2.3 Analisis Data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta dianalisis secara statistik menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SAS, untuk
melihat pengaruh beberapa bobot induk yang berbeda terhadap produksi dan grade
benih yang dihasilkan, serta tingkat kelangsungan hidup benih dan untuk uji lanjut dari setiap parameter tersebut digunakan Uji Tukey. Untuk parameter
kualitas air dianalisis secara deskriptif. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap RAL, dengan enam
perlakuan dan tiga ulangan.
7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil 3.1.1 Hubungan bobot induk dan lingkar badan dengan produksi juvenil
Berdasarkan hasil perhitungan, tiap kelas bobot induk lobster air tawar menghasilkan jumlah juvenil yang berbeda. Induk pada kelas bobot 100-110 g
menghasilkan juvenil tertinggi dengan rata-rata 883 ekor dan terendah pada kelas bobot 30-40 g dengan rata-rata produksi juvenil 335 ekor Lampiran 1. Gambar 3
menunjukkan bahwa bobot induk x yang semakin besar akan semakin besar pula jumlah juvenil yang diproduksi induk y. Namun, hasil penelitian ini belum
mencapai puncak produksi juvenil yang dapat dihasilkan dengan peningkatan bobot induk. Persamaan yang terbentuk dari hubungan antara bobot induk dengan
produksi juvenil berupa kurva linear : y = 7,253x + 102,7 P0,05. Berdasarkan persamaan linear tersebut peningkatan bobot induk tiap 10 g, akan meningkatkan
produksi juvenil sebanyak 72 ekor.
y = 7,253x + 102,7
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
50 100
150
Juml ah juveni
l ekor
Bobot induk g
Gambar 3.
Hubungan antara bobot induk lobster air tawar Cherax quadricarinatus
dengan produksi juvenil. Demikian juga dengan lingkar badan induk, semakin besar bobot induk
lobster air tawar semakin besar pula lingkar badan induk. Berdasarkan uji statistik bobot induk mempengaruhi lingkar badan induk P0,05, lingkar badan induk
terkecil terdapat pada kelas bobot induk 30-40 g yaitu 5,03 cm dan yang terbesar pada kelas 100-110 g yaitu 11,17 cm Gambar 4.
8