Sebaran Konsentrasi Klorofil Secara Temporal

4.4 Sebaran Konsentrasi Klorofil Secara Temporal

Sebaran konsentrasi klorofil secara temporal pada periode lima tahun dari Agustus 2006 hingga Desember 2010 di wilayah yang terkena tumpahan minyak disajikan pada Gambar 16. Periode lima tahun 2006-2010 merupakan periode sebelum dan sesudah terjadi tumpahan minyak sehingga dapat dilihat apakah terdapat fluktuasi konsentrasi klorofil yang dipengaruhi minyak. Pada awal Agustus, grafik konsentrasi klorofil membentuk pola memuncak setiap tahunnya dengan kisaran nilai yang cukup tinggi yaitu antara 0.37 – 0.47 mgL. Namun, terjadi pola penurunan setiap minggu ke-tiga Bulan Agustus. Pola penurunan tersebut diduga akibat pengaruh musim peralihan dari musim timur. Musim timur terjadi dari Juni hingga Agustus dimana pada musim ini umumnya konsentrasi klorofil cukup tinggi sedangkan musim peralihan terjadi antara akhir agustus atau awal september dimana konsentrasi klorofil berada dalam kisaran yang tak menentu. Nilai minimum konsentrasi klorofil pada setiap minggu ke-3 Agustus terjadi pada tahun 2009 dengan nilai klorofil 0.13 mgL. Hal tersebut bertepatan dengan kebocoran sumur minyak Montara tanggal 21 Agustus 2009 sehingga penurunan dapat diduga akibat dari tumpahan minyak. Pada dasarnya, jenis minyak bumi mengandung toksik Policlinic Aromatic Hydrocarbon PAHs yang dapat merusak jaringan fitoplankton Gonzalez et al., 2009. Selain itu, sifat minyak yang membentuk lapisan tipis di permukaan perairan dapat mengurangi penetrasi cahaya sehingga mengganggu proses fotosintesis fitoplankton dan memusnahkan populasinya . 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 Agu s Se p Ok t N ov De s Agu s Se p Ok t N o v De s Agu s Se p Ok t N o v De s Agu s Se p Ok t N o v De s Agu s Se p Ok t N o v De s 2006 2007 2008 2009 2010 Kl o ro fi l mg L Setelah terjadinya tumpahan minyak pada minggu ke-3 Agustus 2009, konsentrasi klorofil terus menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan terjadi hingga minggu ke-2 Oktober selanjutnya pola konsentrasi klorofil terlihat menunjukkan pola yang sama dengan tahun sebelumnya. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan hasil yang sama yaitu adanya penurunan konsentrasi klorofil sekitair 45-50 dari keadaan normal setelah tumpahan minyak dan kembali meningkat setelah dua minggu Lee et al., 2009. Peningkatan tersebut disebabkan karena komponen racun aromatik pada minyak yang mudah menguap telah habis sehingga komponen yang tersisa hanya bahan organik Jones, 2001. Bahan organik dapat dijadikan sebagai sumber nutrient bagi pertumbuhan fitoplankton sehingga dapat meningkatkan kembali konsentrasi klorofil. Gambar 16. Pola konsentrasi klorofil-a rata-rata di wilayah sebaran minyak pada 30 Agustus 2009 Konsentrasi klorofil pada tahun 2010 tidak menunjukkan pola grafik yang berfluktuasi dibandingkan tahun 2009. Hal ini diduga karena tumpahan minyak di daerah tersebut sudah tersebar ke wilayah yang lain akibat interaksinya dengan proses pergerakan angin dan arus. Pada grafik juga terlihat beberapa data yang kosong dan tidak dapat diintepretasikan. Kekosongan data disebabkan karena kelemahan dari data MODIS yaitu tidak mampu menembus awan sehingga konsentrasi klorofil pada daerah yang tertutup awan tidak dapat diidentifikasi.

4.5 Sebaran Konsentrasi Klorofil Secara Spasial