Bentuk Qualifer Ganda dalam Bahasa Jawa

A. Bentuk Qualifer Ganda dalam Bahasa Jawa

Pembicaraan mengenai bentuk qualifier ganda bahasa Jawa menyangkut berbagai kemungkinan dalam penggunaan bahasa oleh masyarakat dalam kehidupan sehari- hari. Dalam penelitian ini bentuk qualifier ganda dalam bahasa Jawa dibatasi yaitu Q ganda sejenis yang terdiri dari 2 formatif, Q ganda tidak sejenis yang terdiri dari 2 maupun 3 formatif. Hal ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yaitu (a)

commit to user

penggunaan Q ganda sejenis lebih dari 2 formatif jarang bahkan tidak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam bahasa tulis sebab dianggap kurang efektif dan efisien (kemubaziran kata) yang mengakibatkan bahasa menjadi tidak baku atau tidak gramatikal, (b) Q ganda lebih dari dua formatif sering digunakan dalam bahasa lisan yang diucapkan dalam situasi tidak formal dengan tujuan membuat suasa menjadi lebih hangat.

Data-data yang memuat Q ganda yang berupa morfem bebas di klasifikasikan bentuknya dengan menggunakan teknik dasar BUL dilanjutkan dengan teknik lesap adalah sebagai berikut

1) Qualifer Ganda Sejenis

Qualifier ganda sejenis adalah qualifier yang memliki jenis yang sama serta meiliki daya gabung untuk membentuk Q ganda yang mengisi kontruksi V dalam suatu kalimat.

a) 2 Formatif Q sejenis

(9) Ndilalah Kluwung uga meneng wae, dadine kabeh ora kelingan.

(JB/12/III/11/49).

„Untungnya kluwung juga diam saja, jadi semua tidak teringat.‟

(10) Wingi Satrio saguh sanggup dandani lawang omahku.

(PS/34/20/08/11/46). „Kemarin Satrio bersedia sanggup memperbaiki pintu rumah.‟

(11) Amarga yen ora diajari omong, unine ya mung urip ngono wae.

(JB/12/III/10/11/48). „Karena jika tidak diajari berbicara, suaranya ya hanya hidup begitu

saja.‟

commit to user

Uga meneng wae. P/V FV(2Q) FKM Uga meneng wae ↓ ↓ ↓

del Inti/V del saguh sanggup dandani.

FV (2Q) FKM

Saguh sanggup dandani ↓ ↓

pot pot

inti/V

mung orip ngono wae

FV (2Q) FKM

Mung urip ngono wae ↓ ↓ ↓ del inti/V del

Data di atas mengandung dua formatif Q yang sama yaitu saguh „bersedia‟ dan sanggup „sanggup‟ (10) yang merupakan Qpotensial, sedangkan pada data (9) dan (11) mengandung Qdelimitatif yaitu uga „juga‟, mung „hanya‟, wae „saja‟. Tabel

commit to user

berikut merupakan deskripsi komponen pembentuk frasa verba pengisi predikat yang terdiri dari Q ganda dan verba.

Tabel 1

Data FKM (Frasa Kompleks

Modifikatif)

Qpot-pot

Qdel-del Verba

9 uga meneng wae

uga…wae „juga...saja‟

Meneng „diam‟

10 saguh

sanggup

dandani „bersedia

sanggup „sanggup‟

„bersedia‟

Dandani „memperbaiki

11 mung “urip” ngono

wae

Mung…wae „hanya..saja‟

urip ngono „hidup begitu‟

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kaliamat pada data (10) memiliki predikat yang terbentuk dari verba dan Q ganda berupa morfem bebas yaitu Qpotensial saguh „bersedia‟ dan sanggup „sanggup‟. Pada data (10) verba berupa polimorfemis dandani „memperbaiki‟. Frasa yang terbentuk disebut frasa kompeks modifikatif (FKM).

saguh + sanggup +dandani  saguh sanggup dandani dandan+i

Qpot

Qpot Adj+i  FKM

Setelah teknik dasar yaitu BUL maka analisis dilanjutkan dengan teknik lanjutan yaitu teknik lesap untuk mengetahui bentuk frasa pengisi predikat sebagai berikut

(10a) Wingi Satrio sanggup dandani lawang omahku.

„Kemarin Satrio sanggup memperbaiki pintu rumahku.‟

commit to user

(10b) Wingi Satrio saguh dandani lawang omahku.

„Kemarin Satrio bersedia memperbaiki pintu rumahku.‟ (10c) Wingi Satrio dandani lawang omahku.

„Kemarin Satrio memperbaiki pintu rumahku.‟ Dari data di atas (10a-10c) kalimat gramatikal namun makna berubah ini

pada data (10c) yaitu menyatakan kelampauan atau hal yang sudah terjadi. Data (10a- 10b) terjadi perubahan bentuk frasa pengisi predikat yaitu dari FKM (2Q+verba) menjadi FSM (1Q+verba). Sedang data (10c) pengisi predikat hanya verba tanpa Q.

2. Qualifier Ganda Tidak Sejenis

Qualifier ganda tidak sejenis yaitu Q yang berbeda jenis yang memiliki daya gabung untuk mengisi kontruksi V dalam sebuah kalimat. Q ganda tidak sejenis dalam penelitian ini didasarkan pada berterima atau tidaknya suatu kontruksi ber- qualifier ganda dalam logika penalaran peneliti dan pembaca.

a. 2 Formatif Tidak Sejenis

1) Qnegative-Qpotensial-verba

(12) Rikala mulih bocahe kandha, “Wah, ora bisa mlebu ki Pak.”

(JB/48/I/8/10/12). „Saat pulang anak itu berkata, “Wah tidak bisa masuk ini Pak.”‟

(13) Sanajan kudu ngrogoh sak, tekading ati ora bisa dikalahake

dening rasa pangrintih. (JB/48/ I/8/10/ 44) „Meskipun harus merogoh saku, keinginan hati tidak bisa dikalahkan oleh rasa kesengsaraan.‟

Ora bisa mlebu. P/V

commit to user

FV(2Q) FKM

Ora bisa mlebu ↓ ↓ ↓ neg pot Inti/V

ora bisa dikalahake

FV (2Q) FKM

Ora bisa dikalahake ↓ ↓

neg pot

inti/V

Data (12) dan (13) mengandung dua formatif Q yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan Qpotensial bisa „bisa‟. Tabel 2 merupakan deskripsi komponen pembentuk frasa verba pengisi predikat yang terdiri dari Q ganda dan verba.

Tabel 2

Data FKM

(Frasa

Kompleks Modifikatif)

Qnegative Qpotensial Verba

12 ora bisa mlebu „tidak bisa masuk‟

ora „tidak‟

bisa „bisa‟

mlebu „masuk‟

13 ora bisa dikalahake „tidak bisa dikalahkan‟

ora „tidak‟

bisa „bisa‟

dikalahke „dikalahkan‟

commit to user

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kaliamat pada data (12) dan (13) memiliki predikat yang terbentuk dari verba dan Q ganda berupa morfem bebas yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan Qpotensial bisa „bisa‟. Pada data (12) verba berupa morfem tunggal (monomorfemis) yaitu mlebu „masuk‟ dan polimorfemis pada data (13) dikalahake „dikalahkan‟. Frasa yang terbentuk disebut frasa kompeks modifikatif (FKM).

(12) ora

bisa +

mlebu  ora bisa mlebu

Qneg

Qpot

verba  FKM

(13) ora

bisa +

dikalahke  ora bisa dikalahke

di+kalah+ake

Qneg

Qpot

di+ Adj+ake  FKM Setelah teknik dasar yaitu BUL maka analisis dilanjutkan dengan teknik lanjutan yaitu teknik lesap untuk mengetahui bentuk frasa pengisi predikat sebagai

berikut

(12a) Rikala mulih bocahe kandha, “Wah, ora Ø mlebu ki Pak.” „Ketika pulang anak itu berkata,”Wah, tidak masuk ini Pak.‟ (12b) Rikala mulih bocahe kandha, “Wah, Ø bisa mlebu ki Pak.” „Ketika pulang anak itu berkata, “Wah, bias masuk ini Pak.‟ (12c) Rikala mulih bocahe kandha, “Wah, Ø Ø mlebu ki Pak.” „Ketika pulang anak itu berkata, “Wah, masuk ini Pak.‟

(13a)*Sanajan kudu ngrogoh sak, tekading ati Ø bisa dikalahake

dening rasa pangrintih. (13b) Sanajan kudu ngrogoh sak, tekading ati ora Ø dikalahake

dening rasa pangrintih.

„Meskipun harus merogoh saku, keinginan hati tidak dikalahkan oleh rasa kesengsaraan.‟

(13c)* Sanajan kudu ngrogoh sak, tekading ati Ø Ø dikalahake dening rasa pangrintih.

commit to user

Dari data di atas (12a-12c) dan (13b) kalimat gramatikal sedangkan pada data (13a) dan (13b) makna secara keseluruhan tidak gramatikal. Data (12a-b) dan (12a-b) terjadi perubahan bentuk frasa pengisi predikat yaitu dari FKM (2Q+verba) menjadi FSM (1Q+verba). Sedang data (13c) dan (13c) pengisi predikat hanya verba tanpa Q.

2) Q negative- Q obligative- verba

(14) Ing kene rakyat ora perlu mikir wragad pendidikan, kesehatan, perumahan; kabeh wis ditanggung dening negara. (JB/48/ I/8/10/12) „Di sini rakyat tidak perlu berfikir biaya pendidikan, kesehatan, perumahan; semua sudah ditanggung oleh negara.‟

(15) Kita ora perlu nindakake pengaturan kaya yen migunakake Outlook. (PS/34/ 20/8/11/ 47) „Kita tidak perlu melakukan pengaturan seperti jika menggunakan Outlook .‟

Ora perlu mikir.

P/V FV(2Q) FKM

Ora perlu mikir ↓ ↓ ↓

neg fut Inti/V

commit to user

ora perlu nindakake

FV (2Q) FKM

Ora perlu nindakake ↓ ↓

neg fut

inti/V

Data (14) dan (15) mengandung dua formatif Q yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan Qobligatif perlu „perlu‟. Tabel 3 merupakan deskripsi komponen pembentuk frasa verba pengisi predikat yang terdiri dari Q ganda dan verba.

Tabel 3

Data FKM

Qnegatif

Qobligatif Verba

14 ora perlu mikir „tidak perlu berfikir‟

Ora „tidak‟

Perlu „perlu‟

Mikir „berfikir‟

15 ora perlu nindakake „tidak

perlu

melakukan‟

Ora „tidak‟

Perlu „perlu‟

Nindakake „melakukan‟

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kaliamat pada data (14) dan (15) memiliki predikat yang terbentuk dari verba dan Q ganda berupa morfem bebas yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan Qobligatif perlu „perlu‟. Pada data (14) dan (15) verba berupa polimorfemis mikir „berfikir‟ dan nindakake „melakukan‟. Frasa yang terbentuk disebut frasa kompeks modifikatif (FKM).

(14) ora

perlu +

mikir  ora perlu mikir N +pikir

Qneg

Qobg

N+ nom

 FKM

verba

commit to user

(15) ora

perlu +

nindakake  ora bisa nindakake

N+Tindak +ake

Qneg

Qobg

verba +ake

 FKM Setelah teknik dasar yaitu BUL maka analisis dilanjutkan dengan teknik

lanjutan yaitu teknik lesap untuk mengetahui bentuk frasa pengisi predikat sebagai berikut

(14a) Ing kene rakyat ora Ø mikir wragad pendidikan, kesehatan, perumahan; kabeh wis ditanggung dening negara. „Di sini rakyat tidak berfikir biaya pendidikan, kesehatan, perumahan; semua sudah ditanggung oleh negara.‟

(14b)* Ing kene rakyat Ø perlu mikir wragad pendidikan, kesehatan, perumahan; kabeh wis ditanggung dening negara. (14c) *Ing kene rakyat Ø Ø mikir wragad pendidikan, kesehatan, perumahan; kabeh wis ditanggung dening negara. (15a) Kita ora Ø nindakake pengaturan kaya yen migunakake

Outlook. „Kita tidak melakukan pengaturan seperti jika menggunakan Outlook .‟

(15b) Kita Ø perlu nindakake pengaturan kaya yen migunakake

Outlook. „Kita perlu melakukan pengaturan seperti jika menggunakan

Outlook .‟

(15c)* Kita Ø Ø nindakake pengaturan kaya yen migunakake Outlook. .

Dari data di atas (14a) dan (15a-15b) kalimat gramatikal sedangkan pada data (15c) makna secara keseluruhan tidak gramatikal. Data (14a-b) dan (15a-b) terjadi perubahan bentuk frasa pengisi predikat yaitu dari FKM (2Q+verba) menjadi FSM (1Q+verba). Sedang data (14c) dan (15c) pengisi predikat hanya verba tanpa Q.

3) Qnegative- Qfuture- verba

(16) “Dhik, Dhik mandhega. Baliya, bapake sing dodol semprong kae ora arep nempilingi, nanging nempili .” (JB/48/ I/8/10/ 25)

commit to user

„Dik, Dik berhenti. Kembali, bapak yang jualan lampu (semprong) itu tidak akan memukuli, tapi memberikannya.‟

(17) Kanthi prastawa iku aku njaluk ngapura terus janji ora bakal mbaleni maneh. (PS/34/ 20/8/11/25)

„Sejak peristiwa itu aku minta maaf lalu berjanji tidak akan mengulanginya lagi

Ora arep nempilingi. P/V

FV(2Q) FKM Ora arep nempilingi

↓ ↓ ↓ neg fut Inti/V

ora bakal mbaleni maneh.

ket

FV (2Q) FKM

Ora bakal mbaleni ↓ ↓

neg fut

inti/V

commit to user

Data (16) dan (17) mengandung dua formatif Q yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan Qfuture arep „akan‟ pada data (16) dan bakal „akan‟. Tabel 4 merupakan deskripsi komponen pembentuk frasa verba pengisi predikat yang terdiri dari Q ganda dan verba.

Tabel 4

Data FKM

16 ora arep nempilingi „tidak

akan

memukuli‟

Ora „tidak‟

Arep „akan‟

Nempilingi „memukuli‟

17 ora bakal mbaleni „tidak

akan

mengulangi‟

Ora „tidak‟

Bakal „akan‟

Mbaleni „mengulangi‟

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kalimat pada data (16) dan (17) memiliki predikat yang terbentuk dari verba dan Q ganda berupa morfem bebas yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan Qfuture araep „akan‟ dan bakal „akan‟. Pada data (16) dan (17) verba berupa polimorfemis yaitu nempilingi „memukuli‟ dan mbaleni „mengulangi‟. Frasa yang terbentuk disebut frasa kompeks modifikatif (FKM).

 ora arep

nempilingi N+tempiling+-i N+verb+ -i

mbaleni  ora arep mbaleni

N+balen+i

Qneg

Qpot

N+ verba +-i  FKM

commit to user

Setelah teknik dasar yaitu BUL maka analisis dilanjutkan dengan teknik lanjutan yaitu teknik lesap untuk mengetahui bentuk frasa pengisi predikat sebagai berikut

(16a) “Dhik, Dhik mandhega. Baliya, bapake sing dodol semprong kae ora Ø nempilingi, nanging nempili.” „Dik, Dik berhenti. Kembali, bapak yang jualan lampu (semprong) itu tidak memukuli, tapi memberikannya.‟

(16b) *“Dhik, Dhik mandhega. Baliya, bapake sing dodol semprong kae Ø arep nempilingi, nanging nempili.” (16c) *“Dhik, Dhik mandhega. Baliya, bapake sing dodol semprong kae Ø Ø nempilingi, nanging nempili.”

(17a) Kanthi prastawa iku aku njaluk ngapura terus janji ora Ø mbaleni maneh.

„Sejak peristiwa itu aku minta maaf lalu berjanji tidak mengulanginya lagi (17b) *„Kanthi prastawa iku aku njaluk ngapura terus janji Ø bakal mbaleni

maneh. (17c)*Kanthi prastawa iku aku njaluk ngapura terus janji Ø Ø mbaleni

maneh. Dari data di atas (16a) dan (17a) kalimat gramatikal sedangkan pada data

(16b-c) dan (17b-c) makna secara keseluruhan tidak gramatikal. Data (16a-b) dan (17a-b) terjadi perubahan bentuk frasa pengisi predikat yaitu dari FKM (2Q+verba) menjadi FSM (1Q+verba). Sedang data (16c) dan (17c) pengisi predikat hanya verba tanpa Q.

4) Qnegative- Qdelimitative- verba

(18) Dadi, aku ora mung nganakake acara ing kampus kasebut. (JB/49/ II/8/10/7). „Jadi, saya tidak hanya mengadakan acara di kampus tersebut‟

(19) Ora mung ngejak para pengarang, ning uga guru lan masyarakat. (PS/41/13/10/12/16).

commit to user

„Tidak hanya mengajak para pengarang, namun juga guru dan masyarakat.‟

Dadi,aku ora mung nganakake acara ing kampus kasebut. Konj

P/V Ket FV(2Q) FKM ora mung nganakake ↓ ↓ ↓

neg del Inti/V

Ora mung ngejak para pengarang, ning uga guru lan masyarakat.

O1

konj konj

O2

FV (2Q) FKM

ora mung ngejak ↓ ↓

Neg del

inti/V Pada data (18) dan (19) klausa itu terdiri dari kategori verba dan kategori khusus yaitu Q. Hadir secara bersama-sama Q yang berbeda jenis yaitu Q negatif ora „tidak‟ dan Q deliminatif mung „akan‟. Tabel berikut merupakan deskripsi komponen pembentuk frasa verba pengisi predikat yang terdiri dari Q ganda dan verba.

commit to user

Tabel 5

Data FKM

Qneg

Qdelimitative Verba

18 ora mung nganakake „tidak

hanya

mengadakan ‟

Ora „tidak‟

Mung „hanya‟

Nganakake „mengadakan‟

19 ora mung ngejak „tidak

hanya

mengajak ‟

Ora „tidak‟

Mung „hanya‟

Ngejak „mengajak‟

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kaliamat pada data (18) dan (19) memiliki predikat yang terbentuk dari verba dan Q ganda berupa morfem bebas yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan Qdelimitative mung „hanya‟. Pada data (18) dan (19) verba berupa polimorfemis yaitu nganakake „mengadakan‟ dan ngejak „mengajak‟. Frasa yang terbentuk disebut frasa kompeks modifikatif (FKM).

 ora mung

nganakake

N+anak+ake N+verb+ ake

ngejak  ora mung ngejak

N+ajak

Qneg

Qdel

N+ verba

 FKM

commit to user

Setelah teknik dasar yaitu BUL maka analisis dilanjutkan dengan teknik lanjutan yaitu teknik lesap, hali ini dapat dilihat dalam kalimat berikut ini,

(18a) Dadi, aku ora Ø nganakake acara ing kampus kasebut. „Jadi, saya tidak mengadakan acara di kampus tersebut‟

(18b) *Dadi, aku Ø mung nganakake acara ing kampus kasebut. (18c)*Dadi aku Ø Ø nganakake acara ing kampus kasebut. (19a) Ora Ø ngejak para pengarang, ning uga guru lan masyarakat.

„Tidak mengajak para pengarang, namun juga guru dan masyarakat.‟ (19b * Ø bakal ngejak para pengarang, ning uga guru lan masyarakat.

(19c)* Ø Ø ngejak para pengarang, ning uga guru lan masyarakat. Dari data di atas (18a) dan (19a) kalimat gramatikal sedangkan pada data

(18b-c) dan (19b-c) makna secara keseluruhan tidak gramatikal. Data (18a-b) dan (19a-b) terjadi perubahan bentuk frasa pengisi predikat yaitu dari FKM (2Q+verba) menjadi FSM (1Q+verba). Sedang data (18c) dan (19c) pengisi predikat hanya verba tanpa Q.

5) Qperfektif- Qsimulative- verba

(20) Siji loro wisatawan asing, wis padha mrene. (JB/50/III/8/10/44)

„Satu dua wisatawan asing, sudah pada kesana ‟

(21) Saben bakda subuh wis padha ngadhep kembang-kembang kuwi. (PS/34/20/8/11/39).

„Setiap habis subuh sudah pada menghadap bunga-bunga itu.‟

Wis padha mrene.

P/V FV(2Q) FKM

commit to user

Wis padha mrene ↓ ↓ ↓

perf sim Inti/V

wis padha ngadhep kembang-kembang kuwi.

O1

pel

FV (2Q) FKM

Wis padha ngadhep ↓ ↓

perf sim

inti/V

Pada data (20) dan (21) klausa itu terdiri dari kategori verba dan kategori khusus yaitu Q. Hadir secara bersama-sama Q yang berbeda jenis yaitu Q perfektif wis „sudah‟ dan Q simulatif padha „sama‟. Tabel 5 merupakan deskripsi komponen pembentuk frasa verba pengisi predikat yang terdiri dari Q ganda dan verba.

Tabel 6

Data FKM

Qperfektif Qsimulative Verba

20 Wis padha mrene „sudah sama kesini‟

Wis „sudah‟

padha „pada‟

mrene „kesini‟

21 Wis padha ngadhep „sudah

sama

mengahadap ‟

Wis „sudah‟

padha „pada‟

ngadhep „menghadap‟

commit to user

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kaliamat pada data (20) dan (21) memiliki predikat yang terbentuk dari verba dan Q ganda berupa morfem bebas yaitu Qperfektive wis „sudah‟ dan Qsimulatif padha „sama‟. Pada data (20) dan (21) verba berupa polimorfemis yaitu mrene „kesini‟ dan ngadhep „menghadap‟. Frasa yang terbentuk disebut frasa kompeks modifikatif (FKM).

(20) wis

padha +

mrene  wis padha mrene

ngadhep  wis padha ngadhep

N+adhep

Qperf

Qsim

N+ verba

 FKM Setelah teknik dasar yaitu BUL maka analisis dilanjutkan dengan teknik lanjutan yaitu teknik lesap, hali ini dapat dilihat dalam kalimat berikut ini,

(20a) Siji loro wisatawan asing, wis Ø mrene. „Satu dua wisatawan asing, pada kesana.‟

(20b) Siji loro wisatawan asing Ø padha mrene. „Satu dua wisatawan asing, pada kesana ‟ (20c) Siji loro wisatawan asing Ø Ø mrene.

„Satu dua wisatawan asing, kesana ‟ (21a) Saben bakda subuh wis Ø ngadhep kembang-kembang kuwi.

„Setiap habis subuh sudah menghadap bunga-bunga itu.‟ (21b Saben bakda subuh Ø padha ngadhep kembang-kembang kuwi.

„Setiap habis subuh pada menghadap bunga-bunga itu.‟ (21c)* Saben bakda subuh Ø Ø ngadhep kembang-kembang kuwi.

Dari data di atas (20a-c) dan (21a-b) kalimat gramatikal sedangkan pada data (21-c) makna tidak gramatikal. Data (20a-b) dan (21a-b) terjadi perubahan bentuk

commit to user

frasa pengisi predikat yaitu dari FKM (2Q+verba) menjadi FSM (1Q+verba). Sedang data (20c) dan (21c) pengisi predikat hanya verba tanpa Q.

6) Qdelimitatif-Qperfektif-verba

(22) Jeneng-jeneng iku mesthine uga wis diselarasake karo kahanan. (JB/49/8/10/6) „Nama-nama itu seharusnya juga sudah diselaraskan dengan keadaan.‟

(23) Anggotane sumebar ana 23 propinsi lan uga wis ditemtokake . (PS/40/6/10/12/49). „Anggotanya tersebar di 23 propinsi dan juga sudah ditentukan.‟

Uga wis diselarasake.

P/V

FV(2Q) FKM Uga wis diselarasake

del perf Inti/V

uga wis diselarasake karo kahanan.

O1 pel

FV (2Q) FKM

commit to user

Uga wis diselarasake ↓ ↓

del perf inti/V Pada data (22) dan (23) klausa itu terdiri dari kategori verba dan kategori khusus yaitu Q. Hadir secara bersama-sama Q yang berbeda jenis yaitu Q delimitatif uga „juga‟ dan Q perfektif wis „sudah‟. Tabel berikut merupakan deskripsi komponen pembentuk frasa verba pengisi predikat yang terdiri dari Q ganda dan verba.

Tabel 7

Data FKM

22 Uga wis diselarasake „juga sudah diselarask‟

Uga „juga‟

wis „sudah‟

diselarasake „diselaraskan

23 Uga wis ditemtokake „juga sudah ditentukan

Uga „juga‟

wis „sudah‟

ditemtokake „ditentukan‟

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kaliamat pada data (22) dan (23) memiliki predikat yang terbentuk dari verba dan Q ganda berupa morfem bebas yaitu Qdelimitatif uga „juga‟ dan Qperfektif wis „sudah‟. Pada data (22) dan (23) verba berupa polimorfemis yaitu diselarasake „diselaraskan‟ dan ditemtokake „ditentukan‟. Frasa yang terbentuk disebut frasa kompeks modifikatif (FKM).

(22) uga

wis

diselarasake  uga wis

diselarasake di+se+laras+ake di+se+verb+ ake

commit to user

ditemtokake  uga wis ditemtokake di+temtu+ake

Qdel

Qperf

di+ verba+ake

 FKM

Setelah teknik dasar yaitu BUL maka analisis dilanjutkan dengan teknik lanjutan yaitu teknik lesap, hali ini dapat dilihat dalam kalimat berikut ini,

(22a) Jeneng-jeneng iku mesthine uga Ø diselarasake karo kahanan.

„Nama-nama itu seharusnya juga diselaraskan dengan keadaan.‟ (22b) Jeneng-jeneng iku mesthine Ø wis diselarasake karo kahanan.

„Nama-nama itu seharusnya sudah diselaraskan dengan keadaan.‟ (22c) Jeneng-jeneng iku mesthine Ø Ø diselarasake karo kahanan.

„Nama-nama itu seharusnya juga diselaraskan dengan keadaan.‟ (23a) Anggotane sumebar ana 23 propinsi lan uga Ø ditemtokake.

„Anggotanya tersebar di 23 propinsi dan juga ditentukan.‟ (23b) Anggotane sumebar ana 23 propinsi lan Ø wis ditemtokake . „Anggotanya tersebar di 23 propinsi dan sudah ditentukan.‟

(23b)* Anggotane sumebar ana 23 propinsi lan Ø Ø ditemtokake. Dari data di atas (22a-ca) dan (23a-b) kalimat gramatikal sedangkan pada data

(23-c) makna tidak gramatikal. Data (22a-b) dan (23a-b) terjadi perubahan bentuk frasa pengisi predikat yaitu dari FKM (2Q+verba) menjadi FSM (1Q+verba). Sedang data (22c) dan (23c) pengisi predikat hanya verba tanpa Q.

commit to user

b. Lebih dari dua formatif

(24) Ing kedhung iki, ora bakal kocap maneh pisungsung marang kaki dhanyang lan nyai danyang kang wus nancepake teken temah warga desa padha ngalab berkahe kanggo ngoncori tandurane. (JB/50/III/8/10/44)

„Di kolam ini, tidak akan terucap lagi puji-pujian kepada roh penunggu dan nyai dayang yang sudah menancapkan tongkat kepada warga desa mencari

berkahnya untuk menyuburkan tanamannya.‟

(25) Cerita iki mbok menawa bisa dadi pelajaran marang sapa wae kang senengane ngomong elek-elek. (PS/34/20/8/11/39)

„Cerita ini semoga bisa jadi pelajaran kepada siapa saja yang senang berkata jelek- jelek.‟

Ora bakal kocap.

P/V

FV(2Q) FKM Ora bakal kocap

neg fut Inti/V

mbok menowo bisa dadi pelajaran.

O1

FV (2Q) FKM

commit to user

mbok menowo bisa dadi ↓ ↓ ↓ dub pot inti/V

Data (24) dan (25) mengandung beberapa formatif Q yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan Qfuture bakal „akan‟ pada data (24) dan Qpotensial bisa „bisa‟ dan Qdubitatif mbok menowo „mungkin saja‟pada data (25). Tabel berikut merupakan deskripsi komponen pembentuk frasa verba pengisi predikat yang terdiri dari Q ganda dan verba.

Qfuture Qpot Verba Ket

ora bakal kocap maneh

„tidak

akan

terdengar lagi

Ora „tidak‟

Bakal „akan‟

Kocap „memukuli‟

Maneh „lagi‟

mbok menawa bisa

dadi

pelajaran „seumpama bisa jadi pelajaran‟

Mbok menawa „seumpama‟

Bisa „bisa ‟

Dadi „jadi‟

Pelajaran (objek) „pelajaran‟

Dari data di atas dapat diketahui bahwa kaliamat pada data (24) dan (25) memiliki predikat yang terbentuk dari verba dan Q ganda berupa morfem bebas yaitu Qnegative ora „tidak‟ dan mbok menowo „barangkali‟ serta Qfuture bakal „akan‟. Pada data (24) verba berupa polimorfemis yaitu kocap „terucap‟ dan pada data (25) verba monomorfemis dadi „menjadi‟. Frasa yang terbentuk disebut frasa kompeks modifikatif (FKM).

commit to user

(24) ora

bakal +

kocap  ora bakal kocap

Ka+ucap Ka+verb

+bisa + dadi  mbokmenowo bisa dadi

verba  FSM

Setelah teknik dasar yaitu BUL maka analisis dilanjutkan dengan teknik lanjutan yaitu teknik lesap untuk mengetahui bentuk frasa pengisi predikat sebagai berikut

(24a) Ing kedhung iki, ora Ø kocap maneh pisungsung marang kaki dhanyang lan nyai danyang kang wus nancepake teken temah warga desa padha ngalab berkahe kanggo ngoncori tandurane.

„Di kolam ini, tidak terucap lagi puji-pujian kepada roh penunggu dan nyai dayang yang sudah menancapkan tongkat kepada warga desa

mencari berkahnya untuk menyuburkan tanamannya.‟

(24b) Ing kedhung iki, Ø bakal kocap maneh pisungsung marang kaki dhanyang lan nyai danyang kang wus nancepake teken temah warga desa padha ngalab berkahe kanggo ngoncori tandurane.

„Di kolam ini, akan terucap lagi puji-pujian kepada roh penunggu dan nyai dayang yang sudah menancapkan tongkat kepada warga desa

mencari berkahnya untuk menyuburkan tanamannya.‟

(24c) Ing kedhung iki, Ø Ø kocap maneh pisungsung marang kaki dhanyang lan nyai danyang kang wus nancepake teken temah warga desa padha ngalab berkahe kanggo ngoncori tandurane. „Di kolam ini, terucap lagi puji-pujian kepada roh penunggu dan nyai

dayang yang sudah menancapkan tongkat kepada warga desa mencari berkahnya untuk menyuburkan tanamannya.‟

commit to user

(25a) Cerita iki mbok menawa Ø dadi pelajaran marang sapa wae kang

senengane ngomong elek-elek.

„Cerita ini semoga jadi pelajaran kepada siapa saja yang senang berkata jelek- jelek.‟

(25b) Cerita iki Ø bakal dadi pelajaran marang sapa wae kang senengane

ngomong elek-elek. „Cerita ini bisa jadi pelajaran kepada siapa saja yang senang berkata

jelek- jelek.‟ (25c) Cerita iki Ø Ø dadi pelajaran marang sapa wae kang senengane

ngomong elek-elek. „Cerita ini jadi pelajaran kepada siapa saja yang senang berkata jelek-

jelek.‟

Dari data di atas (24a-c) dan (25a-c) kalimat gramatikal. Sedang data (24c) dan (25c) pengisi predikat hanya verba tanpa Q.