Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis

3.7 Proteksi dengan pemutusan suplai secara otomatis

CATATAN 1 Pemutusan suplai secara otomatis disyaratkan jika dapat terjadi risiko efek patofisiologis yang berbahaya dalam tubuh manusia ketika terjadinya gangguan, karena nilai dan durasi tegangan sentuh (lihat SNI 04-6209.1-2000).

CATATAN 2 Tindakan proteksi ini memerlukan koordinasi jenis pembumian sistem dan karakteristik penghantar proteksi serta gawai proteksi. Penjelasan derivasi persyaratan tindakan proteksi ini seperti juga kurva acuan yang diderivasi dari SNI 04-6209.1-2000 diberikan dalam IEC/TR 61200-413.

3.7.1 Umum

CATATAN Tindakan konvensional yang sesuai dengan 3.7.1.1 dan 3.7.1.2 diberikan dalam 3.12 hingga 3.14 sesuai jenis pembumian sistem.

3.7.1.1 Pemutusan suplai

Gawai proteksi secara otomatis harus memutus suplai ke sirkit atau perlengkapan yang diberi proteksi oleh gawai tersebut dari sentuh tak langsung, sedemikian sehingga ketika terjadi gangguan antara bagian aktif dengan BKT atau penghantar proteksi dalam sirkit atau perlengkapan tersebut, maka tegangan sentuh prospektif yang melampaui 50 V a.b. efektif atau 120 V a.s. bebas riak tidak berlangsung untuk waktu yang cukup lama, yang dapat menyebabkan risiko efek fisiologis yang berbahaya dalam tubuh manusia yang tersentuh bagian konduktif yang dapat terjangkau secara simultan.

Tidak tergantung pada tegangan sentuh, waktu pemutusan yang tidak melampaui 5 detik diizinkan untuk keadaan tertentu yang tergantung pada jenis pembumian sistem.

CATATAN

a) Nilai waktu pemutusan dan tegangan yang lebih tinggi dari yang dipersyaratkan dalam pasal ini dapat diterima untuk pembangkitan dan distribusi tenaga listrik.

b) Nilai waktu pemutusan dan tegangan yang lebih rendah dapat dipersyaratkan untuk instalasi atau lokasi khusus sesuai dengan bagian yang relevan dari Bagian 8 dan 3.9.

c) Untuk sistem IT, pemutusan otomatis biasanya tidak dipersyaratkan pada saat terjadinya gangguan yang pertama (lihat 3.14).

d) Persyaratan ini berlaku untuk suplai a.b. antara 15 Hz dan 1000 Hz dan a.s. bebas riak.

e) Penjelasan istilah “bebas riak” lihat Catatan dalam 3.3.1.4.3.

3.7.1.2 Pembumian

BKT harus dihubungkan ke penghantar proteksi dalam kondisi spesifik untuk masing-masing jenis pembumian sistem.

BKT yang dapat terjangkau secara simultan harus dihubungkan ke sistem pembumian yang sama secara individu, dalam kelompok atau kolektif.

CATATAN Untuk susunan pembumian dan penghantar proteksi lihat IEC 364-5-54.

3.7.2 Ikatan penyama potensial

3.7.2.1 Ikatan penyama potensial utama

Dalam setiap bangunan, bagian konduktif berikut ini harus dihubungkan ke ikatan penyama potensial utama :

a) penghantar proteksi utama;

b) penghantar pembumian utama atau terminal pembumian utama;

c) pipa yang menyuplai pelayanan di dalam bangunan, seperti misalnya gas, air;

d) bagian logam struktur, sistem pemanas pusat dan pengondisi udara (air conditioner atau

a.c.), jika dapat diterapkan.

Bagian konduktif tersebut yang berasal dari luar bangunan harus diikat sedekat mungkin ke titik masuknya ke dalam bangunan.

Penghantar ikatan penyama potensial utama harus memenuhi 3.19.2.

Ikatan penyama potensial utama harus dibuat ke setiap selubung logam kabel telekomunikasi. Meskipun demikian, harus diperoleh izin dari pemilik atau operator kabel tersebut.

3.7.2.2 Ikatan penyama potensial suplemen

Jika kondisi untuk pemutusan secara otomatis yang dinyatakan dalam 3.7.1.1 tidak dapat dipenuhi dalam instalasi atau sebagian instalasi, maka harus diterapkan ikatan lokal yang dikenal sebagai ikatan penyama potensial suplemen.

CATATAN

a) Penggunaan ikatan penyama potensial suplemen tidak meniadakan perlunya pemutusan suplai untuk alasan lain, misalnya proteksi dari kebakaran, stres termal dalam perlengkapan dan sebagainya.

b) Ikatan penyama potensial suplemen dapat mencakup seluruh instalasi, bagian instalasi, bagian

aparatus atau lokasi.

c) Persyaratan tambahan dapat diperlukan untuk lokasi khusus (lihat Bagian 8).

3.7.2.2.1 Ikatan penyama potensial suplemen harus mencakup semua BKT perlengkapan magun (terpasang tetap) dan BKE yang dapat terjangkau secara simultan, termasuk jika dapat dilaksanakan, tulangan logam utama dari konstruksi beton bertulang. Sistem penyama potensial harus dihubungkan ke penghantar proteksi dari semua perlengkapan termasuk kotak kontak.

3.7.2.2.2 Jika terjadi keraguan terhadap keefektifan ikatan penyama potensial suplemen, hal itu harus dikonfirmasi bahwa resistans R antara BKT dan BKE yang dapat terjangkau secara simultan memenuhi kondisi berikut ini :

50 R =

a dengan I a adalah arus operasi gawai proteksi :

- untuk GPAS, I Δn - untuk GPAL, arus operasi 5 detik

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157