Perkembangan Kemampuan Motorik Anak

43 Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sebelum mencapai usia 25 tahun, berarti kemampuan gerak seseorang dapat meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Dan setelah mencapai usia 25 tahun, maka akan mengalami penurunan. Di samping faktor pembawaan internal kesegaran fisik juga berpengaruh dengan keterampilan gerak seseorang. Kemampuan gerak tidak terlepas dari keterlibatan dari beberapa unsur kondisi fisik. Kemampuan gerak yang ditampilkan anak dalam kehidupan sehari-hari sangat bergantung pada komponen- komponen kondisi fisik yang dimiliki. Menurut Iskandar Z. Sapoetra dkk. 1999: 8 Unsur- unsur fisik yang mendasari keterampilan gerak anak terdiri atas: “a kecepatan, b power, c kelincahan, d koordinasi, e keseimbangan dan f kecepatan. Selain komponen tersebut, unsur daya tahan, kekuatan otot dan kelentukan juga dapat mempengaruhi kemampuan gerak yang ditampilkan. Komponen kondisi fisik tersebut merupakan unsur-unsur yang menunjang pembentukan kemampuan gerak. Kemampuan fisik yang dimiliki seseorang diwujudkan dalam penampilan geraknya. Seseorang yang kondisi fisiknya lemah cenderung memiliki kemampuan gerak yang lemah pula. Sebaliknya jika kondisi fisiknya baik, kemampuan gerak yang ditampilkan juga akan baik.

d. Perkembangan Kemampuan Motorik Anak

Sesuai dengan kodrat alamiah manusia, sejak lahir mengalami perubahan- perubahan berupa peningkatan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Perubahan- perubahan tersebut disebut pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan merupakan proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ- organ tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Manusia dari anak-anak hingga dewasa mengalami berbagai perkembangan antara lain perkembangan fisiologis, psikologis, intelektual, sosial dan kemampuan gerak. Perkembangan merupakan proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik yang merupakan perubahan kualitatif. Berkaitan dengan perkembangan kemampuan motorik, Sukintaka 2004: 79 menyatakan “Perkembangan 44 kemampuan motorik merupakan perubahan kualitas hasil gerak individu”. Hal ini artinya, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, maka kemampuan motorik juga berkembang. Berkembangan kemampuan motorik ini bersifat kontinyuitas yaitu tidak akan berhenti pada unsur tertentu. Tetapi akan berjalan secara kontinyu dari sebelum lahir hingga mati. Secara kodrati perkembangan dan pertumbuhan melalui tahapan-tahapan tertentu. Secara kronologis sepanjang hidupnya manusia dapat dibedakan dalam lima tahapan kehidupan yaitu, masa bayi, masa anak kecil, masa anak besar, masa remaja serta masa dewasa dan tua. Setiap masa kehidupan manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan karakteristik tertentu, termasuk di dalamnya yang berhubungan dengan perkembangan geraknya. Sejak lahir, secara bertahap dan berangsur-angsur anak mengalami peningkatan gerak. Peningkatan kemampuan gerak dapat diidentifikasikan melalui penampilan geraknya sehari-hari. Waharsono 1999: 53 menyatakan “Peningkatan kemampuan gerak bisa diidentifikasi dalam bentuk: 1 gerakan dapat dilakukan dengan mekanika tubuh yang makin efisien, 2 gerakan bisa dilakukan semakin lancar dan terkontrol, 3 pola atau bentuk gerakan makin bervariasi, 4 gerakan semakin bertenaga”. Perkembangan kemampuan motorik anak dapat dilihat dari kemampuan geraknya yang makin bervariasi. Berbagai macam gerakan dapat dilakukan dengan efisien, halus, lancar dan terkontrol serta bertenaga. Penguasaan terhadap berbagai kemampuan motorik dapat dicapai jika anak memperoleh kesempatan untuk melakukannya. Anak yang kurang mendapat kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas fisik, akan berakibat terhambatnya perkembangan gerak yang dicapai.

e. Pengaruh Tunarungu terhadap Perkembangan Motorik

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNA GRAHITA (Studi Kasus Pada Yayasan Pendidikan Luar biasa Putra Jaya Malang)

0 7 20

SURVEI PROSES PENDIDIKAN JASMANI ANAK TUNA GRAHITA DI SLB C YAYASAN DHARMA MULIA SEMARANG TAHUN 2012

0 17 192

METODE MATERNAL REFLEKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TUNA RUNGU KELAS 3 SLB B WIDYA BHAKTI SEMARANG TAHUN 2009 2010

1 11 98

IbM SEKOLAH LUAR BIASA TUNA GRAHITA (SLB C)

1 8 25

PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus pada Kelas B Tuna Rungu Pendidikan Karakter Religius Dan Kemandirian Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus pada Kelas B Tuna Rungu Wicara di Sekolah Luar Biasa

1 4 17

PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Studi Kasus pada Kelas B Tuna Rungu Pendidikan Karakter Religius Dan Kemandirian Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus pada Kelas B Tuna Rungu Wicara di Sekolah Luar Biasa

0 2 10

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA TUNAGRAHITA (SDLB-C) DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi Kasus Yayasan Pendidikan Anak-Anak Luar Biasa B-C Langenharjo Sukoharjo).

0 0 11

Studi Deskriptif Mengenai Konsep Diri pada Remaja Tuna Rungu di SLB-B Yayasan Penyelenggara Pendidikan dan Pengajaran Bagi Anak Tuna Rungu Bandung.

0 3 60

Pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa (SLB) Khusus Tuna Rungu Karnnamanohara Tingkat SMP.

0 0 103

AKHIR Sekolah Luar Biasa (SLB) C Negeri Pembina

0 0 8