KELAYAKAN FINANSIAL HASIL DAN PEMBAHASAN

43 Berdasarkan hasil tersebut maka secara umum sistem hidroponik dapat diterapkan, karena nilai koefisien keseragamannya mendekati 90. Namun secara khusus nilai koefisien keseragaman masih kurang baik pada kedalaman aliran dan bobot tanaman, hal ini disebabkan karena terdapatnya lipatan pada terpal pelapis bed sehingga permukaan bed menjadi tidak rata. Untuk memperbaiki nilai keseragaman pada jaringan hidroponik ini maka dibutuhkan ketelitian dan perawatan yang rutin.

B. KELAYAKAN FINANSIAL

Dalam melakukan kegiatan usaha, faktor finansial menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena akan menentukan layak atau tidaknya suatu usaha untuk dilanjutkan. PT. Joy Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian yang memproduksi sayuran hidroponik. Sayuran utama yang diproduksinya adalah bayam merah dan kangkung yang dipasarkan melalui mitra kerjanya yaitu Parung Farm. Hasil produksi PT. Joy Farm dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Data produksi sayuran di PT. Joy Farm tahun 2008. Bulan Kangkung kg Bayam kg Total kg Januari 783,8 259,65 1.043,45 Febuari 584,1 358,20 942,30 Maret 824,25 83,70 907,95 April 764,73 501,39 1.266 Mei 669,25 436,75 1.106 Juni 694,26 300,15 994,41 Juli 662,43 256,50 918,93 Agustus 538,4 450,15 988,55 September 396,45 588,41 984,86 Oktober 329,2 319,68 648,88 November 258,52 396,80 655,32 Desember 286,2 358,30 644,50 Total 6.791,59 4.309,68 11.101,27 Dari Tabel 33 di atas diketahui bahwa produksi sayuran di PT. Joy Farm dalam satu tahun mencapai 11.101,27 kg sehingga jika dirata-ratakan produksi per bulannya adalah ± 925 kg. Produksi yang dihasilkan berfluktuasi, hal ini 44 disebabkan karena beberapa hal seperti lingkungan greenhouse yang masih memungkinkan datangnya hama melalui ventilasi yang tidak tertutup, serta perubahan cuaca yang dapat menimbulkan penyakit pada tanaman. Selain itu besarnya bibit yang belum memadai untuk dipindahkan ke bed produksi akan menyebabkan kekurangan bibit pada bed produksi, sehingga bed produksi tidak terisi dengan penuh. Setiap harinya PT. Joy Farm merencanakan panen sebanyak empat bed dua bed untuk kangkung dan dua bed untuk bayam merah, dengan ukuran bed 11 m 2 . Jika dianalisis berdasarkan umur panen tanaman, yaitu 22 hari untuk bayam merah dan 15 hari untuk kangkung, maka seharusnya total bed yang dibutuhkan oleh PT. Joy Farm adalah 74 bed, sedangkan bed yang ada hanya 64 bed. Hal ini dapat mengakibatkan rolling tanaman menjadi tidak teratur, sehingga memaksakan untuk memanen tanaman sebelum waktunya dan pada akhirnya akan menyebabkan hasil produksi yang tidak stabil. Hasil yang ingin dicapai oleh PT. Joy Farm ± 17 kgbed. Harga jual produk adalah Rp 8.400kg yang merupakan haga jual kontrak lama dengan pihak mitra. Apabila hasil tersebut konstan, maka dalam satu bulan panen akan dihasilkan 2.040 kg dengan total penjualan Rp 17.136.000. Hasil tersebut merupakan target yang harus dicapai oleh PT. Joy Farm. Mengingat besarnya investasi yang diperlukan dalam melakukan usaha ini, untuk itu perlu dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui layak atau tidaknya usaha yang dijalankan. Dalam melakukan analisis kelayakan finansial ini, dilakukan beberapa asumsi dan pendekatan, di antaranya adalah : 1. Harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada saat penelitian. 2. Produktifitas tanaman adalah rata-rata dalam satu tahun. 3. Lahan produksi dan investasi adalah milik sendiri. 4. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama proyek berjalan dianggap tetap, baik biaya produksi maupun biaya tetap lainnya. 5. Harga jual kedua komoditi adalah Rp 8.400kg. 6. Umur proyek merupakan jangka waktu hidup dari proyek yang ditentukan oleh nilai ekonomis dari investasi yang ditanamkan dalam proyek tersebut. Umur ekonomis pengusahaan hidroponik ini sesuai dengan umur ekonomis 45 greenhouse, karena greenhouse merupakan sarana utama untuk melakukan produksi. 7. Besarnya harga akhir 10 dari harga awal. 8. Berdasarkan asumsi nomor 3, tingkat suku bunga yang digunakan adalah 5 yang merupakan tingkat suku bunga tabungan di BRI pada tahun 2008. Sebagai pembanding, digunakan pula tingkat suku bunga 12 yang merupakan tingkat suku bunga pertanian negara berkembang Gittinger, 1986, dan tingkat suku bunga 16 yang merupakan tingkat suku bunga pinjaman di BRI pada tahun 2008. 9. Selama proyek berjalan diasumsikan tidak ada kenaikan tingkat upah tenaga kerja regional. Pada usaha budidaya tanaman secara hidroponik ini, terdapat biaya investasi dan juga operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan sebelum tanaman menghasilkan, seperti biaya bangunan dan alat- alat pertanian hidroponik Tabel 34. Sedangkan biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani berjalan, seperti biaya pembelian benih, nutrisi, tenaga kerja, perawatan, keamanan, bensin dan listrik Tabel 35. No Uraian Biaya Investasi Rp Umur ekonomis tahun 1 Greenhouse 47.348.000 5 2 Sistem hidroponik 61.530.200 5 3 Listrik dan genset 7.250.000 10 4 Kantor dan gudang 5.000.000 10 5 Alat bantu pertanian 7.252.000 5 6 Kendaraan 91.400.000 10 Total 219.780.200 Tabel 34. Biaya Investasi usahatani pada tahun ke-0 46 Tabel 35. Biaya operasional usahatani hidroponik NFT dalam satu tahun. Berdasarkan Tabel 34 di atas dapat dilihat bahwa total biaya investasi yang dikeluarkan untuk usaha hidroponik mencapai Rp 219.780.200 dan pada Tabel 35, dapat dilihat besarnya biaya operasional yang dikeluarkan selama satu tahun mencapai Rp 97.476.000. Data investasi dan biaya operasional tersebut digunakan untuk menghitung biaya pokok produksi kangkung dan bayam. Hasilnya seperti diuraikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2, diperoleh biaya pokok untuk tanaman kangkung adalah Rp 10.982kg dan tanaman bayam adalah Rp 14.257kg. Dari hasil tersebut telah diketahui bahwa usaha yang dilakukan oleh PT. Joy Farm merugi, karena harga jual Rp 8.400kg lebih rendah dari biaya pokok. Sebagai gambaran mengenai usaha yang dilakukan oleh PT. Joy Farm, maka data investasi dan biaya operasional tersebut juga dimasukkan ke dalam perhitungan untuk menganalisis kelayakan finansial. Perhitungan dilakukan dengan 2 rancangan. Rancangan pertama yaitu analisis apabila total penjualan sesuai dengan target yang diharapkan, rancangan kedua dilakukan berdasarkan data produksi selama satu tahun. Analisis yang dilakukan meliputi perhitungan nilai sekarang bersih Net Present Value, NPV, perbandingan manfaat biaya bersih Net BC ratio, Gross BC, dan tingkat pengembalian internal Internal Rate of Return, IRR. Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan tingkat suku bunga sebesar 5, 12 dan 16. No Uraian Biaya Operasional RpTahun 1 Benih bayam 2.100.000 2 Benih kangkung 10.800.000 3 Nutrisi 24.336.000 4 Gaji karyawan 33.240.000 5 Listrik 8.400.000 6 Keamanan 7.200.000 7 Perawatan 2.400.000 8 Bensin 9.000.000 Total 97.476.000 47 Pada Lampiran 3, 4 dan 5 dapat dilihat cashflow perusahaan pada rancangan 1 sesuai target produksi. Dari analisis tersebut didapat nilai NPV, Net BC, Gross BC, dan IRR seperti pada Tabel 36. Tingkat suku bunga NPV Rp Net BC Gross BC IRR 5 293.589.578 2,34 1,45 42,29 12 201.548.372 1,92 1,35 42,29 16 160.519.186 1,73 1,29 42,29 Dari hasil perhitungan analisis kelayakan finansial pada usaha hidroponik dengan tingkat suku bunga 5, 12 dan 16 berturut-turut diperoleh nilai NPV sebesar Rp 293.589.578, Rp 201.548.372, dan Rp 160.519.186. Hal ini menunjukkan bahwa usaha hidroponik yang dilakukan PT. Joy Farm jika produksi sesuai dengan target menurut nilai sekarang adalah layak pada tingkat suku bunga 5, 12, dan 16. Nilai Net BC yang didapat pada usaha hidroponik ini pada tingkat suku bunga 5, 12, dan 16 berturut-turut adalah 2,34, 1,92, dan 1,73. Nilai ini menunjukkan bahwa penanaman investasi pada usaha hidroponik ini adalah masih layak dilakukan pada tingkat suku bunga 5, 12 dan 16, karena nilai BC 1. Nilai Gross BC yang diperoleh pada suku bunga 5, 12, dan 16 berturut-turut adalah 1,45, 1,35, dan 1,29. Hal ini menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari pengeluaran sehingga masih layak untuk dilakukan. Nilai IRR yang diperoleh dari uji kelayakan tersebut adalah sebesar 42,29. Nilai tersebut masih berada di atas tingkat suku bunga 5, 12 dan 16 artinya usaha yang dilakukan masih layak. Dari hasil analisis tersebut dapat terlihat bahwa usaha yang dilakukan akan menguntungkan jika dilakukan produksi sesuai dengan target yang diharapkan. Namun pada kenyataannya pencapaian target tersebut belum Tabel 36. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm jika produksi sesuai target dengan harga jual Rp 8.400kg. . 48 sepenuhnya berhasil, disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor teknis dan lingkungan yang dapat mempengaruhi angka produksi. Pada Lampiran 6, 7, dan 8 dapat dilihat cashflow perusahaan pada rancangan 2 berdasarkan data hasil produksi. Dari analisis tersebut didapat nilai NPV, Net BC, Gross BC dan IRR seperti pada Tabel 37 berikut. Tingkat suku bunga NPV Rp Net BC Gross BC IRR 5 -192.909.207 0,20 0,70 - 12 -203.249.185 0,15 0,65 - 16 -207.451.009 0,13 0,62 - Dari hasil perhitungan uji kelayakan berdasarkan data produksi dalam satu tahun, didapat nilai NPV pada tingkat suku bunga 5, 12, dan 16 berturut-turut lebih kecil dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya hidroponik yang dilakukan oleh PT. Joy Farm menurut nilai sekarang secara finansial tidak layak untuk dilakukan karena akan menghasilkan kerugian sebesar nilai NPV tersebut. Nilai Net BC pada tingkat suku bunga 5, 12, dan 16 berturut-turut lebih kecil dari 1, begitupun pada nilai Gross BC menghasilkan nilai lebih kecil dari 1 yang artinya usaha yang dilakukan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluarannya dan belum mampu mengembalikan modal yang diinvestasikan di awal usaha. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman investasi usaha hidroponik sangat tidak layak atau tidak menguntungkan, karena tidak memberikan nilai manfaat. Nilai IRR tidak ditemukan karena usaha yang dilakukan untuk budidaya secara hidroponik ini tidak layak dilakukan. Besarnya modal awal yang ada alangkah lebih baik jika dipergunakan untuk usaha yang lebih menguntungkan. PT. Joy Farm tetap menjalankan produksinya karena terikat kontrak lama dengan pihak mitra. Untuk dapat melanjutkan usaha hidroponik tersebut, agar tidak mengalami kerugian maka diperlukan alternatif pemecahan, di antaranya adalah dengan memperhatikan biaya produksi dan perbaikan manajemen Tabel 37. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm pada produksi riil dengan harga jual Rp 8.400kg. 49 pemasaran. Untuk itu perlu diperhatikan agar total penerimaan tidak kurang dari jumlah pengeluaran. Besarnya total penerimaan dipengaruhi oleh total produksi. Semakin tinggi total produksi, semakin tinggi pula total penerimaan. Untuk itu produktifitas tanaman harus dijaga agar tidak kurang dari target yang diharapkan, selain itu jumlah pengeluaran juga perlu dijaga agar ketika produksi menurun, total penerimaan masih berada di atas total pengeluaran sehingga meminimalkan kerugian. Dari segi teknis dalam hal penggunaan nutrisi sebaiknya PT. Joy Farm menggunakan standar yang ada. Standar yang digunakan oleh PT. Joy Farm lebih besar dari standar yang ada, sehingga akan menyebabkan larutan nutrisi yang terlalu pekat dan dapat mempengaruhi produktifitas tanaman. Selain itu penggunaan nutrisi yang tepat juga akan menekan biaya yang dikeluarkan. Meningkatkan harga jual produk juga penting. Dilihat dari segi pemasaran, telah diketahui bahwa produk hidroponik memiliki pasar tersendiri seperti di mall dan swalayan lainnya dengan harga jual yang tinggi. Harga jual yang ada di tingkat petani berkisar antara Rp. 17.000 – Rp. 18.000 per kg untuk sayuran daun hidroponik. Harga jual yang digunakan oleh PT. Joy Farm adalah sama untuk kedua jenis tanaman, yaitu seharga Rp 8.400kg. Harga jual tersebut merupakan kontrak lama dengan pihak mitra. Jika kita lihat pada perhitungan sebelumnya, usaha yang dijalankan akan layak jika produksi memenuhi target, namun pada kenyataannya total produksi tidak memenuhi target sehingga usaha yang dilakukan belum menguntungkan dan belum mampu mengembalikan modal yang diinvestasikan di awal usaha. Dalam hal ini sebaiknya PT. Joy Farm melakukan negosiasi ulang mengenai harga jual dan mencari alternatif pemasaran agar mampu mengembangkan usahanya tanpa tergantung oleh kontrak dari pihak mitra. Bila PT. Joy Farm melakukan negosiasi kontrak baru dengan mitra, yaitu dengan menaikkan harga jualnya 2 kali harga semula menjadi Rp 16.800kg untuk sayuran hidroponik baik bayam merah maupun kangkung, maka akan diperoleh nilai NPV, Net BC, Gross BC dan IRR berturut-turut adalah seperti 50 pada Tabel 38 berikut Cashflow pada harga Rp. 16.800kg dapat dilihat pada Lampiran 9, 10, dan 11 Tingkat suku bunga NPV Rp Net BC Gross BC IRR 5 210.772.933 1,96 1,32 32,33 12 132.639.721 1,60 1,23 32,33 16 97.879.653 1,45 1,18 32,33 Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat bahwa dengan menaikkan harga jual produk menjadi RP. 16.800kg akan didapatkan nilai NPV, Net BC,Gross BC dan IRR seperti yang terlihat pada Tabel 38. Nilai NPV pada tingkat suku bunga 5, 12 dan 16 masih berada di atas nol. Begitu juga dengan nilai Net BC, pada tingkat suku bunga 5, 12 dan 16 nilai BC 1. Nilai IRR yang didapat sebesar 32,33. Dari analisis yang dilakukan berdasarkan ketiga kriteria investasi tersebut, dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan akan layak pada tingkat suku bunga tersebut. Apabila tidak mencapai kesepakatan dengan harga jual Rp. 16.800kg, maka dilakukan negosiasi ulang dengan harapan harga jual yang disepakati masih memberikan kelayakan untuk PT. Joy Farm dalam melanjutkan usahanya. Harga jual yang memungkinkan agar PT. Joy Farm tetap dapat melanjutkan usahanya adalah Rp 14.200kg. Dengan menggunakan harga jual tersebut akan diperoleh nilai NPV, Net BC, Gross BC dan IRR berturut-turut adalah seperti pada Tabel 39 berikut Cashflow pada harga Rp. 14.200kg dapat dilihat pada Lampiran 12, 13, dan 14 Tingkat suku bunga NPV Rp Net BC Gross BC IRR 5 85.823.699 1,39 1,13 16,59 12 28.674.107 1,13 1,05 16,59 16 3.372.543 1,02 1,01 16,59 Tabel 38. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm pada produksi riil dengan harga jual Rp 16.800kg. Tabel 39. Hasil uji kelayakan usaha hidroponik di PT. Joy Farm pada produksi riil dengan harga jual Rp 14.200kg. 51 Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa dengan harga jual Rp 14.200kg menghasilkan nilai NPV, Net BC, Gross BC dan IRR yang layak pada tingkat suku bunga 5, 12, dan 16. Hal ini masih memberikan kelayakan bagi PT. Joy Farm untuk melanjutkan usahanya. Kondisi tersebut akan dapat mencapai kondisi yang lebih baik apabila dalam melakukan kegiatan produksinya dilakukan pemanfaatan sumber daya atau aset dan sarana yang ada secara maksimal.

C. OPTIMASI PRODUKSI 1. Model matematis