i KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO Dengan Pendekatan Arsitektur Jawa Tugas Akhir - Konsep Perencanaan Dan Perancangan Pasar Wisata Budaya Di Solo Dengan Pendekatan Arsitektur Jawa

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO Dengan Pendekatan Arsitektur Jawa

Tugas Akhir

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh: UMMI SALAMAH M.

I0208084

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

commit to user

PLANNING AND DESIGN CONCEPT CULTURAL TOURISM MARKET IN SOLO With Java Architecture Approach

Final

Proposed As Terms To Achieve

A Bachelor of Engineering Sebelas Maret University

Prepared By: Ummi Salamah M.

I0208084

STUDY ARCHITECTURE ARCHITECTURE DEPARTMENT FACULTY OF ENGINEERING SEBELAS MARET UNIVERSITY 2013

commit to user

Abstrak

Pasar wisata budaya di Solo dengan pendekatan arsitektur jawa merupakan suatu pasar (tempat jual beli barang ataupun jasa) yang bersifat rekreatif (wisata) sehingga pembeli dapat membeli dan bersenang-senang untuk memperluas pengetahuan tentang produk budaya (kuliner, kerajinan dan pentas seni khas solo) yang disajikan seperti melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar memasak serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan. Makalah ini ditujukan untuk membahas konsep Pasar Wisata Budaya dengan pendekatan arsitektur jawa yang meliputi 4 hal, yaitu: 1) konsep program kegiatan dan ruang, 2) konsep orientasi bangungan; 3) konsep tata ruang, 4) konsep bentuk dan tampilan bangunan, 5) konsep pengolahan site, 6) konsep sistem struktur dan utilitas bangunan. Kata kunci : pasar, wisata, budaya; arsitektur jawa.

commit to user

Abstract

Cultural tourism market in Solo with Javanese architecture approach is a market (where the sale and purchase of goods or services) that are recreational (tourist) so that buyers can buy and fun to expand the knowledge of cultural products (culinary, craft and art performances typical solo) presented like to see the process of making crafts, learning the arts, learn to cook as well as the history of the development of some cultural products with shades of Javanese architecture that is created in the tourism market is to have fun and experience a new space. So that visitors not only to buy but also to learn about the cultural products presented. This paper is intended to discuss the concept of Cultural Tourism Market with Java architecture approach that includes four things: 1) the concept of program activities and space, 2) the concept bangungan orientation, and 3) the spatial concept, 4) the concept of the shape and appearance of the building, 5) site processing concept, 6) the concept of utility structures and building systems. Key words: market, tourism, cultural ;java architecture

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Pasar Wisata Budaya di Solo dengan Pendekatan Arsitektur Jawa ”.

Tugas Akhir ini ditulis sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam meraih gelar sarjana.

Penyusunan proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS.

2. Kahar Sunoko ST, MT, selaku Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik UNS.

3. Ir. Hardiyati, MT, selaku pembimbing 1 terimakasih atas ilmu yang diberikan serta waktunya yang tersita untuk membimbing saya.

4. Amin Sumadyo,ST, MT, selaku pembimbing 2 terima kasih atas waktu dan bimbingannya selama tugas akhir.

5. Ir. MDE Purnomo, MT selaku Pembimbing Akademik.

Penulis berharap proposal tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua meski penulis sadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini.

Surakarta. Januari 2013 Penulis.

Ummi Salamah M.

commit to user

iv

KUPERSEMBAHKAN UNTUK YANG TERCINTA

K edua orang tuaku Ummi (di surga aku sayang ummi karna Allah) Abi yang selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya K edua mertuaku Mama Papa yang menyayangiku seperti anak sendiri S uamiku Bara Mahendra Alita Wardana yang tersayang tercinta dan segalanya terimakasih atas kesabaranmu, kasihmu dan pengertianmu makasih banyak pacarku yang akhirnya jadi suamiku, imam hidupku. Semoga kita langgeng

sampai akhir hayat diberkahi keturunan yang sholeh2 & sholehah2,bahagia dunia akhirat. Amin, amin, amin yaa rabbal ‘alamin. K eluargaku yang tersayang Mas Fai & Mas Amin semoga cepet nyusul aku, Mbak Elok, Aa Adhin, Raqi & Rara semoga bahagia slalu dan adikku Mb Dhira, Brian. Trima kasih atas kasih sayang kalian.

Special thank’s to o Tim maketers Afla mksih udah bkin landscape nya dr 0 mp kelar plus nganter

ngprint, Adis mksih y diz tong rajin bgt motong kerts kecil2 plus udh dibuatin trandes, dpnjmin lepi, flsdisk, printer dan bnyk lg, Debby mksih udh dibeliin cutter merah super tajem plus yg sering q repotin ngprint dmodrn (kos deb c dket modrn,heee), Rina mksih rin legendany keren abis, Sari mksh ats bntuannya plg kerja lgsg kermhq dan lusia mksh bntuannya.mksh much yaa kawan2..

o Thnks 2 cepy, liul, hafidz, tiwi afla (mksh wi pla dbntuin pameran), adis, udh

liet sidang. o Studio 128 yang galau, Besty Suka Boni yang rajin studio gud job plen aq jd

iktan rajin, Riska jun temen seperjuangan lanjutkan perjuangan mu kawan, & Cisma, Sendy, Rara, Hidayat, Firdaus, Agie, Akbar, kita emang kompak kalo Maksi.

o Owh yaaa,mksh lg buat best udh ngsih voucer free facial, meski msh

ditangguhkan teteep abs ujian huraa2 sejenak.. o Teman2 angkatan 2008 dan pihak lain yang tidak tertulis terimakasih banyak, ..

Alhamdulillah akhirnya Lulus !!!!!!!!!! 24.15, Minggu 13 Januari 2013-01-12 Mega Mahendra

commit to user

I-1

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

BAB I PENDAHULUAN

A. Judul

Pasar Wisata Budaya di Solo dengan Pendekatan Arsitektur Jawa

B. Pemahaman Judul

1. Pasar wisata budaya sebagai tempat jual beli produk budaya Solo baik berupa barang ataupun jasa

2. Pasar wisata budaya sebagai tempat wisata, tempat rekrasi mengenaia produk budaya di Solo

3. Pasar wisata budaya sebagai tempat promosi produk budaya yang dimiliki kota Solo

4. Pasar wisata budaya sebagai tempat edukasi mengenai produk budaya yang dimiliki kota Solo

Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Solo memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan

kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. 1 Jadi Pasar wisata budaya yang direncanakan adalah tempat dimana pembeli dan penjual menukar jenis barang, jasa dan informasi melalui kegiatan jual-beli serta belajar berbagai produk budaya yang disajikan seperti melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar memasak

1 (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta)

commit to user

I-2

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya khas Solo dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan.

C. Latar Belakang

Ada beberapa hal yang melatar belakangi judul tersebut, yaitu:

1. Potensi Kota Solo sebagai kota Budaya

Banyaknya hasil budaya leluhur yang bertahan dan dilestarikan sampai sekarang membuat kota Solo semakin dikenal sebagai kota budaya. Hasil budaya tersebut antara lain makanan khas Solo, hasil kerajinan, pakaian khas, alat musik, tarian, aritektur serta peninggalan sejarah.

Solo atau Surakarta dikenal sebagai salah satu inti kebudayaan Jawa karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya.

Perkembangan kota Solo ini didukung oleh pemerintah kota Solo yang selalu mengembangkan kota Solo tanpa melupakan budaya dan tradisi yang ada. Sehingga banyak obyek wisata di solo yang mengusung hasil budaya kota Surakarta.Obyek wisata di solo berdasarkan jenisnya yaitu:

a. Wisata kuliner Solo mempunyai banyak tempat wisata kuliner salah satunya Galabo yang menyajikan makanan khas Solo seperti nasi liwet, srabi,

commit to user

I-3

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

timlo, dll. Kuliner makanan Raja Solo menjadi popular di tempat makan terutama mereka yang mengusung konsep menu tradisional. Solo juga mempunyai kampung wisata kuliner yang mengusung makanan khas Solo (dikenal jajanan pasar) sebagai lambang kampung wisata tersebut.

b. Tempat Belanja Belanja batik merupakan kebiasaan wisatawan yang mengunjungi solo, banyak tempat belanja yang menjual berbagai macam olahan dari bahan batik antara lain: Pasar Klewer,Pusat Grosir Surakarta, Kampung Batik” ,Laweyan, Galery Batik “Danar Hadi” Pasar Kembang, Galery Batik “Batik Keris”. Selain batik di solo juga terdapat kampung wisata blangkon Putrojayan, Serengan. Di kampung tersebut terdapat banyak pengrajin bangkon disana wisatawan dapat melihat proses pembuatan batik dan membeli langsung blangkon yang dijual di showroom.

c. Tempat Wisata Arsitektur dan peninggalan sejarah Terdapat banyak bangunan bersejarah di Surakarta, mulai dari bangunan ibadah, bangunan umum, keraton, hingga bangunan militer, antara lain; Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta, hingga Tempat Ibadah Tri Dharma Tien Kok Sie dan Vihara Am Po Kian.

d. Museum dan perpustakaan - Museum batik yang terlengkap di Indonesia, yaitu House of Danar

Hadi, - Museum tertua di Indonesia, yaitu Museum Radya Pustaka. - Museum Keraton Surakarta (Museum Sasana Pustaka) - Museum Pura Mangkunegaran (Museum Rekso Pustaka)

commit to user

I-4

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

- Museum Pers - Museum Sangiran - Museum Lukis Dullah.

Selain banyaknya tempat wisata yang dapat dikunjungi di kota Solo, kota ini juga mempunyai berbagai macam festival bertema budaya yang diselenggarakan pada setiap tahunnya, antara lain: Kirab Pusaka 1 Suro, Sekaten, Grebeg Sudiro, Tinggalan Dalem Jumenengan, Grebeg Pasa, Grebeg Besar, Solo Batik Carnival dan Solo Batik Fashion.

2. Pasar- pasar di Solo Industri batik menjadi salah satu industri khas Solo. Sentra kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. Pasar Klewer merupakan salah satu pasar tradisional sebagai pusat perdagangan batik di Indonesia. Sedangkan PGS dan Beteng juga merupakan pusat penjualan batik di Solo dengan tampilan banguan yang lebih modern.

Selain Pasar Klewer, Solo juga memiliki banyak pasar tradisional yang tersebar di setiap kecamatan dan merupakan pasar yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok, di antaranya Pasar Gedhe (Pasar Besar),Pasar Kembang,Pasar Pon,Pasar Legi,Pasar Ngemplak,Pasar Gilingan,Pasar Kadipiro, Pasar Ledhoksari, Pasar Kliwon.

Dari sekian banyak pasar di Solo selain Pasar Klewer terdapat tiga pasar yang menjadi tujuan wisatawan yaitu - Pasar Gedhe, merupakan salah satu cagar budaya, berupa pasar yang

menjual kebutuhan pangan (sembako) dan beberapa sandang.

commit to user

I-5

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

- Pasar Triwindu, tempat jual beli barang antik (setiap Sabtu malam

diubah menjadi Pasar Ngarsopuro)

- Pasar cenderamata alun-alun utara keraton solo, produk yang dijual mayoritas berupa sandang seperti kacamata, helm, tas, dll.

3. Tren wisata Di solo sendiri terdapat banyak event dimana pengunjung selalu memenuhi tempat diadakannya pameran. Berbagai macam event yang di selanggarakan oleh pemkot ataupun pihak swasta selalu menarik warga Solo dan wisatawan asing untuk melihat. Event tersebut berbagai macam jenisnya dari tradisional, budaya, elektronik dan distro.

Namun kebanyakan event yang diadakan oleh pemkot Surakarta selalu mengangkat budaya tradisional Solo yaitu wisata budaya leluhur khususnya yang sedang menjadi tren di kalangan wisatawan domestik dan asing. Sehingga banyak tempat wisata baru di Solo yang mengusung kearifan lokal.

Gambar I.1. Pasar Gedhe Sumber

www.pasarsolo.com

Gambar I.2. Pasar Triwindhu (kiri) & Ngarsopuri (kanan)

Sumber www.pasarsolo.com

commit to user

I-6

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

4. Pasar dan wisata

Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Dalam proses penjualan terdapat berbagai macam strategi untuk menunjang penjualan suatu produk, salah satunya dengan mengadakan pameran. Pameran adalah media menyampaikan informasi tentang suatu produk. Dalam proses penukaran jika menggunakan uang maka terjadi suatu transaksi.

Sedangkan pariwisata menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.

Menurut Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998), komponen produk wisata adalah: - Atraksi, alam, budaya, kerajinan tangan, event dan sebagainya - Fasilitas penunjang wisata, akomodasi, rumah makan, retail, toko cidera

mata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan sebagainya

- Aksesibilitas, dukungan sistem transportasi meliputi rute atau jalur transportasi, fasitlitas terminal bandara, pelabuhan dan moda transportasi lainnya

- Layanan pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan sebagainya

commit to user

I-7

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

- Aktifitas, ragam kegiatan yang dapat diikuti ataupun dilakukan wisatan

selama di lokasi atau destinasi dan terakhir, - Paket perjalanan wisata ditawarkan dan dikelola oleh biro perjalan wisata.

Pariwisata dan perdagangan ibarat dua sisi mata uang, sektor pariwisata akan lebih dikenal bila didukung sektor perdagangan, keberadaan perdagangan cendera mata (kerajinan) dan kuliner khas daerah menjadikan pariwisata semakin berdenyut. Untuk itu pasar wisata budaya yang direncankan dapat meningkatkan sector perdagangan maupun pariwisata Solo.

Sehingga dibutuhkan obyek wisata berbasis budaya berupa pasar dengan aplikasi arsitektur jawa sebagai wujud apresiasi dan nilai lebih tehadap budaya Solo.

D. Permasalahan

Pokok permasalahan dalam membangun Pasar Wisata Budaya yaitu mencari budaya yang relevan dengan mekanisme kegiatan pasar sehingga obyek wisata ini dapat berfungsi sebagai tempat jual beli produk budaya dengan mengusung konsep Arsitektur Jawa sebagai wujud apresiasi budaya Solo sehingga diharapkan mampu memberikan pengalaman ruang.

E. Persoalan

1. Bagaimana merancang bentuk bangunan Pasar Wisata Budaya sesuai Arsitektur Jawa?

2. Bagaimana menentukan tataruang dan gubahan massa dari berbagai macam kegiatan yang diwadahi sesuai arsitektur tradisional jawa?

commit to user

I-8

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

3. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang sesuai dengan fungsi Pasar Wisata Budaya sebagai objek wisata budaya?

4. Bagaimana menentukan jenis kegiatan yang dapat mencerminakan fungsinnya sebagai Pasar Wisata Budaya ?

5. Bagaimana menentukan tampilan Pasar Wisata Budaya yang menarik pengunjung sesuai bentuk Arsitektur Jawa?

6. Bagaimana menentukan system struktur dan system utilitas bangunan pada Pasar Wisata Budaya sesuai aspek Arsitektur Jawa?

F. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pasar Wisata Budaya untuk mengukuhkan kota Solo sebagai kota budaya berdasarkan potensi wisata dan budaya yang ada di Solo.

2. Sasaran Merancang bangunan yang dapat mewadahi segala aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan pada Pasar Wisata Budaya yang mampu memberikan pengalaman ruang* sehingga pengunjung dapat bernostalgia* melalui pendekatan arsitektur tradisional Jawa.

G. Batasan dan Lingkup Pembahasan

1. Batasan Batasan ditekankan pada aplikasi bentuk dan tata ruang arsitektur jawa pada bangunan Pasar Wisata Budaya yang direncanakan, dengan analisa besaran ruang dan bentuk kegiatan yang diwadahi, sehingga menghasilkan

*Bernostalgia bagi orang Jawa *Pengalam ruang baru bagi pengunjung non-Jawa dan wisatawan Mancanegara

commit to user

I-9

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

konsep akhir berupa penyelesaian masalah dalam bentuk suatu desain bangunan.

2. Lingkup pembahasan Dalam bangunan Pasar Wisata Budaya kegiatan yang diwadahi adalah kegiatan jual-beli produk budaya berupa pentas seni, kuliner dan kerajinan. Sedangkan kegiatan lain yang ada di Pasar Wisata Budaya sebagai kegiatan tambahan yang pewadahannya merupakan penunjang keberadaan pasar sebagai obyek wisata berbasis budaya.

H. Metode Pembahasan

1. Observasi yaitu mengamati fasilitas semacam pasar wisata yang ada serta mengamati lokasi yang tepat untuk dibangunnya pasar wisata budaya .

2. Studi literature yaitu mempelajari literature yang berkaitan dengan teori, konsep maupun standar perencanaan pasar wisata. Studi literature juga dilakukan dengan cara studi internet untuk mencari data-data yang tidak didapatkan dari buku-buku.

3. Metoda studi empiris, yaitu menambah informasi berupa preseden yang dapat dijadikan acuan. Study empiris ini dilakukan dengan mengeksplorasi contoh-contoh objek sejenis sehingga dapat dijadikan perbandingan.

I. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan.

commit to user

I-10

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

Bab II Tinjauan berisi tentang tinjauan teori mengenai pasar dan arsitektur jawa serta studi kasus mengenai aplikasi arsitektur Jawa pada bangunan sekarang serta mengenai pasar wisata yang udah ada . Bab III Tinjauan Kota Surakarta berisi tentang data fisik dan non fisik kota surakarta, tingkat pariwisata dan ekonomi, rencana lokasi pasar wisata budaya. Bab IV Analisa Pendekatan Konsep Perencanaan Dan Perancangan berisi tentang analisa kegiatan dan peruangan, analisa pemilihan lokasi dan site, analisa zonifikasi peruangan, analisa aplikasi arsitektur jawa, analisa sistem struktur, konstruksi dan ME. Bab V Konsep Dasar Dan Program Perencanaan Dan Perancangan Pada berisi tentang konsep kegiatan dan peruangan, konsep pemilihan lokasi dan site, konsep zonifikasi peruangan, konsep aplikasi arsitektur jawa, konsep sistem struktur, konstruksi dan ME.

commit to user

II- 1

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Tinjauan Teori Pasar, Wisata dan Budaya

1. Pemahaman Pasar

a. Sejarah proses terjadinya pasar

Berdasarkan sejarah diketahui bahwa masyarakat Indonesia sudah mengenal ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan kegiatan jual-beli itu, biasanya (1) berlokasi yang mudah didatangi dari berbagai arah, (2) berlangsung pada waktu-waktu tertentu, (3) mengutamakan benda keperluan hidup sehari-hari untuk keluarga.

Mengenai sejarah proses terjadinya pasar secara umum tidak ada catatan khusus yang menjelaskan proses secara gamblang. Namun dari diskripsi buku karangan A. Dewey, Peasant Marketing in Jawa (1962) kita dapat menggambarkan poses pasar di Jawa.

Suatu pasar di Jawa atau peken (Krami), biasanya letaknya tidak jauh. Jarak dari rumah seseorang petani ke pasar, yang letaknya biasanya di tepi jalan besar, hanya kira-kira tiga sampai lima kilometer. Semua

pasar di suatu daerah tertentu di Jawa buka seminggu sekali pada hari-hari tertentuyang berlainan satu dengan yang lainnya. Pasar tersebut biasanya tumbuh di persimpangan jalan atau di tempat yang strategis di dalam desa.

Dari diskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa

commit to user

II- 2

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

- Letak pasar berada di tempat yang strategis dimana orang berlalu- lalang. Oleh karena itu, pasar wisata Budaya yang direncanakan sebaiknya berada di tempat yang strategis, dekat dengan kegiatan wisata dan budaya untuk mendukung keberadaan pasar

- Nama pasar di ambil dari nama tempat pasar tersebut berada atau nama hari disaat pasar beroperasi. Sama dengan pasar Wisata Budaya yang direncanakan , pasar ini berada di kawasan wisata dan budaya maka pasar ini disebut Pasar Wisata Budaya.

b. Jenis pasar

Pada umumnya pasar dibagi menjadi dua jenis yaitu pasar tradisonal dan modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar sedangkan pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung (tidak ada proeses tawar menawar).

c. Pengguna Pasar

Pengguna pasar secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yakni pembeli dan pedagang. Damsar (1997) membedakan pembeli menjadi 3, yakni:

commit to user

II- 3

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

a. Pengunjung, yaitu mereka yang datang ke pasar tanpa mempunyai tujuan untuk membeli suatu barang atau jasa. Mereka adalah orang- orang yang menghabiskan waktu luangnya di pasar.

b. Pembeli, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli sesuatu barang atau jasa tetapi tidak mempunyai tujuan ke (di) mana akan membeli.

c. Pelanggan, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli sesuatu barang atau jasa dan mempunyai tujuan yang pasti ke (di) mana akan membeli. Seseorang menjadi pembeli tetap dari seorang penjual tidak terjadi secara kebetulan saja tetapi melalui

proses interaksi sosial.

Berdasarkan pola perjalanan berbelanja yang dikemukakan oleh Hartston (1987) tedapat tiga pengklasifikasian, yaitu:

a. Single Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja yang diawali di satu titik dan kembali pada titik yang sama. Biasanya rumah dijadikan titik awal dan pusat perbelanjaan sebagai titik yang dituju. Pola ini merupakan pola yang paling sering dilakukan. Pertimbangan utama dalam pola ini adalah jarak, artinya pusat perbelanjaan dengan jarak terdekatlah yang menjadi titik tujuan.

b. Multi Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja dengan titik awal rumah tetapi titik yang dituju lebih dari satu (pusat perbelanjaannya

commit to user

II- 4

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

lebih dari Peranan keberadaan pasar satu) dan keragaman barang yang

dibeli akan lebih banyak dibandingkan Single Purpose Trip.

c. Combined Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja sekaligus melakukan kegiatan bepergian lain seperti perjalanan kerja, baik sebelum atau setelah bekerja.

Berdasarkan pola perjalanan belanja yang dikemukakan oleh Hartson. Dengan jarak tempuh yang relative dekat dengan Istana Mangkunegaran Pasar Wisata Budaya dapat dikembangkan menjadi Multi Purpose Trip. Dimana pasar ini dapat menjadi tujuan paket wisata dengan obyek wisata di sekitarnya. Misalnya dari Istana Mangkunegaran menuju Pasar Wisata Budaya ataupun sebaliknya dari Pasar Wisata Budaya menuju Istana Mangkunegaran.

d. Fungsi dan peranan pasar

Pasar merupakan akibat/hasil dari pola kegiatan manusia yang terjadi karena adanya saling membutuhkan, sehingga terjadi pola pertukaran antara barang dan jasa. Kompleksitas kebutuhan akan mengakibatkan kompleksitas jumlah orang, jenis barang, cara pertukaran dan membutuhkan tempat yang semakin luas (Kotler & Amstrong, 2001).

Fungsi pasar yang ada saat ini berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, diuraikan sebagai berikut:

commit to user

II- 5

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

(1) Pasar sebagai tempat pengumpul hasil pertanian.

Penjualan hasil-hasil pertanian seperti ketela, kool, kentang, beras dan lain-lain banyak terjadi di pasar, di mana proses pengumpulan hasil pertanian tersebut dilakukan di lokasi pertanian.

(2) Pasar sebagai tempat distribusi barang industri.

Pasar juga merupakan tempat distribusi barang-barang industri tertentu yang menyediakan peralatan rumah tangga yang diperlukan sebagai pelengkap dapur atau kebutuhan sehari-hari.

(3)

Pasar sebagai tempat menukar barang kebutuhan

Proses jual beli sering kali terjadi dengan tidak mempergunakan alat tukar (uang) tetapi dengan barang (barter). Proses ini terjadi akibat adanya kontak langsung antara penjual dan pembeli dan kuatnya faktor budaya atau kebiasaan dari penjual.

(4)

Pasar sebagai tempat jual beli barang dan jasa

Pasar berdasarkan fungsi ekonomisnya merupakan tempat jual beli barang dan jasa. Jasa disini tidak selalu berupa barang tetapi lebih merupakan tenaga keahlian atau pelayanan.

(5) Pasar sebagai tempat informasi perdagangan

Pasar merupakan tempat informasi perdagangan karena di dalam pasar terjadi proses perputaran berbagai jenis barang, uang dan jasa.

commit to user

II- 6

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

Jumlah barang atau jenis barang yang diperlukan atau yang beredar, harga yang berlaku sampai pada distribusi barang dapat diketahui melalui informasi pasar.

Peran pasar terus meningkat sebagai akibat berkembangnya fungsi pasar saat ini. Pasar mempunyai peranan yang beragam berdasarkan pada pengertian-pengertian tentang pasar dan berkembangnya kegiatan-kegiatan yang terjadi di pasar, di mana berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia, peranan pasar dijabarkan sebagai berikut:

(1) Pasar sebagai tempat pemenuhan kebutuhan.

Pasar menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari yaitu sandang dan pangan, dengan demikian bisa diartikan bahwa di dalam pasar dapat ditemukan kebutuhan pokok sehari-hari atau kebutuhan pada waktu- waktu tertentu.

(2) Pasar sebagai tempat rekreasi.

Pasar menyediakan aneka ragam barang untuk kebutuhan sehari- hari atau kebutuhan yang akan datang. Barang-barang tersebut ditata

dan disajikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pengunjung. Orang-orang yang datang ke pasar kadang-kadang hanya sekedar berjalan-jalan sambil melihat-lihat barang dagangan untuk melepaskan ketegangan atau mengurangi kejenuhan.

commit to user

II- 7

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

(3) Pasar sebagai sumber pendapatan daerah/kota.

Kegiatan pasar akan mengakibatkan terjadinya perputaran uang dan Pemerintah Kabupaten berhak menarik retribusi dari kegiatan- kegiatan tertentu yang terjadi di pasar. Hasil penarikan retribusi akan menambah pendapatan daerah dan besarnya hasil penarikan dari retribusi ini akansangat bergantung pada kondisi pasar, skala pelayanan dan pengelolaan pasar.

(4) Pasar sebagai tempat bekerja.

Berdagang juga merupakan pelayanan jasa sehingga dalam kegiatan itu pasar tidak lagi sekedar tempat jual beli tetapi juga sebagai tempat kerja.

(5) Pasar sebagai tempat komunikasi sosial.

Bentuk jual beli antara pedagang dan pembeli terjadi dengan cara kontak langsung, sehingga dalam proses jual beli terjadi komunikasi dan terjadi interaksi sosial. Pasar-pasar tradisional yang berada di lokasi di mana masyarakat sekitarnya masih menampakkan sifat kerukunan dan masih adanya ikatan masyarakat yang sering disebut paguyuban, merupakan tempat orang berkumpul dan berbincang- bincang, mengikat kerukunan yang telah ada dan menyambung hubungan batin. Paguyuban tampak akrab karena pembeli yang datang tidak dibedakan status sosial dan profesinya.

commit to user

II- 8

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

(6) Pasar sebagai tempat studi dan latihan.

Pasar dapat digunakan sebagai tempat studi dan pendidikan di mana pada pasar tersebut dapat diketahui seluk-beluk kondisi pasar dan perkembangan pasar, tingkat kebutuhan pasar suatu daerah/kota, tingkat pendapatan, tingkat pelayanan, pola hubungan antara pasar dengan komponen pelayanan yang lainnya.

Berdasarkan Kepmen PU No.378/KPTS/1987 fungsi pasar dapat berkembang mengikuti kebutuhan manusia sehingga pasar dapat menjadi :

- Pasar sebagai tempat jual beli barang dan jasa

Pasar berdasarkan fungsi ekonomisnya merupakan tempat jual beli barang dan jasa. Jasa disini tidak selalu berupa barang tetapi lebih merupakan tenaga keahlian atau pelayanan. (Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia nomor 4)

- Pasar sebagai tempat rekreasi.

Pasar menyediakan aneka ragam barang untuk kebutuhan sehari- hari atau kebutuhan yang akan datang. Barang-barang tersebut ditata dan disajikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pengunjung. Orang-orang yang datang ke pasar kadang-kadang hanya sekedar berjalan-jalan sambil melihat-lihat barang dagangan untuk melepaskan ketegangan atau mengurangi kejenuhan. (Keputusan

commit to user

II- 9

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia nomor 2)

Jadi berdasarkan tinjauan di atas pemahaman pasar adalah tempat dimana penjual, pembeli serta pelanggan bertemu untuk jual beli barang dan jasa yang berada di tempat strategis selain itu pasar dapat berperan sebagai

tempat rekreasi.

2. Pemahaman Wisata

Pariwisata menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan- kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.

Sedangkan pengertian wisata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dsb), bertamasya, piknik.

Menurut Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998), komponen produk wisata adalah: - Atraksi, alam, budaya, kerajinan tangan, event dan sebagainya - Fasilitas penunjang wisata, akomodasi, rumah makan, retail, toko cidera

mata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan sebagainya

commit to user

II- 10

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

- Aksesibilitas, dukungan sistem transportasi meliputi rute atau jalur transportasi, fasitlitas terminal bandara, pelabuhan dan moda transportasi lainnya

- Layanan pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan sebagainya

- Aktifitas, ragam kegiatan yang dapat diikuti ataupun dilakukan wisatan

selama di lokasi atau destinasi dan terakhir, - Paket perjalanan wisata ditawarkan dan dikelola oleh biro perjalan wisata.

Berdasatkan tinjauan di atas pemahaman wisata adalah perpindahan seseorang kesuatu tempat untuk bersenang-senang dan memperluas pengetahuan dengan komponen produk wisata (Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998) sebagai pelengkap kegiatan wisata.

3. Pemahaman Budaya

Menurut Koentjaraningrat kebudayaan berasal dari kata Sansekerta yaitu buddhayah (budaya) yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan menurut J.J. Hoenigman kebudayaan dapat berupa: - Gagasan

Wujud ideal kebudayaan yang berupa kumpulan ide-ide, gagasan, nilai- nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba, dan tidak dapat disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak di

commit to user

II- 11

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

alam pikiran warga masyarakat tersebut. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku- buku hasil karya para penulis.

- Aktivitas

Wujud kebudayaan sebagai suatu aktivitas serta tindakan berpola dari manusia di masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya.

- Artefak Wujud kebudayaan fisik yang paling konkret berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia di masyarakat berupa benda- benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

Dari pemahaman diatas budaya yang dimaksud penulis berupa budaya fisik yaitu berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam bentuk kuliner, kerajinan dan pentas seni khas solo yang nantinya menjadi produk yang dijual di Pasar Wisata Budaya yang direncanakan.

B. Pemahaman Pasar, Wisata dan Budaya

1. Pemahaman Pasar dan Wisata

Definisi pasar wisata tidak dapat ditemukan dalam peraturan perundangan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga secara inplisit

commit to user

II- 12

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

dapat dinyatakan bahwa pemerintah belum menganggap perlu pengawasan dan pengelolaan jenis pasar tersebut.

Namun berdasarkan pemahaman pasar dan wisata maka dapat disimpulakan Pasar Wisata adalah tempat jual beli barang ataupun jasa yang bersifat rekreatif sehingga pembeli dapat membeli dan bersenang-

senang untuk memperluas pengetahuan tentang produk yang dijual.

2. Pemahaman Pasar Wisata dan Budaya

Pasar wisata budaya, budaya disini sebagai produk yang dijual dimana pasar wisata yang direncanakan merupakan tempat jual-beli yang bersifat rekreatif untuk memperluas pengetahuan mengenai produk budaya yang dijual.

Budaya yang direncanakan penulis berupa kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia di masyarakat yaitu makanan khas , kerajinan khas dan pentas seni.

Untuk menunjang fasilitas pasar wisata budaya sebagai tempat wisata maka beberapa komponen produk wisata oleh Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998) akan diadakan di Pasar Wisata Budaya yang direncanakan yaitu rumah makan, atm serta biro pariwisata.

Jadi Pasar wisata budaya yang direncanakan adalah tempat dimana pembeli dan penjual menukar jenis barang, jasa dan informasi melalui kegiatan jual-beli serta belajar berbagai produk budaya yang disajikan seperti melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar

commit to user

II- 13

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

memasak serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan. Berikut skema pemahaman pasar wisata budaya. yang direncanakan:

Secara

Sistem penjualan

Fungsi dan Peran pasar berdasarkan Kepmen PU No.378/KPTS/1987

Pasar sebagai tempat jual-beli. Pasar sebagai tempat rekreasi.

umum

Sistem penjualan

Tawar-menawar

Tidak ada tawar-menawar

PASAR WISATA BUDAYA

WISATA

BUDAYA

bepergian untuk memperluas pengetahuan, bersenang- senang.

kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia berupa benda- benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

Produk yang dijual

Skema II.1. Pemahaman Pasar Wisata Budaya

Sumber Analisa Pribadi

commit to user

II- 14

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

C. Tinjauan Teori Arsitektur Jawa

1. Pengertian Arsitektur Jawa

Arsitektur tradisional merupakan satu unsure kebudayaan yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku ataupun bangsa. Arsitektur tradisonal adalah suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi , ragam hias dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun serta dapat dipakai untuk melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya. (Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,DPDK,1986/1987)

Jadi Arsitektur Jawa dapat diartikan arsitektur yang lahir, tumbuh dan berkembang, didukung dan digunakan oleh masyarakat Jawa.

2. Ragam Bentuk Bangunan Arsitektur Jawa

Rumah tradisional Jawa merupakan salah satu wujud Arsitektur Jawa yang sangat bernilai. Karena dalam pembangunan rumah Jawa tidak sekedar membuat sebuah tempat untuk berteduh, tetapi juga memperhatikan keseimbanganalam. Hal ini terlihat pada pola pikir masyarakat Jawa yang mempertimbangkan masa lalu, rencana saat ini dan kegiatan masa yang akan datang. Mereka berusaha mempertimbangkan berbagai tanda- tanda atau peristiwa alam misalnya penebangan pohon yang menimbulkan gejala kerusakan lingkungan di sekitarnya. Mengingat bangunan rumah jawa asli dibangunan dengan menggunakan material kayu, sehingga

commit to user

II- 15

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

dalam penebangan pohon dipilih dari pohon yang sudah tua, dan diganti dengan menanam pohon baru untuk keturunannya yang akan datang.

Bentuk arsritektur Jawa merujuk pada pendapat Dakung (1982), Ismunandar (1986), Hamzuri (tanpa tahun), bersumber dari Mintobudoyo, bahwa ada 5 bentuk dasar rumah Jawa yaitu Panggang

Pe, Kampung, Limasan, Joglo dan Tajug . Nama- nama rumah diambil dari bentuk atap rumah tersebut.

Serta merujuk pada penelitan Drs. H.J. wibbowo, Drs. Gatot Murniatmo, Sukirman Dh. Dalam bukunya berjudul Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta jenis bangunan tradisional jawa ada 4 yaitu:

a. Panggang Pe

Panggang pe merupakan bentuk bangunan yang paling sederhana dan bentuk dasar bangunan Jawa. Bentuk pokok bangunan memepunyai tiang sebanyak 4 atau 6.

Dalam perkembangan kebutuhan bentuk panggang pe mempunyai beberapa variasi yaitu:panggang pe gedhang selirang,

Gambar II.1. Panggang Pe dasar

Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986

commit to user

II- 16

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

empyak setangkeap, gedhang setangkep, ceregencet, trajumas, barengan.

b. Kampung Bangunan lain setingkat lebih sempurna dari panggang pe adalah bentuk bangunan yang di sebut Kampung. Bangunan pokonya terdiri dari saka- saka yang berjumlah 4,6, atau 8 dan bisa seterusnya. Bentuk rumah kampong ini susunan ruangnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan belakang.

Dalam perkembangannya bentuk kapung mempunyai beberapa variasi yaitu kampung pacul gowang, srotong, dara gepak, klabang nyander, lambang teplok, lambang teplok semar tinandhu, gajah njerum, ceregncet, semar pinondhong.

c. Limasan

Bentuk bangunan ini merupakan perkembangan kelanjutan bentuk bangunan sebelumnya. Kata limosan ini diambil dari kata Lima- lasan, yakni perhitungan sederhana penggunaan molo 3m dan blandar 5m, atau molo 10m blandar 15m dan seterusnya.

Gambar II.2. Bentuk Rumah kampung (kiri) & skema ruang (kanan) Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986

commit to user

II- 17

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

Susunan ruang limasan dibagi menjadi 3 bagian yaitu ruang depan, tengah dan belakang. Hampir sama dengan kampung, tetapi ruangan tengah lebih luas daripada ruang depan dan belakang.

d. Joglo

Bentuk bangunan yang lebih sempurna dari bangunan sebelumnya. Ciri utama bangunan Joglo adalah menggunakan blandar bersusun (tumpang sari) yang di sangga dengan 4 tiang pokok yang terletak di tengah yang disebut Saka Guru.

Gambar II.4. Skema ruang bangunan kampung Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986

Gambar II.3. Bentuk dasar Rumah Limasan Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986

Gambar II.5. Bentuk Rumah Joglo

Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986

commit to user

II- 18

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

Bentuk bangunan dengan ukuran yang lebih besar, memungkinkan untuk penambahan ruang. Sehingga susunan ruang rumah Joglo lebih banyak dibandingkan rumah bentuk kampung dan limasan. Selain itu, rumah joglo para bangsawan lebih lengkap dibandingkan orang biasa

Keterangan:

1. Regol, merupakan pintu gerbang masuk terletak di sebelah kanan bangunan, tapi ada kalanya dibuat dua regol yang dibangun di sebelah kanan dan kiri depan rumah (berimbang). (Arsitektur Tradisional

DIY,DPdK,1986:65)

2. Rana, seperti pagar penghalang yang diletakkan di belakang regol (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:65)

3. Sumur terletak di sebelah barat daya (ArsiTradisional DIY,DPdK,1986:65)

4. Langgar, merupakan tempat ibadah. (Arsitektur Tradisional DIY,1986:65)

5. Kuncung, merupakan tempat pemberhentian kendaraan dibangun menjorok di depan pendhapa. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)

6. Kandang kuda, tempat kuda terletak disebelah kiri pendhapa sedikit kebelakang. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)

7. Pendapa, merupakan ruang pertemuan, ruang tamu sedangkan pendapa milik bangsawan kebanyakan berfungsi pula untuk pagelaran

Gambar II.6. Skema ruang

Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986

commit to user

II- 19

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

kesenian tradisional seperti tarian. Pendhpa dalam pandangan orang Jawa difungsikan untuk menerima tamu resmi, pertemuan, pesta maupun untuk pertunjukan dan juga tempat gamelan tradisional ditempatkan (Prijotomo, 1992: 102). Para undangan yang menyaksikan pagelaran itu berada di sebelah kiri dan kanan pendhapa, menghadap ke arah yang berlawanan dengan arah bangunan. Sedangkan para keluarga duduk dalam ruangan pendhapa menghadap ke arah bangunan, dan ruang depan untuk iringan musik. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)

8. Longkangan, pada rumah bentuk joglo milik bangsawan ada yang menggunakan batas pemisah antara pendapa dengan pringgitan, batas tersebut berupa sebuah gang kecil yang disebut longkangan dipergunakan untuk jalan kendaraan keluarga. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)

9. Seketheng, terletak diantara dalem dengan masing-masing gandhok berupa pintu gerbang kecil sebagai pembatas antara halaman luar

dengan dhalem (omah jero). (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64) 10.Pringgitan, ruang tengah atau ruang untuk pementasan wayang

(ringgit). Ruang pringgitan merupakan pengantar memasuki dalem ageng yang menjadi pusat rumah Jawa. Berdasar fungsi ini struktur

1= Tempat keluarga 2= Tempat tamu kiri 3= Tempat tamu kanan 4= Tempat iringan music 5= Podium berlantai tinggi 6= Kuncung

Gambar II.7. Skema ruang pendhapa

Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986

commit to user

II- 20

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

ruang pringgitan didesain sebagai tempat yang semiprivat, yang tentu berbeda dengan desain pendhapa yang bersifat publik/ umum (Bandingkan Caillois, 1959 ).

11.Dalem (omah jero) sebagai ruang keluarga.

12. Senthong kiwa (kamar kiri), untuk golongan petani senthong kiri berfungsi untuk menyimpan senjata atau barang-barang keramat. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:62)

13. Senthong tengah (kamar tengah), untuk golongan petani senthong tengan unutk menyimpan benih atau bibit, akar-akaran dan gabah. Terkadang dipakai pula untuk mengheningkan cipta dan berdoa kepada Tuhan. Disamping itu juga dipergunakan sebagai tempat pemujaan kepada Dewi Sri atau Dewi Kesuburan dan kebahagiaan rumah tangga. Oleh karena iru senthong tengah disebut pasren atau petanen.senthong tersebut diberi batas dengan kain yang disebut langse atau dari gedheg berhias anyaman yang disebut patang- aring.Sedangkan milik bangsawan, senthong tengah ini berisi bermacam-macam benda-benda lambang (perlengkapan) yang mempunyai kesatuan arti sakral (suci). Macam-macam benda lambang ini berbeda dengan benda-benda lambang petani. Namun keduanya mempunyai arti lambang kesuburan, kebahagiaan rumah tangga, personifikasinya

adalah Dewi

Sri. (Arsitektur

Tradisional

DIY,DPdK,1986:63)

14. Senthong tengen, baik golongan bangsawan ataupun petani senthong tengen untuk tempat tidur. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:63)

commit to user

II- 21

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

15. Gandhok, berupa dua buah ruang samping yang memanjang sejajar dengan dalem, dipergunakan untuk tempat tinggal keluarga. Gandhok ini digunakan untuk kamar anak-anak yang sudah menginjak dewasa. Mereka dipisahkan menurut jenis kelamin. Anak putri yang sudah dewasa ditempatkan pada gandhok kiri sedangkan yang laki-laki di gandhok kanan. ( Bahasa Dan Seni, Tahun 39, Nomor 1, Februari 2011:73)

16. Dapur posisinya sebelah timur dalem atau belakang gandhok kiri. Dapur digunakan untuk meramu bumbu, memasak, dan tempat sisa makanan atau sayuran. Dalam menerima tamu wanita dari tetangga dekat dan saudara biasanya juga di ruang dapur. Maka ruang ini lebih sebagai pusat kegiatan para wanita atau fungsi domestik merupakan tempat untuk memasak. Selain dapur terdapat gadri terdapat ruang di belakang senthong namanya gadri. Ruang ini digunakan sebagai tempat makan keluarga. Bagian belakang biasanya terdapat pintu. Pintu bagian belakang dalam rumah Jawa memiliki tafsiran sebagai sarana saling komunikasi, berhubungan sosial, dan fungsi menghargai. ( Bahasa Dan Seni, Tahun 39, Nomor 1, Februari 2011:73 ) Namun pada susunan tataruang di atas dapur menjadi satu dengan gadri.

e. Tajug

Rumah ibadah sepeti masjid kebanyakan menggunakan bentuk bangunan tajug. Bangunan tajug ini hamper samadengan bangunan joglo, bedanya bentuk atap tajug tidak mempunyai molo, jadi atapnya

commit to user

II- 22

I0208084 Ummi Salamah M.

PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO

tidak brunjung tapi lancip atau runcing. Atap dibuat demikian diartikan sebagai lambang keabadian Tuhan dan keesaan Tuhan.

Selain lima bangunan diatas terdapat bangunan lain yang biasanya ada di masyarakat Jawa:

a. Rumah tempat musyawarah

Rumah tempat musyawarah kebanyakan berbentuk Joglo dan limasan, sedangkan bentuk kampung tidak ada karena dirasa terlalu kecil.

b. Rumah tempat menyimpan.

Dalam rumah jawa biasanya ada tempat penyimpanan padi yang disebut lumbung dan terdapat kandang sapi.