Harga Saham
2.7 Harga Saham
2.7.1 Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan
Menurut Rusdin (2008:66) pengertian harga saham adalah sebagai berikut: “Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran atau
kekuatan nawar menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual saham maka saham tersebut akan
bergerak turun”.
2.7.2 Jenis-jenis Harga Saham
Menurut Dev Group on research (2008) dalam jurnalnya yang berjudul “indeks saham dan obligasi” dalam situs www.infovesta.com mengemukakan
bahwa ada beberapa jenis harga saham, yaitu :
1. Harga saham sektoral Yaitu harga saham yang tergabung dalam sektor-sektor tertentu yang ada di BEI
2. Harga saham gabungan Yaitu harga saham semua perusahaan yang terdaftar di BEI
3. Harga saham individual Yaitu harga saham dari masing-masing saham terhadap harga dasarnya
4. Harga saham LQ-45 Yaitu harga saham dengan 45 saham unggulan yaitu terlikuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang tinggi
5. Harga saham JII Yaitu harga saham perusahaan menurut syariat islam
6. Harga saham kompas 100 Yaitu harga saham perusahaan yang tergabung dalam 100 besar perusahaan pilihan menurut harian surat kabar kompas
2.7.3 Penilaian Harga Saham
Menurut Sunariyah (2006:168-179) ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham tetapi dua pendekatan berikut yang paling banyak digunakan, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio modern.
1. Pendekatan tradisional, untuk menganalisis surat berharga saham dengan pendekatan tradisional digunakan dua analisis yaitu:
a. Analisis teknikal, merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor –faktor lain yang bersifat teknis. Oleh sebab itu, pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis pasar (market analisys) atau analisis internal (internal analisys).
b. Analisis fundamental, pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh para investor atau analisis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return (keuntungan) yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Harga pasar saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai intrinsiknya.
2. Pendekatan portofolio modern Pendekatan portofolio modern menekankan pada aspek psikologi bursa
dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga saham yang terefleksikan secara menyeluruh pada seluruh informasi yang ada di bursa.
Menurut Tandelilin (2010:36) terdapat 3 jenis nilai saham yaitu:
1. Nilai buku merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emitten).
2. Nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.
3. Nilai intrinsik atau dikenal sebagai nilai teoritis adalah nilai saham yang seharusnya terjadi.
Dalam proses penilaian harga saham dilakukan analisis yang bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham, dan kemudian membandingkan dengan harga pasar saat ini (current market price) saham tersebut. Nilai intrinsic (NI) menunjukan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut. Menurut Suad Husman (2005:282) pedoman yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah), dan karena seharusnya dibeli atau ditahan apabila saham tersebut telah dimiliki.
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal), dan karena seharusnya dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.
Investor berkepentingan untuk mengetahui nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dari ketiga nilai tersebut, investor dapat mengetahui apakah saham tersebut tergolong overvalued atau undervalued, sehingga hal ini bisa menjadi pertimbangan investor dalam menjual, menanamkan atau menjual saham.
Agus Sartono (2008:70) menyatakan bahwa harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun. Harga saham diukur oleh harga saham penutupan pada akhir periode laporan.
2.7.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Alwi (2003, 87), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara lain:
1. Faktor Internal (Lingkungan mikro) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan,
rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director announcements ) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen,
dan struktur organisasi.
Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.
Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan
ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi
baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba
sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
2. Faktor eksternal (Lingkungan makro) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan
deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan
terhadap manajernya. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti