PENGARUH TERPAAN IKLAN BUMBU RACIK INDOFOOD DI TELEVISI TERHADAP PILIHAN BUMBU RACIK BAGI IBU RUMAH TANGGA Studi pada Ibu Rumah Tangga RW. 009 di Kelurahan Kartoharjo Kota Madiun

(1)

PENGARUH TERPAAN IKLAN BUMBU RACIK INDOFOOD

DI TELEVISI TERHADAP PILIHAN BUMBU RACIK BAGI

IBU RUMAH TANGGA

Studi pada Ibu Rumah Tangga RW. 009 di Kelurahan Kartoharjo Kota Madiun

EKA WIJAYA NIM: 06220395

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

PENGARUH TERPAAN IKLAN BUMBU RACIK INDOFOOD

DI TELEVISI TERHADAP PILIHAN BUMBU RACIK BAGI

IBU RUMAH TANGGA

Studi pada Ibu Rumah Tangga RW. 009 di Kelurahan Kartoharjo Kota Madiun

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S-1)

Universitas Muhammadiyah Malang

EKA WIJAYA NIM: 06220395

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Eka Wijaya

NIM : 06220395

Konsentrasi : Audio Visual (AV) Judul Skripsi :

PENGARUH TERPAAN IKLAN BUMBU RACIK INDOFOOD DI TELEVISI TERHADAP PILIHAN BUMBU RACIK BAGI IBU RUMAH

TANGGA

(Studi pada Ibu Rumah Tangga RW 009 di Kelurahan Kartoharjo Kota Madiun)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Kamis

Tanggal : 7 Juli 2011

Tempat : Ruang 605

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

1. Drs. Farid Rusman, M.Si Penguji I

2. Nasrullah, S. Sos, M.Si Penguji II

3. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si Penguji III


(4)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmatnnya yang selalu dikaruniakan. Semoga kita termasuk hambaNya yang senantiasa selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Dia berikan dan bersabar ketika menghadapi cobaan. Nabi Muhammad SAW yang telah memberi suri tauladan kepada umat manusia. Semoga kita termasuk umat yang selalu menjaga sunnah-sunnah beliau. Atas rahmat dan ridho Alloh SWT, penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “PENGARUH TERPAAN IKLAN BUMBU RACIK

INDOFOOD DI TELEVISI TERHADAP PILIHAN BUMBU RACIK BAGI IBU RUMAH TANGGA” (Studi pada Ibu Rumah Tangga RW. 009 di Kelurahan Kartoharjo Kota Madiun) dengan baik guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis memperoleh banyak sekali arahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, yang telah

memberi kekuatan lahir dan batin serta kelancaran selama pengerjaan tugas skripsi ini

2. Kedua orang tuaku atas bimbingan, didikan, kasih sayang, dan doanya.

3. Istriku tercinta yang selalu menemani serta memberi dukungan dalam

segala hal.

4. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si selaku dosen wali dari kelas F

angkatan 2006 dan selaku dosen pembimbing I atas segala arahan, kesempatan, dukungan, kepercayaan, perhatian, dan kesabaran selama proses bimbingan sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik serta memberikan petunjuk serta senantiasa memberikan dukungan dan masukan selama perkuliahan


(5)

5. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan FISIP dan selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran telah meluangkan waktu untuk mengkoreksi serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini

6. Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

bekal ilmu selama menempuh perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Malang, sehingga menjadi ilmu yang sangat bermanfaat.

7. Seluruh ibu-ibu RW. 009 di kelurahan Kartoharjo kota Madiun atas kerja samanya bersedia menjadi responden pada penelitian ini

8. Seluruh temanku terima kasih atas dukungan dan hiburannya

9. Semua pihakyang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang berguna dalam perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Malang, 07 juli 2011


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Teoritis ... 6

1. Komunikasi Massa ... 6

2. Fungsi Komunikasi Massa ... 7

3. Efek Komunikasi Massa ... 9

4. Televisi sebagai Media Massa ... 10

5. Efek Media Massa ... 12

6. Iklan ... 13

a. Definisi Iklan ... 13

b. Fungsi Iklan ... 15

c. Efek Pesan Iklan ... 16

7. Keputusan Konsumen ... 17

a. Pengertian Pengambilan Keputusan ... 17


(7)

8. Teori Jarum Hipodermik ... 20

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 23

G. Hipotesis ... 24

H. Definisi Konseptual dan Operasional ... 24

1. Definisi Konseptual ... 24

a. Terpaan Iklan ... 25

b. Keputusan Memilih Bumbu Racik... 25

2. Definisi Operasional ... 25

a. Terpaan Iklan Bumbu Racik Indofood (Variabel X) ... 25

b. Keputusan Memilih Bumbu Racik (Variabel Y) ... 26

I. Metode Penelitian ... 27

1. Jenis Peneitian ... 27

2. Populasi dan Sampel ... 27

a. Populasi ... 28

b. Sampel ... 28

3. Teknik Pengumpulan Data ... 29

4. Uji Instrumen Penelitian ... 30

5. Teknik Analisis Data ... 32

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 36

1. Data Kewilayahan Kelurahan Kartoharjo ... 36

2. Visi dan Misi Kelurahan Kartoharjo ... 38

3. Struktur Organisasi ... 39

4. Data Penduduk ... 40

5. Gambaran Umum Warga RW 009 Kelurahan Kartoharjo ... 42

B. Deskripsi tentang Iklan Bumbu Racik Indofood ... 43

BAB III SAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Identitas Responden ... 46

B. Terpaan Iklan Bumbu Racik Indofood di Televisi (X) ... 48

C. Keputusan Memilih Bumbu Racik (Y) ... 55


(8)

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Reliabilitas ... 61

E. Uji Hipotesis 1. Analisis Korelasi Sederhana ... 62

2. Koefisien Determinasi ... 63

3. Analisis Uji t ... 64

F. Pembahasan ... 66

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kepala Keluarga, Kepala Keluarga Miskin dan

Kewarganegaraan Tahun 2010 40

Tabel 2.2 : Data Jumlah Penduduk Menurut Agama/Penghayat

Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang MAha Esa Tahun 41

Tabel 2.3 : Data Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Terakhir

Tahun 2010 41

Tabel 2.4 : Data Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Terakhir Tahun 2010 42

Tabel 2.5 : Daftar Sususna Ketua RT di RW 009 Kelurahan

Kartoharjo TAhun 2010 42

Tabel 3.1 : Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Usia 47

Tabel 3.2 : Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan 47

Tabel 3.3 : Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 48

Tabel 3.4 : Mengetahui Iklan Bumbu Racik Indofood di Televisi 49

Tabel 3.5 : Menyaksikan Iklan Bumbu Racik Indofood yang

Ditayangkan di Televisi dari Berbagai Versi 50

Tabel 3.6 : Menonton Iklan Bumbu Racik Indofood Lebih Dari

Lima Kali dalam Satu Minggu 50

Tabel 3.7 : Tidak Pernah Mengubah Channel Saat Menonton Iklan

Bumbu Racik Indofood yang Muncul di Televisi 51

Tabel 3.8 : Durasi (Lamanya) Penayangan Iklan Bumbu Racik

Indofood di Televisi Sudah Tepat (dalam sekali tayang) 52

Tabel 3.9 : Selalu Mengikuti Iklan Bumbu Racik Indofood

di Televisi Sampai Selesai 53

Tabel 3.10 : Pesan yang Disampaikan Iklan Bumbu Racik

Indofood di Televisi Mudah Dipahami oleh Konsumen 53

Tabel 3.11 : Seting Iklan Bumbu Racik Indofood Sangat Tepat dan Sesuai Menggambarkan Kegiatan Ibu-ibu yang


(10)

Tabel 3.12 : Bintang Iklan Bumbu Racik Indofood Sangat Tepat Menjurus Kesegmentasi Pasar yang Ditujukan untuk

Ibu-ibu Rumah Tangga 55

Tabel 3.13 : Mengetahui Tentang Adanya Produk Bumbu Racik Indofood 56

Tabel 3.14 : Memahami dan Mengenal Produk Bumbu Racik Indofood 56

Tabel 3.15 : Tertarik Untuk Memilih Produk Bumbu Racik Indofood

karena Harganya Murah 57

Tabel 3.16 : Tertarik Untuk Memilih Produk Bumbu Racik Indofood

karena Lebih Praktis dan Mudah Digunakan 57

Tabel 3.17 : Menggunakan Produk Bumbu Racik Indofood karena

Bumbunya Asli Terbuat dari Bahan Alami 58

Tabel 3.18 : Menggunakan Produk Bumbu Racik Indofood karena

Rasanya Pas untuk Masakan 59

Tabel 3.19 : Hasil Uji Validitas Instrumen pada Variabel Independent (X) 60 Tabel 3.20 : Hasil Uji Validitas Instrumen pada Variabel Dependent (Y) 60

Tabel 3.21 : Hasil Uji Reliabilitas Variabel 61

Tabel 3.22 : Hasil Pengujian Koeisien Korelasi Variabel X dan Variabel Y 62 Tabel 3.23 : Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi 63


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1: Model Jarum Hipodermik 21

Gambar 1.2: Bagan Kerangka Pikir 23

Gambar 1.3: Skema Hubungan Antar Variabel 24

Gambar 2.1: Peta Wilayah Kelurahan Kartoharjo Madiun 36

Gambar 2.2: Struktur Organisasi Kelurahan Kartoharjo Madiun 40

Gambar 2.3: Potongan Iklan Bumbu Racik Indofood 44


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Nama Responden

Lampiran 2: Kuesioner

Lampiran 3: Tabel I (Nilai-Nilai r Product Moment) Lampiran 4: Tabel II (Nilai-Nilai dalam Distribusi t) Lampiran 5: Data-Data Perhitungan

a. Data Skor Responden

b. Data Distribusi Frekuensi Jawaban Responden c. Data Validitas Terpaan Iklan Bumbu Racik Indofood d. Data Validitas Keputusan Memilih Bumbu Racik e. Data Reliabilitas Terpaan Iklan Bumbu Racik Indofood f. Data Reliabilitas Keputusan Memilih Bumbu Racik g. Data Korelasi Variabel X dan Y

h. Hasil Korelasi Terpaan Iklan Bumbu Racik Indofood Terhadap Pilihan Bumbu Racik bagi Ibu Rumah Tangga

i. Menghitung Korelasi Variabel X dan Y dengan Rumus Product Moment


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ardianto, Elvinaro Dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Ebdi Sanyoto, Sadjiman, Drs. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual

Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press

Effendy, Onong Uchjana, prof. Drs. M. A. 1993. Televisi Siaran, Teori dan

Praktek. Bandung: CV Mandar Maju

__________. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

__________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra

Aditya Bakti

Hamidi. 2006. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM press Monle Lee dan Carla Johnson. 2007. Prinsip-Prinsip Periklanan dalam Perspektif

Global. Jakarta: Kencana

Nasrullah, dkk. 2006. Menyusun Skripsi untuk Ilmu Komunikasi. Malang: UMM Press

Nurudin. M. Si. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Panuju, Redi. 1997. Sistem Komunikasi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian, Teori

dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Rakhmat, Jalalludin. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian,. Bandung: CV Alfabeta

_________. 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode

R&D. Bandung: Alfabeta


(14)

Non Buku:

http://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmur, di akses tanggal 9 Februari 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Iklan, di akses tanggal 10 Februari 2011

http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/22/pengertian-dan-karakteristik-komunikasi-massa/, di akses tanggal 10 Februari 2011

http://tazmaniabenz.wordpress.com/2010/05/24/proses-pengambilan-keputusan-konsumen/, di akses 12 Februari 2011

http://www.anneahira.com/pengambilan-keputusan.htm, di akses tanggal 20 Februari 2011


(15)

1   

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan tekonologi yang semakin pesat membuat kita tanpa sadar telah berada pada era modern. Hal serupa juga terjadi pada penggunaan media massa saat ini, utamanya pada media massa elektronik khususnya televisi. Televisi begitu menyita perhatian semua orang, di Indonesia televisi menjadi konsumsi pokok masyarakatnya. Hal itu disebabkan media televisi memiliki banyak kelebihan, antara lain kemampuannya dalam menyatakan antar fungsi audio dan visual, ditambah dengan kemampuannya dalam memainkan warna. Di samping itu apa yang disampaikan oleh media TV, isi pesan bersifat lebih universal, dalam artian pesan dapat dipahami oleh segala lapisan masyarakat. Hal ini mengingat pada khalayaknya yang bersifat heterogen, baik dari segi umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, dan status sosial.

Televisi tidak hanya sebagai media hiburan bagi masyarakat, karena televisi yang berkembang di Indonesia sekarang ini memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk memperkenalkan barang ataupun jasa yang ditawarkan kepada masyarakat agar masyarakat lebih tertarik. Karena dengan pesan yang di sampaikan melalui audio visual akan lebih memiliki nilai di mata masyarakat Indonesia. Media televisi memiliki jangkauan yang lebih luas dan lebih efektif dalam hal penyampaian pesan atau informasi kepada khalayak. Hal ini menjadikan suatu keuntungan bagi sebuah perusahaan dalam strategi


(16)

2  

marketing, salah satu cara perusahaan memperkenalkan suatu produknya adalah promosi melalui iklan di televisi.

Iklan merupakan pesan yang menawarkan sebuah produk yang ditujukan kepada khalayak lewat suatu media yang bertujuan membujuk masyarakat untuk mencoba dan akhimya membeli produk yang ditawarkan. Kontribusinya bahkan telah menjadi referensi kebutuhan masyarakat.

Iklan televisi telah menjadi fenomena tersendiri, sekaligus menambah deretan panjang daftar menu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Sebagai imbas dari suguhan iklan tanpa paksaan telah mengkondisikan pemirsa untuk rela merogoh koceknya hanya sekedar ingin mencoba suatu produk yang ditawarkan melalui iklan di televisi, dan juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Kehadiran iklan televisi memberikan sensasi berbeda yang mampu mengubah pola pikir masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Bahasa iklan adalah bahasa persuasif yang memiliki tingkat konstruksi sangat tinggi terhadap kebutuhan masyarakat. Iklan yang ditayangkan televisi menimbulkan suatu permasalahan yaitu bagaimana media iklan televisi mempengaruhi masyarakat dengan berbagai produk yang diiklankan. Iklan tersebut mampu masuk dalam kebutuhan masyarakat, sehingga persepsinya membeli produk tersebut tidak didasari dengan paksaan akan tetapi karena kebutuhan yang memang harus dipenuhi. Seperti halnya dengan kebutuhan makan sehari-hari.


(17)

3  

Iklan telah mempengaruhi masyarakat modern untuk bersifat lebih praktis. Iklan makanan siap saji contohnya. Berbagai macam iklan makanan siap saji ditayangkan setiap harinya di televisi. Adapun iklan yang membantu ibu-ibu dalam memuhi kebutuhan makanan keluarga yang lebih praktis, yaitu dari PT.

Indofood. PT Indofood CBP Sukses Makmur (dahulu PT. Indofood Sukses

Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP) merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972 oleh Sudono Salim. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa. (http://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmur, di akses tanggal 9 Februari 2010). Kini Indofood menghadirkan sebuah produk baru yang membantu ibu-ibu untuk membuat masakan di rumah dengan proses yang lebih praktis. Yaitu ‘Bumbu Racik Indofood’ yang hadir dengan berbagai macam pilihan untuk membuat masakan yang lebih praktis cepat dan ekonomis. Iklan ‘Bumbu Racik Indofood’ di televisi telah menggunakan berbagai bentuk audio visual yang menarik masyarakat. Sehingga masyarakat terkontruksi untuk membeli, karena adanya faktor kebutuhan yang lebih praktis. Diharapkan melalui iklan tersebut dapat diperoleh citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Ada enam variabel utama yang membentuk citra merek, yaitu produk itu sendiri, kemasan, nama merek, harga merek, iklan, promosi, dan distribusi. Sedangkan komponen iklan televisi dibagi menjadi dua yaitu, video urutan aksi, demonstrasi, lokasi, pencahayaan, grafis, warna hingga kepada siapa bintang


(18)

4  

iklan, audio suara, musik, jinggel dan sound effects melalui hasil analisis dengan menggunakan perhitungan statistik.

Terkait dengan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui pengaruh terpaan iklan ‘Bumbu Racik Indofood’ di televisi terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga. Dimana yang menjadi subyek penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga RW. 009 Kelurahan Kartoharjo kota Madiun, alasan dari objek penelitian selain untuk menspesifikasikan populasi penelitian juga untuk menghindari bias dari informasi yang diperoleh. Yaitu dari hasil observasi langsung di lingkungan RW. 009 Kelurahan Kartoharjo, dimana peneliti melakukan tanya jawab dengan warga yang bertempat tinggal di lingkungan tersebut. Dari hasil observasi sementara diperoleh informasi, bahwa selain kebanyakan bekerja sebagai PNS dan Swasta, juga beberapa diantaranya adalah banyak ibu di lingkungan tersebut yang tidak bekerja. Seperti diketahui kegiatan sehari-hari ibu-ibu rumah tangga tersebut selain memasak, waktu yang digunakan banyak untuk melihat acara televisi. Di mana pada sela-sela acara yang disaksikan itu salah satunya terdapat iklan yang dimaksud. Sehingga dengan keseharian dari ibu-ibu rumah tangga tersebut, peneliti berasumsi bahwa mereka sering terkena terpaan media khususnya pada tayangan televisi.

Berdasarkan pada fenomena di atas, maka judul penelitian ini adalah ”Pengaruh Terpaan Iklan Bumbu Racik Indofood di Televisi Terhadap Pilihan Bumbu Racik Bagi Ibu Rumah Tangga”.


(19)

5  

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Adakah pengaruh antara terpaan iklan Bumbu Racik Indofood

terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga?

2. Seberapa besar pengaruh antara terpaan iklan Bumbu Racik Indofood terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh terpaan Iklan Bumbu Racik Indofood terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga.

2. Untuk mengetahui tingkat pengaruh antara terpaan iklan Bumbu

Racik Indofood terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga. D. Manfaat Dan Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian diharapkan dapat memeberikan kontribusi akademis khususnya penelitian di dunia periklanan mengenai pengaruh terpaan iklan Bumbu Racik Indofood terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga yang berguna bagi peneliti maupun pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan dan menyempurnakan lebih lanjut lagi hasil temuan penelitian pada masalah yang sama. Selain itu hasil


(20)

6  

penelitian ini dapat berguna untuk menambah koleksi kepustakaan bagi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan Bumbu Racik Indofood terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu-ibu rumah tangga.

E. Kerangka Teoritis

1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan pada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat bersifat anonim dan heterogen. Pada media elektronik khususnya, pesan yang disampaikan melalui media massa bersifat umum dan disampaikan secara cepat, serentak, dan sekilas.(Winarni, 2003:43)

Selain itu pengertian komunikasi massa menurut “Defleur dan Denis,1985” adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. (http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/22/pengertian-dan-karakteristik-komunikasi-massa/, di akses tanggal 10 Februari 2011 )


(21)

7  

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci di kemukakan oleh ahli komunikasi, yaitu menurut Gerbner (Ardianto dkk,2007: 3) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Sedangkan, menurut Wright bentuk komunikasi massa dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut khalayak yang besar, heterogen dan anonim; pesan disampaikan secara terbuka, dapat mencapai banyak khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar.

Komunikasi massa menurut Redi Panuju (1997, 117) adalah suatu proses dimana organisasi media memproduksi pesan-pesan dan mengirimkan kepada publik. Dan melalui proses tersebut, sejumlah pesan akan digunakan atau dikonsumsikan audiens.

Dari sekian banyak definisi komunikasi massa ada kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, baik cetak ataupun elektronik. Sebab komunikasi massa berasal dari kata media of mass communication atau media komunikasi massa. (Nurudin, 2007: 4).

2. Fungsi Komunikasi Massa

Beragam pendapat yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi tentang fungsi komunikasi massa. Walaupun pendapat yang


(22)

8  

dikemukakan para ahli beragam pada dasarnya mempunyai inti yang hampir sama.

Diantaranya, menurut Harold D. Lasswell fungsi komunikasi massa adalah memberi informasi, mendidik, dan menghibur. Wright kemudian menambahkan fungsi komunikasi massa menjadi empat(Winarni, 2003: 44-45), yaitu sebagai berikut:

a. Surveilleance atau Pengawasan

Fungsi ini dibagi menjadi dua, yaitu warning or beware surveillance (pengawasan peringatan). Pada fungsi ini media menyampaikan informasi mengenai ancaman sehingga berdampak disfungsi bagi masyarakat yang dapat menyebabkan panik dan terancamnya stabilitas. Yang

kedua, instrumental surveillance (pengawasan

instrumental). Pada fungsi ini media menyampaikan informasi berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang berguna bagi masyarakat. Termasuk informasi tentang produk-produk baru yang ada di pasaran serta jadwal acara televisi atau film-film yang diputar di gedung bioskop. (Nurudin, 2007: 81)

b. Correlation atau Kegiatan Menghubungkan

Untuk membantu mobilisasi, yaitu menggerakkan masyarakat untuk suatu tujuan bersama. Dimana media memberikan efisiensi kepada individu untuk memudahkan


(23)

9  

dalam mendapatkan informasi tanpa harus ngoyo terjun ke lapangan.

c. Transmisi Kultural

Fungsi ini berperan meningkatkan keutuhan sosial dan mengurangi ketidak pastian di tengah masyarakat. Dampak disfungsi dari fungsi ini, yakni masyarakat akan berkembang masyarakat massa dan bagi individu akan terjadi dispersonalisasi sosialisasi.

d. Entertainment atau Hiburan

Fungsi ini berperan sebagai sarana pelepas lelah baik bagi individu maupun masyarakat. Dampak disfungsi dari fungsi ini adalah muncul sikap individualistik dan aksi pasif, karena hiburan yang disajikan media cenderung membuat orang terlena.

3. Efek Komunikasi Massa

Efek komunikasi massa menurut Keith R. Stamm dan John E. Bowes (Nurudin, 2007: 206) membagi menjadi dua yaitu

1. Efek Primer

Efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman.

2. Efek Sekunder

Efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).


(24)

10  

4. Televisi Sebagai Media Massa

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007: 9). Sedangkan yang dimaksud dengan massa adalah para pembaca majalah, surat kabar, pendengar radio, dan penonton televisi serta film, yang memiliki sifat-sifat diantaranya yaitu : banyak, tidak saling mengenal, heterogen, tidak diorganisasikan, tidak mengenal komunikator, serta tidak memberikan umpan balik secara langsung.

Televisi adalah salah satu media massa yang potensial,tidak hanya memberikan informasi tetapi juga membentuk perilaku seseorang, baik posotif atau negatif. Televisi sebagai media massa menurut Charles Wright memiliki beberapa kharakter khas yaitu sebagai komunikasi yang sifatnya umum, cepat dan selintas. Maka sebagai media audio visual televisi mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam pikiran manusia yaitu lewat mata dan telinga.

Menurut Effendy (1993: 24), bahwa fungsi televisi sebagai sub sistem Negara dan pemerintah diiklankan stasiun televisi yang berlokasi maka, sifat dan fungsi pokok televisipun akan berbeda, dan fungsi pokok itu adalah :


(25)

11  

a. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Fungsi ini terdapat pada media massa audio visual yang

mempunyai dua faktor yaitu Immediacy dan realism.

Immediacy mengandung pengertian langsung dan dekat; peristiwa yang disiarkan oleh stasistem televisi dapat dilihat dan didengarkan oleh para pemirsa pada saat peristiwa berlangsung.

b. Fungsi Pendidikan ( The Educational Function)

Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyelesaikan acara pendidikan bagi khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan stimulant.

c. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Fungsi hiburan pada televisi sangat melekat dan dominan, dan sebagian besar dari alokasi waktu siaran televisi diisi oleh acara hiburan. Hal tersebut dikarenakan ada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suaranya bagaikan kenyataan dan dapat dinikmati oleh semua khalayak.

Seperti halnya media massa pada umumnya, televisi memberikan pengaruh atau efek media. Ditinjau dari sasaran komunikasi dari media massa, setiap iklan setelah menerima pesan dari media massa


(26)

12  

apakah itu surat kabar, majalah, radio, televisi atau film akan menimbulkan reaksi yang berbeda-beda.

5. Efek Media Massa

Menurut Prof. Dr. R. Mar’at dari Unpad (Effendy, 2002: 41), acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan para penonton. Pesan-pesan yang disampaikan melalui media televisi ini menimbulkan efek yang tidak bisa dihindarkan dari khalayak penikmat televisi karena pada dasarnya acara televisi mampu membius audiens melalui pesannya yang atraktif dan inovatif.

Ada tiga dimensi efek pesan media (Effendy, 2003:318), yaitu: kognitif, afektif, dan konatif.

a. Efek kognitif adalah berhubungan dengan pikiran atau

penalaran sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.

b. Efek Afektif berkaitan dengan perasaan. Akibat dari

membaca surat kabar/majalah, mendengarkan radio, menonton televisi/film bioskop menimbulkan perasaan tertentu pada khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa itu bisa bermacam-macam, yaitu apabila senang sehingga terbahak-bahak, sedih sehingga mencucurkan air mata, takut sampai merinding, dll.


(27)

13  

c. Sedangkan efek konatif/behavioral berhubungan dengan

niat, tekat, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan/ tindakan, karena berbemtuk perilaku.

6. Iklan

a. Definisi Iklan

Iklan begitu akrab dengan kehidupan kita. Mulai dari bangun tidur, beraktifitas di rumah, keluar rumah, ditempat kerja, sampai kita pulang lagi ke rumah dan tidur. Iklan adalah senjata paling ampuh untuk mempengaruhi konsumen. Yang sebelumnya tidak tertarik dengan sebuah produk, namun karena iklan yang ditayangkan begitu gencarnya sehingga lama-kelamaan tertarik dan ingin mencobanya

Iklan sendiri memiliki pengertian yang hampir sama, yaitu iklan atau dalam bahasa Indonesia formalnya pariwara adalah promosi barang, jasa, perusahaan dan ide yang harus dibayar oleh sebuah sponsor. Pemasaran melihat iklan sebagai bagian dari strategi promosi secara keseluruhan. Komponen lainnya dari promosi termasuk publisitas, relasi publik, penjualan, dan promosi penjualan.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Iklan,di akses akses tanggal 10 Februari 2011)

Periklanan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massa seperti televisi, radio, Koran,


(28)

14  

majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum (Monlee Lee, 2007: 110)

Dari beberapa pengertian di atas yang nmenjelaskan pengertian dari iklan itu sendiri, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa iklan adalah suatu alat komunikasi untuk penyampaian pesan kepada masyarakat agar tertarik dengan barang atau jasa dengan tujuan mereka mengadakan pembeliaan atas apa yang telah di iklankan.

Periklanan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar, sebagai berikut: (Monle Lee dan Carla Johnson, 2007: 3-10)

a. Iklan Produk b. Iklan Eceran c. Iklan Korporasi d. Iklan Bisnis-ke-Bisnis e. Iklan Politik

f. Iklan Direktori

g. Iklan Respon Langsung h. Iklan Layanan Masyarakat i. Iklan Advokasi

Terdapat beberapa jenis media periklanan yang dapat digunakan, antara lain sebagai berikut:

1. Iklan media cetak : surat kabar, majalah, jurnal, tabloid, dll. 2. Iklan media elektronik : TV, radio, dll


(29)

15  

4. Poster, papan reklame dan media ruang lainnya 5. Brosur, booklet, katalog, dan lain-lain

6. Surat penawaran melalui direct mail

7. Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran dan periklanan

8. Bentuk-bentuk iklan khusus seperti tas belanja, balon udara, dll.

b. Fungsi Iklan

Fungsi dari periklanan itu sendiri tergantung pada efek yang akan diukur pada masyarakat. Adapun fungsi-fungsi periklanan tersebut, adalah sebagai berikut: (Monle Lee dan Carla Johnson, 2007: 10-11)

a. Fungsi informasi (informing)

Dimana iklan pada fungsi ini memberitahu konsumen tentang produk-produk baru. Periklanan memfasilitasi pengenalan (introduction) merek-merek baru, meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah ada dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen TOMA (Top of Mind Awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.

b. Fungsi persuasif (persuading)

Membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.


(30)

16  

c. Fungsi pengingat (reminding)

Terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk yang diiklankan tanpa mempedulikan merek pesaingnya.

d. Fungsi menambah nilai (adding value)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan dapat memberi nilai tambah bagi penawaran-penawarannya, seperti: inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen.

c. Efek Pesan Iklan

Suatu iklan yang dipublikasikan tentunya diharapkan untuk memiliki suatu pengaruh atau efek. Faktor pribadi individu ikut berpengaruh pada penerimaan suatu informasi atau pesan dari sebuah proses komunikasi (Nurudin, 2007: 229), yaitu melalui proses seleksi. Yaitu dijelaskan melalui teori-teori selective influence, sebagai berikut:

1. Selective attention ( memilih memperhatikan pesan tertentu) Individu cenderung memerhatikan dan menerima terpaan pesan media massa yang sesuai dengan pendapat dan minatnya.

2. Selective Perception

Seorang individu secara sadar akan mencari media yang bisa mendorong kecenderungan dirinya, yakni berupa pendapat, sikap, atau keyakinan dalam menafsirkan sebuah pesan.


(31)

17  

3. Selective Retention

Kecenderungan seseorang hanya untuk mengingat pesan yang sesuai dengan pendapat dan kebutuhan dirinya.

4. Selective Recall

Dalam selective recall ini seseorang cenderung memilih

kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun paralel dengan seleksi pada perhatian, namun setiap orang memilih pesan iklan yang paling berkesan saja.

5. Selective Action

Selective action dalam periklanan mungkin mengarahkan seseorang untuk memutuskan jenis produk apa yang dipilihnya setelah menimbang keuntungan dan kerugian dari semua produk yang sama.

7. Keputusan Konsumen

a. Pengertian pengambilan keputusan

Secara umum pengertian pengambilan keputusan adalah, proses pemilihan alternatif solusi pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan sebagai cara pemecahan masalah. (http://www.anneahira.com/pengambilan-keputusan.htm, di akses tanggal 20 Februari 2011)

Tujuan Pengambilan Keputusan, tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain) dan tujuan


(32)

18  

yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).

Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya.

Monle Lee dan Carla Johnson (2007:110) mengatakan bahwa proses keputusan pembeli terdiri dari 5 tahap yang menggambarkan calon pembeli, yaitu:

a) Pengenalan kebutuhan

Pembeli membayangkan kesenjangan diantara keadaan aktual dan keadaan yang diharapkan. Pada tahap ini pembuatan keputusan, pengiklan dapat mencoba mempengaruhi para pembeli, dengan membantu mereka mengenali kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh produk sang pengiklan.

b)Pencarian informasi

Ketika para pembeli telah mengidentifikasi satu kebutuhan, mereka mungkin mencari informasi tentang cara mmemenuhi kebutuhan tersebut.


(33)

19  

c) Evaluasi alternatif

Berdasarkan informasi yang terkumpul, pembeli mengidentifikasi dan mengevaluasi cara-cara untuk memenuhi kebutuhan dirinya, mencari pilihan terbaik menyangkut kualitas, harga, waktu pengirimaan, dan faktor-faktor lain yang dianggap penting.

d)Pembelian

Setelah mempertimbangkan berbagai pilihan yang mungkin, pembeli membuat keputusan pembelian.

e) Evaluasi pasca pembelian.

Setelah membeli sebuah produk,para konsumen secara resmi atau tidak resmi mengevaluasi hasil pembelian.

b. Model Pengambilan Keputusan Konsumen

Model-model pengambilan keputusan telah dikembangkan oleh beberapa ahli untuk memahami bagaimana seorang konsumen mengambil keputusan pembelian. Model-model pengambilan keputusan kontemporer ini menekankan kepada aktor yang berperan pada pengambilan keputusan yaitu konsumen, serta lebih mempertimbangkan aspek psikologi dan sosial individu.

Secara umum ada tiga cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:


(34)

20  

1. Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alasan ekonomis dan bersifat lebih rasional.

2. Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya

3. Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil

kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktos ekonimis rasional dan psikologis. (http://tazmaniabenz.wordpress.com/2010/05/24/proses-pengambilan-keputusan-konsumen/, di akses tanggal 12 Februari 2011)

8. Teori Jarum Hipodermik

Teori merupakan seperangkat dalil/ prinsip umum yang kait mengkait atau hipotesis yang diuji berulang kali mengenai aspek-aspek suatu realitas. (Effendy, 2003:244).

Berdasarkan pengertian tersebut, dalam penelitian yang berkaitan dengan terpaan iklan Bumbu Racik Indofood peneliti menggunakan teori Jarum Hipodermik (Hypodermic needle). Teori ini mempumyai asumsi bahwa, komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam mempengaruhi komunikasi. Disebut model jarum hipodermik, karena dalam model ini dikesankan seakan-akan komunikasi “disuntikkan” langsung ke dalam jiwa komunikan. Model ini sering juga disebut “bullet theory” (teori peluru), karena komunikan dianggap secara pasif menerima berondongan pesan-pesan komunikasi. (Jalaluddin, 2007:62) Pesan dalam sebuah iklan yang dikirim kepada pemirsa akan langsung mengenai sasaran seperti sebuah peluru yang


(35)

21  

ditembakkan kepada seseorang, dan bila telah mengenai sasarannya akan langsung mendapatkan efeknya.

Gambar 1.1 Model jarum hipodermik

Sumber: Rakhmad, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi. 2007: 62

Pada teori ini proses komunikasi sebuah iklan bersifat satu arah (one way communication), dimana pada model ini media massa berkomunikasi langsung dengan komunikan tanpa berlalunya pesan melalui perantara orang lain dan kemudian menimbulkan efek yang berbeda pada tiap komunikan.

Efektivitas penyampaikan pesan komunikasi dalam iklan, ditentukan oleh banyak hal. Satu di antaranya, adalah efektivitas penyampaian pesan dengan cara menarik perhatian komunikan seperti menggunakan media yang dinilai efektif dan tepat sasaran dan sekaligus mempunyai jangkauan yang luas, seperti halnya media massa televisi. Berkaitan dengan kepentingan ini, salah satu upaya untuk melancarkan komunikasi yang lebih baik menurut para ahli

Variable Komunikasi Variable Antara Variable Efek * Variable Komunikator • Kredibilitas

• Daya tarik

• Kekuasaan

* Variable pesan

• Struktur

• Gaya

• Appeals * Variable Media

* Perhatian * Pengertian * Penerimaan  

* Perubahan kognitif * Peubahan afektif * Perubahan behavioral


(36)

22  

komunikasi, yaitu mempergunakan pendekatan A-A Procedure (from Attention to Action Procedure) (Effendy, 2003: 304-305), yaitu proses pentahapan komunikasi persuasif dengan lima langkah yang disingkat AIDDA.

- Attention (perhatian) - Interest (minat) - Desire (hasrat) - Decision (keputusan) - Action (kegiatan)

Upaya dalam keefektifan pesan sebuah iklan dimulai dengan membangkitkan perhatian akan menjadikan suksesnya komunikasi. Setelah perhatian muncul kemudian diikuti dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan tingkatan lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan titik pangkal untuk tumbuhnya hasrat (desire). Selanjutnya seorang komunikator harus pandai membawa hasrat tersebut untuk menjadi suatu keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sesuai yang diharapkan komunikator.

Dilihat dari perspektif komunikasi, konsep AIDDA ini bersifat satu arah (linier), artinya produsen atau pengiklan sebagai komunikator terlihat sangat perkasa, dan konsumen (komunikan) seolah tidak berdaya.


(37)

23  

F. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pemikiran penelitian ini berfungsi untuk menjelaskan hubungan-hubungan antar variable yang berguna untuk membantu merumuskan hipotesis. Dalam penelitian ini diungkapkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 1.2 Bagan Kerangka Pikir Sumber: Modifikasi Peneliti

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat diketahui apabila terpaan iklan Bumbu racik Indofood di televisi semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga. Sedangkan jika terpaan iklan Bumbu racik Indofood di televisi semakin rendah, maka akan semakin rendah pula pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga.

IKLAN BUMBU RACIK INDOFOOD DI TELEVISI

FREKUENSI TERPAAN IKLAN BUMBU RACIK INDOFOOD TINGGI

FREKUENSI TERPAAN IKLAN BUMBU RACIK INDOFOOD RENDAH

PILIHAN BUMBU RACIK BAGI IBU RUMAH TANGGA RENDAH PILIHAN BUMBU RACIK

BAGI IBU RUMAH TANGGA TINGGI


(38)

24  

G. Hipotesis

Hipotesis, adalah pernyataan hubungan antara dua konsep atau lebih yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Dengan ungkapan lain pernyataan tentang dua variabel atau lebih bisa benar, bisa salah. (Hamidi, 2006: 4 dan 23) Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara terpaan iklan Bumbu Racik Indofood terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga

Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan terpaan iklan Bumbu Racik Indofood terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga

H. Definisi Konseptual dan Operasional 1. Definisi Konseptual

Pada penelitian ini terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Di mana pada variabel tersebut memiliki keterkaitan antara hubungan variabel satu dengan lainnya. Berdasarkan paradigma sederhana maka hubungan antara variabel tersebut dapat dilihat pada skema di bawah ini:

Gambar 1.3 Skema Hubungan Antar Variabel Sumber: Modifikasi Peneliti

Variabel Independen (X) TERPAAN IKLAN

Variabel Dependen (Y) PILIHAN BUMBU


(39)

25  

a. Terpaan Iklan

Terpaan merupakan keadaan dimana seseorang terkena dampak ketika membaca, melihat, atau mendengar pesan dari sebuah media, yaitu berupa perubahan kognitif.

Terpaan Iklan adalah keterkaitan antara media dengan audiens yang terkena dampak dari pesan-pesan yang ditayangkan melalui sebuah iklan, yang pada akhirnya terjadi perubahan kognitif pada diri audiens tersebut. Keberhasilan dampak media dapat diukur dari frekuensi, durasi, serta atensi terhadap tayangan tersebut.

b. Keputusan Memilih Bumbu Racik

Keputusan memilih adalah proses dimana seseorang menetapkan (untuk penetapan) yang dilakukan setelah dihadapkan pada sejumlah alternatif, dalam proses pemenuhan kebutuhan.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur, yaitu dengan menetapkan jenis dan jumlah indikator variabel tersebut berdasarkan definisi konseptual (Hamidi, 2006:134). Definisi operasional berfungsi untuk mengoperasionalkan variabel yang ada sehingga variabel tersebut menjadi jelas.

a. Terpaan Iklan Bumbu Racik Indofood (Variabel X)

Terpaan merupakan frekuensi kemunculan informasi yang dilihat seseorang yang diharapkan menghasilkan efek tertentu. Berikut ini adalah indikator dari terpaan iklan Bumbu Racik Indofood, yaitu:


(40)

26  

1)Frekuensi

- Mengetahui iklan Bumbu Racik Indofood dari media - Menyaksikan iklan Bumbu Racik Indofood

- Tingkat keseringan menonton tayangan iklan Bumbu Racik

Indofood

2)Atensi/tingkat perhatian

- Keseriusan menonton tayangan iklan Bumbu Racik Indofood 3)Durasi/ waktu penayangan iklan Bumbu Racik Indofood

- Ketepatan atau kesesuaian waktu penayangan iklan Bumbu Racik Indofood

- Seberapa lama menyaksikan iklan Bumbu Racik Indofood

sebagian saja atau sepenuhnya. 4)Interest/ Tingkat Ketertarikan

- Tingkat ketertarikan konsumen terhadap isi pesan iklan - Tingkat ketertarikan konsumen terhadap setting iklan - Tingkat ketertarikan konsumen terhadap bintang iklan b. Keputusan Memilih Bumbu Racik (Variabel Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas, keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian.


(41)

27  

Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah keputusan memilih bumbu racik (Y). Berangkat dari konsep AIDDA, maka indikator dari variabel ini adalah sebagai berikut:

1. Desire (hasrat)

- Konsumen mengetahui tentang adanya produk Bumbu Racik

Indofood

- Konsumen memahami dan mengenal tentang produk produk

Bumbu Racik Indofood 2. Decision (keputusan)

- Konsumen tertarik memilih produk Bumbu Racik Indofood karena suatu dorongan

3. Action (kegiatan/ tindakan)

- Konsumen percaya untuk menggunakan produk Bumbu Racik

Indofood

I. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2009:7). Berdasarkan pendekatan yang ada maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif ekplanatif. Dalam penelitian ini bagaimana


(42)

variable-28  

variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul. Jenis ekplanasi dari penelitian ini adalah eksplanasi asosiatif dimana dalam penelitian ini peneliti mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah satu kesatuan atau keseluruhan obyek yang akan diteliti. Pada penelitian ini jumlah populasi seluruh ibu-ibu rumah tangga yang tercatat pada daftar Kartu Keluarga di RW. 009 Kelurahan Kartoharjo Kota Madiun, diperoleh jumlah Kartu Keluarga sebesar 178 KK. Kriteria yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah,

- Ibu-ibu rumah tangga yang bertempat tinggal RW. 009 Kelurahan

Kartoharjo Madiun

- Ibu-ibu rumah tangga yang bekerja dan tidak bekerja - Pernah menonton iklan Bumbu Racik Indofood di televisi

Dari hasil pra survey, diketahui jumlah populasi yang sesuai dengan kriteria di atas sebesar 134 orang. Setelah ditemukan jumlah populasinya, maka langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah sampel yang akan diteliti.

b. Sampel

Sampel adalah bagian kecil dari suatu populasi yang telah memenuhi persyaratan mewakili populasi dalam peneltian. Dari


(43)

29  

diketahuinya jumlah populasi tersebut diatas sebanyak 134 KK, maka peneliti menggunakan teknik Total Sampling. Teknik ini digunakan apabila jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak (Miftahul Jannah, 2005: 122). Sehingga teknik Total Sampling adalah pengambilan sampel dari keseluruhan jumlah populasi. Maka sampel dari penelitian ini ada 134 orang ibu-ibu rumah tangga dari 134 KK yang terdaftar sebagai populasi.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan subyek darimana data diperoleh. Adapun sumber data pada penelitian ini diperoleh dari data primer, dimana data yang didapat dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya, seperti melalui pengujian (tes), kuesioner, wawancara, pengamatan (observasi). (Nasrullah,dkk,2006: 2)

b. Teknik Pengumpulan Data

1) Angket/ Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis, kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:162). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang pengaruh terpaan iklan Bumbu Racik Indofood di televisi terhadap pilihan bumbu racik bagi ibu rumah tangga.


(44)

30  

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable-variable yang berupa catatatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dsb. (Arikunto, 2002: 231). Dokumentasi dilakukan untuk pengumpulan atau pencarian data yang dibutuhkan lewat literatur-literatur atau pun perpustakaan yaitu untuk memperoleh pengertian, definisi, maupun teori yang menunjang dan mendukung dalam penelitian ini. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang profil ibu rumah tangga yang berada di RW. 009 Kelurahan Kartoharjo Kota madiun.

4. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid. Arikunto (2002:144) menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Apabila hubungan dari hasil perhitungan koefisien korelasi mempunyai nilai lebih besar dari nilai kritisnya pada taraf nyata 5%, maka dikatakan pertanyaan-pertanyaan yang ada disebut valid.


(45)

31  

Uji validitas dapat diukur dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment, sebagai berikut (Arikunto, 2002:146):

r n ∑ xy ∑ x ∑ y

n ∑ x ∑ x n ∑ y ∑ y

Keterangan:

r

xy = Korelasi antara variabel x dengan variabel y n = Jumlah sampel

∑x = Jumlah skor variabel x

∑y = Jumlah skor variabel y

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Uji ini diperlukan untuk mengetahui kestabilan alat ukur. Dalam pengukuran reliabilitas, peneliti melakukan pengujian dengan cara mencobakan instrumen sekali saja. Pengujian ini diterapkan untuk mengetahui apakah responden telah menjawab pertanyaan-pertanyaan sacara konsisten, sehingga kesungguhan jawaban dapat dipercaya.


(46)

32  

Metode ini dilakukan dengan rumus alpha, dimana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai alpha > 0,6. Rumus Cornbrach Alpha (α) dituliskan sebagai berikut :

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau soal

∑ = Jumlah varians butir

= Varians total

(Sumber: Arikunto, 2002:171)

3. Teknik Analisis Data

Setelah data didapat, selanjutnya akan dianalisis dengan metode yang sesuai dan mudah dipahami. Tujuannya agar data mentah yang didapat di lapangan mempunyai arti dan makna guna menjawab permasalahan yang ada. Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut di olah sesuai dengan kebutuhan penulisan skripsi ini dengan menggunakan analisa kuantitatif melalui:

a. Skala Pengukuran

Untuk memperoleh data dari responden, maka diperlukan skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap yang menjadi dasar kepribadian suatu populasi. Dengan skala likert maka variabel


(47)

33  

yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2009: 107). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai lima interval dalam pengukurannya, yaitu dengan sistem skor:

a) SS (Sangat Setuju) = skor nilai 5

b) S (Setuju) = skor nilai 4

c) KS (Kurang Setuju) = skor nilai 3

d) TS (Tidak Setuju) = skor nilai 2

e) STS (Sangat Tidak Setuju) = skor nilai 1 b. Teknik Korelasi

Dalam penelitian ini teknik korelasi yang digunakan adalah

korelasi Pearson Product Moment. Teknik korelasi tersebut

digunakan untuk mencari hubungan sekaligus membuktikan hipotesis hubungan dua variabel, bila data kedua interval atau ratio, serta sumber data dari dua variabel adalah sama. (Sugiyono, 2005: 212)


(48)

34  

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel X (terpaan iklan) terhadap variabel Y (keputusan memilih bumbu racik), maka dapat digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, yaitu:

rxy ∑xy

∑x Di mana:

rxy = Korelasi antara variabel x dengan y x = (Xi – X)

y = (Yi − Y)

Sedangkan apabila sekaligus digunakan untuk menghitung persamaan regresi, maka dapat menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, sebagai berikut:

rxy n∑xy ∑x ∑y

n∑x ∑x n ∑y ∑y

Keterangan:

rxy = Korelasi antara variabel x dengan variabel y

n = Jumlah sampel

∑ = Sigma atau jumlah

x = skor variabel bebas (terpaan iklan)


(49)

35  

Analisis korelasi kemudian dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi yang ditemukan. Untuk menyatakan besar kecilnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus koefisien determinasi, sebagai berikut:

% Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinasi r = Nilai koefisien korelasi

c. Uji t

Untuk mengetahui apakah hubungan yang diketahui berlaku bagi seluruh responden (signifikan), maka perlu diuji signifikasinya (uji-t) dengan rumus, sebagai berikut:

t = r

2

r -1

2 -n

keterangan: t = nilai t dihitung

r = nilai koefisiensi product moment n = jumlah sampel


(1)

2) Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable-variable yang berupa catatatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dsb. (Arikunto, 2002: 231). Dokumentasi dilakukan untuk pengumpulan atau pencarian data yang dibutuhkan lewat literatur-literatur atau pun perpustakaan yaitu untuk memperoleh pengertian, definisi, maupun teori yang menunjang dan mendukung dalam penelitian ini. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang profil ibu rumah tangga yang berada di RW. 009 Kelurahan Kartoharjo Kota madiun.

4. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut valid. Arikunto (2002:144) menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Apabila hubungan dari hasil perhitungan koefisien korelasi mempunyai nilai lebih besar dari nilai kritisnya pada taraf nyata 5%, maka dikatakan pertanyaan-pertanyaan yang ada disebut


(2)

Uji validitas dapat diukur dengan menggunakan rumus

Pearson Product Moment, sebagai berikut (Arikunto, 2002:146):

r n ∑ xy ∑ x ∑ y

n ∑ x ∑ x n ∑ y ∑ y

Keterangan:

r

xy = Korelasi antara variabel x dengan variabel y

n = Jumlah sampel

∑x = Jumlah skor variabel x

∑y = Jumlah skor variabel y

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154). Uji ini diperlukan untuk mengetahui kestabilan alat ukur. Dalam pengukuran reliabilitas, peneliti melakukan pengujian dengan cara mencobakan instrumen sekali saja. Pengujian ini diterapkan untuk mengetahui apakah responden telah menjawab pertanyaan-pertanyaan sacara konsisten, sehingga kesungguhan jawaban dapat dipercaya.


(3)

Metode ini dilakukan dengan rumus alpha, dimana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai alpha > 0,6. Rumus Cornbrach Alpha (α) dituliskan sebagai berikut :

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau soal ∑ = Jumlah varians butir

= Varians total

(Sumber: Arikunto, 2002:171)

3. Teknik Analisis Data

Setelah data didapat, selanjutnya akan dianalisis dengan metode yang sesuai dan mudah dipahami. Tujuannya agar data mentah yang didapat di lapangan mempunyai arti dan makna guna menjawab permasalahan yang ada. Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut di olah sesuai dengan kebutuhan penulisan skripsi ini dengan menggunakan analisa kuantitatif melalui:


(4)

yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variable. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2009: 107). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai lima interval dalam pengukurannya, yaitu dengan sistem skor:

a) SS (Sangat Setuju) = skor nilai 5 b) S (Setuju) = skor nilai 4 c) KS (Kurang Setuju) = skor nilai 3 d) TS (Tidak Setuju) = skor nilai 2 e) STS (Sangat Tidak Setuju) = skor nilai 1 b. Teknik Korelasi

Dalam penelitian ini teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment. Teknik korelasi tersebut digunakan untuk mencari hubungan sekaligus membuktikan hipotesis hubungan dua variabel, bila data kedua interval atau ratio, serta sumber data dari dua variabel adalah sama. (Sugiyono, 2005: 212)


(5)

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel X (terpaan iklan) terhadap variabel Y (keputusan memilih bumbu racik), maka dapat digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, yaitu:

rxy ∑xy

∑x Di mana:

rxy = Korelasi antara variabel x dengan y

x = (Xi – X)

y = (Yi − Y)

Sedangkan apabila sekaligus digunakan untuk menghitung persamaan regresi, maka dapat menggunakan rumus korelasi

Pearson Product Moment, sebagai berikut:

rxy n∑xy ∑x ∑y

n∑x ∑x n ∑y ∑y

Keterangan:

rxy = Korelasi antara variabel x dengan variabel y


(6)

Analisis korelasi kemudian dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan hasil korelasi yang ditemukan. Untuk menyatakan besar kecilnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus koefisien determinasi, sebagai berikut:

% Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinasi r = Nilai koefisien korelasi

c. Uji t

Untuk mengetahui apakah hubungan yang diketahui berlaku bagi seluruh responden (signifikan), maka perlu diuji signifikasinya (uji-t) dengan rumus, sebagai berikut:

t = r

2

r -1

2 -n

keterangan: t = nilai t dihitung

r = nilai koefisiensi product moment n = jumlah sampel


Dokumen yang terkait

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Dalam Penggunaan Garam Beriodium di Desa Bangun I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi Tahun 2014.

4 67 98

Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Menggunakan Minyak Goreng di Desa Orika Kecamatan Pulau Rakyat Kabupaten Asahan Tahun 2004

1 41 84

Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Mewujudkan Program Medan Green and Clean (MdGC) Melalui Pengelolaan Bank Sampah di Lingkungan II Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan Tahun 2012

4 108 164

Terpaan Acara Infotainment di Televisi Dan Persepsi Ibu Rumah Tangga (Study Korelasional Mengenai Terpaan Acara Infotaiment di Televisi terhadap Persepsi Ibu Rumah Tangga di Lingkungan III Kelurahan Sunggal Medan tentang Fenomena Perceraian)

9 106 121

Sektor Informal Kota: Analisis Ekonomi Rumah Tangga Pekerja Sektor Informal Di Kota Medan

1 40 4

RESPON IBU RUMAH TANGGA TERHADAP IKLAN HAPPY CALL DI TELEVISI (Study pada ibu rumah tangga Rt 01- 03 Rw 08 Perumnas Sawojajar Malang )

0 5 60

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN IKLAN PRODUK PELENGKAP MASAKAN "MASAKO" DI TELEVISI TERHADAP TINGKAT KONSUMTIF IBU-IBU RUMAH TANGGA (Studi pada Ibu-Ibu Rumah Tangga di Wilayah RW 02 Kelurahan Tunggul Wulung Kecamatan Lowokwaru Malang)

5 35 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

Pengaruh Iklan Kampanye Earth Hour Terhadap Sikap Hemat Energi Ibu Rumah Tangga (Studi Pada Ibu Rumah Tangga Kelurahan Mojolangu RT 03 RW 13 Lowokwaru Malang).

3 50 21

PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI TEKHADAP PERILAKU KONSUMTIF IBU RUMAH TANGGA DI KOTA PADANG SUMATERA BAMT

0 2 255