7. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Menurut UU No. 33 Tahun 2004
Tabel 3-7. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Menurut UU No. 33 Tahun 2004
Sumber
Pemerint ah
Ket erangan Penerimaan
Pusat
Daerah
Pert ambangan
Sudah Minyak Bumi
15, 5 % t erdiri dari :
• Provinsi (3%)
dikurangi • Kabupat en/ Kot a penghasil (6 %)
paj ak
• Kabupat en/ Kot a l ainnya (6 %)
0, 5 % unt uk pendidikan dasar • Provinsi (0, 1%) • Kabupat en/ Kot a penghasil (0, 2%) • Kabupat en/ Kot a l ainnya (0, 2%)
Sumber
Pemerint ah
Ket erangan Penerimaan
Pusat
Daerah
Pert ambangan
Set el ah Gas Bumi
30, 5 % t erdiri dari :
• Provinsi (6%)
dikurangi • Kabupat en/ Kot a penghasil (12 %)
paj ak
• Kabupat en/ Kot a l ainnya (12 %)
0, 5 % unt uk pendidikan dasar • Provinsi (0, 1%) • Kabupat en/ Kot a penghasil (0, 2%) • Kabupat en/ Kot a l ainnya (0, 2%)
Pert ambangan
Set el ah Umum
80 % t erdiri dari :
Land r ent (iuran t et ap)
dikurangi
• Provinsi (16%)
paj ak • Kabupat en/ Kot a penghasil (64 %) Royal t i • Provinsi (16 %) • Kabupat en/ Kot a penghasil (32 %) • Kabupat en/ Kot a l ainnya (32 %)
Pert ambangan
80 % t erdiri dari :
Panas Bumi
• Provinsi (16%) • Kabupat en/ Kot a penghasil (12 %) • Kabupat en/ Kot a l ainnya (12 %) Royal t i • Provinsi (16%) • Kabupat en/ Kot a penghasil (32 %) • Kabupat en/ Kot a l ainnya (32 %)
Kehut anan
80 % t erdiri dari : IHPH • Provinsi (16%) • Kabupat en/ Kot a penghasil (64%) Provisi SDH • Provinsi (16%) • Kabupat en/ Kot a penghasil (32 %) • Kabupat en/ Kot a l ainnya (32 %)
Dana Reboisasi
40 % digunakan ut k rehabil it asi hut an Perikanan
80 %Terdiri dari : • Pungut an Pengusaha Perikanan • Pungut an Hasil Perikanan (dibagi
sama ke sel uruh kabupat en/ kot a di Indonesia)
Sumber : UU No. 33 Tahun 2004 (Pasal 11 sampai dengan Pasal 24).
Dat a impl ement asi dana al okasi daerah menunj ukkan bahwa secara t ot al hasil al am daerah unt uk non-minyak dan gas rel at if kecil nil ainya dibandingkan hasil dari minyak dan gas. Dengan demikian, besarnya penerimaan pemerint ah daerah yang berasal dari hasil al am non-minyak dan gas perl u didorong mel al ui peningkat an invest asi dan pengem bangan akt i vi t as secar a ef i si en sehi ngga di har apkan dapat m enopang perekonomian daerah apabil a pendapat an dari sumberdaya minyak dan gas suat u saat habis.
Kondisi t ersebut membawa impl ikasi bagi daerah yang memil iki pot ensi ekonomi kel aut an yang baik mul ai diarahkan unt uk mel akukan invest asi dari pendapat an yang diperol eh baik dari APBN, APBD maupun invest asi dari pihak swast a dan masyarakat . Invest asi t er sebut di ar ahkan pada sekt or -sekt or kel aut an pr i or i t as yang memi l i ki kemampuan pengembal ian ( r at e of r et ur n) yang t inggi sehingga dapat dibangkit kan akt i vi t as ekonomi yang mampu menci pt akan l apangan ker j a ser t a di kel ol a secar a berkel anj ut an.
Dari gambaran t ersebut , maka sekt or-sekt or usaha di bidang kelaut an belum secara si gni f i kan m enj adi pengar usut am a dal am pem bangunan nasi onal . Hal t er sebut
memberikan kesempat an bagi pot ensi ekonomi kelaut an unt uk menj adi sekt or st rat egis.