Langkah C: Kinerja lalu lintas
5.3 Langkah C: Kinerja lalu lintas
Langkah C meliputi penentuan kinerja lalu lintas Simpang berdasarkan tiga parameter kinerja, yaitu: 1) D J , 2) T, dan 3) P A . D J dihitung menggunakan persamaan 10 sampai dengan per- samaan 12. T dihitung menggunakan persamaan 14 sampai dengan persamaan 19 atau ditetapkan secara grafis menggunakan diagram pada Gambar B.5.-B.6. dalam Lampiran B. P A dihitung menggunakan persamaan 20 dan 21 atau ditetapkan secara grafis menggunakan diagram pada Gambar B.7. dalam Lampiran B. Formulir kerja untuk langkah C adalah Formulir SIM-II (lihat Lampiran D).
5.3.1 Langkah C-1: Derajat Kejenuhan
Ikuti langkah-langkah perhitungan sesuai dengan uraian dalam butir 4.2.3. Arus lalu lintas total masuk ke Simpang (q TOT ) adalah arus total yang dihitung mengikuti uraian dalam butir 5.1.2 Langkah A-2.
Jika tujuan analisis adalah mengevaluasi kinerja lalu lintas eksisting, maka q TOT dapat berupa arus hasil pengukuran langsung di lapangan pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan tujuan analisis. Hasil perhitungan D J sangat kecil kemungkinannya mencapai nilai sama dengan satu, apalagi nilainya lebih besar dari satu. Jika hal terjadi, berarti nilai q TOT lebih besar dari nilai C. Hal
ini mungkin terjadi karena nilai C 0 yang ditetapkan dalam pedoman ini didasarkan atas data empiris di bawah distribusi 95%. Nilai q JD tersebut merupakan nilai diluar batas 95%. Untuk kondisi seperti ini agar dibaca bahwa D J mencapai satu.
Jika tujuan analisis adalah untuk desain jalan baru atau jalan yang ditingkatkan, maka q TOT berupa arus lalu lintas jam desain (q JD ) dalam satuan skr/jam. Hasil perhitungan D J dapat bernilai di bawah satu, sama dengan satu, atau bahkan lebih besar dari satu. Pada umumnya, desain
menetapkan kriteria DJ≤0,85, dan jika ini dipenuhi maka desain Simpang dapat diterima. Jika DJ>0,85 (atau nilai kriteria desain yang lain), berarti nilai q JD diatas nilai C desain. Hal ini terjadi
karena Tipe Simpang yang ada tidak memadai sehingga perlu didesain ulang atau ditingkatkan.
5.3.2 Langkah C-2: Tundaan
Ikuti langkah-langkah perhitungan sesuai dengan uraian dalam butir 4.2.4. Tundaan terdiri dari T LL dan T G . D J hasil perhitungan sebelumnya menjadi salah satu parameter masukan yang utama untuk penetapan T.
5.3.3 Langkah C-3: Peluang Antrian
Ikuti langkah-langkah perhitungan sesuai dengan uraian dalam butir 4.2.5.P A tergantung dari nilai D J hasil perhitungan sebelumnya.
5.3.4 Langkah C-4: Penilaian Kinerja
Untuk penilaian kinerja lalu lintas operasional, gunakan nilai D J sebagai ukuran utamanya. Jika nilai D J yang masih jauh lebih kecil dari 0,85, maka Simpang tersebut masih dipandang layak untuk dioperasikan sampai beberapa tahun yang akan datang. Untuk penetapan lamanya pelayanan Simpang sampai nilai D J mencapai 0,85, perlu dilakukan analisis proyeksi lalu lintas. Ikuti pedoman perencanaan lalu lintas yang berlaku.
Jika nilai D J melampaui 0,85, maka perlu dilakukan perubahan untuk meningkatkan pelayanan Simpang, meliputi utamanya penambahan lebar rata-rata pendekat atau manajemen lalu lintas yang lain yang memungkinkan arus lalu lintas yang masuk ke Simpang tersebut berkurang atau kombinasinya.
Untuk penilaian kinerja lalu lintas desain Simpang, D J pun digunakan sebagai ukuran. D J pada akhir usia pelayanan Simpang agar tetap dipertahankan tidak melampaui nilai 0,85. Desain perlu diperbaiki untuk ditingkatkan kapasitasnya jika D J ≥0,85.
Nilai T dan P A tergantung dari nilai D J . Nilai T dapat digunakan untuk analisis biaya-manfaat akibat kehilangan nilai waktu. Nilai P A dapat digunakan untuk mengevaluasi desain geometrik terkait dengan panjang lajur khusus untuk lajur membelok agar antrian yang terbentuk tidak menghalangi arus lalu lintas pada lajur utama dan ketersediaan ruang untuk menampung kendaraan yang antri sehingga tidak menutupi pergerakan kendaraan-kendaraan pada simpang yang berdekatan.