Media cair Pewarnaan Akar dan Kolonisasi Cendawan

A. Produksi Miselia Cendawan Endofit Akar A. niger sebagai Inokulum. Produksi miselia untuk inokulum dilakukan dengan 2 macam media yaitu : PDA lihat lampiran 1 dan dilanjutkan dengan media jagung steril. Media kedua ialah dengan menumbuhkannya pada media PDBlihat lampiran 2 yang digunakan untuk produksi untuk menginokulasi tanaman dalam media cair.

1. Produksi miselia pada PDB

Sebanyak 5 potong miselia A. niger berukuran 1 cm di tumbuhkan pada 250 ml PDB. Kultur di inkubasi selama 15 hari dengan agitasi. Pada saat, panen miselia disaring dan siap digunakan sebagai inokulum.

2. Produksi miselia pada PDA dan media jagung steril.

A. niger ditumbuhkan pada media Potato Dextrose Agar PDA selama 7 hari pada suhu kamar. Miselium cendawan yang tumbuh selanjutnya digunakan untuk menginokulasi media jagung steril. Dua ratus gram jagung di rebus dan disterilisasi selama 60 menit pada suhu 121 C. Media diinkubasi selama 2-3 minggu sampai seluruh bagian media di tumbuhi oleh cendawan. Selanjutnya cendawan dipanen dan siap digunakan sebagai inokulum.

B. Analisisa Pertumbuhan Cendawan dan Respon Tumbuh Tanaman pada Berbagai Konsentrasi P.

1. Media cair

Sebelum ditanam pada media cair, benih padi dan jagung ditumbuhkan pada media zeolit steril dengan perlakuan tanpa dan dengan inokulasi A. niger secara terpisah. Tanaman di tumbuhkan di dalam ruangan selama 2 minggu. Setelah tumbuh masing- masing tanaman dipindahkan ke dalam botol yang mengandung media cair steril sebanyak 50 ml. Terdapat 4 konsentrasi P sebagai perlakuan yaitu : P0, P25, P50 dan P100. Tanaman dipelihara selama 6 minggu dan dipupuk 1 minggu sekali sesuai dengan perlakuan P. Pada saat panen, bagian tajuk dan akar dipotong kemudian ditimbang bobot basahnya. Akar dibagi 2 menjadi bagian. Bagian pertama dikeringkan dengan oven pada suhu 65 C selama 7 hari selanjutnya ditimbang bobot keringnya. Sedangkan sebagian lagi dipotong dan diwarnai untuk analisis pertumbuhan cendawan di dalam akar.

2. Media tanah

Tanah ialah media tumbuh yang umumnya digunakan untuk pertumbuhan tanaman di lapangan. Pada percobaan ini digunakan 2 macam media tanah yaitu tanah tidak steril dan tanah steril.

2.1 Tanah steril

Media tumbuh tanaman yang digunakan adalah campuran tanah dan pasir steril dengan perbandingan 3:1. Media dimasukkan ke dalam pot berukuran 3 kg. Selanjutnya biji ditanam pada media tanah. Inokulasi cendawan endofit akar A. niger menggunakan inokulasi sebanyak 10 vv dari bobot media tumbuh. Terdapat 4 perlakuan konsentrasi P yaitu, P 0 P0, P 25 P 25, P 50 P 50 dan P 100 P 100. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiangan secara berkala dan penyiraman menggunakan akuades sampai tanaman berumur 8 minggu. Pada saat panen, bagian tajuk dan akar diperlakukan seperti pada percobaan media cair.

2.2 Tanah tidak steril

Media tumbuh tanaman yang digunakan adalah campuran tanah dan pasir tidak steril dengan perbandingan 3:1. Media dimasukkan ke dalam pot berukuran 3 kg untuk panen umur 8 minggu dan 6 kg untuk panen umur 16 minggu, benih padi dan jagung ditanam pada pot secara terpisah. Inokulasi cendawan endofit akar A. niger dilakukan dengan cara mencampur inokulum cendawan endofit akar A. niger sebanyak 10 vv dari bobot media tumbuh. Pada percobaan ini, seluruh pot diinokulasi dengan Aspergillus niger . Pada panen umur 16 minggu dilakukan pengukuran terhadap anakan produktif, panjang malai dan berat kering biji untuk tanaman padi dan diameter tongkol, panjang tongkol dan berat kering biji untuk tanaman jagung.

3. Pewarnaan Akar dan Kolonisasi Cendawan

Pewarnaan akar dilakukan dengan menggunakan pewarnaan biru tripan yaitu: akar dicuci dan direndam dalam KOH 10 vv. Selanjutnya KOH dibuang, dicuci dengan air mengalir, kemudian direndam dalam HCl 1 vv selama 12 jam. Setelah itu HCl dibuang, dan terakhir akar diwarnai dengan pewarna biru trypan. Akar selanjutnya direndam dalam larutan gliserol asam 50. Pengamatan cendawan dan penghitung persen kolonisasi cendawan dilakukan dengan menggunakan metode Brundrett et al 1997. Rancangan Percobaan dan Analisis Hasil pengamatan dari peubah dianalisis berdasarkan sidik ragam. Jika hasil analisis ragam menunjukkan F hitung F tabel maka dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf uji 5 . Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SAS Statistical Analysis System versi 6.12. Peubah lain yang juga diamati adalah panjang akar, panjang tajuk, berat kering akar dan berat kering tajuk. Pengulangan dilakukan sebanyak lima kali ulangan. Tahap kolonisasi Aspergillus sp. pada akar tanaman disusun berdasarkan rancangan acak lengkap RAL dengan perlakuan jenis media tanam. Peubah yang diamati adalah persentase kolonisasi. Persentase kolonisasi dihitung pada cawan gridline arsiran dengan menggunakan rumus: jumlah interseksi kolonisasi akar kolonisasi = x 100 jumlah total interseksi akar Model linier rancangan penelitian adalah sebagai berikut Mattjik dan Sumertajaya 2000 : Y ijk = μ+α i + β j + αβi j + δ ijk Ket: Y ijk : nilai respon pengaruh inokulum ke-i, pemberian P taraf ke-j, ulangan ke-k μ : rataan umum αβi j : pengaruh inokulum dan pemberian taraf P β j : pengaruh inokulum taraf ke-j δ ijk : komponen acak perlakuan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian A. Pengaruh inokulasi dan perlakuan P terhadap kolonisasi akar Kolonisasi cendawan meningkat dengan peningkatan kandungan fosfat pada media Gambar 2. Pada pemberian P25, kolonisasi meningkat 100 dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian fosfat P0. Peningkatan kolonisasi mencapai optimum pada pemberian P50 yaitu terjadi kolonisasi 42,66 pada tanaman padi dan 44,2 pada tanaman jagung. Pada pemberian P100, kolonisasi cendawan menurun hingga 57 pada tanaman padi dan 55,7 pada tanaman jagung. Kemampuan kolonisasi A. niger tidak hanya terbatas pada media cair saja. Hal ini dibuktikan adanya kolonisasi cendawan pada media tanah streril dan media tanah tidak steril. Kolonisasi juga meningkat pada media tanah steril tetapi pengaruhnya tidak setinggi pada media cair. Pada P25 terjadi peningkatan kolonisasi 4,6 pada padi dan 24 pada jagung dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian P. Pengaruh optimal dari pemberian P terhadap kolonisasi A. niger juga terjadi pada pemberian P50. Pemberian P100 pada tanah steril juga menurunkan kolonisasi, tetapi penurunannya lebih kecil daripada pada media cair. Pengaruh pemberian P25 tidak banyak berpengaruh terhadap kolonisasi akar demikian pula dengan perlakuan P100, juga tidak mempengaruhi kolonisasi. Pengaruh yang paling optimal adalah pemberian P50. Pengaruh tersebut terjadi baik pada tanah yang diinokuasi A. niger maupun yang tidak. Gambar 2. Pengaruh pemberian P terhadap kolonisasi A. niger pada tanaman padi dan jagung A Media cair B tanah steril dan C tanah tidak steril. C A B

B. Pengaruh inokulasi dan perlakuan P terhadap pertumbuhan tanaman pada media cair

Berdasarkan data dari pertumbuhan tanaman padi yang ditumbuhkan dalam media cair menunjukkan bahwa inokulasi A. niger memberikan respon tumbuh yang baik. Pertumbuhan tanaman padi memberikan respon yang berbeda nyata bila diinokulasi A. niger dibandingkan dengan perlakuan tanpa inokulasi. Namum demikian tanaman padi dengan inokulasi pada taraf P50 mempunyai panjang akar yang pendek dan tidak berbeda nyata dengan tanaman tanpa inokulasi pada taraf P0 Tabel 1. Tanaman padi yang diinokulasi A. niger dengan taraf P50 mempunyai panjang akar, tinggi tajuk, berat kering akar, berat kering tajuk dan jumlah daun nyata dibandingkan dengan tanaman diinokulasi A. niger dengan P0, P25 dan P100. Hal yang sama terjadi jika perlakuan tersebut dibandingkan dengan tanaman yang tanpa diinokulasi pada semua taraf pemupukan P. Tabel 1. Pengaruh inokulasi A . niger dan perlakuan P pada tanaman padi umur 6 minggu setelah tanam dalam media cair. Parameter Panjang akar cm Berat kering tajuk Jumlah daun satuan Perlakuan Konsentrasi P Tinggi tajuk cm Berat kering akar g g inokulasi 0 10b 1 20.5a 0.12a 0.086a 2.33a A. niger 25 16.5c 33.83c 0.21a 0.123c 4b 50 3.2 a 47.5d 0.85c 0.44d 5c 100 8.5b 29.66b 0.54b 0.113b 3.66b 3.0a 20.16a 0.21b 0.02a 2.33a 25 7.66b 33.16c 0.19b 0.22c 2.33a 50 9.5b 29b 0.39c 0.18b 5.33c Tanpa inokulasi 100 16.3c 41.5c 0.09a 0.19b 3.33b Keterangan:1 Angka dalam kolom yang sama pada masing-masing kelompok yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan P 0,05.