Kewenangan Notaris Jabatan, kewenangan dan larangan Notaris

16 tangan jika akta itu ditandatangani oleh para penghadap Pasal 1869 KUHPerdata, Pasal 39-40 UUJN . Notaris selain untuk membuat akta-akta otentik juga ditugaskan untuk melakukan pendaftaran dan mengesahkan waarmereken dan legaliseren 7 surat-surat atau akta yang dibuat dibawah tangan serta memberikan nasehat hukum dan penjelasan mengenai undang-undang terutama isi dari akta yang dibuat dihadapan notaris. Pada dasarnya akta yang dibuat dihadapan notaris adalah atas dasar permintaan undang-undang dan demi kepentingan pihak-pihak yang membutuhkan jasa notaris, berdasarkan atas dua kepent ingan diatas, dapat dikatakan bahwa notaris sebagai pejabat umum dalam menjalankan tugasnya mengemban amanat yang berasal dari dua sumber yaitu: anggota masyarakat yang menjadi klien notaris dan perintah dari peraturan perundang-undangan kepada notaris, agar pembuatan hukum tertentu dituangkan dan dinyatakan dengan suatu akta otentik. Berdasarkan hal tersebut dapatlah diketahui, bahwa Notaris diangkat oleh pemerintah bukan hanya sekedar untuk kepentingan diri sendiri, akan tetapi tugas untuk kepentingan masyarakat dan negara. Selain itu, Notaris juga mempunyai wewenang yang meliputi empat hal yaitu 8 : a. Notaris harus berwenang sepanjang yang menyangkut akta yang dibuat itu; 7 Warmerking terdapat dalam ordonansi tgl 17 Januari 19,16, stb 1916 No 46 juncto 43, yakni “ waarmerking van Onderlandse aken Enz ”, sedangkan rumusan kalimat legalisasi dicantumkan dalam pasal 2 ayat 1 ordonansi tersebut . 8 G.H.S. LumbanTobing. OP.Cit. hal 49 17 b. Notaris harus berwenang sepanjang yang menyangkut orang-orang untuk kepentingan siapa akta itu dibuat; c. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai tempat, di mana akta tersebut dibuat; d. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai waktu pembuatan akta itu; Sedangkan Pasal 15 ayat 2 Undang-Undang Jabatan Notaris menyebutkan kewenangan yang lain: a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; b. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus; c. Membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang membuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan; d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya; e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta; f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau g. Membuat akta risalah lelang. 18

1.2.3. Larangan Notaris

Menurut Pasal 17 Undang-Undang Jabatan Notaris, notaris dilarang: a. Menjalankan jabatan diluar wilayah jabatanya; b. Meninggalkan wilayah jabatanya lebih dari 7 tujuh hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah; c. Merangkap sebagai Pegawai Negeri; d. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara; e. Merangkap jabatan sebagai advokat; f Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan usaha swasta; g Merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah di luar wilayah jabatan; h Menjadi Notaris Pengganti;atau i Melakukan Pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan Notaris. 1.3. Pengangkatan dan Pemberhentian Notaris 1.3.1. Pengangkatan Notaris Permohonan untuk diangkat menjadi notaris diajukan oleh calon notaris secara tetulis kepada Menteri dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Administratif Hukum 19 Umum dan Direktur Perdata, dan dapat diserahkan langsung oleh pemohon atau dikirim melalui pos kepada Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, setelah memenuhi syarat. Adapun Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi notaris menurut Undang- Undang Jabatan Notaris Nomor 30 tahun 2004 adalah: a. Warga Negara Indonesia; b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. Berumur paling sedikit 27 dua puluh tujuh tahun; d. Sehat jasmani dan rohani; d. Berijazah Sarjana Hukum dan lulusan Jenjang Stata Dua Kenotariatan; e. Telah menjalani magang dan nyata- nyata telah bekerja sebagai karyawan notaris dalam waktu 12 duabelas bulan berturut-turut pada kantor notaris atas prakarsa sendiri atau atas rekomendasi organisasi notaris setelah lulus Strata Dua Kenotariatan; f. Tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri, Pejabat Negara, Advokat, atau sedang tidak memangku jabatan lain yang oleh Undang-Undang dilarang untuk dirangkap dengan Jabatan Notaris.