HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
Perangkat pada level ruang media dalam temuan penelitian ini terlihat pada kolom komentar (Gambar 4). Sebab, di kolom komentarlah diskusi atau debat kritis dalam term ruang publik itu terjadi sementara kolom isi merupakan bahan atau sumber dari wacana yang menjadi topik debat. Meski pada dasarnya ruang publik atau virtual sphere itu terjadi di ruang kolom komentar, namun karakteristik yang ada pada perangkat di Kompasiana, sebagai instrumen, tetap mensyaratkan bahwa khalayak sebagai pewacana yang ingin terlibat dalam memberikan pendapat adalah mereka yang telah memiliki akun di Kompasiana. Artinya, perangkat ini hanya bisa memuat komentar khalayak yang juga memiliki akun, tetapi siapapun bisa membaca diskusi kritis yang terjadi tanpa harus memiliki akun.
Dari level perangkat media ini terlihat Marzuki Alie menegaskan bahwa citra diri yang dibangun adalah sebagai anggota legislatif, sebagai Ketua DPR RI melalui gambar (foto) diri di ruang kerja, dan telah capaian pendidikan di jenjang doktoral (Gambar 2).
Seminar Besar Nasional Komunikasi 351
Gambar 2
Akun Marzuki Alie di Kompasiana
Sumber: http://www.kompasiana.com/marzukialie diakses pada 23 Desember 2011
Pada level dokumen media, pada level ini pula peneliti menggunakan studi kasus pada akun milik Marzuki Alie seorang anggota legislatif yang juga merupakan Ketua DPR RI. Mengapa akun ini yang diangkat sebagai kasus untuk menjelaskan bagaimana ruang publik virtual itu terjadi di Kompasiana? Pertama, isu atau topik yang ditulis oleh Marzuki Alie adalah topik yang selalu baru seputar peran dan fungsinya sebagai Ketua DPR RI. Beberapa topik bahkan telah menjadi minat khalayak dan dibahas dalam laporan-laporan utama di media tradisional. Kedua, topik yang diangkat adalah isi yang datang dari tokoh publik yang terkait dengan isu yang tengah terjadi bahkan beberapa fakta terungkap dalam isi di Kompasiana dan tidak pernah terungkap, setidaknya dalam penelusuran peneliti, di media tradisional. Ketiga, akun Marzuki Alie merupakan akun yang setiap topiknya banyak dibaca dan dikomentari oleh Kompasianer lainnya dan dalam penelusuran peneliti—yang dijadikan contoh kasus dalam temuan penelitian ini—tulisan tersebut bahkan menjadi rekor dengan jumlah komentar terbanyak di Kompasiana. Studi kasus pada level dokumen media dilakukan terhadap artikel di Kompasiana di bawah judul “Pertarungan Merebut Citra, Issue Gedung DPR” yang dipublikasikan tanggal 2 April 2011 (Gambar 3).
Gambar 3 Pertarungan Merebut Citra, Issue Gedung DPR di Kompasiana
Sumber: http://politik.kompasiana.com/2011/04/02/pertarungan-merebut-citra-issue-gedung-dpr/
diakses pada 23 Desember 2011
Seminar Besar Nasional Komunikasi
Artikel yang dipublikasikan tersebut pada dasarnya membuat bantahan Marzuki Alie terhadap pemberitaan di media tradisional. Dalam penelusuran peneliti, di artikel berjudul “Pertarungan Merebut Citra, Issue Gedung DPR” (http://politik.kompasiana.com/2011/04/02/ pertarungan- merebut-citra-issue-gedung-dpr/ dipublikasikan pada 2 April 2011 diakses pada 23 Desember 2011) setidaknya ada beberapa topik penting dalam artikel tersebut: Pertama, menanggapi polemik (opini) yang berkembang di media tentang pembangunan gedung baru DPR/MPR RI dan tundingan yang menyangkut pribadi Marzuki Alie; Kedua, adanya upaya menjelaskan kepentingan di balik pembangunan gedung baru DPR/MPR RI hingga hal-hal teknis seperti harga dan rincian penggunaannya yang tidak terekspose oleh media tradisional; Ketiga, sebagai ajakan kepada khalayak (Kompasianeri) untuk melakukan diskusi kritis terhadap persoalan tersebut, sebagaimana kutipan isi yang peneliti ambil di bawah ini:
Bagi saya pribadi, sepanjang sudah bekerja sesuai kapasitas dan kompetensi serta kewenangan yang saya miliki, tidak ada yang perlu disesalkan dengan pembatalan tersebut. Kepada Kompasianer yang peduli tentang masalah ini, silahkan dikomentari dan bila perlu dukungan untuk menulis di Detik.com, situs yang sangat controversial dalam pemberitaan yang konotasinya negatif. Tks wass. (Pertarungan Merebut Citra, Issue Gedung DPR dipublikasikan pada 2 April 2011, http://politik.kompasiana.com/ 2011/04/02/ pertarungan- merebut-citra-issue-gedung-dpr/ diakses pada 23 Desember 2011)
Dari isi di atas, tampak Marzuki Alie memberikan komentar pembelaan serta penjelasan bagaimana posisi dan sikapnya terkait dengan isu pembangunan gedung tersebut. Sebagai misal, pernyataan “Semua Keputusan tersebut diambil secara bulat oleh BURT yang mewakili semua unsur Fraksi yang ada di DPR” yang juga terdapat dalam artikel yang dipublikasikan tersebut membuktikan bagaimana upaya dari Marzuki Alie dalam mengonstruksi wacana tandingan mengenai terhadap isu pembangunan gedung DPR/MPR RI yang muncul di media tradisional.
Saya merasa takjub manakala tulisan tersebut ternyata dimuat utuh tanpa koreksi sama sekali. Sejak itu saya mulai menulis beberapa artikel atau pandangan saya tentng banyak hal, sehingga saya punya teman yang banyak di Kompasiana. Namun karena waktu yang sangat terbatas, sesempatnya saja saya masuk dan bergabung di Kompasiana. (Marzuki Alie, Wawancara 24 Februari 2012)
Sementara pada level objek media, tampak jelas bahwa isi yang dipublikasikan oleh Marzuki Alie di akun Kompasiana adalah isi yang langsung tanpa adanya penyuntingan sebagaimana terjadi di media tradisional; sebagaimana yang diakui dalam wawancara peneliti kepada Marzuki Alie di atas. Tidak hanya berhenti pada isi yang dipublikasikan semata, melalui kolom komentar, dengan jumlah 285 komentar, pun Marzuki Alie menjawab setiap pertanyaan dari anggota Kompasiana yang lain, akan tetapi tetap dengan perspektif isu publik yang ditarik menjadi isu pribadi karena dianggap telah “menyerang” pribadi Marzuki Alie.
Berdasarkan penelusuran peneliti terhadap 285 komentar (diskusi), berikut ini topik-topik yang muncul dari isu seputar pembangunan gedung baru DPR/MPR RI yang dipublikasikan oleh Marzuki Alie dan dikomentari dalam kolom interaksi atau diskusi kritis tersebut:
Seminar Besar Nasional Komunikasi 353
Tabel 1
Jenis Isi tentang Buruh Migran Periode Juli-Desember 2011
Tanggapan Topik Kompasianer Marzuki Alie
Komentar
Batalkan atau tunda pembangunan
10 2 Membandingkan dengan kondisi rakyat
22 5 Kritik terhadap kinerja legislatif
36 17 Teknis gedung
19 6 Mengarah ke pribadi
33 23 Apresiasi membuka ruang diskusi
22 3 Tidak memihak
16 - Menyoal publisitas media
4 1 Setuju pembangunan gedung
14 3 Tidak terkait topik pembangunan gedung
12 2 Komentar balik, ikon, koreksi, dll
Total komentar
Dari jumlah kuantitas topik yang muncul menandakan bahwa sebagian besar khalayak yang berkomentar di ruang interaksi Kompasiana lebih banyak menanyakan dan menyatakan bagaimana kinerja anggota legislatif serta memuat tulisan yang langsung ditujukan secara pribadi ke pada sosok Marzuki Alie. Dua topik ini menjadi topik ini yang dalam banyak segment atau bagian yang juga dikomentari dan atau diberi tanggapan oleh Marzuki Alie selaku pemilik akun. Berikut tampilan contoh diskusi tentang kinerja anggota legislatif antara pengguna dengan Marzuki Alie:
Gambar 4 Komentar Tulisan Marzuki Alie di Kompasiana pada Isu Gedung DPR
sumber: http://politik.kompasiana.com/2011/04/02/pertarungan-merebut-citra-issue-gedung-dpr/
diakses pada 23 Desember 2011
Seminar Besar Nasional Komunikasi
Dari jumlah komentar yang ada di setiap topik sebagaimana dimuat pada Tabel 4.4 terlihat bagaimana topik-topik yang muncul mendapatkan respon timbal balik antara pengguna dengan Marzuki Alie selaku orang yang mempublikasikan artikel dan memiliki ruang di Kompasiana. Namun patut dicatat dalam temuan penelitian ini, intensitas yang terjadi tidak hanya dua arah antara pengguna dan Marzuki Alie semata, melainkan ada beberapa bagian komentar yang juga melibatkan pengguna lainnya dalam memberi tanggapan terhadap komentar-komentar yang mucul. Inilah salah satu karakter dari ruang publik virtual (virtualsphere) yang terjadi di media jurnalisme warga.
Pada level pengalaman, isu yang dipublikasikan oleh Marzuki Alie ini dilatarbelakangi rencana anggota dewan membangun gedung baru yang pada awalnya dianggarkan sebesar Rp1,8 triliun. Dalam liputan media Marzuki Alie menyatakan bahwa semua fraksi di badan legislatif telah menyetujui rencana pembangunan gedung baru tersebut. Keterlibatan Marzuki Alie di Kompasiana menurut hasil wawancara dengan peneliti di awali dari upaya klariikasi terhadap tulisan-tulisan yang terkait dengan pribadi (kebijakan) Marzuki Alie sebagai ketua DPR RI.
Saya kenal Kompasiana secara kebetulan disaat saya dihujat dan dimaki oleh publik karena berita yang tidak seimbang, pada saat itu masalah TKI/TKW berdasarkan hasil pertemuan dengan masyarakat Indonesia di beberapa negara Timur Tengah. Ada SMS yang masuk agar saya membuka tulisan Linda Jalil di Kompasiana yang menghakimi saya tanpa klariikasi dan diresponse Kompasianer luar biasa lebih dari 27 ribu dengan nada yang hampir sama. (Marzuki Alie, Wawancara 24 Februari 2012)
Selain itu, artikel yang berjudul “Pertarungan Merebut Citra, Issue Gedung DPR” juga merupakan upaya klariikasi terhadap isu yang tengah marak dan menjadi sorotan media tradisional. Sebagai
anggota legislatif dan Ketua DPR RI, Marzukie Alie pemilik akun untuk menjelaskan bagaimana isu publik melalui kacamata pribadi Marzuki Alie yang kebetulan sebagai Ketua MPR RI.
Kenyataannya demikian! Ada media online yang terkenal setiap tulisan jurnalisnya dikomentari dengan bahasa yang tidak pantas dan tidak patut oleh pembacanya dengan nama-nama samaran, redaktur sepertinya tidak bertanggung jawab sama sekali dengan situasi demikian, apalagi begitu sulitnya saya untuk mengklariikasi dalam bentuk tulisan yang lengkap, seringkali tidak bisa di upload (Marzuki Alie, Wawancara 24 Februari 2012)
Sehingga tampak jelas bagaimana pemanfaatan ruang publik virtual selain sebagai media bagi pengguna juga bisa dimanfaatkan untuk menjelaskan (konirmasi) dan membuka ruang diskusi
(wacana) menurut versi pemilik akun di Kompasiana, khususnya dalam kasus ini tentang pembangunan gedung baru di DPR/MPR RI yang melibatkan Marzuki Alie selaku Ketua DPR RI.
Seminar Besar Nasional Komunikasi 355