BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penduduk
Penduduk merupakan sejumlah orang yang bertempat tinggal di suatu daerah tertentu yang merupakan hasil dari proses-proses demografi yaitu
fertilitas, mortalitas dan migrasi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugito 2000: 2 yaitu “Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di desa
tersebut selama enam bulan atau lebih atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap”.
Pertumbuhan penduduk merupakan jumlah penduduk yang disebabkan oleh faktor-faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Akibat dari
kombinasi dari faktor-faktor kelahiran, kematian dan migrasi secara bersama cenderung akan berubah-ubah di setiap saat serta kecepatan pertumbuhan
penduduk juga berubah-ubah. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dengan adanya
kelahiran dan kematian akan menyebabkan pertumbuhan penduduk yaitu pertumbuhan penduduk alami, migrasi, dan sosial.
2. Pengertian Permukiman
Studi Geografi dicirikan oleh tiga tema studi utama, yaitu pendekatan spasial, pendekatan ekologi, dan pendekatan regional Haggett, 1972, dalam
Yunus, 1987: 4. Lebih lanjut Yunus mengungkapkan bahwa studi geografi permukiman mempunyai tema yang serupa dengan geografi terpadu. Dilandasi
oleh adanya kenyataan bahwa tempat tinggal manusia dipermukaan bumi ini membentuk pola-pola persebaran yang berbeda-beda kemudian membentuk
ciri-ciri khasnya.
Dalam studi permukiman dikenal dua istilah yaitu istilah “permukiman” dan istilah “pemukiman”. Dilihat dari segi etimologisnya, dua
kata tersebut mempunyai asal kata yang sama yaitu kata dasar “mukim” yang berarti tempat tinggal atau sekelompok penduduk Purwadarminta dalam
Yunus 1987: 2. Permasalahan dalam pembentukan kata permukiman dan kata
pemukiman terletak pada perbedaan imbuhan dan arti yang dihasilkan. Kata “permukiman” mendapatkan imbuhan per-an sedangkan “pemukiman”
mendapatkan imbuhan pe-an dimana kedua imbuhan tersebut berfungsi untuk membentuk kata benda. Dilihat dari imbuhannya, permukiman mempunyai
arti tempat bermukim sedangkan pemukiman berarti cara-cara memukimkan atau proses memukimkan menempati tempat-tempat tertentu. Berdasarkan
hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa “permukiman” secara luas adalah sesuatuperihal yang berhubungan dengan tempat tinggal atau segala sesuatu
yang berkaitan dengan tempat tinggal, sedangkan secara sempit adalah daerah tempat tinggal atau bangunan tempat tinggal. “Pemukiman” berarti upaya
untuk memukimkan atau memukimkan serta proses memukimi. Dalam upaya pemukiman berhubungan dengan kepentingan manusia untuk memperoleh
tempat tinggal tetapi dapat pula ditujukan untuk sekelompok binatang tertentu. Permukiman merupakan suatu daerah yang ditempati manusia untuk
bertempat tinggal dan menetap. Dalam kawasan ini selain perumahan terdapat juga fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan manusia seperti jalan, sarana
transportasi, dan sarana lingkungan yang lain. Pernyataan ini sejalan dengan yang diutarakan oleh Yunus 1987: 3 sebagai berikut:
Secara lengkap pengertian pemukiman dalam geografi dapat diartikan sebagai suatu bentukan artificial maupun natural dengan segala
kelengkapannya yang dipergunakan oleh manusia, baik secara individu maupun kelompok untuk bertempat tinggal baik sementara maupun
dalam rangka menyelenggarakan kehidupannya. Permukiman bersifat artifisial berkaitan erat dengan campur tangan manusia dalam
pembentukannya, sedangkan permukiman yang bersifat natural berkaitan dengan proses-proses alami di dalam pembentukannya.
Dari pengertian tersebut, permukiman dalam arti sempit adalah tempat tinggal atau bangunan tempat tinggal, sedangkan dalam arti luas adalah tempat tinggal
atau segala sesuatu yang berkaitan dengan tempat tinggal. Kamaluddin dalam Pitoyo 1997: 16 dalam Najikhah 1998: 28
berpendapat bahwa “Permukiman merupakan konsentrasi perumahan beserta lingkungannya sebagai tempat kelangsungan hidup manusia”. Menurutnya
masalah permukiman di perkotaan semakin kompleks apabila dikaitkan dengan dimensi sosial, ekonomi, politik dan kondisi lingkungan fisiknya.
Apabila beberapa dimensi tersebut tidak diperhatikan maka perkotaan akan semakin bertambah permukiman dan hunian liarnya yang tidak memenuhi
pola-pola tata ruang, prosedur perijinan dan status kepemilikan tanah yang sah.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa permukiman adalah bentukan atau lingkungan atau daerah tempat penduduk
berkumpul dan melakukan aktifitas semua kegiatan hidupnya baik yang bersifat material maupun spiritual dengan tujuan untuk bertempat tinggal baik
sementara maupun menetap untuk menyelenggarakan hidupnya.
3. Pasar