KERJASAMA INTERNASIONAL DAN REGIONAL SERTA ISU-ISU TERBARU DI BIDANG KELAUTAN

BAB 16 KERJASAMA INTERNASIONAL DAN REGIONAL SERTA ISU-ISU TERBARU DI BIDANG KELAUTAN

16.1. Kerjasama Internasional

Berbagai isu internasional terkait dengan pengelolaan sumberdaya kelautan berkembang dengan pesat. Hal ini perlu dijadikan perhatian pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam rangka Implementasi Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982) di Indonesia. Isu tersebut antara lain:

1. Clean Development Mechanism, atau lebih dikenal dengan CDM, adalah salah satu mekanisme pada Kyoto Protokol yang mengatur negara maju yang tergabung dalam Annex I dalam upayanya menurunkan emisi gas rumah kaca. Mekanisme CDM atau diistilahkan sebagai Mekanisme Pembangunan Bersih ini merupakan satu-satunya mekanisme yang terdapat pada Protokol Kyoto yang mengikutsertakan negara berkembang dalam upaya membantu negara maju dalam menurunkan emisinya. Selain membantu negara maju, sebaliknya diharapkan melalui mekanisme CDM ini akan memungkinkan adanya bantuan keuangan, transfer teknologi, dan pembangunan berkelanjutan dari negara maju ke negara berkembang.

Kesepakatan internasional ini memberikan kesempatan bagi Indonesia. Di sektor energi Indonesia memiliki kesempatan untuk mengembangkan energi hijau yang mencakup pemanfaatan energi terbarukan, teknologi yang efisien dan teknologi energi bersih. Terkait dengan keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas laut lebih dari 3,1 juta km 2 atau sekitar 63% dari total wilayah, Indonesia memiliki kesempatan untuk memasukan laut dalam perdangan emisi disamping hutan, pada perundingan internasional tentang kebijakan iklim global. Luas laut dan sebaran terumbukarang di

Indonesia memiliki potensi dalam menyerap dan menyimpan CO 2 .

2. Liberalisasi perdagangan memberikan peluang (opportunities), melalui penurunan hambatan tarif dan non tarif dan meningkatkan akses produk domestik ke pasar internasional, tetapi di sisi lain, liberalisasi perdagangan menjadi ancaman (threat), karena perdagangan bebas menuntut penghapusan subsidi dan proteksi sehingga 2. Liberalisasi perdagangan memberikan peluang (opportunities), melalui penurunan hambatan tarif dan non tarif dan meningkatkan akses produk domestik ke pasar internasional, tetapi di sisi lain, liberalisasi perdagangan menjadi ancaman (threat), karena perdagangan bebas menuntut penghapusan subsidi dan proteksi sehingga

3. Code of Conduct for Responsible Fisheries yang dikeluarkan FAO (1995) menekankan aspek ekologi pada pengelolaan sumber daya perikanan. Selain itu, saat ini Committee on Fisheries FAO telah menyepakati tentang International Plan of Action on Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) fishing yang mengatur mengenai (1) praktek ilegal seperti pencurian ikan, (2) praktek perikanan yang tidak dilaporkan atau laporannya salah (misreported), atau laporan di bawah standar (under reported), dan (3) praktek perikanan yang tidak diatur sehingga mengancam kelestarian stok ikan global.

16.2. Kerjasama Regional

Meningkatnya tuntutan kesejahteraan dan kepentingan ekonomi telah mengubah tatanan dunia yang semula bipolar menjadi multipolar yang terbagi menjadi beberapa kawasan kerjasama ekonomi dan perdagangan. Eropa, Pasifik, Asia Timur dan Asia Tenggara merupakan kawasan yang paling cepat pertumbuhan ekonominya. Kawasan Asia Tenggara terletak pada posisi silang jalur perdagangan internasional yang kaya akan sumber daya, tenaga kerja dan sekaligus pasar potensial karena berada di jalur pelayaran yang ramai yang melalui Selat Malaka, Selat Singapura dan Laut Cina Selatan yang sekaligus juga memiliki potensi konflik dimana untuk menyelesaikannya diperlukan kerjasama regional.

Beberapa bentuk kerjasama regional yang merupakan implementasi dari konvensi hukum laut internasional antara lain:

a. Laut Tertutup dan Separuh Tertutup yang melingkupi Indonesia : 1). Pengembangan kerjasama Laut Cina Selatan

2). Pengembangan Kerjasama Laut Sulawesi 3). Pengembangan kerjasama Laut Arafura 4). Pengembangan kerjasama Laut Timor 5). Pengembangan kerjasama Selat Malaka

b. Pengembangan Kerjasama Samudera Hindia 1). IOR-ARC (Indian Ocean Rim Association for Regional Cooperation) 2). IOTC (Indian Ocean Tuna Commission) 3). IOMAC (Indian Ocean marine Affair Cooperation) 4). CCSBT (Convention on Conservation Southern Bluefine Tuna) 5). Conference (US PACOM MILOPS)

c. Pengembangan Kerjasama Samudera Pasifik 1). MHLC (Multilateral Highlevel Conference) / Ratifikasi UNIA-United Nations

Implementing Agreement (Hight Seas Fisheries) 2). US-Pacific Command on Military and law Operations 3). ARF (ASEAN Regional Forum) 4). CSCAP (Council for Security Cooperation in the Asia Pacific), khususnya tentang

kerjasama bidang maritim

d. Pengembangan Kerjasama Tripartite Indonesia–Malaysia–Singapura, untuk memajukan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan laut, baik secara langsung maupun melalui International Maritime Organization (IMO).

16.3. Kebijakan di Tingkat Nasional

Berbagai perkembangan kebijakan strategis nasional yang telah ada dalam rangka ratifikasi konvensi Hukum Laut serta berkaitan dengan pengelolaan sumber daya kelautan dapat dilihat pada tabel 2.

Undang-Undang yang

Tahun Undang-Undang Umum

Konvensi lainnya

mengatur Kelautan

Deklarasi Juanda 1958

Konferensi I Tahun 1958 1960

Prp 4 Konferensi II Tahun 1960 1967

UU No.11 Tahun 1967 PERTAMBANGAN

PERTAMBANGAN DI LAUT

UU No. 1 Tahun 1973

LANDAS KONTINEN

Sidang 1 Konferensi III

Sidang 12 Konferensi III

UNCLOS 82

UU No. /5 Tahun 1983 ZEEI

1984 UU No. 5 Tahun 1984 PERINDUSTRIAN

INDUSTRI KELAUTAN

UU No. 17 Tahun 1985

1990 UU No. 5 Tahun 1990 KONSERVASI

KONSERVASI LAUT

No. 9 Tahun 1990 KEPARIWISATAAN

WISATA BAHARI

UU No. 21 Tahun 1992

PELAYARAN

UU No. 24 Tahun 1992 TATA RUANG

TATA RUANG KELAUTAN

UU No. 6 Tahun 1996 PERAIRAN INDONESIA

1997 UU No. 23 Tahun 1997 LINGKUNGAN HIDUP

LINGK.HIDUP KELAUTAN

2002 UU No. 18 Tahun 2002

LITBANG KELAUTAN

SISNASLITBANG

PENEGAKAN KEDAULATAN

DAN HUKUM DI LAUT

UU No. 3 Tahun 2002 PERTAHANAN

UU No.2 Tahun 2002 POLRI

Undang-Undang yang

Tahun Undang-Undang Umum Konvensi lainnya

mengatur Kelautan

2003 UU No.20 Tahun 2003 SISDIKNAS

SDM KELAUTAN

UU No. 31 Tahun 2004

PERIKANAN

UU No. 3 Tahun 2002 PERTAHANAN UU No.2 Tahun 2002 POLRI UU No. 34 TAHUN 2004 TNI

GAKUMKAM DI LAUT

UU No. 25 Tahun 2004 SISRENBANG

SISRENBANGKELAUTAN

2006 UU No. 16 Tahun 2006

SISTEM PENYULUHAN

PENYULUHAN PERTANIAN,

DI BIDANG KELAUTAN

PERIKANAN & KEHUTANAN 2007

UU No. 26 Tahun 2007

PENATAAN RUANG LAUT

tentang PENATAAN RUANG

perlu diatur dengan UU, ref.

Pasal 6 ayat (5)

UU NO. 27 Tahun 2007

PENGELOLAAN WILAYAH

PENGELOLAAN WILAYAH

PESISIR DAN PULAU-

PESISIR DAN PULAU-PULAU

PULAU KECIL

KECIL UU No. 17 Tahun 2007

RENBANG KELAUTAN

tentang R P J P N

adalah bagian dari RPJPN PERPRES No. 81 Tahun 2005

tentang BAKORKAMLA

Tabel 2. Kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya kelautan

16.4. Isu-isu Terbaru Di Bidang Kelautan

Posisi geografi Indonesia yang berada pada persilangan jalur penting perhubungan dunia, memberikan kedudukan dan peranan strategis bagi Indonesia. Berbagai perkembangan isu-isu baru di bidang kelautan yang patut dicermati karena berkaitan dengan pengelolaan sumber daya kelautan, adalah sebagai berikut :

1. Peranan Aquaculture, Fishculture, Sea Rancanching.

2. Bio Prospecting di dasar laut, khususnya Seamounts.

3. Perubahan klimat dan naiknya permukaan laut.

4. Meningkatnya peranan coastal dan ocean economics.

5. Semakin berkembangnya prinsip co-management, baik antara pusat dan daerah, antar sesama daerah, antar pemerintah dengan stakeholdres, maupun antara nasional dan regional organizations.

6. Klaims negara-negara atas kontinental margin di luar ZEE.

7. Berkembangnya konsep ICOM (Integrated Coastal and Ocean Management).

8. Berkembangnya konsep LME (Large Marine Ecosystem) sebagai basis bagi managemen kelautan berdasarkan ekosistem.

9. IMP (Introduced Marine Pests) seperti: Stripe Mussels, North Pacific Star Fish.

10. Perkembangan Marine Biotechnologi.

11. Perkembangan Riset kelautan mengenai sumber kekayaann alam seperti, cobalt crusts di seamounts, metal sulphides di black smokes dan methan hydrate.

12. MPA (Marine Potected Areas)

13. Marine dan Eco tourism

14. Energi-energi baru seperti: otec, hydrothermal, arus dan ombak dll.

15. Instalasi dan anjungan lepas pantai yang tidak terpakai lagi.

16. Masalah-masalah kabel dan pipa-pipa bawah laut.

17. Masalah peninggalan-peninggalan budaya dan sejarah di dasar laut.

18. Kegiatan-kegiatan illegal di laut, seperti penyelundupan barang dan manusia, imigrasi gelap, kejahatan trans-nasional, bajak laut, terorisme di laut, IUU Fishing dll.

19. Marine Environmental modification seperti, coastal mining, dll.

20. Munculnya kekuatan-kekuatan baru di bidang kelautan yang saling bersaing mencari resources dan pengamanan transportasi laut.

16.5. Rekomendasi

1. Indonesia harus aktif dalam rangka kerjasama dan ikut dalam keanggotaan forum atau lembaga-lembaga di bidang kelautan baik yang bersifat regional maupun Internasional.

2. Perlu segera ditindaklanjuti perkembangan 20 isu-isu baru di bidang kelautan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya kelautan.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65