dan berasosiasi dengan gumpalan lain membentuk lapisan tipis minyak slick. Gumpalan tersuspensi pada proses diversi memiliki luas permukaan yang lebih
besar sehingga mendorong terjadinya proses desolusi, biodegradasi dan sedimentasi.
Penguapan Evaporation merupakan proses perpindahan komponen minyak dari permukaan air laut ke atmosfer. Komponen minyak yang sangat mudah
menjadi gas dan menguap adalah komponen hidrokarbon aromatik. Kekasaran muka laut, kecepatan angin dan temperatur yang tinggi akan mempercepat
penguapan ITOPF, 2007. Hilangnya sebagian meterial yang bersifat mudah menguap mengakibatkan berat jenis minyak menjadi lebih berat dan mudah
tenggelam. Pelarutan dissolution merupakan proses terikutnya massa polutan dari
gerakan antar muka dua massa yang saling kontak sehingga salah satu massa akan terlarut ke massa lainnya. Proses pelarutan akan meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu air dan besarnya gelombang. Komponen minyak yang dapat larut dalam air adalah hidrokarbon akromatik ringan seperti benzena dan toluena.
Proses pelarutan minyak lebih lama100 kali lipat dibanding proses penguapan. Beberapa komponen minyak juga dapat mengalami reaksi foto kimia akibat
radiasi matahari dan oksigen dari atmosfer. Proses ini mengakibatkan campuran oksigen dalam lapisan minyak meningkat sehingga mengubah komposisi minyak.
2.3 Reflektansi Spektral Perairan pada Tumpahan Minyak
Reflektansi spektral merupakan persentase perbandingan jumlah energi REM yang meninggalkan objek dan diterima oleh sensor dengan jumlah energi yang
mengenai objek tersebut Lillesand dan Kiefer, 1990. Grafik dari reflektansi
spektral suatu objek merupakan fungsi dari panjang gelombang yang disebut dengan kurva reflektansi spektral. Bentuk dari kurva tersebut memberikan
informasi mengenai karakteristik objek Lillesand dan Kiefer, 1990. Karakteristik reflektansi perairan sangat dicirikan oleh sifat penyerapan yang
biasanya dipengaruhi oleh konsentrasi klorofil. Meningkatnya konsentrasi klorofil cenderung memperkecil pantulan pada spektrum hijau karena penyerapan klorofil
yang tinggi pada spektrum merah dan biru. Oleh sebab itu, karakteristik nilai spektral berdasarkan panjang gelombang dapat digunakan untuk menentukan
bagaimana kondisi suatu perairan khususnya untuk memperkirakan konsentrasi ganggang melalui data penginderaan jauh. Selain itu, data pantulan spektral telah
digunakan untuk mendeteksi adanya pencemaran minyak dan limbah industri Cracknell et al,1980. Daerah spektral yang dapat digunakan untuk mendeteksi
tumpahan minyak di laut terdapat pada panjang gelombang inframerah, gelombang mikro dan sinar tampak.
Penelitian sebe lumnya menunjukkan bahwa nilai reflektansi spektral pada perairan yang tertutup minyak akan lebih rendah dari perairan sekitarnya Hu et
al, 2003 dan Dessi et al., 2008. Sensor satelit akan merekam adanya anomaly pada perairan yang terkena minyak pada panjang gelombang visible sehingga
mempengaruhi nilai reflektansi spektral. Perbedaan nilai spektral perairan yang tertutup minyak dengan perairan sekitarnya terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Reflektansi spektral pada perairan minyak Dessi et al, 2008
2.4 Fitoplankton dan Klorofil – a
Fitoplankton merupakan organisme autotrof yang mampu mensintesa senyawa organik yang kompleks melalui proses fotosintesis dengan
memanfaatkan energi matahari dan pigmen klorofil. Fitoplankton berukuran mikroskopis yang hidup melayang di laut dan tak dapat terlihat oleh mata
telanjang Nontji, 2006. Pada umumnya fitoplankton laut terdiri dari algae terutama diatom, dinoflagellata dan beberapa flagellata. Fitoplankton melimpah di
daerah eufotik zona fotik yaitu zona yang dimulai dari permukaan sampai kedalaman dimana masih ada intensitas cahaya matahari Basmi, 1999.
Kemampuan potensial suatu perairan untuk menghasilkan sumberdaya alam hayati ditentukan oleh produktivitas primernya. Produktivitas primer berarti
banyaknya zat-zat organik yang dapat dihasilkan dari zat-zat anorganik melalui proses fotosintesis dalam satuan waktu dan volume air tertentu. Produksi primer
suatu perairan terbuka dapat diindikasikan sebagai total fitoplankton yang ada dan didekati melalui kandungan klorofil Basmi, 1999.
Alat yang digunakan fitoplankton untuk berfotosintesis terletak pada kloroplast yang didalamnya terdapat klorofil serta pigmen-pigmen fotosintesis
lain. Klorofil pada tumbuhan terdiri dari klorofil-a, b,c, d dan klorofil - e. Namun, klorofil - a adalah tipe klorofil yang paling penting dalam proses fotosintesis dan
yang paling umum terdapat pada fitoplankton Nontji, 2002. Oleh sebab itu, kandungan klorofil-a sering digunakan untuk menduga biomassa fitoplankton
suatu perairan. Pigmen-pigmen fotosintesis mampu mengabsorbsi energi matahari dan merubahnya menjadi energi kimia Sitorus, 2009. Spektrum cahaya matahari
yang hampir semuanya diabsorbsi oleh klorofil ialah sinar violet dan merah sedangkan cahaya hijau hampir seluruhnya dipantulkan. Klorofil-a mampu
mengabsorbsi cahaya secara maksimal pada panjang gelombang 430 nm – 660 nm
Basmi, 1999. Semua klorofil memiliki sifat fluorosence yakni apabila mendapat penyinaran
dengan spektrum cahaya tertentu, maka cahaya yang diteruskan adalah pada spektrum yang berlainan. Klorofil yang diamati melalui satelit sangat dipengaruhi
oleh bagaimana pigmen tersebut mempengaruhi warna perairan. Pigmen klorofil-a dan klorofil-b memiliki tingkat absorbsi yang tinggi pada kanal biru dan merah
Curran, 1985.
2.5 Pengaruh Tumpahan Minyak Terhadap Fitoplankton