsumsi energi pada setiap transmisi yang dilakukan dalam satuan Joule per transmisi.

2.9.2 Konsumsi Energi per Paket

Jika telah diketahui jumlah energi pada setiap transmisi yang dilakukan, maka harus diketahui berapa energi yang dibutuhkan untuk mengirimkan setiap paket. Energi yang diperlukan ini diukur dalam satuan Joule per paket.

2.9.3 Faktor Energi- Delay

Konsumsi energi yang rendah tidak secara otomatis menentukan efisiensi sistem. Dalam sistem transmisi, delay adalah hal yang penting untuk dipertimbangkan. Konsumsi energi yang kecil dan delay yang rendah adalah hal yang diharapkan. Oleh karenanya, faktor kali Energi-Delay dalam satuan Joule detik digunakan untuk menggambarkan konsumsi energi pada setiap paket dikaitkan dengan delay transmisi paket tersebut.

2.9.4 Faktor Energi- Loss

Selain delay, loss juga merupakan parameter penting dalam transmisi video. Semakin kecil nilai persentase loss, maka sistem semakin baik. Oleh karena faktor hasil kali Energi-Loss dimunculkan dalam satuan Joule untuk setiap paket. 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah-Langkah Penelitian

Secara umum langkah-langkah penelitian yang dilakukan meliputi: 1. Persiapan Persiapan penelitian mencakup studi pustaka dan pengumpulan informasi kebutuhan perangkat yang diperlukan untuk melakukan percobaan dan analisis. 2. Tahap perancangan Perancangan perangkat penelitian meliputi perancangan perangkat pengukuran konsumsi energi, serta implementasi protokol transport yang digunakan. Dengan bantuan wireless LAN WLAN untuk menghubungkan perangkat handphone dengan komputer. Selain itu juga dilakukan identifikasi hal-hal yang dibutuhkan untuk menganalisis hasil penelitian. 3. Perhitungan data Perhitungan data dilakukan meliputi analisis konsumsi energi yang ditinjau berdasarkan paket yang ditransmisikan. Dari analisis tersebut diperoleh hubungan kelebihan dan kekurangan masing-masing protokol komunikasi. Gambar 3.1 menunjukkan urutan dari langkah-langkah penelitian pengukuran konsumsi energi yang digambarkan dalam bentuk diagram blok yang dimulai dari tahap persiapan sampai pada tahap eksperimen pengukuran dan pengiriman. 19 Gambar 3.1 Diagram blok penelitian konsumsi energi perangkat komunikasi bergerak Dimulai dari persiapan penelitian yang dilakukan berupa persiapan ide pokok penulisan penelitian, persiapan konsep penelitian serta persiapan alat dan bahan. Selanjutnya dilakukan perancangan perangkat penelitian sesuai dengan konsep yang sudah ditentukan sebelumnya. Perancangan perangkat dilakukan pada piranti keras perangkat pengukuran yaitu menghubungkan antara handphone, baterai dan arduino pada hubungan serial. Pada langkah berikutnya dilakukan pemrograman piranti lunak pada perangkat arduino menggunakan bahasa pemrograman arduino dan pemrograman piranti lunak streaming video menggunakan bahasa pemrograman java. Setelah semua perancangan dilakukan sesuai dengan konsep, langkah terakhir adalah dilakukannya eksperimen pengukuran saat proses pengiriman video dilakukan.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian