Hasil Penelitian

N. Hasil Penelitian

1. Pemilihan Bentuk Fungsi Model Empirik yang Baik

Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan masalah empirik (empirical question) yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam melakukan studi empiris sebaiknya model yang akan digunakan diuji dulu, apakah sebaiknya menggunakan bentuk linear ataukah log-linear. Dalam penelitian ini akan menggunakan metode yang dikembangkan Mac Kinnon, White dan Davidson pada tahun 1983 yang lebih dikenal dengan MWD test.

Rule of thumb dari uji MWD adalah bila Z 1 signifikan secara statistik, maka kita menolak model yang benar adalah linier atau dengan kata lain, bila Z 1 signifikan secara statistik maka model yang benar adalah log-linier. Sebaliknya bila Z 2 signifikan secara statistik maka kita menolak model yang benar adalah linier atau dengan kata lain, bila Z 2 signifikan secara statistik maka model yang benar adalah linier.

a. Model Linier

Tabel 4.2 Hasil Uji MWD Linier

Variabel

Prob.

Z 1 0,0135 Sumber: Hasil olahan E-Views 6.0

Hal tersebut berarti model linier tidak dapat digunakan.

b. Model Log-Linier Tabel 4.3 Hasil Uji MWD Log-Linier

Variabel

Prob.

Z 2 0,9652 Sumber: Hasil olahan E-Views 6.0

Dari hasil uji MWD tersebut dapat kita lihat Z 2 tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z 2 = 0,9652). Hal tersebut

berarti model log linier dapat digunakan.

Berdasarkan hasil uji MWD di atas, yaitu MWD linear dan MWD log-linear dapat diketahui bahwa Z 1 signifikan secara statistik (Z 1 =0,0135) sedangkan Z 2 tidak signifikan secara statistik (Z 2 =0,9652). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model log linier.

O. Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi serta apakah data dalam penelitian ini sudah berdistribusi secara normal atau belum, karena apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji f yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

secara sempurna maupun tidak sempurna diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya masalah multikolinearitas adalah menggunakan metode Klein yang dikemukakan oleh L.R. Klein, yakni dengan

membandingkan nilai r 2 (korelasi antar masing-masing variabel independen) dengan R 2 (koefisien determinasi). Jika R 2 > r 2 maka dapat dinyatakan tidak terjadi masalah multikolinearitas. Sebaliknya jika R 2 <r 2 maka dinyatakan terjadi masalah multikolinearitas. Hasil dari Uji Klein untuk variabel-variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Uji Klein

PMA dengan ULN, dan EKS

0,986788 0,653323 R 2 parsial > r 2 majemuk (Tidak ada Multikolinearitas) Lanjutan

Variabel

R 2 parsial

r 2 majemuk

Keterangan

ULN dengan PMA, dan EKS

0,986788 0,838417 R 2 parsial > r 2 majemuk (Tidak ada Multikolinearitas)

EKS dengan PMA, dan ULN

0,986788 0,706566 R 2 parsial > r 2 majemuk (Tidak ada Multikolinearitas)

Sumber : Data diolah dengan Eviews (lampiran)

Berdasarkan metode Klein dapat disimpulkan bahwa model empiris yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari masalah multikolinearitas.

2. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi klasik yang menjadi bagian dalam prosedur uji disini adalah uji heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas merupakan salah satu asumsi OLS jika varian residualnya tidak sama.

Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji White dalam program Eviews yaitu dengan White heteroskedastisitas cross term . Keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas ditentukan dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

a. Jika nilai c 2 hitung >c 2 tabel , maka dapat disimpulkan bahwa model

empiris tidak terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

b. Jika nilai c 2 hitung <c 2 tabel , maka dapat disimpulkan bahwa model

empiris bebas dari masalah heteroskedastisitas.

Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic

0.202031 Prob. F(3,22)

0.8939 Obs*R-squared

0.697088 Prob. Chi-Square(3)

Scaled explained SS 0.436184 Prob. Chi-Square(3)

Sumber: Hasil olahan E-Views 6.0

H a : Terdapat heteroskedastisitas pada model

b. Tingkat kepercayaan 95% atau a = 0,05

c. Daerah kritis :

H 0 ditolak jika X 2 hitung (Obs* R-squared) > X 2 tabel =X 2 0.05;22 =

33,92444 atau nilai Probabilitas < a = 0,05

d. Uji Statistik :

White test (with cross term)

X 2 hitung (Obs* R-squared) < X 2 tabel (0,697088 < 33,92444) atau nilai

Probabilitas > a (0,8739 > 0,05)

e. Kesimpulan

Tidak terdapat heteroskedastisitas model.

3. Hasil Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya korelasi antar unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi akan digunakan Lagrange Multiplier Test .

Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey terhadap residu dari hasil model tersebut. Dari model tersebut akan diperoleh nilai Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey terhadap residu dari hasil model tersebut. Dari model tersebut akan diperoleh nilai

X 2 , maka terdapat masalah autokorelasi dan sebaliknya bila (n-1) R 2 lebih kecil dari X 2 , maka tidak terdapat masalah autokorelasi.

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic

0.143152 Prob. F(1,21)

Obs*R-squared

0.176036 Prob. Chi-Square(1) 0.6748

Sumber: Hasil olahan E-Views 6.0

Uji Hipotesis Autokorelasi

a. H 0 : Tidak terdapat autokorelasi pada residual model

H a : Terdapat autokorelasi pada residual model

b. Tingkat kepercayaan 95% atau a= 0,05

c. Daerah Kritis :

H 0 ditolak jika c 2 hitung (Obs*R-squared) > c 2 tabel =c 2 0.05;1 =

3,84146 atau nilai Probabilitas < a = 0,05

d. Uji statistik :

Dari hasil output diperoleh : Dari hasil output diperoleh :

e. Kesimpulan

Tidak terdapat autokorelasi pada residual model.

P. Hasil Uji Statistik

Dependent Variable: LOG(PDB) Method: Least Squares Date: 11/01/12 Time: 11:40 Sample: 1985 2010 Included observations: 26

Variable

Coefficient

Std. Error

0.0000 LOG(PMA)

0.0353 LOG(ULN)

0.4561 LOG(EKS)

0.986788 Mean dependent var

14.08693 Adjusted R-squared

0.984987 S.D. dependent var

0.340501 S.E. of regression

0.041721 Akaike info criterion

-3.374970 Sum squared resid

0.038295 Schwarz criterion

-3.181416 Log likelihood

47.87461 Hannan-Quinn criter.

-3.319233 F-statistic

547.7265 Durbin-Watson stat

1.796381 Prob(F-statistic)

1. Hasil Uji t

Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Uji Hipotesis :

a. H 0 : b 1 = 0 berarti variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Tingkat kepercayaan 95% atau a = 5% (0,05)

c. Daerah Kritis :

H 0 ditolak jika –t hitung < -t tabel = -t (0.25;22) = -2,07387 atau t hitung >t tabel =t (0.25;22) = 2,07387

d. Uji Statistik :

Dari output diperoleh hasil :

1) Variabel Penanaman Modal Asing

Nilai t hitung >t tabel (2,242889 > 2,07387) dan Probabilitas < a

(0,0353 < 0,05), maka H 0 ditolak

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t- hitung = 2,242889, sehingga diperoleh hasil t- hitung 2,242889 > t- tabel 2,07387, maka keputusannya adalah Hipotesis nol (H 0 ) ditolak dan Hipotesis alternatif (H a ) diterima. Hasil dari uji t tersebut menyatakan bahwa Penanaman Modal Asing berpengaruh positif atau menunjukkan tanda positif terhadap produk domestik bruto Indonesia dan korelasi sudah sesuai dengan hipotesis serta signifikan secara statistik (0,0353 < 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa PMA berpengaruh secara nyata terhadap produk domestik bruto Indonesia.

Nilai t hitung <t tabel (0,758683 < 2,07387) dan Probabilitas < a

(0,4561 > 0,05), maka H 0 diterima

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t- hitung = 0,758683, sehingga diperoleh hasil t- hitung 0,758683 < t- tabel 2,07387 maka keputusannya adalah Hipotesis nol (H 0 ) diterima dan Hipotesis alternatif (H a ) ditolak. Hasil dari uji t tersebut menyatakan bahwa Utang Luar Negeri berpengaruh negatif atau menunjukkan tandaa negatif terhadap produk domestik bruto Indonesia dan korelasi tidak sesuai dengan hipotesis serta tidak signifikan secara statistik (0,4561 > 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa Utang Luar Negeri tidak berpengaruh terhadap produk domestik bruto Indonesia.

3) Variabel Ekspor

Nilai t hitung >t tabel (19,82432 > 2,07387) dan Probabilitas < a

(0,0000 < 0,05), maka H 0 ditolak

Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai t- hitung = 19,82432 sehingga diperoleh hasil t- hitung 19,82432 > t- tabel 2,07387, maka keputusannya adalah Hipotesis nol (H 0 ) ditolak dan Hipotesis alternatif (H a ) diterima. Hasil dari uji t tersebut menyatakan bahwa Ekspor berpengaruh positif atau menunjukkan tanda positif terhadap produk domestik bruto Indonesia dan korelasi sudah sesuai dengan hipotesis serta signifikan secara statistik (0,0000 <

2. Hasil Uji F

Uji F (Overall Test) dilakukan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. (Gujarati, 1995:134) Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis

1) Ho : b 1 =b 2 =b 3 =0

Berarti semua variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) Ha : b 1 ¹b 2 ¹b 3 ¹0

Berarti semua variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Tingkat kepercayaan 95% atau a=0,05

c. Daerah Kritis :

H 0 ditolak jika f- hitung > f- tabel =f (0.05;3;22) = 3,05 atau nilai Probabilitas < a = 0,05

d. Uji Statistik :

Dari output diperoleh :

f- hitung > f- tabel (547,7265 > 3,05) atau Prob. < a (0,000000 < 0,05),

maka H 0 ditolak

Penanaman Modal Asing, Utang Luar Negeri, Ekspor secara serentak berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto.

3. Koefisien Determinasi (R 2 )

Koefisien determinasi (R 2 ) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasi R 2 . Besarnya R 2 menunjukkan besarnya variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data dipero

leh R 2 sebesar 0,984987. Hal ini berarti bahwa 98,4987 persen (sekitar 98%) variabel perubahan produk domestik bruto di Indonesia dapat dijelaskan oleh variabel penanaman modal asing, utang luar negeri, dan ekspor, sedangkan sisanya 1,5013 dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model.

Q. Pembahasan

1. Pengaruh PMA terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia

Berdasarkan hasil regresi, variabel Penanaman Modal Asing (PMA) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel PMA menunjukkan tanda positif, yaitu sebesar 0,026672 dan signifikan pada tingkat signifikasi 5% yang ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0353. Hal ini berarti jika PMA naik sebesar 1 % maka produk domestik bruto Indonesia meningkat sebesar 0,0267 %. Variabel PMA sudah sesuai

Hasil regresi menunjukkan bahwa Penanaman Modal Asing (PMA) selama periode pengamatan adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hasil ini sejalan dengan pendapat para ekonom, yang menyatakan bahwa investasi berkorelasi positif dengan produk domestik bruto. Terlebih untuk negara berkembang seperti Indonesia, salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi yang dominan adalah faktor investasi, disamping faktor konsumsi. Kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, peningkatan investasi akan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan pertumbuhan yang efektif. Sedangkan dari sisi penawaran, pertumbuhan investasi akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lebih banyak cadangan modal yang kemudian berkembang dalam peningkatan kapasitas produksi.

Hasil penelititan ini juga mendukung temuan dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Agung Nusantara dan Enny Puji Astutik (2001) dalam Jurnal yang berjudul Peranan Penanaman Modal Asing terhadap Petumbuhan Ekonomi Indonesia karena modal asing diarahkan untuk menggantikan peranan utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan perekonomian nasional. Jurnal dengan judul Pengaruh Ekspor dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia tahun 1980-2006 oleh Adrian Sutawijaya dan

Penanaman Modal Asing terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pra dan Pasca Krisis Moneter yang menyatakan bahwa variabel Penanaman Modal Asing berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi karena investasi dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran. Dari sisi permintaan, peningkatan investasi akan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan pertumbuhan yang efektif. Sedangkan sisi penawaran, pertumbuhan investasi akan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lebih banyak cadangan modal yang kemudian berkembang dalam peningkatan kapasitas produksi.

2. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia

Hasil regresi menunjukkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) selama periode pengamatan adalah utang tidak membawa pengaruh terhadap produk domestik bruto Indonesia dengan probabilitas yang tidak signifikan pada tingkat signifikasi 5%. Hal ini mengindikasikan bahwa utang luar negeri pemerintah selama ini digunakan sebagai pelengkap bagi pembiayaan pembangunan atau sebagai sarana untuk mengisi kesenjangan tabungan pemerintah ternyata kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah bagi tujuan pembiayaan pembangunan sektor-sektor produktif, namun utang luar negeri pemerintah justru digunakan untuk menutupi kewajiban

2009). Menurut teori Ricardian Equivalence, bahwa kebijakan defisit anggaran tidak mempunyai pengaruh terhadap perekonomian, termasuk di dalamnya tingkat konsumsi, investasi, suku bunga, dan tingkat harga. Utang pemerintah bersifat netral, tidak mempunyai efek terhadap suku bunga, investasi, perdagangan, inflasi dan Produk Domestik Bruto (PDB).

3. Pengaruh Ekspor terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia

Berdasarkan hasil regresi, variabel Ekspor (EKS) secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel ekspor menunjukkan tanda positif, yaitu sebesar 0,461676 dan signifikan pada tingkat signifikasi 5% yang ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0000. Hal ini berarti jika ekspor naik sebesar 1 % maka produk domestik bruto Indonesia meningkat sebesar 0,4617 %. Variabel ekspor sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia.

Hasil regresi menunjukkan bahwa Ekspor (EKS) selama periode pengamatan adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hal ini disebabkan karena ekspor dapat menyebabkan penggunaan penuh sumber-sumber domestik sesuai dengan keunggulan komparatif (comparative advantage). Ekspor merupakan Hasil regresi menunjukkan bahwa Ekspor (EKS) selama periode pengamatan adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hal ini disebabkan karena ekspor dapat menyebabkan penggunaan penuh sumber-sumber domestik sesuai dengan keunggulan komparatif (comparative advantage). Ekspor merupakan

Hasil dari penelitian ini juga mendukung temuan dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adrian Sutawijaya dan Zulfahmi (2010) dalam Jurnal yang berjudul Pengaruh Ekspor dan Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, yang menyatakan variabel ekspor non migas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi karena ekspor non migas dapat merangsang aktifitas ekonomi masyarakat. Stefanus Aditya dalam Jurnal Pengaruh Utang Luar Negeri, Ekspor, dan Partisipasi Angkatan Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (2009) menyatakan bahwa dalam jangka panjang ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia karena sektor ekspor tradisional seperti hasil perkebunan maupun perikanan cukup mampu dimanfaatkan sebagai momentum mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Pada bab ini akan disajikan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Dari kesimpulan yang ada, diberikan saran sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan. Adapun kesimpulan pada penelitian meliputi diskripsi dari variabel yang diteliti dan hasil estimasi dari model analisis.