PENDINGINA UDARA UNTUK PAHAT
2. PENDINGINA UDARA UNTUK PAHAT
Penggunaan udara sebagai media pendingin
sangat potensial karena molekul udara lebih kecil
dibanding molekul cairan sehingga penetrasi udara
ke area kontak antara pahat dan benda kerja serta Udara masuk pahat dan geram sangat tinggi. Tantangannya adalah
apakah temperatur pemotongan yang terjadi dengan
metode ini mendekati atau sama dengan pendinginan
dengan cairan pendingin konvensional.
Studi ini adalah studi awal untuk melihat Udara dingin efektivitas proses pendinginan dengan menggunakan
Udara panas
udara bertekanan sebagai media pendingin pada
proses bubut untuk melihat ketermesinan baja ST 40 yang banyak digunakan di bengkel-bengkel Gambar 1. Vortex Tube dan Cara Kerjanya
permesinan. Ada dua sistem pendinginan yang dikaji
pada studi ini, yaitu (1) metode pendinginan dengan
udara bertekanan tinggi (Air Jet Cooling – AJC) dan
(2) metode pendinginan dengan udara bertekanan
yang telah didinginkan terlebih dahulu (Cooled-Air
Jet Cooling – CAJC). Kedua sistem ini hampir sama,
hanya saja pada CAJC, udara didinginkan terlebih
dahulu dengan menggunakan vortex tube (lihat
gambar 1.
Udara dari kompresor yang memiliki tekanan
Gambar 2. Arah Penyemprotan Udara [1]
hingga lebih dari 6 bar diatur keluarnya dengan menggunakan suatu control valve dan pressure gage
3. METODE PENELITIAN
untuk mengatur tekanan udara yang keluar, kemudian udara tersebut melewati suatu air dry filter untuk
Baja ST 40 berbentuk silinder dengan diameter mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya.
34 mm dengan nilai kekerasan 55,7 HRA digunakan
Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 69
MAN-05 sebagai benda kerja. Proses bubut digunakan dalam
studi ini. Pahat bubut yang digunakan berbentuk insert tip tool terbuat dari tungsten carbide jenis TNMG 160404 FG CT 3000 buatan Taegutec Korea. Parameter proses permesinan dibuat konstan yaitu, putaran spindel 1400 rpm, feed rate 0,11 mm/rev dan kedalaman potong sebesar 0,5 mm. Kondisi permesinan yang digunakan adalah permesinan kering (dry machining), permesinan basah (wet machining), permesinan dengan Air Jet Cooling (AJC) dan permesinan dengan Cooled Air Jet Cooling (CAJC). Tekanan udara yang disemprotkan
Gambar 4. Kekasaran Permukaan Yang Dihasilkan
divariasikan mulai dari 0,5 bar hingga 6 bar dengan
Pada Berbagai Kondisi Permesinan
posisi penyemprotan overhead dan interface.
Efektivitas masing-masing kondisi permesinan Jika dibandingkan dengan kondisi permesinan diukur melalui kualitas permukaan produk yang
basah dan kering, ternyata kondisi permesinan secara dihasilkan (kekasaran permukaan), konsumsi daya
rata-rata CAJC memiliki kualitas permukaan yang permesinan yang dibutuhkan dan laju keausan pahat
paling baik. Hal ini menunjukkan bahwa proses yang terjadi.
penurunan panas yang terjadi pada proses permesinan dengan metode CAJC cukup efektif dimana kemungkinan penetrasi molekul udara dapat
4. ANALISA DAN INTERPRETASI DATA
mencapai ke seluruh area pemotongan yang mana hal ini tidak bisa dicapai dengan menggunakan cairan
Sejumlah proses permesinan dengan berbagai
pendingin (lihat gambar 5).
kondisi permesinan dilakukan untuk mendapatkan
kualitas permukaan yang baik dengan daya permesinan yang kecil serta keausan pahat yang rendah. Prosesn permesinan dengan CAJC ternyata menghasilkan kualitas permukaan yang lebih baik bila dibandingkan dengan AJC pada seluruh tekanan udara yang disemprotkan (lihat gambar 3). Dari gambar 3 juga terlihat bahwa kualitas permukaan yang terbaik didapatkan pada proses permesinan dengan metode CAJC pada tekanan udara yang disemprotkan sekitar 4,5 – 5 bar. Posisi
penyemprotan interface relatif lebih baik dibanding
dengan overhead. Gambar 5. Penetrasi Cairan Pendingin ke Area Pemotongan [7]
Gambar 3. Kekasaran Permukaan Yang Dihasilkan Gambar 6. Daya Permesinan Yang Dibutuhkan Dengan Dengan Metode ACJ dan CAJC
Metode ACJ dan CAJC
Seminar Nasional Mesin Dan Teknologi Kejuruan (SNMTK), 5 Juni 2013 70