Faktor Penyebab Perubahan Manajemen dari Ownership Menuju Profesional

A. Faktor Penyebab Perubahan Manajemen dari Ownership Menuju Profesional

1. Faktor Utama Perubahan

Faktor utama penyebab perubahan manajemen dalam Pisa Kafe adalah perusahaan yang manajemen dan kontrolnya dikendalikan oleh keluarga pemilik, di mana manajemen secara fraternal selalu memiliki kepentingan untuk kesejahteraan keluarga sendiri daripada perusahaannya. Faktor- faktor utama penyebab perubahan tipologi ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perubahan Kepemilikan Dalam kasus Pisa Kafe dapat dijelaskan bahwa perubahan struktur

kepemilikan membawa pengaruh besar dalam perubahan tipologi

manajemen yang diaplikasikan. Pada awal pendirian perusahaan pada tahun 1993 hingga pertengahan tahun 2008, perusahaan masih dimiliki oleh keluarga Sungkono yang mengendalikan perusahaan dengan management by owner (manajemen keluarga), di mana semua fungsi manajemen dari perencanaan, pengawasan, hingga kegiatan operasional sehari-hari diambil alih oleh pemilik, dan pemegang kekuasaan tertinggi dipegang oleh direktur utama yakni Andiyani Sungkono. Pada bulan Agustus 2008, Pisa Kafe mulai memiliki beberapa pemilik saham di luar keluarga, hingga akhirnya saham mayorita dimiliki oleh Denny Januar Ali tahun 2010, yang menjadikannya pemilik suara terbanyak PT. Boga Rahardjo Utama. Pada era ini dimulailah perubahan tipologi manajemen, karena kendali secara mayor sudah diambil alih oleh Denny Januar Ali yang membuatnya memilih untuk menyerahkan fungsi manajemen kepada profesional sebagai penggerak operasional Pisa Kafe pusat. Ia memilih manajemen diatur oleh profesional dan bukan lagi manajemen keluarga karena menyatakan petingnya pemisahan antara kepemilikan dan manajemen karena jika pemilik serta keluarga memiliki intervensi dalam manajemen, perusahaan tidak akan bersinergi lebih baik karena manjemen, dapat berjalan lancar apabila terdapat reward dan punishment di sana. Reward bagi para karyawan yang bekerja baik dan melampaui harapan, juga punishment berupa sanksi bagi karyawan yang melakukan kesalahan. Jika pemilik masih mengedepankan kekeluargaan, juga banyak karyawan yang diperkerjakan adalah anggota keluarga, reward dan punishment akan sulit diberlakukan. Sehingga manjemen bukanlah lagi sebuah sistem, namun alat pemenuhan kebutuhan ekonomi fraternal.

b. Krisis Keuangan Krisis keuangan yang terjadi pada Pisa Kafe kepemilikan keluarga

Sungkono memasuki era yang tak lagi dapat diselesaikan karena Sungkono memasuki era yang tak lagi dapat diselesaikan karena

Setelah adanya audit keuangan independen yang diperkerjakan untuk mengaudit kondisi keuangan, yang memang sudah diketahui sebelumnya mengalami krisis, terdapat beberapa prive yang secara berkelanjutan membengkak dan adanya fraud (kecurangan) yang ditemukan, yang menyalahi kode corporate governance yang kedua yaitu adanya penjualan asset perusahaan yang tidak diberitahukan dulu dalam rapat umum pemegang saham. Rapat umum pemegang saham merupakan salah satu bentuk musyawarah akan kepentingan para pemilik perusahaan terhadap kondisi keuangan, Kode juga meminta RUPS untuk menjalankan tugasnya secara tepat dan transparan. Namun hal ini tidak dilakukan bahkan oleh para dewan direksi dan komisaris sebelumnya.

Dua asas kode corporate governance ini sudah tidak diindahkan oleh organ perusahaan terpenting sebelumnya. Padahal jelas tertera bahwa berkenaan dengan kewajiban komunitas bisnis, Kode menyatakan bahwa komunitas bisnis mesti mengimplementasikan prinsip-prinsip corporate governance sebagai dasar dalam setiap aktivitas bisnis dalam rangka mencapai iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan. Juga, Kode meminta pelaku bisnis untuk mematuhi Dua asas kode corporate governance ini sudah tidak diindahkan oleh organ perusahaan terpenting sebelumnya. Padahal jelas tertera bahwa berkenaan dengan kewajiban komunitas bisnis, Kode menyatakan bahwa komunitas bisnis mesti mengimplementasikan prinsip-prinsip corporate governance sebagai dasar dalam setiap aktivitas bisnis dalam rangka mencapai iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan. Juga, Kode meminta pelaku bisnis untuk mematuhi

Berikut ini adalah perbandingan laporan laba rugi saat manajemen masih dipegang oleh pemilik (keluarga) pada tahun 2008, dengan laporan laba rugi Pisa Kafe saat sudah menjalani sistem manajemen oleh profesional pada tahun 2011.

Tabel 2. INCOME STATEMENT COMPARISON 2008 VS 2011 (Ibu Ani VS Bpk. Denny)

(dalam jutaan rupiah)

Difference Currency = Rupiah

actual DAILY SALES

TTL GROSS SALES

ttl tax & service

NET SALES

Cost of Sales Total COGS

GROSS PROFIT

GENERAL & ADMINISTRATIONS EXPENSES:

Royalti

819 100% Management fee

GENERAL & ADMINISTRATIONS EXPENSES

OPERATING EXPENSES :

Personal (payroll etc)

22% 196 5% Repair & Maintenance

Office & restaurant

104 33% - Transportation

(127) -24% Depreciation & amortization

(111) -22%

TOTAL OPERATING EXPENSES

TOTAL EXPENSES

OTHERS INCOME & EXPENSES: Others Income:

Bank Interest

7 0% 2 26% Sponsor Income/ Others Income

Others Expenses:

Bank Admin

25 0% 1 4% Komisi C.Card

TTL OTHERS INCOME & EXPENSES:

PROFIT BEFORE TAX

INCOME TAX

55 0% (4) -8%

PROFIT AFTER TAX

LABA DITAHAN

PROFIT DIBAGIKAN :

Sumber : Data PT. Boga Rahardjo Utama

Perhitungan ini membandingkan saat perusahaan masih dipegang oleh manajemen keluarga pada tahun 2008 dengan kondisi perusahaan setelah dipegang sepenuhnya oleh manajemen profesional pada tahun 2011. Dari hasil paparan singkat laporan laba rugi di atas, dapat kita lihat bahwa:

1) Pada tahun 2011, di mana perusahaan sudah dipegang oleh manajemen profesional dapat kita lihat bahwa hasil penjualan selalu lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008, di mana perusahaan masih dipegang oleh manajemen keluarga.

2) Laporan keuangan 2008 era manajemen keluarga, kondisi payroll mencapai 31% dari hasil net sales dan rugi 1%.

3) Laporan keuangan 2011 era manajemen profesional, kondisi payroll mencapai 22% dari hasil net sales dan memiliki laba 6% .

4) Total pengeluaran pada tahun 2008 lebih rendah karena tidak perlu membayar royalty fee kepada profesional yang mengatur manajemen, sedangkan pada tahun 2011, perusahaan harus membayar general administration kepada profesional Rp 1.233.000.000,-

5) Namun dapat dilihat, ada leak (kebocoran) pada biaya penggajian tenaga kerja ( payroll ) yang melampaui batas kewajaran, yakni 31%. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2008, di mana manajemen masih dipegang oleh keluarga, masih banyak anggota keluarga yang ikut bekerja di perusahaan.

6) Keuntungan setelah pajak per tahun yang didapatkan pada tahun 2008 adalah minus Rp 2.000.0000,- sedangkan yang didapat pada tahun 2011 setelah manajemen berubah adalah Rp 1.017.000.000,-