Pertunjukan Tatak Nantampuk Mas

3.3 Pertunjukan Tatak Nantampuk Mas

3.3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Biasanya pertunjukan Tatak Nantampuk Mas diadakan di dalam maupun di luar lapangan tergantung keperluan acara. Tatak Nantampuk Mas, pasti selalu ditampilkan pada pembukaan acara, karena sesuai dengan jenis tarinya yaitu tari penyambutan.

Gambar 3.1 Pertunjukan Tatak Nantampuk Mas Pada Pembukaan Acara Pelantikan IKPPI (Dokumentasi Sanggar Nina Nola)

3.3.2 Pendukung Pertunjukan

Sebuah pertunjukan tentunya harus didukung oleh beberapa hal agar dapat berjalan dengan baik dan lebih menarik keindahannya. Beberapa pendukung pertunjukan, yaitu adanya penari, pemusik, dan penonton. Ketiga hal tersebut sangat berhubungan satu sama lain dalam pelaksanaan suatu pertunjukan.

3.3.2.1 Penari

Dalam pertunjukan tatak Nantampuk Mas, penari merupakan bagian yang paling penting. Hal ini dikarenakan penari lah yang akan mempertunjukkan tatak Nantampuk Mas tersebut. Penari akan menjadi pusat perhatian dari penonton. Untuk itu diperlukan penari yang memiliki kecakapan dan kemampuan menarikan

tatak Nantampuk Mas tersebut di lapangan. Dalam setiap pertunjukan tatak Nantampuk Mas ini biasanya komposisi penarinya berjumlah 3 atau lebih penari perempuan namun harus ganjil; umumnya, semakin banyak penarinya semakin terlihat bagus, karena dapat memberikan lebih banyak kemungkinan untuk menyusun pola lantai tatak tersebut. Namun sanggar Nina Nola ini biasanya menggunakan 7 orang penari. Pemilihan penari tidak berdasarkan pada lamanya menjadi anggota sanggar, tetapi pada kesanggupan penari untuk dapat menari dan hadir sesuai waktu yang dimiliki para penari. Hal ini dikarenakan penari sanggar Nina Nola ini bukanlah penari profesional, dimana para anggotanya kebanyakan merupakan anak sekolah yang duduk di bangku SMP sampai SMA. Para penari yang dipilih dan mempunyai waktu akan berlatih lagi untuk mempelajari gerakan sebelum hari pelaksanaan. Pada saat pertunjukan, penari akan saling berinteraksi antar sesama penari di lapangan dalam melakukan perubahan gerakan.

3.3.2.2 Pemusik

Untuk mengiringi tatakNantampuk Mas, sanggar Nina Nola biasanya menggunakan kurang lebih 1 orang pemain kalondang, 1 orang pemain gendang sitellu-tellu , 1 orang pemain kucapi, 1 orang pemain lobat dan 4 orang pemain gung sada rabaan (1 orang pemain pong-pong, 1 orang pemain puldep, 1 orang pemain poidan 1 orang pemain panggora). Menurut wawancara dengan Bapak Pandapotan Solin sebagai pimpinan di sanggar tersebut, peran pemusik dalam tatak Nantampuk Mas ini sangatlah penting, sebab alur tatak mengikuti alur musik, sama seperti etnis lain yang ada di Sumatera Utara khususnya. Untuk itu semua anggota sanggar telah belajar dan berlatih bersama sebelumnya untuk bisa Untuk mengiringi tatakNantampuk Mas, sanggar Nina Nola biasanya menggunakan kurang lebih 1 orang pemain kalondang, 1 orang pemain gendang sitellu-tellu , 1 orang pemain kucapi, 1 orang pemain lobat dan 4 orang pemain gung sada rabaan (1 orang pemain pong-pong, 1 orang pemain puldep, 1 orang pemain poidan 1 orang pemain panggora). Menurut wawancara dengan Bapak Pandapotan Solin sebagai pimpinan di sanggar tersebut, peran pemusik dalam tatak Nantampuk Mas ini sangatlah penting, sebab alur tatak mengikuti alur musik, sama seperti etnis lain yang ada di Sumatera Utara khususnya. Untuk itu semua anggota sanggar telah belajar dan berlatih bersama sebelumnya untuk bisa

3.3.2.3 Penonton

Penonton dalam setiap pertunjukan tatak Nantampuk Mas biasanya merupakan para tamu undangan seperti pejabat-pejabat pemerintahan, tetua-tetua adat, masyarakat Pakpak maupun orang-orang yang berasal dari daerah lain yang merupakan tamu-tamu penting yang menghadiri sebuah acara seremonial pemerintahan maupun swasta yang ada di daerah tersebut.

3.3.3 Perlengkapan Pertunjukan

Sebelum dimulainya pertunjukan tatak Nantampuk Mas, ada beberapa perlengkapan yang perlu dipersiapkan. Kostum, tata rias, dan alat musik yang digunakan harus dipersiapkan secara maksimal, agar nantinya dapat menghasilkan pertunjukan yang baik, serta menambah daya tarik pertunjukannya.

3.3.3.1Kostum

Kostum atau busana dalam tari merupakan salah satu perlengkapan pertunjukan yang harus diperhatikan. Kostum haruslah menunjang tema suatau tarian. Umumnya kostum pada tarian tradisional bergungsi untuk memperjelas peranan suatu sajian tari dan mencerminkan identitas (ciri khas) suatu daerah sekaligus menunjukkan dari mana taran tersebut berasal.

Persiapan kostum yang digunakan sangat diperlukan oleh penari dan pemusik untuk mendukung pertunjukan yang mereka sajikan di lapangan. Dari hasil pengamatan di lapangan yang penulis lakukan dan wawancara dengan ibu Romasta Uli, selaku pengelola dan penari juga di sanggar Nina Nola sekarang ini untuk kostum tatak Nantampuk Massanggar memiliki lumayan banyak kostum, jadi tiap pertunjukan pemilihan pemakaian kostum disesuaikan berdasarkan kesepakatan bersama. Namun, untuk tetap menunjukan ciri khas warna Pakpak yang pada dasarnya berwarna hitam, sanggar Nina Nola selalu menggunakan kostum yang berwarna hitam tetapi dikreasikan dengan pemakaian kostum yang berwarna merah, kuning, dan sebagainya sehingga tampak lebih indah dan banyak warna.

Berdasarkan pengamatan lapangan yang penulis dapatkan, terdapat 8 perlengkapan yang dipergunakan seorang penari yang selengkapnya dideskripsikan sebagai berikut.

1. Baju Api-api, adalah baju tradisional Pakpak yang dipakai khusus untuk perempuan, berlengan panjang, berwarna hitam yang dihiasi dengan corak-corak berwarna emas, namun kini juga sudah banyak memakai warna lain untuk menambah variasi saat penyajian.

2. Abit atau rok yang dipakai saat menari adalah Oles Perdabaitak, warna dasarnya hitam dengan corak garis-garis berwarna biru dan abu-abu. Oles Perdabaitak ini dipakai dengan cara di gulung mengelilingi pinggang hingga terbentuk menjadi rok.

3. Saong, yaitu tengkuluk atau tudung yang merupakan hiasan kepala yang dibentuk seperti kerucut menggunakan ulos atau kain khas Pakpak yang disebut sori-sori.

4. Tali abak atau ikat pinggang, biasanya terbuat dari bahan kulit, kaleng maupun besi yang di ikatkan di pinggang untuk menambah keindahan pada saat menari.

5. Cimata atau kalung, biasanya terbuat dari besi yang di pakai dileher untuk menambah keindahan pada saat menari.

6. Lepa-lepa atau anting, adalah bagian telinga diberi hiasan berupa anting. Biasanya bentuk anting yang dikenakan adalah bentuk bunga.

7. Baka Selampis merupakan wadah yang terbuat dari anyaman yang dipakai untuk menyimpan beras maupun sirih yang akan di sajikan pada saat menari.

Ketujuh unsur kostum dan asesori bagi penari Nantampuk Mas itu dapat dilihat tampilan visualnya pada gambar-gambar berikut ini:

Sori-sori ( topi atau tengkuluk)

Lepa-lepa (anting-anting)

Baju api-api ( baju atasan) Cimata (kalung)

Tali Abak (ikat pinggang)

Abit Oles Perdabaitak ( rok atau bawahan)

Baka Selampis (wadah tempat sirih atau beras)

Gambar 3.2 : Kostum dan Properti Penari (Dokumentasi Yenni Alexandra, 2014)

3.3.3.2 Tata Rias

Tata rias merupakan unsur yang dapat menunjang sebuah tarian menjadi kuat. Tata rias lebih ditekankan pada rias wajah ( make up) dan rias rambut seorang penari. Tata rias bukan hanya sekedar menjadikan seorang penari menjadi cantik atau tampan, tapi tata rias juga dapat membantu mewujudkan ekspresi penari sesuai dengan peran yang dibawakannya, sehingga tema tari yang disajikan akan dapat dimengerti dan dinikmati oleh penonton.

Persiapan tata rias yang digunakan juga sangat diperlukan oleh penari dan pemusik untuk mendukung pertunjukan yang mereka sajikan di lapangan. Begitu pula pada pertunjukan tatak Nantampuk Masini, dalam persiapannya penari harus memperhatikan tata rias mereka. Menurut informasi dari ibu Romasta Uli, penata rias bagi penari biasanya dilakukan oleh ibu Romasta Uli sendiri sebagai pengelola sekaligus pelatih tari, karena penari yang mayoritas masih siswa SMP dan SMA belum bisa untuk make up sendiri.

Tata rias ini terbagi 2, yaitu sebagai berikut.

a. Tata rias wajah atau make-up, biasanya dalam keseragamannya, warna make-up nya disesuaikan dengan kecocokan warna pakaian yang dikenakannya. Dalam tata rias wajah yang digunakan ada foundation / alas bedak, bedak, eye shadow, shading, blush on, celak, bulu mata palsu, lipstick . Foundation yang digunakan penari adalah foundation yang bisa tahan lama. Bergerak banyak dan terkena sinar matahari akan menghasilkan keringat yang berlebihan, agar polesan make-up tidak luntur makanya menggunakan foundation yang tahan lama. Bedak yang dipilih untuk

digunakan biasanya warna bedak yang masuk dengan warna kulit. Eye shadow yang digunakan biasanya ada 3 tingkatan warna, pada tingkat pertama warna yang dipilih adalah warna yang serupa dengan warna pakaian yang dikenakan. Misalnya, jika pakaian yang digunakan adalah warna merah, maka warna eye shadow tingkat pertamanya digunakan warna merah. Jika warna pakaian yang digunakan warna kuning, maka eye shadow tingkat pertamanya digunakan warna kuning pula, begitu seterusnya.Pada eye shadow tingkat kedua biasanya menggunakan warna gelap, sepertihitam dan coklat, posisi ini dibuat di bagian sudut mata agar nampak pertegasan padamata. Tingkat ke-3 atau paling atas di buat warna putih. Setelah 3 tingkatan tersebut ditempelkan bulu mata palsu agar terlihat lebih indah. Shading yang digunakan untuk penegasan pada hidung, dan blush on digunakan untik penegasan pada bagian pipi. Sedangkan celak digunakan untukpenegasan pada alis mata. Begitu juga pada bibir, dalam penegasannya digunakan lipstick yang berwarna merah.

b. Tata rias rambut, pada penataan rambut, masing-masing penari mengikat rambutnya menjadi satu. Setelah diikat lalu dipasangkan topi atau tengkuluk yang di sebut sori-sori.

3.3.4 Alat Musik Yang Digunakan

Dalam sebuah pertunjukan, hubungan antara musik dan tari sangat erat. Tanpa iringan musik, tari tidak akan mungkin dapat dipertunjukan. Iringan musik terdiri dari dua bagian, yaitu iringan internal dan eksternal. Iringan internal yaitu yang berasal dari tubuh penari itu sendiri seperti tepukan tangan, hentakan kaki, Dalam sebuah pertunjukan, hubungan antara musik dan tari sangat erat. Tanpa iringan musik, tari tidak akan mungkin dapat dipertunjukan. Iringan musik terdiri dari dua bagian, yaitu iringan internal dan eksternal. Iringan internal yaitu yang berasal dari tubuh penari itu sendiri seperti tepukan tangan, hentakan kaki,

3.3.4.1 Kalondang

Kalondang merupakan alat musik yang tergolong dalam klasifikasi xylophone. Kalondang terbuat dari kayu yang terbagi atas 8 bilah yang disusun dan telah distem sehingga setiap bilah dapat menghasilkan nada. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan stik yang terbuat dari kayu. Fungsi utama musikal alat musik ini adalah membawakan melodi, baik secara solo atau untuk iringan.

Gambar 3.3 Kalondang dan Cara Memainkannya (Dokumentasi Yenni Alexandra, 2014)

3.3.4.2 Kucapi

Kucapi merupakan alat musik yang tergolong dalam klasifikasi kordofon, dimana bunyi yang dihasilkan berasal dari getaran senar. Kucapi terbuat dari kayu dan memiliki dua buah senar yang terbuat dari nilon dan memiliki fred. Kucapi dimainkan dengan cara memetik bagian senar dengan menggunakan kuku. Alat musik ini dipakai dalam bentuk solo instrumen dan juga digabungkan dalam ensambel musik tradisional Pakpak lainnya. Kucapi merupakan alat musik petik yang terbuat dari kayu dan memiliki dua buah senar yang terbuat dari nilon dan memiliki fred. Kucapi Pakpak memiliki bentuk yanghampir sama dengan alat musik sejenis yang dimiliki oleh kebudayaan suku bangsa Batak lain, seperti : Hasapi pada masyarakat Toba, Kulcapi pada masyarakat Karo dan Husapi pada masyarakat Simalungun.

Gambar 3.4 Kucapi

(Dokumentasi Yenni Alexandra, 2014)

3.3.4.3 Lobat

Lobat merupakan alat musik yang tergolong dalam klasifikasi aerofon, dimana bunyi yang dihasilkan berasal dari getaran udara. Lobat terbuat dari bambu dengan lima buah lubang nada yang mirip seperti rekorder. Alat musik ini dimainkan dengan cara ditiup.

Gambar 3.5 : Lobat (Dokumentasi Yenni Alexandra, 2014)

3.3.4.4 Gendang Sitellu-Tellu

Gendang Sitellu-tellu merupakan alat musik yang tergolong dalam klasifikasi membranofon, dimana bunyi yang dihasilkan berasal dari getaran membran ataupun kulit. Gendang sitellu-tellu merupakan bagian dari Genderang

Sisibah yang terbuat dari bilah kayu yang memiliki membran sebagai materipenghasil suaranya ( drum chime ). Dikatakan gendang sitellu-tellu karena memang yang dipukul hanya 3 gendang saja, yaitu urutan gendang yang pertama sampai ketiga atau urutan gendang yang paling besar pertama sampai ketiga. Dulunya, ensambel gendang ini tidak ada karena penggunaan genderang sisibah tidak boleh dipisah atau dipakai sebagian saja. Dalam masyarakat Pakpak dulunya tidak ada acara yang diperuntukkan bagi muda mudi. Namun sesuai perkembangan zaman, dibuatlah ensambel ini untuk dipakai pada setiap acara muda-mudi.

Gambar 3.6 : Gendang Sitellu-tellu (Dokumentasi Yenni Alexandra, 2014)

3.3.4.5 Gung Sada Rabaan

Gung merupakan alat musik yang termasuk dalam klasifikasi idiofon, dimana bunyi yang dihasilkan berasal dari getaran badan alat musik itu sendiri. Gung pada zaman dulu terbuat dari campuran perak, kangsa, tembaga, emas, dan bermacam-macam campuran lainnya untuk menghasilkan gung dengan suara nyaring. Namun pada masa sekarang ini kebanyakan gung hanya terbuat dari beberapa campuran besi dan tembaga saja. Gung sada rabaan terdiri dari empat buah yang digunakan sebagai pelengkap genderang dalam pesta adat Pakpak, dimainkan oleh empat orang pemain dengan cara di pukul. Gung ini memiliki nama masing-masing, yakni : Pong pong, Puldep,Poi, dan Panggora. Gung Pong-pong adalah gung yang ukurannya paling kecil, gung Puldep berukuran agak sedang, Poi berukuran sedang, dan Panggora yang berukuran paling besar.

Gambar 3.7 : Gung Sada Rabaan (Dokumentasi Yenni Alexandra, 2014)

Dokumen yang terkait

Aplikasi Teknik Penginderaan Jauh untuk Identifikasi Mulut Gua dan Sebarannya Di Kawasan Karst Daerah Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta oleh Efendi Saputra moong.86gmail.com Retnadi Heru Jatmiko retnadihugm.ac.id Abstract - Aplikasi Teknik Penginderaan Jauh

1 0 7

IDENTIFIKASI KUALITAS FISIK TAMAN KOTA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK (KASUS : BAGIAN WILAYAH KOTA I, II, III KOTA SEMARANG) Feri Hariyadi Fery_omyahoo.com Dyah Widyastuti Joni Purwohandoyo

0 0 14

ANALISIS KONDISI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) PADA PROYEK KONSTRUKSI MENUJU PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 50 TAHUN 2012 (Studi Kasus : Proyek Alila Suite SCBD oleh PT. Hutama Karya (Persero))

0 0 7

Evaluasi Pelayanan Persalinan oleh Bidan Desa Selama Pelaksanaan Program Jaminan Persalinan Di Puskesmas Salomekko Kabupaten Bone Sulawesi Selatan Tahun 2012

0 1 7

PERCOBAAN I, analisis gravimetri

0 1 17

Penghambatan Proliferasi Limfosit Mencit Balbc oleh Ekstrak Testis Sapi Bali: Peran TGF-β

0 0 9

Inkorporasi Kromium oleh Fungi Ganoderma lucidum dengan Limbah Industri Kelapa Sawit Sebagai Substrat

0 0 7

Pengaruh Tekanan Suhu dan Penambahan Suplemen Metal Ion pada Fermentasi Etanol oleh Zymomonas mobilis Effect of Temperature Stress and Metal Ion Supplement on Ethanol Fermentation by Zymomonas mobilis

0 0 7

Karakteristik Performa Discharge Anoda Magnesium Teranodisasi yang Teraktivasi oleh Air Laut

0 1 7

Penggunaan Obat Tradisional oleh Penderita Diabetes Mellitus dan Faktor-faktor yang Berhubungan di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru Tahun 2015 The Use of Traditional Remedies by Diabetics Mellitus and Factors Associated in The Work Area Puskesma

0 0 6