Melodi Kalondang dan Strukturnya
4.2.2 Melodi Kalondang dan Strukturnya
4.2.2.1 Tangga Nada
Nettl,(1964 : 1945) mengemukakan bahwa cara-cara untuk mendeskripsikan tangga nada adalah menuliskan nada-nada yang dipakai tanpa melihat fungsi masingmasing dalam musik. Tangga nada tersebut kemudian digolongkan menurut beberapa klasifikasi, yaitu menurut jumlah nada yang dipakai. Diatonic (dua nada),tritonic (tiga nada), tetratonic (empat nada), pentatonic (lima nada), hexatonic (enam nada), heptatonic (tujuh nada).
Dua nada yang mempunyai jarak satu oktaf biasanya dianggap satu nada saja. Yang dimaksud tangga nada dalam tulisan ini yaitu nada-nada yang terdapat pada melodi yang dihasilkan kalondang. Hal ini dilakukan pada pembagian nada- nada mulai dari nada yang tertinggi hingga nada yang terendah.
Penulis mengurutkan nada-nada yang terdapat dalam melodi kalondang, dari nada terendah sampai nada tertinggi.
4.2.2.2 Nada Dasar
Dalam menentukan nada dasar melodi pada alat musik kalondang, penulis mengacu pada hasil rekaman video yang penulis dapatkan di lapangan saat pelaksanaan acara, yang telah ditranskripsikan ke dalam notasi Barat. Maka hasil nada dasar dalam melodi kalondangyang didapatkan adalah nadaD.
4.2.2.3 Wilayah Nada
Metode untuk menentukan wilayah nada berdasarkan ambitus suara yang terdengar secara alami yang ditentukan oleh media penghasil bunyi itu sendiri, ialah dengan memperhatikan nada yang paling rendah hingga nada yang paling tinggi.
Wilayah nada melodi kalondangyang diurutkan dari nada terendah sampai nada tertinggi adalah :
D Cis
4.2.2.4 Frekuensi Pemakaian Nada
Frekuensi pemakaian nada dapat dilihat dari banyaknya jumlah nada yang dipakai dalam suatu musik atau nyanyian. Banyaknya jumlah nada yang terdapat dalam melodi kalondang:
Jumlah pemakaian nada-nada pada melodi kalondang :
1. Nada D sebanyak 728
2. Nada E sebanyak 616
3. Nada Gis sebanyak 224
4. Nada A sebanyak 420
5. Nada Cis sebanyak 112
4.2.2.5 Jumlah Interval
Interval adalah jarak antara satu nada dengan nada yang lain terdiri dari interval naik maupun turun. Berikut adalah interval dari melodi kalondang:
Interval
Jumlah
1P
2M
2m
3M
3m
4P
4.2.2.6 Formula Melodik
Untuk memperjelas bagaimana bentuk dari melodi kalondang penulis menggunakan pendapat Nettl yang mengatakan bahwa ada beberapa karakter yang perlu diperhatikan untuk menentukan bentuk dari suatu komposisi, yaitu dengan memperhatikan unsur-unsur melodi yang terkandung berdasarkan pengulangan frasa, tanda diam, pengulangan pola ritem, transposisi, kesatuan dari teks yang ada dalam musik (1964:150). Formula melodik yang akan dibahas tulisan ini meliputi bentuk, frasa, dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi. Secara garis besar, bentuk, frasa, dan motif yang terdapat dalam melodi kalondang adalah sebagai berikut:
1. Bentuk pada melodi kalondang memiliki 3 bentuk, yaitu: A, B, dan C.
2. Frasa pada melodi kalondang, yaitu:
a) A: 1 frasa
b) B: 4 frasa
c) C: 4 frasa
4.2.2.7 Pola Kadensa
Kadensa adalah nada akhir dari suatu bagian melodi lagu. Pola kadensa dapat dibagi atas dua bagian, yaitu : semi kadens (half cadence) dan kadens penuh (fullcadence ). Semi kadens adalah suatu bentuk istirahat yang tidak lengkap atau tidakselesai (complete) danmemberi kesan adanya gerakan ritem yang lebih lanjut.Kadens penuh adalah suatu bentuk istirahat di akhir frasa yang terasa selesai(complete) sehingga pola kadens seperti ini tidak memberikan kesan untuk menambah gerakan ritem. Pola kadensa melodi kalondang yaitu:
4.2.2.8 Kontur
Kontur adalah garis melodi dalam sebuah lagu. Malm (dalam irawan 1997 :
85) membedakan beberapa jenis kontur, yaitu :
1. Ascending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk naik dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.
2. Descending yaitu garis melodi yang bergerak dengan bentuk turun dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.
3. Pendulous yaitu garis melodi yang bentuk gerakannya melengkung dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah, kemudian kembali lagi ke nada yang lebih tinggi atau sebaliknya.
4. Conjuct yaitu garis melodi yang sifatnya bergerak melangkah dari satu nada ke nada yang lain baik naik maupun turun.
5. Terraced yaitu garis melodi yang bergerak berjenjang baik dari nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah atau dimulai dari nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi.
6. Disjuct yaitu garis melodi yang bergerak melompat dari satu nada ke nada yang lainnya, dan biasanya intervalnya di atas sekonde baik mayor maupun minor.
7. Static yaitu garis melodi yang bentuknya tetap yang jaraknya mempunyai batas-batasan.
Garis kontur yang terdapat pada melodi kalondang dalam tulisan ini pada umumnyaconjuct dan static. Pergerakan melodinya melangkah naik maupun turun, kemudian diikuti dengan bentuk static, lalu bergerak naik dan turun (conjuct) lagi. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari gambar salah satu contoh melodi di bawah ini.
Gambar di atas menunjukkan terjadinya pergerakan melodi static, kemudian conjuct, lalu static, kemudian conjuct lagi.