Kebijakan Ekonomi Kelautan Dengan Model

DEWAN KELAUTAN INDONESIA

KEBI JAKAN EKONOMI KELAUTAN DENGAN MODEL EKONOMI BI RU

KEMENTERI AN KELAUTAN DAN PERI KANAN SEKRETARI AT JENDERAL SATUAN KERJA DEWAN KELAUTAN I NDONESI A

TAHUN 2012

Tim Penyusun

Pengarah

: Sharif C. Sut ardj o

Penanggungj awab : Dr. Ir. Gel l wyn Yusuf , M. Sc Ket ua

: Prof . Dr. Ir. H. Tridoyo Kusumast ant o, MS Wakil Ket ua

: Dr. Ir. Dedy H. Sut isna, MS Sekret aris

: Dr. Ir. Sugeng Hari Wisudo, M. Si Anggot a

: Prof . Firmanzah, Ph. D

Dr. Sunot o, M. E. S Dr. Ir. Suseno, MM Syarif Syahrial , SE, ME Dr. Ir. Sri Yant i Wibisana, MPM Ir. R. Anang Noegroho S. M, SCM, MEM Ir. R. Nil ant o Perbowo, M. Sc Dr. Ir. Syahrowi R. Nusir, MM Dr. Agus Heri Purnomo Dr. Ir. Arif Sat ria Dr. Ir. Gabriel Ant honius Wagey, MSc Dr. Rizal E. Hal im Nurkhol is, M. Si Drs. Tomo HS, M. Si M. Armansyah, ST Jat u Faj arika N, S. Kel

KATA PENGANTAR

Semenj ak dirat if ikasinya Uni t ed Nat i on Convent i on on t he Law of The Sea mel al ui Undang-undang No. 17 Tahun 1985 t ent ang Pengesahan Konvensi Perserikat an Bangsa- Bangsa t ent ang HUKUM LAUT 1982, Indonesia bel um memil iki kebij akan yang secara spesif ik mengat ur l aut . Padahal , dua pert iga wil ayahnya berupa perairan l aut dan karenanya menj adi Negara Kepul auan. Sumberdaya al am l aut yang t erkandung didal am nya demikian besar, mencakup sumberdaya al am yang dapat diperbarui ( r enewabl e r esour ces) maupun t idak (non r enewabl e r esour ces). Selain it u j uga mengandung sumber energi al t ernat if dan j asa kel aut an. Dengan demikian kebij akan kel aut an nasional yang mampu mengint egrasikan pembangunan ekonomi semua sekt or secara berkel anj ut an mut l ak diperl ukan agar dapat mengat ur pemanf aat an pot ensi kel aut an yang demikian besar unt uk mensej aht erakan rakyat .

Undang-undang No. 17 Tahun 2007 mencant umkan 8 (del apan) misi pembangunan nasional unt uk mencapai Visi “ Indonesia yang Mandiri, Maj u, Adil dan Makmur” . Sal ah sat u misi t ersebut adal ah “ Mewuj udkan Indonesia menj adi negara kepul auan yang mandiri, maj u, kuat , dan berbasiskan kepent ingan nasional ” . St rat egi pembangunan nasional yang digunakan unt uk mencapai visi dan misi sebagaimana diamanat kan dal am Undang-undang No. 17 Tahun 2007 adal ah pembangunan yang berkel anj ut an dengan semangat yang pro-poor, pro-growt h, pro-j ob dan pro-environment . Kebij akan pembangunan kel aut an Nasional dibangun dari 5 pil ar ut ama yang t erdiri dari Budaya Bahari ( Ocean Cul t ure), Tat a Kelola di Laut (Ocean Governance), Pert ahanan, Keamanan Dan Keselamat an di Laut ( Mar i t i me Secur i t y), Ekonomi Kel aut an (Ocean Economy) dan Lingkungan Laut ( Mar i ne Envi r onment ). Kedua pi l ar ekonomi dan l i ngkungan i ni l ah yang menj adi komponen int i dal am konsep Ekonomi Biru, karena pada dasarnya Ekonomi Biru adal ah paradigma pembangunan ekonomi yang berazaskan pada prinsip-prinsip ekosist em.

Dalam f orum Konf erensi Rio+20 di Brasil akhir Juni 2012, Presiden RI dalam pidat onya t idak hanya mengaj ak dunia unt uk bersama-sama mel aksanakan ekonomi hij au dal am pembangunan nasionalnya, t et api j uga mengkampanyekan ekonomi biru ( Bl ue Economy), di mana l aut menj adi bagian int egral unt uk t uj uan pembangunan yang berkel anj ut an ( Sust ai nabl e Devel opment Goal s). Ol eh karena it u, model ekonomi biru perl u dij adikan bagian dari gr and desi gn pembangunan kel aut an nasional .

Konsep Ekonomi Biru ( Bl ue Economy) merupakan konsep yang menggabungkan pengembangan ekonomi dan pel est arian l ingkungan. Konsep Ekonomi Biru mencont oh cara kerj a al am (ekosist em), bekerj a sesuai dengan apa yang disediakan al am dengan

ef isien dan t idak mengurangi t api j ust ru memperkaya al am ( shi f t i ng f r om scar ci t y t o ef isien dan t idak mengurangi t api j ust ru memperkaya al am ( shi f t i ng f r om scar ci t y t o

ef isiensi l ebih t inggi unt uk mengal irkan nut rien dan energi t anpa meninggal kan l imbah unt uk mendayagunakan kemampuan seluruh kont ribut or dan memenuhi kebut uhan dasar bagi sem uanya. Mer uj uk pada konsep t er sebut di at as, m aka Indonesi a dapat mengembangkan t eori t ersebut ke dal am pembangunan bidang kel aut an dengan model ekonomi biru sebagai penopang Pembangunan Nasional .

Kebij akan Kel aut an, dengan Model Ekonomi Biru, mel al ui sekt or ekonomi kel aut an, memiliki 8 (delapan) st rat egi pengembangan yait u pada sekt or perhubungan laut , indust ri kel aut an, perikanan, pariwisat a bahari, energi dan sumberdaya mineral , bangunan kel aut an, j asa kel aut an, l int as sekt or bidang kel aut an. Di dal am masing-masing st rat egi pengembangan t ersebut , t erdapat upaya-upaya yang merupakan ruang bagi masing- masing sekt or yang bersangkut an unt uk secara kreat if mengembangkan bisnis di sekt ornya yang menggunakan model ekonomi biru. Keberhasil an pembangunan ekonomi kel aut an dengan model Ekonomi Bi r u membut uhkan komi t men par a pemangku kepent i ngan khususnya t erkait dengan berbagai kebij akan baik lokal maupun nasional, SDM, t eknologi, akses keuangan, indust rial isasi (hul u dan hil ir), pendidikan, dan kesadaran kol ekt if masyarakat akan pot ensi kel aut an dan yang t ak kal ah pent ingnya adal ah pol it ical wil l dari pemerint ah dan l egisl at if .

Saya menyadar i bahw a kebi j akan kel aut an dengan model ekonomi bi r u i ni merupakan konsep awal bagi Pengembangan Ekonomi Kel aut an. Ol eh karenanya masih banyak membut uhkan masukan dan perbaikan. Harapan saya semoga konsep Kebij akan ini dapat dij adikan bahan rumusan bagi Bangsa Indonesia dal am menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2014-2019 dan dij adikan pedoman bagi st akehol der s dal am pengel ol aan pot ensi kel aut an unt uk kesej aht eraan masyarakat .

Akhirnya, kepada semua pihak yang t elah berkont ribusi dalam penyusunan kebij akan ini, kami ucapkan t erima kasih dengan apresiasi t inggi. Semoga bermanf aat .

Jakart a, Desember 2012 Ment eri Kel aut an dan Perikanan sel aku Ket ua Harian Dewan Kel aut an Indonesia

Sharif C. Sut ardj o

EXECUTIVE SUMMARY KEBIJAKAN KELAUTAN DENGAN MODEL EKONOMI BIRU

Semenj ak dirat if ikasinya Uni t ed Nat i on Convent i on on t he Law of The Sea mel al ui Undang-undang No. 17 Tahun 1985 t ent ang Pengesahan Konvensi Perserikat an Bangsa- Bangsa t ent ang HUKUM LAUT 1982, Indonesia bel um memil iki kebij akan yang secara spesif ik mengat ur laut . Sebagai sebuah negara kepulauan t erbesar di dunia maka wilayah pesisir, laut dan laut an adalah t umpuan harapan yang harus dikembangkan secara lest ari dan mampu mensej aht erakan segenap komponen bangsa di t anah airnya sendiri. Dengan demikian kebij akan kel aut an nasional yang mampu mengint egrasikan pembangunan ekonomi semua sekt or secara berkel anj ut an mut l ak diperl ukan agar dapat mengat ur pemanf aat an pot ensi kel aut an yang demikian besar unt uk mensej aht erakan rakyat .

Undang-undang No. 17 Tahun 2007 mencant umkan 8 (del apan) misi pembangunan nasional unt uk mencapai Visi “ Indonesia yang Mandiri, Maj u, Adil dan Makmur” . Sal ah sat u misi t ersebut adal ah “ Mewuj udkan Indonesia menj adi negara kepul auan yang mandiri, maj u, kuat , dan berbasiskan kepent ingan nasional ” . St rat egi pembangunan nasional yang digunakan unt uk mencapai visi dan misi sebagaimana diamanat kan dal am Undang-undang No. 17 Tahun 2007 adal ah pembangunan yang berkel anj ut an dengan semangat yang pro-poor, pro-growt h, pro-j ob dan pro-environment . Kebij akan pembangunan kel aut an Nasional dibangun dari 5 pil ar ut ama yang t erdiri dari Budaya Bahari ( Ocean Cul t ure), Tat a Kelola di Laut (Ocean Governance), Pert ahanan, Keamanan Dan Keselamat an di Laut ( Mar i t i me Secur i t y), Ekonomi Kel aut an (Ocean Economy) dan Lingkungan Laut ( Marine Environment ). Kedua pilar ekonomi dan lingkungan inilah yang menj adi komponen int i dal am konsep Ekonomi Biru, karena pada dasarnya Ekonomi Biru adal ah paradigma pembangunan ekonomi yang berazaskan pada prinsip-prinsip ekosist em.

Kelaut an sebagai bidang yang t erdiri dari mult isekt or memerlukan sebuah kebij akan yang sinergis pada sekt or ekonomi kel aut an mengingat ket erkait an yang erat ant ar akt i vi t as ekonomi , bai k di dal am maupun di l uar sekt or, sangat ber per an dal am keberhasilan pembangunan ekonomi kelaut an. Dalam rangka menyusun ket erpaduan dan keharmonisan pembangunan ekonomi kelaut an sehingga berkelanj ut an, maka penyusunan kebij akan Pembangunan Ekonomi Kel aut an Berbasis Ekonomi Biru dal am pembangunan nasional menj adi suat u keharusan.

Dalam f orum Konf erensi Rio+20 di Brasil akhir Juni 2012, Presiden RI dalam pidat onya t idak hanya mengaj ak dunia unt uk bersama-sama mel aksanakan ekonomi hij au dal am pembangunan nasionalnya, t et api j uga mengkampanyekan ekonomi biru ( Bl ue Economy), di mana l aut menj adi bagian int egral unt uk t uj uan pembangunan yang berkel anj ut an ( Sust ai nabl e Devel opment Goal s). Ol eh karena it u, model ekonomi biru perl u dij adikan bagian dari gr and desi gn pembangunan kel aut an nasional .

Konsep Ekonomi Biru ( Bl ue Economy) merupakan konsep yang menggabungkan pengembangan ekonomi dan pel est arian l ingkungan. Konsep Ekonomi Biru mencont oh cara kerj a al am (ekosist em), bekerj a sesuai dengan apa yang disediakan al am dengan

ef isien dan t idak mengurangi t api j ust ru memperkaya al am ( shi f t i ng f r om scar ci t y t o abundance), l imbah dari yang sat u menj adi makanan/ sumber energi bagi yang l ain, sehingga sist em kehidupan dal am ekosist em menj adi seimbang, energi didist ribusikan secara ef isien dan merat a t anpa ekst raksi energi ekst ernal , bekerj a menuj u t ingkat

ef isiensi l ebih t inggi unt uk mengal irkan nut rien dan energi t anpa meninggal kan l imbah unt uk mendayagunakan kemampuan seluruh kont ribut or dan memenuhi kebut uhan dasar bagi sem uanya. Mer uj uk pada konsep t er sebut di at as, m aka Indonesi a dapat mengembangkan t eori t ersebut ke dal am pembangunan bidang kel aut an dengan model ekonomi biru sebagai penopang Pembangunan Nasional .

Kebij akan Kel aut an dengan Model Ekonomi Biru mel al ui bidang ekonomi kel aut an, memil iki 8 (del apan) sekt or pengembangan yait u sekt or perhubungan l aut , indust ri kel aut an, perikanan, pariwisat a bahari, energi dan sumberdaya mineral , bangunan kel aut an, j asa kel aut an sert a l int as sekt or bidang kel aut an. Dari 8 (del apan) sekt or t ersebut , maka muncul l ah 8 (del apan) st rat egi pengembangan ekonomi. Sebagai t indak lanj ut nya maka dalam masing-masing st rat egi pengembangan ekonomi t ersebut t erdapat upaya-upaya yang merupakan ruang bagi masing-masing sekt or yang bersangkut an unt uk secara kreat if mengembangkan bisnis di sekt ornya yang menggunakan model ekonomi biru.

Kebij akan Pengembangan Ekonomi Kelaut an dapat diringkas sebagai Pengembangan

Ekonomi Kelautan dengan Model Ekonomi Biru sebagai Akselerator bagi Terwuj udnya Indonesia Sebagai Negara Kepulauan yang Mandiri, Maj u, Kuat , dan Berbasiskan

Kepentingan Nasional. Kebij akan t ersebut dilakukan melalui 8 (delapan) st rat egi ant ara l ain Pengembangan Ekonomi Sekt or Perhubungan Laut , Sekt or Indust ri Kel aut an, Sekt or

Perikanan, Sekt or Pariwisat a Bahari, Sekt or Energi dan Sumberdaya Mineral Kel aut an, Sekt or Bangunan Kel aut an, Sekt or Jasa Kel aut an dan Pengembangan Ekonomi Lint as Sekt or Bidang Kel aut an. St rat egi-st rat egi t ersebut dapat diimpl ement asikan ol eh set iap sekt or mel al ui berbagai upaya unt uk mel akukan kegiat an bisnis dengan menggunakan model ekonomi biru yang dikembangkan dengan inovasi dan kreat ivit as dari masing- masing sekt or t ersebut .

Keber hasi l an pem bangunan ekonom i kel aut an dengan m odel Ekonom i Bi r u membut uhkan suat u perencanaan yang komprehensif dan berpihak t erhadap kepent ingan masyarakat sert a lingkungan. Pembangunan t ersebut harus didasarkan pada ket erpaduan geograf is, ket erpaduan ekol ogis, ket erpaduan ant ar st akehol der s, ket erpaduan ant ar sekt or, dan ket erpaduan ant ar il mu penget ahuan.

Kebij akan Pengembangan Ekonomi Kelaut an dengan Model Ekonomi Biru selanj ut nya dapat dil aksanakan secara berkel anj ut an sert a memberikan kont ribusi yang signif ikan pada pembangunan bangsa dan negara sert a kesej aht eraan rakyat secara adil di segenap wil ayah NKRI.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i EXECUTIVE SUMMARY KEBIJAKAN KELAUTAN DENGAN MODEL EKONOMI BIRU . . . iii DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . viii

Bab 1 PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1. 1 Lat ar Bel akang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1. 2 Pent ingnya Laut dal am Perspekt if Pembangunan Nasional . . . . . . .

Bab 2 KEBIJAKAN KELAUTAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Bab 3 EKONOMI KELAUTAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

3. 1 Ekonomi Kel aut an Sebagai Arus Ut ama Pembangunan

Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

3. 2 Perl unya Int egrasi Ant ar Sekt or Dal am Pembangunan Ekonomi Kel aut an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28

Bab 4 EKONOMI KELAUTAN DENGAN MODEL EKONOMI BIRU . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

4. 1 Ekonomi Biru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31

4. 2 Pembangunan Ekonomi Kel aut an dengan Model Ekonomi Biru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37

Bab 5 KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EKONOMI KELAUTAN DENGAN MODEL EKONOMI BIRU . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40

5. 1 Kebij akan Makro Pembangunan Kel aut an Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . 40

5. 2 Kebij akan Pengembangan Ekonomi Kel aut an dengan Model Ekonomi Biru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5. 3 St rat egi dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kelaut an dengan Model Ekonomi Biru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 45

Bab 6 PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Daf t ar Beberapa Undang-Undang yang t erkait dengan Bidang Kel aut an . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

9 Tabel 3. 1 Perbandingan Kont ribusi Bidang Kel aut an Beberapa Negara . . . . . . . . . . . . 19

Tabel 3. 2 Dist ribusi Persent ase Produk Domest ik Brut o Bidang Kel aut an periode t ahun 2001 - 2005 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20

Tabel 3. 3 Nil ai Koef isien ICOR Bidang Kel aut an, berdasar Tabel I-O . . . . . . . . . . . . . . 21 Tabel 3. 4 Perkiraan Kebut uhan Tenaga Kerj a Berkait an Produksi Ikan

Tangkap dari Perairan Indonesia (5% Meningkat Membut uhkan 800 Kapal ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24

Tabel 3. 5 Juml ah Tenaga Kerj a yang Terl ibat pada Budidaya Udang Unt uk Menghasil kan 100. 000 Ton Udang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 24 Tabel 3. 6 Juml ah Tenaga Kerj a yang Terl ibat Pada Budidaya Ikan Kerapu Unt uk Menghasil kan 300 Ton Ikan Kerapu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 25 Tabel 3. 7 Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Menurut UU No. 33 Tahun 2004 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26 Tabel 5. 1 Kebij akan, St rat egi dan Upaya yang diperl ukan unt uk Pengembangan Ekonomi Kel aut an Nasional Dengan Model

Ekonomi Biru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pil ar St rat egi Pembangunan Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 Gambar 3. 1 Sist em Pembangunan Kel aut an Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 Gambar 3. 2. Perbandingan Kont ribusi Bidang Kelaut an Beberapa Negara Eropa . . . . . 18 Gambar 3. 3 Model Pembangunan Ekonomi Kel aut an Nasional dengan

Pengembangan Int egrasi Ant ar Sekt or . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 30 Gambar 4. 1 Ket erkait an Wor l d Ocean Conf er ence (WOC) 2009 dengan Pil ar Kebij akan Ekonomi Kel aut an dan Lingkungan Laut sert a Ekonomi Biru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

Gambar 4. 2 Daerah Impl ement asi Segit iga Terumbu Karang ( Cor al Tr i angl e Ini t i at i ve f or Cor al Reef , Fi sher i es and Food Secur i t y) . . . . . . . . . . . . . 33 Gambar 5. 1 Cont oh Impl ement asi Bisnis Sekt or Perhubungan Laut Dengan Model Ekonomi Biru (Kement erian Perhubungan) . . . . . . . . . . . . 46 Gambar 5. 2 Cont oh Impl ement asi Bisnis Sekt or Indust ri Marit im Dengan Model Ekonomi Biru (Kement erian Perhubungan) . . . . . . . . . . . . 48 Gambar 5. 3 Cont oh Impl ement asi Bisnis Sekt or Perikanan Dengan Model Ekonomi Biru unt uk Produk Rumput Laut (Kement erian Kel aut an dan Perikanan) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50

Gambar 5. 4 Cont oh Impl ement asi Bisnis Sekt or Perikanan dengan Model Ekonomi Biru berupa Si l vof i sher y (Kement erian Kel aut an dan Perikanan) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50

Gambar 5. 5 Cont oh Impl ement asi Bisnis Sekt or Wisat a Bahari Dengan Model Ekonomi Biru (Kement erian Pariwisat a dan Ekonomi Kreat if ) . . . . . . . 52 Gambar 5. 6 Cont oh Impl ement asi Bisnis Sekt or Energi dan

Sumberdaya Mineral Kel aut an Dengan Model Ekonomi Biru (Kement erian Energi dan Sumberdaya Mineral ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

54 Gambar 5. 7 Cont oh Impl ement asi Bisnis Sekt or Bangunan Kel aut an dengan Model Ekonomi Biru pada unt uk Eco Fi shi ng Por t (Kement erian Kel aut an dan Perikanan) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 56

Gambar 5. 8 Cont oh Impl ement asi Bisnis Sekt or Jasa Kel aut an Dengan Model Ekonomi Biru unt uk kerj asama penel it ian unt uk indust ri garam (Kement erian Kel aut an dan Perikanan) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57

Gambar 5. 9 Cont oh Impl ement asi Bisnis Lint as Sekt or

Bidang Kel aut an dengan Model Ekonomi Biru dal am Bent uk Model Bisnis Terint egrasi di Lombok Timur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59

Gambar 5. 10 Cont oh Impl ement asi Bisnis Lint as Sekt or Bidang Kel aut an Dengan Model Ekonomi Biru dal am Bent uk Model Pengembangan Ekonomi Kawasan Terbat as di Nusa Penida . . . . . . .

59

Bab 1 PENDAHULUAN

1. 1 Lat ar Belakang

Posisi Indonesia yang t erl et ak di ant ara benua Asia dan Aust ral ia sert a diapit ol eh Samudera Pasif ik dan Samudera Hindia menj adikan wil ayah perairan l aut Indonesia sebagai perairan berprodukt ivit as t inggi dengan daya dukung al am (nat ur al car r yi ng capacit y) yang kuat . Selain it u, let ak Indonesia di wilayah t ropis dengan t ingkat perubahan suhu l ingkungan yang rel at if rendah memungkinkan perkembangan berbagai hayat i l aut sehingga Indonesia dipandang dunia sebagai daerah “ megabi odi ver si t y” . Posisi geograf is

yang st rat egis ini menj adikan Indonesia sebagai wil ayah yang berpot ensi besar baik dal am hal ekonomi maupun geo-pol it ik. Sekit ar 40% l al u l int as perdagangan barang dan j asa yang diangkut kapal mel int asi perairan Indonesia. Dengan 75% wil ayah Indonesia berupa laut dan wilayah pesisir ( coast al zone) dengan kandungan sumberdaya alam yang kaya dan beragam, maka sekt or kelaut an merupakan sekt or st rat egis bagi pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. Sekit ar 70% produksi minyak dan gas nasional berasal dari wil ayah pesisir dan l aut an ( of f shor e). Sumberdaya hidrokarbon, khususnya minyak dan gas yang t er sedi a di 60 t i t i k cekungan masi h sangat besar sedangkan yang sudah dieksploit asi relat if masih sedikit . Minyak, t ersedia 86, 9 miliar barel, dan baru dicadangkan unt uk diekspl oit asi 9, 1 mil iar barel , sedangkan yang sudah diproduksi baru mencapai 0,387 miliar barel. Gas, t ersedia 384,7 Trillion St andard Cubic Feet (TSCF), dan dicadangkan 185, 8 TSCF, sedangkan yang sudah diproduksi hanya 2, 95 TSCF (Firmanzah, 2012).

Posi si geogr af i s Indonesi a yang memungki nkan Indonesi a unt uk mendapat kan manf aat ekonomi pol it ik yang l ebih besar t ersebut hanya dapat diraih bil a Indonesia memil iki geo-pol it ik, geo-ekonomi dan geo-st rat egis yang j el as dan t erarah. Agar peran ekonomi kel aut an dapat t erus dikembangkan unt uk meningkat kan kemakmuran bangsa dan sel anj ut nya memanf aat kan posisi geograf is yang st rat egis maka diperl ukan sebuah per geser an par adi gma pembangunan yang l ebi h memahami j at i di r i bangsa Indonesi a sebagai bangsa bahar i dan negar a kepul auan t er besar di duni a ser t a memadukan kekuat an ekonomi ber basi s dar at dan l aut sebagai si ner gi kekuat an ekonomi nasi onal . Perubahan pemikiran t ersebut harus segera dil akukan mengingat perubahan l ingkungan st rat egis ant ar bangsa yang sangat cepat sehingga posisi bangsa Indonesia di percat uran regional maupun gl obal harus didasarkan kepada endowment yang memil iki daya saing dinamik di masa sekarang dan mendat ang.

Dal am rangka menuj u kemaj uan perekonomian Indonesia, maka diperl ukan suat u

f ormul asi kebij akan pembangunan kel aut an nasional ( Nat i onal Ocean Devel opment Pol i cy) yang int egral dan komprehensif yang nant inya menj adi payung polit ik bagi semua inst it usi negara, swast a dan masyarakat yang mendukung t erwuj udnya Indonesia menj adi negara kepul auan yang mandiri, maj u, kuat , dan berbasiskan kepent ingan nasional . Guna menj adikan kel aut an sebagai l eadi ng sect or dal am pembangunan ekonomi, maka pendekat an kebij akan yang dilakukan harus mempert imbangkan ket erkait an ant ar sekt or ekonomi dal am l ingkup bidang kel aut an maupun ekonomi berbasis darat an. Karena karakt erist ik darat an yang berbeda dengan l aut , maka perl u dicari konsep yang dapat mengint egrasikan visi pembangunan yang sesuai dengan kondisi Indonesia sebagai Negara Kepul auan dengan l uas l aut yang dominan.

Pembangunan kel aut an nasional j uga diarahkan unt uk mendukung pengembangan ekonomi rakyat secara komprehensif sert a harus sinergi dengan grand st rat egi pembangunan nasional yang dit et apkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panj ang 2005-2025, yakni: pr o-poor (pengent asan kemiskinan), pr o-gr owt h (pert umbuhan), pr o-j ob (penyerapan t enaga kerj a) dan pr o-envi r onment (melest arikan lingkungan). Selain it u, sinergi ant ara eksekut if , l egisl at if dan yudikat if dal am memberikan gui del i ne dal am pembangunan kel aut an menj adi sangat menent ukan. Dukungan l egisl at if t erhadap eksekut if dal am menyusun rencana anggaran pembangunan yang t erkait dengan bidang kel aut an sangat pent i ng unt uk m eni ngkat kan kapasi t as pem bangunan kel aut an nasi onal secar a berkel anj ut an demi kemakmuran rakyat .

1. 2 Pent ingnya Laut dalam Perspekt if Pembangunan Nasional

Dal am f orum Konf erensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20 di Brasil akhir Juni 2012 yang membahas pembangunan berkel anj ut an dengan mengedepankan keseimbangan ant ara upaya meningkat kan pert umbuhan gl obal dan pembangunan berwawasan l ingkungan at au dikenal dengan pendekat an ekonomi hij au (Gr een Economy), Presiden RI, Bapak

Dr. H. Bambang Susil o Yudhoyono, dal am pidat onya menyat akan “ For Indonesia, Blue

Economy is Our Next Front ier” , yang int inya t idak hanya mengaj ak dunia unt uk bersama- sama mel aksanakan ekonomi hij au dal am pembangunan nasional nya, t et api j uga meng-

kampanyekan ekonomi biru ( Bl ue Economy), di mana laut menj adi bagian int egral unt uk t uj uan pembangunan yang berkel anj ut an t ersebut ( Sust ai nabl e Devel opment Goal s). Dengan demikian, secara ekspl isit Presiden RI, Bapak Dr. H. Bambang Susil o Yudhoyono, t el ah mengarahkan konsep ekonomi biru sebagai gr and desi gn pembangunan kel aut an nasional di masa depan.

Dengan t erbat asnya sumberdaya darat an maka pengembangan akt ivit as ekonomi berbasiskan pesisir dan l aut (kel aut an) menj adi sangat pent ing bagi masa depan bangsa Indonesia. Pembangunan ekonomi dal am bidang kel aut an bel um menj adi mai nst r eam pembangunan ekonomi Indonesia, wal aupun demikian bidang kel aut an yang t erdiri dari t uj uh sekt or ekonomi, yakni (i) perhubungan l aut , (ii) indust ri marit im, (iii) perikanan, (iv) wisat a bahari, (v) energi dan sumberdaya mineral , (vi) bangunan kel aut an sert a (vii) j asa kel aut an, memil iki kont ribusi sebesar 22, 42% t erhadap produk domest ik brut o (PDB) nasional pada t ahun 2005. Nilai kont ribusi ekonomi yang cukup signif ikan t ersebut diikut i dengan daya serap yang t inggi t erhadap l apangan kerj a seharusnya mampu mensej aht erakan rakyat dan segenap komponen bangsa di t anah air. Namun karena komit men pembangunan kel aut an nasional yang masih t erbat as mengakibat kan pot ensi yang dimil iki ol eh bidang kel aut an (f ungsi dan sumberdaya) masih bel um dikembangkan secara opt imal .

Indonesia sebagai negara marit im dan kepulauan t erbesar di dunia memiliki pot ensi pembangunan ekonomi kel aut an dan perikanan yang sangat besar dan beragam. Pot ensi kel aut an Indonesia didal amnya dapat dipil ah menj adi 4 kel ompok sumberdaya kel aut an yait u: Per t ama adal ah sumberdaya al am t erbarukan (r enewabl e r esour ces) ant ara l ain adal ah: perikanan, hut an bakau ( mangr ove), rumput l aut (seaweed), padang l amun ( seagr ass) dan t erumbu karang (cor al r eef s). Kedua sumberdaya al am t ak t erbarukan ( non r enewabl e r esour ces) yakni: minyak, gas bumi, t imah, bauksit , bij i besi, pasir kwarsa, bahan t ambang, dan mineral l ainnya. Ket iga energi kel aut an berupa: energi gel ombang, OTEC ( Ocean Ther mal Ener gy Conver t i on), pasang surut dan arus l aut . Keempat berupa l aut sebagai envi r onment al ser vi ce dimana l aut merupakan media t ransport asi, komunikasi, rekreasi, pariwisat a, pendidikan, penel it ian, pert ahanan dan keamanan, pengat ur ikl im ( cl i mat e r egul at or ) dan sist em penunj ang kehidupan l ainnya ( l if e-suppor t ing syst em). Pot ensi ekonomi sekt or kelaut an Indonesia diperkirakan mampu mencapai US$ 1, 2 t riliun per t ahun dengan penyerapan t enaga kerj a berpot ensi mencapai

40 j ut a orang. Dengan modal pot ensi kel aut an t ersebut , Indonesia memandang l aut dapat menj adi t umpuan pembangunan nasional yang berkel anj ut an dan berkeadil an (Firmanzah, 2012).

Dat a organisasi PBB unt uk program Lingkungan (UNEP, 2009) menyebut kan bahwa t erdapat 64 wil ayah perairan yang merupakan Lar ge Mar i ne Ecosyst em (LME) di sel uruh dunia yang disusun berdasarkan t ingkat kesuburan, produkt ivit as dan pengaruh perubahan ikl im t erhadap masing-masing LME. Indonesia memil iki akses l angsung kepada 6 wil ayah

LME yang mempunyai pot ensi kel aut an dan perikanan cukup besar, yakni LME 34 – Tel uk Bengala; LME 36 – Laut China Selat an; LME 37 – Sulu Celebes; LME 38 – Laut -laut Indonesia; LME 39 – Araf ura – Gul f Carpent aria; LME 45 – Laut Aust ral ia Ut ara. Pot ensi sumberdaya kel aut an dan perikanan ini diharapkan dapat dimanf aat kan secara opt imal sehingga sekt or kelaut an dan perikanan mampu menj adi penggerak pembangunan ekonomi nasional.

Laut sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa harusnya dapat dij adikan sebagai salah sat u pi l ar ut ama unt uk membant u mengaksel er asi t er w uj udnya kemakmur an dan kej ayaan bangsa Indonesia. Tambahan pul a, l aut bagi NKRI j uga memil iki makna dan

f ungsi yang sangat st rat egis, yait u l aut sebagai: (1) wil ayah kedaul at an bangsa, (2) lingkungan dan sumberdaya, (3) media kont ak sosial, ekonomi, dan budaya, (4) geost rat egi, geopol it ik, geokul t ural , dan geoekonomi negara, dan (5) sumber dan media penyebar bencana al am.

Harus diakui bahwa hingga saat ini pembangunan ekonomi kelaut an Indonesia belum memberikan kont ribusi yang signif ikan at au opt imal bagi kemaj uan dan kesej aht eraan bangsanya. Hal ini dapat t erl ihat j el as bil a membandingkan rat io l uas l aut dan panj ang

pant ai t erhadap besarnya kont ribusi bidang kel aut an unt uk t ot al Produk Domest ik Brut o (PDB) nasional nya. Sebagai gambaran, ekonomi kel aut an Jepang mampu menyumbang hingga 48, 4% bagi PDB nasional nya (set ara 17. 552 mil iar dol ar AS), sement ara Korea Sel at an sanggup menyumbang hingga 37% bagi PDB nasional nya, dan Viet nam bidang kel aut annya memberikan kont ribusi hingga 57, 6% bagi PDB nasional nya. Padahal ket iga negara diat as, l uas l aut an dan panj ang pant ainya rel at if j auh l ebih kecil dari Indonesia.

Dengan demikian, dapat dinyat akan bahwa sumberdaya kel aut an yang dimil iki bangsa ini bel um menj adi penggerak ekonomi nasional . Disamping it u, pada kenyat aan di l apangan, pembangunan kel aut an Indonesia masih banyak dil akukan secara sekt oral , parsial dan f r agment ed, yang mengakibat kan sering t erj adi t umpang t indih dan konf l ik kepent ingan dal am pel aksanaan pembangunan dan pengel ol aannya.

Kel aut an Indonesia kedepan diharapkan dapat menj adi arus ut ama mai nst r eam (arus ut ama) pembangunan nasional dengan memanf aat kan ekosist em perairan l aut besert a segenap sumberdaya yang t erkandung di dal amnya secara berkel anj ut an ( on a sust ai nabl e basi s) unt uk kesat uan, kemaj uan dan kesej aht eraan bangsa. Keinginan t ersebut dij abarkan dalam lima t uj uan yang harus dicapai, yait u: (1) Membangun j aringan sar ana dan pr asar ana sebagai per ekat semua pul au dan kepul auan Indonesi a, (2) Meningkat kan dan menguat kan sumber daya manusia di bidang kel aut an yang didukung ol eh pengembangan il mu penget ahuan dan t eknol ogi (3) Menet apkan wil ayah Negara

Kesat uan Republ i k Indonesi a, aset -aset , dan hal -hal yang t er kai t dal am ker angka per t ahanan negar a, ( 4) Mem bangun ekonom i kel aut an secar a t er padu dengan mengopt imal kan pemanf aat an sumber kekayaan l aut secara berkel anj ut an, dan (5) Mengurangi dampak bencana pesisir dan pencemaran l aut .

Guna mencapai prof il kel aut an nasional sepert i harapan diat as, dengan mel ihat pencapaian kinerj a pembangunan saat ini, maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak pekerj aan rumah yang harus dibenahi agar kel aut an nasional dapat berperan l ebih besar dan signif ikan l agi, guna mempercepat t erwuj udnya bangsa Indonesia yang maj u, mandi r i , adi l dan makmur. At as dasar pot ensi sumber daya kel aut an yang di mi l i ki , sesungguhnya peran dan kont ribusi kel aut an Indonesia t erhadap pert umbuhan ekonomi nasional dapat dinyat akan masih belum memadai. Hal ini t erj adi, diant aranya disebabkan kar ena masi h kur angnya dukungan pol i t i k yang kuat , bai k dar i l embaga eksekut i f (Pemerint ah) dan l egisl at if (Dewan Perwakil an Rakyat ). Sel ain it u, dal am mel aksanakan pembangunan kelaut an nasional masih t erj adi mismanagement (salah urus), dilaksanakan secara parsial dan bel um dil akukan secara komprehensif , t erint egrasi, dan sinergis.

Ol eh kar ena i t u, per l u mel ur uskan kembal i pandangan dan car a-car a dal am membangun kel aut an nasional mel al ui kebij akan dan st rat egi yang t epat , sist emat ik dan ef ekt if , agar mampu menghant arkan bangsa Indonesia sepert i yang di cit a-cit akan dal am pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Secar a umum pembangunan kel aut an nasional yang diharapkan adal ah unt uk mewuj udkan:

a. Pembangunan kel aut an nasional yang berpegang t eguh pada prinsip kepent ingan nasional, keadilan dan manf aat sebesar-besarnya unt uk bangsa dan rakyat Indonesia.

b. Pemanf aat an sumber daya kel aut an yang seimbang, opt imal , dan berkel anj ut an sesuai pot ensi yang t ersedia, baik secara spasial maupun t emporal , sert a sesuai dengan kaidah-kaidah berl aku, baik t ingkat regional maupun int ernasional .

c. Tingkat pendapat an yang l ayak dan kual it as hidup yang baik bagi sumberdaya manusia kel aut an.

d. Sumberdaya manusia kelaut an yang opt imal, baik secara kuant it as maupun kualit as, dan bert araf int ernasional .

e. Penyerapan t enaga kerj a nasional yang maksimal Perundangan dan perat uran yang kuat dibidang kel aut an.

f. Indust ri kel aut an nasional yang ef isien dan berdaya saing.

g. Pembangunan kel aut an yang sesuai dengan t at a ruang dan berbasis kel est arian l ingkungan.

h. Juml ah pr asar ana dan sar ana kel aut an nasi onal mampu mendukung akt i vi t as ekonomi secara opt imal dan memadai.

i. Kont ribusi yang maksimal dan signif ikan t erhadap produk domest ik brut o (PDB) Nasional .

j. Koordinasi kerj asama pembangunan kel aut an nasional yang ef ekt if , sinergis dan har moni s di ant ar a 7 (t uj uh) sekt or nya (per hubungan l aut , i ndust r i mar i t i m, perikanan, wisat a bahari, energi dan sumberdaya mineral , bangunan kel aut an, dan j asa kel aut an) dan j uga dengan sekt or l ainnya.

Dengan konsep pembangunan ekonomi kel aut an yang t epat dan pert umbuhan ekonomi Indonesia di at as 6 persen dal am beberapa t ahun t erakhir, maka proyeksi McKinsey (2012) yang menyat akan Indonesia berpel uang menj adi negara t erbesar ke-7 di dunia pada t ahun 2030 set el ah Cina, Amerika Serikat , India, Jepang, Brazil dan Rusia sert a mengambil al ih posisi Jerman dan Inggris, dapat segera t erwuj ud. Opt imisme t ersebut t ent u perl u didukung visi ekonomi yang j el as dan impl ement asi pembangunan dengan t ahapan yang benar, t erukur dan berkel anj ut an. Sel ain hal t ersebut harus ada “ gr and st r at egy” yang di adopsi ol eh sel ur uh kom ponen bangsa ser t a m anf aat pembangunan berupa kesej aht eraan dinikmat i segenap l apisan masyarakat secara adil unt uk generasi sekarang dan yang akan dat ang.

Bab 2 KEBIJAKAN KELAUTAN

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 merupakan nil ai dasar bangsa Indonesia dal am menj al ankan kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Pasal 25 UUD 1945 mel andasi pemikiran dal am pembangunan bidang kel aut an, karena disana dinyat akan

secara eksplisit bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan. Demikian pula dengan pasal

33 yang secara impl isit mengamanat kan bahwa sumber daya al am (t ermasuk sumber daya l aut ) harus dapat dimanf aat kan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat . Ol eh karena it u, pembangunan bidang kel aut an harus menj amin bahwa rakyat l ah yang akan menikmat i hasil nya baik secara l angsung maupun t idak l angsung. Perumusan kebij akan kel aut an Indonesi a dal am pembangunan bi dang kel aut an har us menggambar kan keberpihakan kepada masyarakat l uas.

Pada awal kemerdekaan, Indonesia masih menggunakan beberapa perat uran hukum yang dit inggal kan Pemerint ahan Hindia Bel anda, t ermasuk l andasan hukum bidang kel aut an, yakni “ Ter r i t or i al e Zee en Mar i t i me Kr i ngen Or donnant i e 1939” (TZMKO). Namun, penggunaan ordonansi ini menyebabkan wil ayah Indonesia menj adi t idak ut uh, karena perairan diant ara kel ima pul au besar Indonesia t erdapat perairan bebas ( hi gh seas). Keadaan ini dinil ai dapat mengancam keut uhan NKRI. At as dorongan semangat t inggi dan kebul at an t ekad yang l uar biasa di masa kepemimpinan Presiden Soekarno, dengan berani dan secara sepihak mengel uarkan suat u dekl arasi keut uhan wil ayah Indonesia pada t anggal 13 Desember 1957, yang dikenal dengan Deklarasi Dj oeanda. Pada dasarnya konsep dekl arasi ini memandang bahwa kepul auan Indonesia merupakan wilayah pulau-pulau, wilayah perairan, dan dasar laut di dalamnya sebagai suat u kesat uan hist oris, geograf is, ekonomis, dan pol it is. Dengan adanya konsep ini, maka wil ayah perairan nusant ara yang t adinya merupakan wil ayah l aut l epas kini menj adi bagian int egral dari wil ayah Indonesia yang berada di bawah kedaul at an NKRI.

Dekl arasi Dj oeanda merupakan sal ah sat u dari t iga pil ar ut ama bangunan kesat uan dan persat uan negara dan bangsa Indonesia, yait u: Kesat uan Kej iwaan yang dinyat akan dal am Sumpah Pemuda 28 Okt ober 1928; Kesat uan Kenegar aan dal am NKRI yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hat t a t anggal 17 Agust us 1945; dan Kesat uan Kewilayahan (darat , l aut , dan udara) yang diumumkan H. Dj oeanda, 13 Desember 1957.

Sel anj ut nya, Dekl arasi ini diperkuat secara yuridis mel al ui Undang-Undang No. 4. Prp. Tahun 1960 t ent ang Perairan Indonesia. Dal am UU ini, pokok-pokok dasar dan pert imbangan-pert imbangan mengenai pengat uran wil ayah perairan Indonesia pada haki kat nya t et ap sama dengan Dekl ar asi Dj oeanda, w al aupun segi ekonomi dan pengamanan sumberdaya al am l ebih dit onj ol kan. Kemudian, dal am perkembangan sej arah sel anj ut nya, t el ah memungkinkan Indonesia menyempurnakan l uas wil ayahnya melalui Undang-undang No. 5 t ahun 1983 t ent ang Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) t ermasuk didal amnya int egrasi Timor Timur, yang disempurnakan l agi dengan Undang-undang No. 6 t ahun 1996 t ent ang Perairan Indonesia, dan Undang-undang No 61 t ahun 1998 t ent ang penut upan Kant ung Nat una dan kel uarnya Timor Timur.

Pada t ahun 1982, 119 negara di dunia, t ermasuk Indonesia, t el ah menandat angani Konvensi PBB t ent ang Hukum Laut 1982 at au Uni t ed Nat i on Convent i on on t he Law of t he Sea (UNCLOS 1982). Konvensi t ersebut di dal amnya memuat 9 buah pasal mengenai perihal ket ent uan t ent ang prinsip “ Negara Kepul auan ” . Sal ah sat u pasal dal am prinsip Negar a Kepul auan t er sebut menyat akan bahwa l aut bukan sebagai al at pemi sah, mel ainkan sebagai al at yang menyat ukan pul au-pul au yang sat u dengan l ainnya, yang kemudian diimpl ement asikan ol eh Indonesia dengan ist il ah Wawasan Nusant ara.

Pengakuan dunia int ernasional ini, pada masa pemerint ahan Presiden Soehart o, dit indakl anj ut i dengan dit erbit kannya Undang-undang Nomor 17 t ahun 1985 t ent ang Pengesahan Konvensi Perserikat an Bangsa-Bangsa t ent ang HUKUM LAUT 1982 . Rat if ikasi ini merupakan t indaklanj ut dari gagasan negara kepulauan yang pada 25 t ahun l al u dicet uskannya Dekl arasi Dj oeanda pada t anggal 13 Desember 1957. Sej ak it u, Indonesia mempunyai kewaj iban dan t anggung j awab unt uk mel aksanakan Konvensi Hukum Laut PBB t ahun 1982, dan UU No. 17 t ahun 1985 ini, sel anj ut nya harus dij adikan pedoman dal am penyusunan rencana pembangunan nasional , ut amanya pembangunan di bidang kel aut an. Pekerj aan rumah dal am menyusun undang-undang t ent ang Kel aut an yang mengat ur secar a kompr ehensi f dan i nt egr at i f t er l upakan unt uk di sel esai kan. Konsekuensinya, maka lahirlah beberapa undang-undang bidang kelaut an secara sekt oral di masing-masing kement erian dan lembaga, diant aranya sepert i t ert era pada Tabel 2. 1.

Pada REPELITA ke 5 (1993 – 1998) konsep pembangunan kel aut an, akhirnya masuk ke dal am Garis-garis Besar Hal uan Negara (GBHN). Namun, karena makin seriusnya kasus-kasus di wilayah perbat asan laut Indonesia dan sekaligus guna mengimplement asikan konsep pembangunan kel aut an yang t er t uang di GBHN, maka Pr esi den Soehar t o mengel uarkan perint ah pada t anggal 1 Januari 1996, yakni: “ Mengembalikan Jiwa

Bahari Dengan Melalui Pembangunan Kelaut an Indonesia ” . Sel anj ut nya, dit eruskan dengan pembent ukan Dewan Kelaut an Nasional (DKN) mel al ui Keppres No. 77 Tahun 1996, yang memil iki t ugas dan f ungsi:

a) Memberikan pert imbangan, pendapat maupun saran kepada Presiden mengenai perat uran, pengel ol aan, pemanf aat an, pel est arian, perl indungan dan keamanan kawasan l aut , sert a penent uan bat as wil ayah Indonesia.

b) Mel akukan koordinasi dengan depart emen dan badan yang t erkait , dal am rangka ket erpaduan perumusan dan penet apan kebij akan mengenai masal ah l aut .

Tabel 2. 1. Daft ar Beberapa Undang-Undang yang t erkait dengan Bidang Kelaut an

1. UU No. 1 Tahun 1973 t ent ang Landas Kont inen Indonesia

2. UU No. 5 Tahun 1983 t ent ang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia

3. UU No. 5 Tahun 1984 t ent ang Perindust rian

4. UU No. 5 Tahun 1990 t ent ang Konservasi Sumber Daya Alam Hayat i dan

Ekosist emnya

5. UU No. 6 Tahun 1996 t ent ang Perairan

6. UU No. 2 Tahun 2002 t ent ang Kepolisian Negara Republik Indonesia

7. UU No. 3 Tahun 2002 t ent ang Pert ahanan Negara

8. UU No. 18 Tahun 2002 t ent ang Sist em Nasional Penelit ian, Pengembangan,

dan Penerapan Ilmu dan Teknologi

9. UU No. 20 Tahun 2003 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional

10. UU No. 25 Tahun 2004 t ent ang Sist em Pembangunan Nasional

11. UU No. 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan Daerah

12. UU No. 34 Tahun 2004 t ent ang Tent ara Nasional Indonesia

16. UU No. 16 Tahun 2006 t ent ang Sist em Penyuluhan Pert anian, Perikanan dan

Kehut anan

17. UU No. 26 Tahun 2007 t ent ang Penat aan Ruang

18. UU No. 27 Tahun 2007 t ent ang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil

19. UU No. 17 Tahun 2008 t ent ang Pelayaran

20. UU No. 43 Tahun 2008 t ent ang Wilayah Negara

21. UU No. 4 Tahun 2009 t ent ang Pert ambangan Mineral dan Bat u Bara

22. UU No. 10 Tahun 2009 t ent ang Kepariwisat aan

23. UU No. 21 Tahun 2009 tentang Pengesahan Agreement f or t he Implement at ion of t he Provisions of t he Unit ed Nat ions Convent ion on t he Law of t he Sea of

10 December 1982 Rela t i ng t o t he Conser va t i on a nd Ma na gement of

St r a ddli ng Fi sh St ocks a nd Hi ghly Mi gr a t or y Fi sh St ocks (Per set uj uan Pelaksanaan Ket ent uan-Ket ent uan Konvensi Perserikat an Bangsa-Bangsa t ent ang Hukum Laut t anggal 10 Desember 1982 yang berkait an dengan Konservasi dan Pengel ol aan Sediaan Ikan yang Beruaya Terbat as dan Sediaan Ikan yang Beruaya Jauh)

24. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

25. UU No. 45 Tahun 2009 t ent ang Perubahan Ket iga UU No. 9 Tahun 1985 (UU No.

31 Tahun 2004) t ent ang Perikanan

Paradigma nasional sel anj ut nya adal ah Deklarasi Bunaken yang dicet uskan t anggal

26 Sept ember 1998 pada masa pemerint ahan Presiden Prof . Dr. B. J. Habibie. Dekl arasi ini pada dasarnya secara t egas menyat akan dua hal pokok yait u kesadaran bangsa Indonesia akan geograf ik wil ayahnya dan kemauan yang besar dari bangsa Indonesia unt uk membangun kel aut an. Kesadaran geograf ik adal ah kesadaran bangsa Indonesia unt uk memahami dan menyadari akan kondisi obyekt if wadah kepul auan Indonesia yang 2/ 3 (dua per t iga) bagian wilayahnya adalah merupakan laut . Kesadaran bangsa Indonesia akan geograf ik wil ayahnya menj adi sangat pent ing bagi keberhasil an bangsa dal am melaksanakan pembangunan kelaut an yang mempunyai art i st rat egis dalam mengembalikan kondisi ekonomi nasional yang sedang menyel esaikan berbagai krisis ini.

Int i dari Dekl arasi Bunaken adal ah l aut merupakan pel uang, t ant angan dan harapan unt uk masa depan persat uan, kesat uan dan pembangunan bangsa Indonesia. Dekl arasi Bunaken merupakan pernyat aan pol it is st rat egis pemerint ah at au sebagai komit men bangsa yang memberikan pel uang sel uas-l uasnya dal am penyel enggaraan pembangunan bidang kel aut an. Mel al ui Dekl arasi Bunaken, pemerint ah j uga akan mengorient asikan Pembangunan Nasional ke l aut dengan memberikan perhat ian dan dukungan opt imal t erhadap pembangunan kel aut an.

Dekl ar asi Bunaken dapat j uga di kat akan sebagai kunci pembuka babak bar u pembangunan nasional yang berorient asi ke l aut karena mengandung komit men bahwa: Per t ama, Visi pembangunan dan persat uan nasional Indonesia harus j uga berorient asi ke laut dan kedua, semua j aj aran pemerint ah dan masyarakat hendaknya j uga memberikan perhat ian unt uk pengembangan, pemanfaat an dan pemeliharaan pot ensi kelaut an Indonesia.

Pada masa pemerint ahan Presiden Abdurrahman Wahid, t umbuh kesadaran bahwa pot ensi dan kekayaan yang ada di l aut merupakan sumber ekonomi ut ama negara. Laut adal ah kehidupan masa depan bangsa. At as pemikiran ini, maka Presiden Abdurrahman Wahi d membent uk kement er i an bar u yakni Depar t emen Ekspl or asi Laut dengan Keput usan Presiden No. 355/ M Tahun 1999 t anggal 26 Okt ober 1999. Dalam perj alanannya, namanya berubah-ubah dan akhirnya saat ini menj adi Kement erian Kelaut an dan Perikanan berdasarkan Perat uran Presiden No. 47 t ahun 2009. Pada masa pemerint ahan Presiden Abdurrahman Wahid j uga dibent uk Dewan Maritim Indonesia (DMI) yang bert ugas unt uk mengkoordinasikan dan mensinergikan program pembangunan kel aut an di Indonesia.

Sel anj ut nya pada t ahun 2001, t epat nya t anggal 27 Desember 2001, bert empat di Pelabuhan Rakyat Sunda Kelapa Jakart a, Presiden RI Megawat i Sukarnoput ri t elah mencanang-

kan “ Seruan Sunda Kelapa” . Seruan t ersebut mengaj ak sel uruh bangsa Indonesia unt uk bersama-sama membangun kekuat an marit im/ kel aut an, dengan berl andaskan pada kesadaran penuh bahwa bangsa Indonesia hidup di negara kepul auan t erbesar di dunia, dengan al am l aut yang kaya akan berbagai sumberdaya al am. Pada Seruan Sunda Kel apa menyat akan mel iput i 5 pil ar program pembangunan kel aut an, yait u:

1. Membangun kembal i wawasan bahari,

2. Menegakkan kedaul at an secara nyat a di l aut ,

3. Mengembangkan indust ri dan j asa marit im secara opt imal dan l est ari bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat ,

4. Mengel ol a kawasan pesisir, l aut dan pul au kecil , dan

5. Mengembangkan hukum nasional di bidang marit im. Dengan l ahirnya Seruan Sunda Kel apa diharapkan menimbul kan kesadaran dan

mengarahkan kembal i bangsa Indonesia ke wawasan bahari. Dengan demikian, Seruan Sunda Kel apa merupakan paradigma nasional unt uk membangkit kan ekonomi kel aut an nasional unt uk memberi kont ribusi nyat a bagi pert umbuhan perekonomian nasional , membangkit kan kembal i kekuat an armada niaga nasional , mempercepat penggapaian masa depan bangsa, dan sekal igus memperkuat t al i kehidupan bangsa.

Dan kebij akan nasional sel anj ut nya yang t erkait dengan bidang kel aut an, yakni pada masa pemerint ahan Presiden Dr. H. Susil o Bambang Yudhoyono, adal ah menggant i nomenklat ur Dewan Marit im Indonesia (DMI) menj adi Dewan Kelaut an Indonesia (DEKIN) mel al ui Keput usan Presiden (Keppres) No. 21 Tahun 2007, dit et apkan Undang-undang No. 17 Tahun 2007 t ent ang Rencana Pembangunan Jangka Panj ang (RPJP) Nasional Tahun 2005–2025 yang memuat pembangunan bidang kelaut an, dan menyelenggarakan Konf erensi Kel aut an Dunia at au Wor l d Ocean Conf er ence (WOC) di Manado pada bul an Mei 2009.

Dal am Undang-undang No. 17 Tahun 2007 disebut kan bahwa berdasarkan kondisi bangsa Indonesia, t ant angan yang akan dihadapi dal am 20 t ahunan mendat ang dengan memper hi t ungkan modal dasar yang di mi l i ki ol eh bangsa Indonesi a, dan amanat pembangunan yang t ercant um dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, visi pembangunan nasional t ahun 2005–2025 adal ah:

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

Kemudian, unt uk mewuj udkan visi pembangunan nasional t ersebut dit empuh melalui

8 (del apan) misi pembangunan nasional sebagai berikut :

1) Mewuj udkan masyarakat berakhl ak mul ia, bermoral , beret ika, berbudaya, dan beradab berdasarkan f al saf ah Pancasil a.

2) Mewuj udkan bangsa yang berdaya-saing.

3) Mewuj udkan masyarakat demokrat is berl andaskan hukum.

4) Mewuj udkan Indonesia aman, damai, dan bersat u.

5) Mewuj udkan pemerat aan pembangunan dan berkeadil an.

6) Mewuj udkan Indonesia asri dan l est ari.

7) Mewuj udkan Indonesia menj adi negara kepulauan yang mandiri, maj u, kuat , dan berbasiskan kepent ingan nasional.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan Arus Kas Pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Cabang Bandung Dengan Menggunakan Software Microsoft Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000 Berbasis Client Server

32 174 203

Pengaruh Kebijakan Hutang Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Deviden Pada PT. Indosat

8 108 124

Penerapan Data Mining Untuk Memprediksi Fluktuasi Harga Saham Menggunakan Metode Classification Dengan Teknik Decision Tree

20 110 145

Pembangunan Sistem Informasi di PT Fijayatex Bersaudara Dengan Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management

5 51 1

Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Pajak Pengahsilan (SPT PPn) Dengan Menggunakan Elektronik Surat Pemberitahuan (E-SPT PPn 1111) Pada PT. INTI (Persero) Bandung

7 57 61

Pengaruh Implementasi Kebijakan Tentang Sistem Komputerisasi Kantor Pertahanan (KKP) Terhadap Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Di Kantor Pertanahan Kota Cimahi

24 81 167

Pembangunan Aplikasi Augmented reality Sistem Eksresi Pada Manusia Dengan Menggunakan Leap Motion

28 114 73

Implementasi Term Frequency Inverse Document Frequency TF IDF dan Vector Space Model Untuk Klasifikasi Berita Bahasa Indonesia

20 102 40