Kelebihan dan Kelemahan Pengaturan Perlindungan Hak Cipta atas Instrumen Musik Tradisional antara Indonesia dengan Malaysia

B. Kelebihan dan Kelemahan Pengaturan Perlindungan Hak Cipta atas Instrumen Musik Tradisional antara Indonesia dengan Malaysia

1. Kelebihan Pengaturan Perlindungan Hak Cipta atas Instrumen

Musik Tradisional antara Indonesia dengan Malaysia

a. Kelebihan Pengaturan Perlindungan Hak Cipta atas Instrumen Musik

Tradisional Indonesia

1) Negara memegang hak cipta atas folklor dan hasil kebudayaan

rakyat yang menjadi milik bersama.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 memberikan perlindungan kepada pengetahuan tradisional tertentu dengan cara menetapkan pemegangnya. Pasal 10 ayat (2) menyatakan bahwa Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, tarian, kaligrafi, dan karya seni lainnya.

Dengan ditetapkannya negara sebagai pemegang hak cipta atas karya-karya tradisional tersebut, negara akan melindunginya dari penggunaannya oleh orang asing yang merugikan negara. Orang asing harus meminta izin kepada instansi yang berwenang sebelum dapat memanfaatkan karya-karya tradisional tersebut.

Instrumen musik tradisional yang ada dipegang oleh Negara hal ini berarti bahwa negara menjadi wakil bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam menguasai kekayaan tradisional tersebut. Perwakilan oleh negara dimaksudkan untuk menghindari sengketa penguasaan atau pemilikan yang mungkin timbul di Instrumen musik tradisional yang ada dipegang oleh Negara hal ini berarti bahwa negara menjadi wakil bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam menguasai kekayaan tradisional tersebut. Perwakilan oleh negara dimaksudkan untuk menghindari sengketa penguasaan atau pemilikan yang mungkin timbul di

Kepemilikan ekspresi budaya instrumen musik tradisional diberikan kepada negara yang mengatur dan membina komunitas budaya guna menghindari konflik yang terjadi karena ekspresi budaya tradisional di Indonesia seringkali tidak dimiliki oleh satu kelompok saja. Selain itu, kepemilikan negara terhadap instrumen musik tradisional juga dapat menghindari eksploitasi pihak asing terhadap daerah-daerah jika kepemilikan ekspresi budaya tradisional dikembalikan kepada daerah.

2) Hak cipta atas folklor yang dipegang oleh negara berlaku tanpa

batas waktu.

Jangka waktu perlindungan Hak cipta atas folklor (instrumen musik tradisional) dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, perlindungannya berlaku tanpa batas waktu (Pasal 31 Ayat (1) (a)) maksudnya ciptaan-ciptaan yang hak ciptanya dipegang atau dilaksanakan oleh Negara, mendapatkan perlindungan tanpa batas waktu, artinya untuk selamanya. Tujuan dari pemberlakuan tanpa batas waktu adalah agar folklor instrumen musik tradisional sebagai hasil ekspresi kebudayaan rakyat yang bersifat komunal/ milik bersama tetap berada dalam perlindungan Negara dan untuk menghindari adanya klaim atau tindakan pihak asing yang dapat merusak hasil ekspresi kebudayaan tersebut. Tujuan yang lain agar instrumen musik tradisional dan kebudayaan rakyat tetap berada sebagai ciri khas suatu daerah Hal ini juga akan menghindari adanya batas waktu perlindungan seperti ciptaan yang lain seperti 50 tahun Jangka waktu perlindungan Hak cipta atas folklor (instrumen musik tradisional) dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, perlindungannya berlaku tanpa batas waktu (Pasal 31 Ayat (1) (a)) maksudnya ciptaan-ciptaan yang hak ciptanya dipegang atau dilaksanakan oleh Negara, mendapatkan perlindungan tanpa batas waktu, artinya untuk selamanya. Tujuan dari pemberlakuan tanpa batas waktu adalah agar folklor instrumen musik tradisional sebagai hasil ekspresi kebudayaan rakyat yang bersifat komunal/ milik bersama tetap berada dalam perlindungan Negara dan untuk menghindari adanya klaim atau tindakan pihak asing yang dapat merusak hasil ekspresi kebudayaan tersebut. Tujuan yang lain agar instrumen musik tradisional dan kebudayaan rakyat tetap berada sebagai ciri khas suatu daerah Hal ini juga akan menghindari adanya batas waktu perlindungan seperti ciptaan yang lain seperti 50 tahun

3) Negara memegang hak cipta atas folklor mempunyai fungsi

sosial.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 telah menentukan bahwa karya-karya tradisional yang tersebut dalam Pasal 10 ayat (2) mempunyai fungsi sosial negara bagi Warga Negara Indonesia. Warga Negara Indonesia boleh memanfaatkannya dengan tanpa izin terlebih dahulu kepada instansi yang berwenang. Artinya, walaupun instrumen musik tradisional angklung berasal dari Sunda, namun semua warga negara di seluruh Indonesia dengan memanfaatkannya dengan tanpa izin.

b. Kelebihan Pengaturan Perlindungan Hak Cipta atas Instrumen Musik

Tradisional Malaysia

1) Perlindungan pelaku (performer’s) dalam persembahan secara langsung dalam kaitannya dengan ekspresi cerita rakyat.

Pelaku dari ekspresi cerita rakyat khususnya persembahan instrumen musik tradisional di Malaysia memiliki hak eksklusif untuk mengontrol lakukan dari berbagai tindakan yang ditetapkan dalam Seksyen 16A (1), yaitu komunikasi ke publik dari persembahan secara langsung instrumen musik tradisional, fiksasi kinerja tidak tetap dari pertunjukan instrumen musik tradisional, reproduksi fiksasi dari persembahan secara langsung instrumen musik tradisional, pembuatan yang pertama tersedia bagi publik dari fiksasi persembahan secara langsung atau salinan dari ekspresi cerita rakyat melalui penjualan atau pengalihan kepemilikan lainnya dan sewa untuk umum dari fiksasi persembahan secara langsung atau salinan dari pertunjukan instrumen musik tradisional, terlepas dari kepemilikan salinan menyewa. Namun, semua hak eksklusif tersebut di atas akan Pelaku dari ekspresi cerita rakyat khususnya persembahan instrumen musik tradisional di Malaysia memiliki hak eksklusif untuk mengontrol lakukan dari berbagai tindakan yang ditetapkan dalam Seksyen 16A (1), yaitu komunikasi ke publik dari persembahan secara langsung instrumen musik tradisional, fiksasi kinerja tidak tetap dari pertunjukan instrumen musik tradisional, reproduksi fiksasi dari persembahan secara langsung instrumen musik tradisional, pembuatan yang pertama tersedia bagi publik dari fiksasi persembahan secara langsung atau salinan dari ekspresi cerita rakyat melalui penjualan atau pengalihan kepemilikan lainnya dan sewa untuk umum dari fiksasi persembahan secara langsung atau salinan dari pertunjukan instrumen musik tradisional, terlepas dari kepemilikan salinan menyewa. Namun, semua hak eksklusif tersebut di atas akan

2) Perlindungan terhadap ciptaan yang tidak diketahui penciptanya. Di Pasal 26 (4) (c) dari Akta hak Cipta mengatur bahwa dalam hal pekerjaan yang tidak dipublikasikan di mana identitas penulis tidak diketahui, tetapi mana ada alasan untuk menganggap bahwa ia adalah warga negara Malaysia, hak cipta dalam pekerjaan dianggap dikuasai oleh Menteri dengan dibebankan pertanggungjawaban untuk kebudayaan. Tampaknya bahwa jika sebuah ekspresi cerita rakyat memenuhi syarat sebagai karya sastra, musik atau seni dalam arti hak cipta, dalam pekerjaan tersebut harus diberikan kepada Menteri dan Menteri berhak untuk melindungi dan menegakkan hak-hak yang tidak diketahui pekerjaan pencipta.

3) Perlindungan terhadap warisan budaya tak benda dalam Akta

Warisan Kebangsaan 2005

Perundangan yang ada sebelum adanya Akta Warisan Kebangsaan 2005 berupa Akta Parlimen dan Enakmen Negeri adalah berfokus kepada warisan yang bersifat “Natural dan cultural ” dan dalam bentuk “tangible” saja. Tetapi bagi “Intangible Culture Heritage” kurang mendapat perlindungan karena:

a) Tidak terdapat perundangan ditingkat Negara kecuali dalam

bentuk Dasar Kebudayaan Kebangsaan.

b) Begitu juga di negara-negara lain yang ditinjau secara terpilih, tidak mempunyai satu perundangan yang merangkumi semua subjek.

mengenai “intangible cultural heritage ” berbentuk ‘UNESCO Convention’ seperti “Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage” dan “Convention on the Protection and Promotion of the Diversity of Cultural Expressions ”.

Seksyen 2 Akta Warisan Kebangsaan 2005 menjelaskan lingkup Warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) adalah:

“Warisan budaya tak benda meliputi segala bentuk ekspresi, bahasa, ucapan-ucapan bahasa, ucapan, lagu musik diproduksi, catatan, terdengar lirik, lagu, folksongs, tradisi lisan, puisi, musik, tarian sebagai yang dihasilkan oleh seni pertunjukan, drama teater, komposisi terdengar suara dan musik, seni bela diri, yang mungkin ada atau ada dalam kaitannya dengan warisan Malaysia atau setiap bagian dari Malaysia atau sehubungan pada warisan dari masyarakat Malaysia”

4) Akta Warisan Kebangsaan 2005 merupakan wujud koreksi dan melengkapi ketentuan Akta Hakcipta 1987 terkait perlindungan ekspresi cerita rakyat.

Perlindungan ekspresi cerita rakyat dalam Akta Hakcipta 1987 yang minim dan bersifat tidak langsung serta lebih memfokuskan pada perlindungan hak pelaku, diperkuat dengan adanya Akta Warisan Kebangsaan 2005 yang merupakan akta yang dibuat secara sui generis yang khusus melindungi objek warisan di Malaysia. Sehingga perlindungan terhadap ekspresi cerita rakyat dapat lebih diperkuat dengan adanya Akta Warisan Kebangsaan 2005.

5) Adanya badan yang khusus melindungi objek warisan di

Malaysia.

Bahwa dengan adanya Akta Warisan Kebangsaan 2005 yang secara sui generis terlepas dari Akta Hakcipta 1987. Akta

Malaysia, membuat pengurusannya juga ditangani oleh badan yang khusus mengatur yaitu Badan Warisan Malaysia dan Kementerian Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan. Badan ini berbeda dengan badan yang melindungi HKI di Malaysia yaitu Badan Harta Intelek Malaysia. Badan Warisan Malaysia berada dibawah naungan Kementerian Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan. Tugas dari Badan Warisan Malaysia adalah pengurusan warisan negara terutamanya dalam hal lisensi, pendaftaran dan penegakan warisan budaya. Sedangkan Kementerian Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan melaksanakan tugas seperti melaksanan penetapan peraturan yang sesuai dengan Akta, pengumpulan, pendokumentasian, penyelidikan, pemeliharaan dan pembangunan warisan secara baik dan teratur berdasarkan Akta Warisan Kebangsaan 2005.

2. Kelemahan Pengaturan Perlindungan Hak Cipta atas Instrumen