KEBIJAKAN KELAUTAN

Gambar 2. 1 Pilar St rat egi Pembangunan Nasional

Dengan demi ki an, pembangunan nasional bidang kel aut an pada masa yang akan dat ang j uga diarahkan pada pol a pembangunan berkel anj ut an berdasarkan pengel ol aan sumber daya kel aut an ber basi s ekosi st em, yang mel i put i aspek-aspek sumber daya manusia dan kelembagaan, polit ik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pert ahanan keamanan, dan t eknologi. RPJP Nasional 2005 - 2025 j uga memberikan arah pembangunan kel aut an nasi onal sel ama kur un w akt u 20 t ahun mendat ang, yakni sebagai ber i kut :

1) Membangkit kan wawasan dan budaya bahari , ant ara l ain, mel al ui (a) pendidikan dan penyadaran masyarakat t ent ang kelaut an yang dapat diwuj udkan melalui semua j al ur, j enis, dan j enj ang pendidikan; (b) mel est arikan nil ai-nil ai budaya sert a 1) Membangkit kan wawasan dan budaya bahari , ant ara l ain, mel al ui (a) pendidikan dan penyadaran masyarakat t ent ang kelaut an yang dapat diwuj udkan melalui semua j al ur, j enis, dan j enj ang pendidikan; (b) mel est arikan nil ai-nil ai budaya sert a

2) Meningkatkan dan menguatkan peranan sumber daya manusia di bidang kelautan

yang diwuj udkan, ant ara lain, dengan (a) mendorong j asa pendidikan dan pelat ihan yang berkualit as di bidang kelaut an unt uk bidang-bidang keunggulan yang diimbangi dengan ket ersediaan l apangan kerj a dan (b) mengembangkan st andar kompet ensi sumber daya manusia di bidang kelaut an. Selain it u, perlu j uga dilakukan peningkat an dan penguat an peranan il mu penget ahuan dan t eknol ogi, riset , dan pengembangan sist em inf ormasi kel aut an.

3) Menet apkan wilayah Negara Kesat uan Republik Indonesia, aset -aset , dan hal-

hal t erkait di dalamnya , t ermasuk kewaj iban-kewaj iban yang t el ah digariskan ol eh hukum l aut Uni t ed Nat i on Convent i on on t he Law Of Sea (UNCLOS) 1982. Indonesi a t el ah mer at i f i kasi UNCLOS pada t ahun 1986 sehi ngga mempunyai kewaj iban, ant ara l ain, (a) menyel esaikan hak dan kewaj iban dal am mengel ol a sumber daya kel aut an berdasarkan ket ent uan UNCLOS 1982; (b) menyel esaikan

penat aan bat as marit im (perairan pedal aman, l aut t erit orial , zona t ambahan, zona ekonomi ekskl usif , dan l andas kont inen); (c) menyel esaikan bat as l andas kont inen di l uar 200 mil l aut ; (d) menyampaikan l aporan dat a nama geograf is sumber daya kel aut an kepada Perserikat an Bangsa-Bangsa. Di sisi l ain, Indonesia j uga perl u pengembangan dan penerapan t at a kel ol a dan kel embagaan nasional di bidang kel aut an, yang mel iput i (a) pembangunan sist em hukum dan t at a pemerint ahan yang mendukung ke arah t erwuj udnya Indonesia sebagai Negara Kepul auan sert a (b) pengembangan sist em koordinasi, perencanaan, monit oring, dan eval uasi.

4) Melakukan upaya pengamanan wilayah kedaulat an yurisdiksi dan aset Negara

Kesat uan Republik Indonesia , yang mel iput i (a) peningkat an kinerj a pert ahanan dan keamanan secara t erpadu di wil ayah perbat asan; (b) pengembangan sist em moni t or i ng, cont r ol , and sur vei l l ance (MCS) sebagai inst rumen pengamanan sumber daya, lingkungan, dan wilayah kelaut an; (c) pengopt imalan pelaksanaan pengamanan wilayah perbat asan dan pulau-pulau kecil t erdepan; dan (d) peningkat an koordinasi keamanan dan penanganan pel anggaran di l aut .

5) Mengembangkan indust ri kelaut an secara sinergi, opt imal, dan berkelanj ut an

yang mel iput i (a) perhubungan l aut ; (b) indust ri marit im; (c) perikanan; (d) wisat a bahari; (e) energi dan sumber daya mineral; (f ) bangunan laut ; dan (g) j asa kelaut an.

6) Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran laut dil akukan mel al ui (a) pengembangan sist em mit igasi bencana; (b) pengembangan ear l y war ni ng syst em; (c) pengembangan perencanaan nasional t anggap darurat t umpahan minyak di laut ; (d) pengembangan sist em pengendal ian hama l aut , int roduksi spesies asing, dan organisme l aut yang menempel pada dinding kapal ; sert a (e) pengendal ian dampak sisa-sisa bangunan dan akt ivit as di l aut .

7) Meningkatkan kesej ahteraan keluarga miskin di kawasan pesisir dilakukan dengan mengembangkan kegiat an ekonomi produkt if skal a kecil yang mampu memberikan l apangan kerj a l ebih l uas kepada kel uarga miskin

Sel anj ut nya, kegiat an Wor l d Ocean Conf er ence (WOC) di Manado pada t anggal 11–

15 Mei 2009 dengan t ema “ Dampak Perubahan Ikl im Terhadap Laut dan Dampak Laut t erhadap Perubahan Ikl im” merupakan inisiat if Indonesia dal am f orum int ernasional yang dit uj ukan bagi para pemimpin dunia dan pengambil keput usan unt uk mengembangkan kolaborasi int ernasional dan membuat komit men bersama dalam menghadapi isu kelaut an duni a dan sekal i gus masal ah per ubahan i kl i m gl obal . Penyel enggar aan WOC 2009 didukung ol eh 123 negara yang t ergabung dal am The Ei ght eent h Meet i ng of St at es Part ies t o t he Unit ed Nat ions Convent ion on t he Law of t he Sea dan dalam pelaksanaannya dihadiri ol eh 423 del egasi yang berasal dari 87 negara dan organisasi-organisasi ant ar negara.

Agenda ut ama dalam WOC 2009 adalah (1) Pert emuan ant ar pemerint ah at au Seni or Of f i ci al s Meet i ng yang dimaksudkan unt uk mengerucut kan perumusan Manado Ocean Decl ar at i on yang bert uj uan unt uk meningkat kan kesadaran negara part isipan WOC 2009 t erhadap peran pent ing l aut dal am perubahan ikl im, dan (2) Kesepakat an Cor al Tr i angl e Ini t i at i ve at au CTI dal am bent uk CTI Regi onal Pl an of Act i on ol eh 6 negara, yakni Indonesia, Mal aysia, Papua Nugini, Fil ipina, Kepul auan Sol omon dan Timor Lest e, unt uk meningkat kan perlindungan t erhadap sumber daya laut dan pant ai yang berada di wilayah cor al t r i angl e dal am wil ayah l aut 6 negara t ersebut .

Dekl arasi Kel aut an Manado ( Manado Ocean Decl ar at i on) yang menj adi menj adi sal ah sat u out put ut ama dari WOC 2009 ini merupakan t onggak sej arah dan dokumen pent ing unt uk menyel amat kan pl anet bumi dan kel angsungan hidup generasi penerus di masa akan dat ang, sehingga dokumen t ersebut akan diperj uangkan ol eh wakil t et ap pemerint ah Indonesia di PBB unt uk dimasukan dal am agenda resmi dan dibahas dal am Meet i ng of t he St at es Par t i es t o t he Uni t ed Nat i ons Convent i on on t he Law of t he Sea. Sel ain it u, out put l ainnya, yakni CTI Regi onal Pl an of Act i on yang dil akukan ol eh 6 Dekl arasi Kel aut an Manado ( Manado Ocean Decl ar at i on) yang menj adi menj adi sal ah sat u out put ut ama dari WOC 2009 ini merupakan t onggak sej arah dan dokumen pent ing unt uk menyel amat kan pl anet bumi dan kel angsungan hidup generasi penerus di masa akan dat ang, sehingga dokumen t ersebut akan diperj uangkan ol eh wakil t et ap pemerint ah Indonesia di PBB unt uk dimasukan dal am agenda resmi dan dibahas dal am Meet i ng of t he St at es Par t i es t o t he Uni t ed Nat i ons Convent i on on t he Law of t he Sea. Sel ain it u, out put l ainnya, yakni CTI Regi onal Pl an of Act i on yang dil akukan ol eh 6

Terakhir, l andasan kebij akan t erkini yang t erkait dengan kebij akan kel aut an adal ah Pidat o Presiden RI, Bapak Dr. H. Bambang Susil o Yudhoyono dal am f orum KTT Rio+20 di Brasil akhir Juni 2012, yang int inya t idak hanya mengaj ak dunia unt uk bersama-sama mel aksanakan Gr een Economy, t et api j uga mengkampanyekan Bl ue Economy, di mana l aut menj adi bagian int egral unt uk t uj uan pembangunan berkel anj ut an ( Sust ai nabl e Devel opment Goal s). Dal am f orum ini, secara t egas Presiden RI menyat akan bahwa Bl ue Economy merupakan gr and desi gn pembangunan nasional masa depan, khususnya Indonesia sebagai sal ah sat u negara kepul auan t erbesar di dunia. Sumberdaya kel aut an dan pembangunan berbasis kel aut an perl u diopt imal kan dengan baik dan disinergikan sert a dipadukan dengan pembangunan darat annya.

Bab 3 EKONOMI KELAUTAN

3. 1 Ekonomi Kelaut an Sebagai Arus Ut ama Pembangunan Nasional

Pel aksanaan pembangunan nasi onal sampai t ahun 2025, t er masuk di dal amnya pembangunan bidang kel aut an, harus berl andaskan pada Undang-undang No. 17 Tahun 2007 t ent ang Rencana Pembangunan Jangka Panj ang Nasional Tahun 2005–2025. Dal am UU t ersebut j uga dit et apkan Visi pembangunan nasional yang ingin dicapai Indonesia pada 2025, yakni: Indonesia yang mandiri, maj u, adil dan makmur. Kemudian, guna mewuj udkan visi pembangunan nasional t ersebut , dit empuh mel al ui 8 (del apan) misi, dan sat u diant ar anya mer upakan misi yang t er kait l angsung dengan pembangunan kel aut an nasional , yakni: “ Mewuj udkan Indonesia menj adi Negara Kepulauan yang Mandiri, Maj u, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan Nasional ” . Dengan memperhat ikan cakupan misi t ersebut , Pembangunan Kel aut an Nasional sel anj ut nya diarahkan pada 5 pil ar kebij akan ut ama, yait u: budaya bahari ( ocean cul t ur e), t at a kel ol a di l aut (ocean gover nance), ekonomi kel aut an (ocean economi c), keamanan dan kesel amat an di l aut ( mar i t i me secur i t y), dan l ingkungan l aut (mar i ne envi r onment ). Secara diagramat ik ket erkait an sist em pembangunan kel aut an nasional ini disaj ikan pada Gambar 3. 1

Gambar 3. 1 Sist em Pembangunan Kelaut an Nasional

Wal aupun Indonesia memil iki pot ensi kekayaan l aut dan pesisir yang besar, namun sayangnya hingga saat ini bel um menj adi basis ekonomi bagi pembangunan nasional . Hal ini dapat diindikasikan dari masih bel um opt imal nya kont ribusi yang diberikan ol eh bidang kelaut an t erhadap Produk Domest ik Brut o (PDB) nasional. Sebagai perbandingan, ekonomi kelaut an Jepang mampu menyumbang hingga 48, 4 persen bagi PDB nasionalnya (set ar a 17. 552 mi l i ar dol ar AS), sedangkan Thai l and, bi dang kel aut annya sanggup menyumbang devisa 212 mil iar dol ar AS per t ahun, dengan panj ang pant ai yang hanya

2. 800 km. Indonesia yang luas wilayah laut nya hampir 70% dari t ot al seluruh wilayahnya, hingga kini kont ribusi bidang kel aut an t erhadap PDB nasional nya masih dibawah 30%.

Berdasarkan Gambar 3. 2, j ika dil ihat kont ribusi bidang kel aut an di negara-negara Eropa, kont ribusi bidang kel aut an mereka sudah cukup besar. Kont ribusi PDB Norwegia bahkan dit opang hampir 60 persen dari bidang ekonomi yang berbasis sumberdaya kel aut an. Proporsi ini bisa dikat akan besar, j ika dil ihat l uas pant ai dan kekayaan l aut mereka memang rel at if j auh l ebih kecil j ika dibandingkan Indonesia.

Gambar 3. 2. Perbandingan Kont ribusi Bidang Kelaut an Beberapa Negara Eropa

Dua negara ASEAN yait u Thail and dan Viet nam j uga memil iki proporsi ekonomi kel aut an yang besar j auh diat as negara kit a. Negara Viet nam bahkan memil iki nil ai ekonomi kel aut an sebesar VND 659. 120 mil yar at au 57, 63 persen dari t ot al PDBnya.

Perbandingan kont ribusi bidang kel aut an beberapa Negara dapat dil ihat pada Tabel

Tabel 3. 1 Perbandingan Kont ribusi Bidang Kelaut an Beberapa Negara

Kont ribusi Bidang Kelaut an No

Panj ang

Luas

Negara

Pant ai Perairan

t erhadap PDB

1 Thail and

420 US$ 212 mil yar (2008)

2 Korea Sel at an

85. 838 US$ 14, 7 t ril yun (1992)

3 Kanada US$ 11, 1 mil yar (2005)

4 Viet nam

>1 j ut a VND 659. 120 mil yar (2007)

3 j ut a RMB 2. 966, 2 Mil yar (2008)

US$ 138, 25 Mil yar (Ocean economy, 2004)

US$ 11, 4 t ril iyun (Coast al economy, 2007)

Sement ara kont ribusi bidang kel aut an di Indonesia t erhadap PDB nasional pada t ahun 2001 adalah sebesar 20, 15%, unt uk t ahun 2002 sebesar 20, 71%, t ahun 2003 sebesar

20, 77%, t ahun 2004 sebesar 20, 83% dan pada t ahun 2005 meningkat menj adi 22, 42%. Wal aupun t erl ihat kecenderungan kont ribusi yang t erus meningkat dari t ahun ke t ahun, namun bil a mel ihat perkembangan bidang kel aut an di negara-negara l ain, ut amanya negar a-negar a t et angga, Indonesi a masi h r el at i f j auh t er t i nggal . Pada Tabel 3. 2, menunj ukkan peni ngkat an per sent ase kont r i busi bi dang kel aut an t er sebut beser t a masing-masing ket uj uh sekt or yang ada.

Tabel 3. 2 Dist ribusi Persent ase Produk Domest ik Brut o Bidang Kelaut an

periode t ahun 2001 - 2005

Persent ase ( %) Produk Domest ik Brut o No.

Bidang Kelaut an

1. Perhubungan Laut

2. Indust ri Marit im - Pengil angan Minyak Bumi

1, 14 - Indust ri marit im l ainnya

4. Wisat a Bahari

5. Energi dan Sumberdaya Mineral

6. Bangunan Kel aut an

7. Jasa Kel aut an

22. 42 Jumlah PDB Nasional (%)

Jumlah PDB Sekt or Kelaut an

Sumber : dat a BPS di ol ah. Dari t uj uh bidang at au l apangan usaha yang t erdapat dal am bidang kel aut an, pada

t ahun 2005 sekt or energi dan sumber daya mineral mempunyai PDB yang pal ing besar di bandingkan dengan sekt or l ainnya dengan kont ribusi sebesar 9, 13% dari t ot al PDB nasional. Peningkat an yang besar j uga t erj adi pada sekt or indust ri marit im dan perikanan, yai t u sebesar 3, 77% dan 2, 79%. Penur unan yang pal i ng besar t er j adi pada sekt or pert ambangan. Hal ini disebabkan berkurangnya kegiat an eksploit asi bahkan t idak adanya usaha ekspl orasi sel ama beberapa t ahun t erakhir.

Ef isiensi invest asi ekonomi kelaut an nasional dapat dit inj au dari Incr ement al Capit al Out put Rat i o (ICOR) yang merupakan indikat or unt uk mengukur sej auh mana ef isiensi dari suat u invest asi. Makin rendah angka ICOR, maka invest asi yang dil akukan semakin

ef isien. ICOR dihit ung sebagai rasio invest asi t erhadap PDB yang dibagi ol eh t ingkat pert umbuhan PDB, semuanya dengan harga konst an (t ahun dasar).

ICOR merupakan sal ah sat u met oda unt uk menghubungkan pert umbuhan f akt or produksi dengan pert umbuhan ekonomi. ICOR j uga menghubungkan besarnya pembent ukan modal t et ap domest ik brut o dengan pert ambahan PDB, yang dapat digunakan unt uk menunj ukkan ef isiensi suat u perekonomian dal am menggunakan barang modal . ICOR dapat j uga menunj ukkan pola kecenderungan penggunaan met oda produksi (padat karya at au padat modal ) dal am suat u perekonomian. Dal am perencanaan makro, ICOR dapat digunakan unt uk menaksir besarnya kebut uhan modal yang diperlukan unt uk menghasilkan t ingkat pert umbuhan ekonomi t ert ent u.

Berdasarkan perhit ungan t abel Input -Out put 2005, unt uk kat egori 175 bidang maka Nil ai Koef isien ICOR dari kegiat an yang masuk dal am bidang kel aut an dapat dil ihat dal am Tabel 3. 3, besert a perbandingan perhit ungan Nil ai ICOR berdasar Tabel I-O Tahun 1995 dan 2000.

Tabel 3. 3 Nilai Koefisien ICOR Bidang Kelaut an, berdasar Tabel I-O

Nilai ICOR Nilai ICOR No.

Nilai ICOR

Sekt or Kelaut an

berdasarkan berdasarkan Tabel IO 1995 Tabel IO 2000 Tabel IO 2005

berdasarkan

1. Perhubungan l aut

2. Indust ri Marit im

4. Energi dan Sumberdaya Mineral

5. Wisat a Bahari

6. Bangunan Kel aut an

7. Jasa Kel aut an Lainnya

Dari Tabel 3. 4 dapat dil ihat bahwa nil ai ICOR t erendah pada t ahun 2005 t erj adi pada sekt or wisat a bahari dengan nil ai indeks ICOR sebesar 3, 01. Hal ini menunj ukkan bahwa sekt or wisat a bahari merupakan bidang yang paling ef isien dan mempunyai resiko pal ing kecil unt uk penanaman invest asi j ika dibandingkan dengan bidang l ain. Dil ihat dari kont ribusi t erhadap PDB Nasional maka sekt or wisat a bahari memberikan kont ribusi yang cenderung mengal ami peningkat an cukup signif ikan. Hingga pada t ahun 2005 kont ribusi sekt or ini mencapai 5, 5%.

Namun demi ki an, t i dak ber ar t i sekt or per t ambangan mi nyak dan gas yang mempunyai nil ai Indeks ICOR l ebih besar (3, 82) mempunyai t ingkat risiko yang l ebih besar dal am hal penanaman invest asi. Hal ini mengingat bidang ini mempunyai t ahapan eksplorasi yang membut uhkan dana yang sangat besar. Sehingga kegiat an yang berkait an dengan pengembangan bidang pert ambangan minyak dan gas akan mempunyai implikasi t erhadap kegiat an l ain yang rel at if mempunyai signif ikansi l ebih t inggi. Bil a dil ihat dari j uml ah produksi minyak dan gas (migas) hingga akhir t ahun 2004 yang diperkirakan t idak l ebih dari 900. 000 ribu barrel per hari dan prediksi sert a kaj ian para ahl i yang berkait an dengan pot ensi migas di wil ayah perairan dan pesisir Indonesia yang cukup besar, di mana cadangannya diperkirakan mencapai 86, 96 TSCF unt uk gas dan 8. 820, 4 Mi l l i on Met r i c St ock Tank Bar r el s (MMSTB) unt uk minyak bumi dal am kurun wakt u 19 t ahun, dengan asumsi sel ama kurun wakt u t ersebut t idak ada pengembangan t eknol ogi.

Bila mengingat selama ini pot ensi cadangan migas 60-70% t ersebar di wilayah pesisir dan laut an maka pot ensi invest asi dan pengembangan unt uk sekt or pert ambangan migas sebagai bagian bidang kel aut an sangat menj anj ikan. Apal agi pengembangan sekt or ini erat kait annya dengan kebij akan pengembangan energi yang membut uhkan diversif ikasi energi dan t ransf ormasi dari energi t idak t erbarukan menj adi energi t erbarukan.

Indust ri marit im rel at if mengal ami penurunan ICOR yang cukup signif ikan. Bil a berdasarkan Tabel I-O Tahun 1995 mempunyai nil ai sebesar 3, 56, maka berdasarkan Tabel I-O Tahun 2000 dan 2005 menj adi 3, 39. Penurunan ini sangat beralasan, mengingat pot ensi pengembangan indust ri marit im sangat menj anj ikan. Termasuk dal am sekt or ini adal ah pengil angan minyak bumi, LNG, sert a indust ri perikanan. Pengembangan indust ri marit im sangat dipengaruhi oleh komit men para pemangku kepent ingan. Hingga saat ini ada beberapa indust ri marit im yang bel um berkembang opt imum dan sebagian menurun, sehingga memerl ukan inovasi dan kebij akan dari pemerint ah.

Sekt or bangunan kel aut an mempunyai nil ai indeks ICOR yang pal ing besar bil a dibandingkan dengan bidang–bidang l ainnya, yait u 4, 03. Apabil a dibandingkan dengan kaj ian Bank Dunia (2003) di mana rat aan ICOR Indonesia sebesar 3, 6 maka angka yang diperoleh dari bidang bangunan kelaut an j auh lebih besar. Hal ini mempunyai art i bahwa dal am mempriorit askan kebij akan invest asi bidang bangunan kel aut an t idak menj adi menj adi priorit as ut ama. Namun demikan pengembangan bangunan kel aut an t et ap menj adi isu pent ing, mengingat sekt or ini erat kait annya dengan inf rast rukt ur kelaut an, sepert i pel abuhan, pl at f or m, dan dermaga l aut .

Sement ara it u unt uk sekt or perikanan yang mempunyai nil ai Indeks ICOR 3, 3 bil a dibandingkan dengan perhit ungan berdasarkan Tabel Input -Out put Tahun 1995 sebesar

3, 42. Sehingga pengembangan invest asi di bidang perikanan, baik f i nf i sh, shel f i sh, maupun j enis t umbuhan sepert i rumput l aut , rel at if berpot ensi unt uk didorong. Indeks ICOR t ersebut j uga mempunyai art i bahwa sekt or ini mempunyai pel uang mendapat kan priorit as unt uk dikembangkan mengingat bidang ini dal am membangkit kan bidang ini banyak berkait an dengan masyarakat pesisir dan berpenghasil an menengah ke bawah. Berdasarkan kaj ian Pusat Kaj ian Sumberdaya Pesisir dan Laut an Inst it ut Pert anian Bogor (PKSPL-IPB) t ahun 2004, pengembangan perikanan bil a mel ihat nil ai ICOR di at as, sebenarnya l ebih diarahkan kepada perikanan budidaya, mengingat pot ensi l ahan dan komodit as di sekt or ini masih besar.

Sekt or perhubungan l aut j uga mempunyai penurunan indeks ICOR dari 3, 87 pada t ahun 1995 dan 3, 67 t ahun 2000 menj adi 3, 65 pada t ahun 2005. Art inya invest asi di sekt or ini cukup ef isien. Namun demikian pengembangan sekt or perhubungan l aut ini erat kait annya dengan pengembangan sekt or bangunan kelaut an. Sehingga memerlukan sinergi di ant ara keduanya.

Sekt or j asa kel aut an, merupakan pot ensi yang t ersembunyi dal am pengembangan bidang kel aut an. Indek ICOR sekt or ini menunj ukkan penurunan dari 3, 53 menj adi 3, 34. Sal ah sat u komponen sekt or ini adal ah pendidikan kel aut an. Kaj ian PKSPL t ahun 2004 menunj ukkan unt uk meningkat kan produksi ikan t angkap sebesar 5 % akan dibut uhkan 800 kapal , di mana t enaga kerj a yang dibut uhkan unt uk sebuah kapal t ipe l ongl i ne sebanyak 10 orang, sebuah kapal t r awl sebesar 20 orang unt uk wakt u 6 bul an berl ayar dan unt uk kapal pur se sei ne dibut uhkan 30 orang. Bel um l agi dit ambah kebut uhan pel aut -pel aut di l uar negeri, di mana ada kecenderungan yang t erus meningkat , karena anak-anak mudanya enggan bekerj a di l aut . Cont ohnya di Bel anda membut uhkan pel aut set iap t ahun sebanyak 800 orang.

Adapun t enaga t erampil yang dibut uhkan di bidang kel aut an adal ah orang yang memenuhi syarat t ert ent u dan prof esional dibidangnya. Apabil a hal ini dikombinasikan dengan dat a hasil ikan t angkapan perkiraan kebut uhan t enaga kerj a adal ah sebagai berikut sepert i t ersaj i pada Tabel 3. 4.

Tabel 3. 4 Perkiraan Kebut uhan Tenaga Kerj a Berkait an Produksi Ikan Tangkap dari Perairan Indonesia (5% Meningkat Membut uhkan 800 Kapal)

Produksi Ikan t angkap

Kebut uhan Tenaga Kerj a Tahun 2002

Peningkat an 5 %

Rat a-rat a 30 orang/ kapal

4. 069. 420 t on/ t ahun

203. 471 t on/ t ahun

24. 000 orang

Kebut uhan t enaga kerj a pel aut penangkap ikan t ersebut di at as sinergis dengan kebut uhan t enaga kerj a di bidang t eknik perkapal an khususnya sert a bidang t erkait l ainnya. Dal am usaha budidaya perikanan l aut sepert i udang dengan met ode budidaya udang secara int ensif akan diperl ukan t enaga pel aksana yang mempunyai kual if ikasi kompet ensi t ert ent u pul a.

Tabel 3. 5 Jumlah Tenaga Kerj a yang Terlibat pada Budidaya Udang

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203

Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Deviden Pada PT. Indosat

8 108 124

Penerapan Data Mining Untuk Memprediksi Fluktuasi Harga Saham Menggunakan Metode Classification Dengan Teknik Decision Tree

20 110 145

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Pengahsilan (SPT PPn) Dengan Menggunakan Elektronik Surat Pemberitahuan (E-SPT PPn 1111) Pada PT. INTI (Persero) Bandung

7 57 61

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

Pembangunan Aplikasi Augmented reality Sistem Eksresi Pada Manusia Dengan Menggunakan Leap Motion

28 114 73

Implementasi Term Frequency Inverse Document Frequency TF IDF dan Vector Space Model Untuk Klasifikasi Berita Bahasa Indonesia

20 102 40