wilayah akan menjadikan ke-bias-an pola segi enam, terutama bila terdapat keterbatasan fisik wilayah.
5. Aksesibiltas
Dalam hubungannya dengan pelayanan sistem transportasi, maka tingkat kemudahan aksesibilitas sangat diperlukan karena untuk
menghubungkan zona satu dengan zona yang lainnya. Aksesibilitas dapat diartikan sebagai suatu konsep penggabungan antara sistem transportasi secara
geografis dengan sistem jaringan transportasi sehingga menimbulkan zona- zona dan jarak geografis yang akan mudah dihubungkan oleh penyediaan
prasarana atau sarana angkutan. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat dari Black 1981 dalam Miro 2000: 18 yaitu
Merupakan suatu konsep yang menggabungkan mengkombinasikan: Sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan
transportasi yang menghubungkannya, dimana perubahan tata guna lahan, yang menimbulkan zona-zona dan jarak geografis di suatu wilayah
atau kota, akan mudah dihubungkan oleh penyediaan prasarana atau sarana angkutan.
Aksesibilitas juga dapat berarti suatu ukuran kemudahan dan kenyamanan mengenai cara lokasi petak tata guna lahan yang saling
berpencar, dapat berinteraksi berhubungan satu sama lain. Mudah dan sulitnya lokasi-lokasi tersebut dapat dicapai melalui sistem jaringan
transportasi yang sangat subyektif, kualitatif, dan relatif sifatnya Tamin, 1997 dalam Miro 2000: 18.
Dari pengertian menurut Black 1981 dan Tamin 1997 dalam Miro 2000: 18 dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas adalah suatu ukuran
kemudahan dan kenyamanan dalam cara lokasi yang merupakan penggabungan antara sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem
jaringan transportasi yang menghubungkannya dengan menggunakan sarana dan prasarana angkutan.
6. Karakteristik
Karakteristik merupakan pengembangan kata dari kata dasar “karakter”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999: 444 “karakter
adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain; tabiat atau watak”. Sedangkan karakteristik sendiri
adalah “ciri-ciri khusus; mempunyai sifat khas sesuai perwatakan” Menurut Kamus Psikologi, karakteristik atau biasa disebut dengan
karakter merupakan satu kualitas atau suatu sifat yang tetap, terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan sebagai ciri umum untuk mengidentifikasi
seorang pribadi, suatu obyek atau suatu kejadian. Hal ini sesuai dengan pengertian karakter menurut Chaplin 2002: 82 bahwa “Character karakter,
watak, sifat adalah satu kualitassifat yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan sebagai ciri umum mengidentifikasi seseorang pribadi, suatu
obyek atau kejadian”. Selain itu karakteristik juga dapat disebut sebagai indeks atau ukuran
dalam menilai status seseorang, suatu obyek atau daerah dimana karaktersistik tersebut dinilai dari 7 tujuh titik skala dari 4 empat status sifat yaitu
jabatanpangkat, sumber pendapatan, jenis rumah, daerah kedudukan, yang merupakan indeks dari sosio-ekonomi individu dan kelas sosial.
Characteristic, Index of Status I.S.C adalah penilaian bobot pada 7 titik skala, dari 4 status sifat yaitu jabatan, sumber pendapatan, jenis rumah,
daerah kedudukan yang merupakan indeks dari sosio-ekonomi individu dan kelas sosial Reading, 1986: 53.
Dengan demikian karakteristik seseorangpribadi, obyek atau daerag dapat diketahui melalui 4 empat aspek sifat yaitu jabatan, sumber
pendapatan, jenis rumah serta daerah kedudukan. Dalam Bahasa Psikologi, karakteristik lebih dikenal dengan kata
“trait” yaitu sifat atau ciri, dimana sifat, ciri merupakan suatu pola tingkah laku yang relatif menetap secara terus menerus dan konsekuen yang
diungkapkan dalam satu daerah keadaan atau bisa disimpulkan bahwa karakteristik merupakan sifat yang khas.
Chaplin 2002: 516 dalam bukunya Kamus Lengkap Psikologi yang diterjemahkan oleh Kartono berpendapat “Trait sifat, cirri adalah suatu pola
tingkah laku relatif menetap secara terus menerus dan konsekuen yang diungkapkan dalam satu deretan keadaan atau merupakan sifat yang khas”.
Dari beberapa pengertian tentang karakteristik atau karakter di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik atau karakter merupakan suatu pola
tingkah laku yang bersifat khas, ajeg, tetap konsekuen dan terus menerus dalam suatu rentetan keadaan dan sebagai ukurannya penilaiannya adalah dari
4 empat status sifat yaitu pangkatjabatan, sumber pendapatan, jenis rumah, dan daerah kedudukan.
7. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk