s
Biru 469 nm hijau 555 nm
Merah 645 nm Gambar 9. Visualisasi Tumpahan Minyak dari Citra MODIS secara single band
4.2 Pantulan Spektral Perairan Tumpahan Minyak
Titik-titik stasiun nilai spektral pada perairan tumpahan minyak tertera pada Gambar 10. Titik stasiun tersebut di overlay pada citra hasil composite RGB band
13, 12 dan 9 sehingga penyebaran minyak terlihat lebih jelas. Pola titik stasiun dibentuk berdasarkan pola sebaran minyak yaitu melewati daerah yang terkena
dan tidak terkena minyak agar dapat dilihat perbedaan nilai spektral perairan antara kedua wilayah tersebut. Titik stasiun pada pola minyak tanggal 30 Agustus
terdiri dari 14 titik stasiun sedangkan pada pola minyak tanggal 24 September terdiri dari 15 titik stasiun.
a b
Gambar 10. Titik stasiun pada tumpahan minyak Laut Timor tanggal a 30 Agustus 2009 dan b 24 September 2009
0.01 0.02
0.03 0.04
0.05 0.06
0.07 0.08
0.09
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14
S p
e kt
ral sr
-1
Stasiun ke-
469 nm 645 nm
555 nm
0.01 0.02
0.03 0.04
0.05 0.06
0.07 0.08
0.09
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13
S p
e kt
ral sr
-1
Stasiun ke-
645 nm 469 nm
555 nm
Oil spill
Oil spill a
b Gambar 11. Nilai spektral reflektansi pada tanggal a 30 Agustus 2009 dan b
24 September 2009 Gambar 11 menunjukkan grafik reflektansi spektral pada panjang gelombang
visible berdasarkan titik-titik stasiun tanggal 30 Agustus 2009 dan 24 September 2009. Reflektansi spektral visible umumnya digunakan untuk melihat reflektansi
konsentrasi klorofil maupun Muatan Padatan Terlarut MPT suatu perairan. Selain itu, pantulan spektral perairan juga dapat digunakan untuk menentukan
benar tidaknya suatu perairan tercemar minyak atau limbah industri lainnya Cracknell et al, 1980.
Grafik spektral tanggal 30 Agustus 2009 menunjukkan pola penurunan pada stasiun 5 hingga 9 dimana stasiun tersebut merupakan titik-titik yang berada pada
wilayah tumpahan minyak. Grafik spektral tanggal 24 September 2009 juga menunjukkan pola yang sama. yakni terjadi penurunan pada titik stasiun yang
terkena minyak yaitu pada stasiun 5 hingga 10. Pada grafik juga terlihat bahwa band biru dengan panjang gelombang 469 nm
memiliki pantulan spektral yang paling tinggi pada stasiun yang terdapat minyak sedangkan band hijau dengan panjang gelombang 555 nm memiliki pantulan
spektral paling rendah. Pantulan spektral minyak lebih besar dalam kisaran spektral biru, hal ini karena fluoresensi oleh
λ 400 nm spektrum biru sinar matahari Dessi et al, 2008.
Penelitian yang sama dilakukan di wilayah tumpahan minyak danau Maracaibo, Venezuela. Hasilnya juga menunjukkan penurunan pola spektral pada
wilayah yang terkena minyak seperti tertera pada Gambar 12 Hu et al., 2003. Hal tersebut menyimpulkan bahwa nilai spektral pada perairan yang tertutup
minyak akan lebih rendah dari air laut sekitarnya.
Gambar 12. Nilai spektral reflektansi pada wilayah tumpahan minyak danau Maracaibo Hu et al, 2003
Rendahnya nilai reflektansi spektral disebabkan karena minyak lebih banyak menyerap energi panjang gelombang daripada memantulkannya. Energi panjang
gelombang yang dipantulkan oleh minyak direpresentasikan oleh nilai digital. Nilai digital menunjukkan tingkat kecerahan atau tingkat keabuan suatu objek
pada citra. Nilai digital dari objek yang berwarna lebih gelap akan lebih rendah dari objek yang berwarna terang. Objek seperti minyak diperairan memiliki nilai
digital yang lebih rendah dan merepresentasikan bahwa nilai pantulan spektralnya juga lebih rendah sehingga objek minyak akan terlihat dengan warna yang lebih
gelap. Daerah spektral yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumpahan minyak di
laut berada pada panjang gelombang inframerah, gelombang mikro dan sinar tampak. Sinar tampak juga merupakan spektrum panjang gelombang yang
digunakan untuk mendeteksi klorofil sehingga melalui karakteristik spektral sinar tampak dapat dihubungkan bagaimana keterkaitan antara minyak dan
klorofil.
4.3 Konsentrasi Klorofil di Sekitar Tumpahan Minyak