oksigen. Namun, kadarnya sangat sedikit yakni hanya sekitar 0 – 2 dari total
seluruhnya. Fraksi minyak terlarut dapat bersifat mematikan bagi fitoplankton apabila berkisar antara 0,1
– 1 mgL Mukhtasor, 2007.
2.6 Tumpahan Minyak Montara di Laut Timor
Minyak dapat masuk ke lingkungan laut dengan berbagai cara seperti rembesan alam dari dasar laut, kecelakaan tanker, kebocoran dan meledaknya
anjungan pengeboran minyak dari proses produksi dan eksplorasi lepas pantai serta dari kilang minyak di darat. Pencemaran minyak yang terjadi disekitar Laut
Timor diakibatkan oleh bocornya anjungan minyak lepas pantai bernama Ladang Montara The Montara Well Head Platform di Blok West Atlas Laut Timor
perairan Australia. Tumpahan minyak tersebut meluas hingga perairan Celah Timor Timor Gap yang merupakan perairan perbatasan antara Indonesia,
Australia dan Timor Leste. Kebocoran ini menumpahkan minyak jenis light crude oil. Kebocoran anjungan minyak ini terjadi pada 21 Agustus 2009 lalu, namun
dampaknya terhadap ekosistem laut dan masyarakat setempat masih dirasa hingga saat ini.
Menurut laporan Otorita Keselamatan Maritim Australia Australian Maritime Safety Authority AMSA tumpahan minyak dari ladang Montara telah
mencemari wilayah laut Indonesia hingga 16.420 kilo meter persegi. Pencemaran tersebut meluas ke perairan di sekitar Kabupaten Rote Ndao, bahkan hingga Laut
Sawu, terutama sekitar Kabupaten Sabu Raijua dan pantai selatan Pulau Timor. Hal ini menyebabkan banyak nelayan Indonesia yang mengalami kerugian karena
kurangnya hasil tangkapan. Demikian juga halnya dengan nelayan rumput laut yang gagal melakukan panen karena rumput laut tidak dapat berproduksi dengan
baik. Padahal di Kabupaten Rote Ndao, produksi rumput laut dilakukan secara besar-besaran. Akibatnya penawaran rumput laut turun drastis sehingga dapat
dipastikan bahwa nelayan mengalami kerugian Metro News, 2010 Berdasarkan citra satelit Australia, tumpahan minyak Montara tersebut telah
tersebar hingga berjarak 91 kilometer km dari pesisir pantai Pulau Rote, sedangkan satelit Indonesia menyatakan tumpahan minyak mencapai 51 kilometer
dari pulau tersebut. Artinya, citra satelit Indonesia menunjukan bahwa jarak sebaran minyak ke Indonesia lebih jauh dari jarak sebaran minyak yang dideteksi
citra Australia Koran Tempo, 2010.
2.7 Satelit Aqua MODIS