Jabatan Notaris Jabatan, kewenangan dan larangan Notaris

15

1.2.2. Kewenangan Notaris

Menurut Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Jabatan Notaris, Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan danatau yang di kehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutiban akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. Apabila suatu akta hendak memperoleh stempel otentisitas seperti terdapat pada akta notaris, maka menurut ketentuan dalam Pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata akta yang bersangkutan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut 6 : a. Akta itu harus dibuat ”oleh” door atau ”di hadapan” tenoverstaan seorang pejabat umum. b. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh Undang-Undang. c. Pejabat umum oleh atau dihadapan siapa akta itu dibuat, harus mempunyai wewenang untuk membuat akta itu. Apabila salah satu persyaratan diatas tidak dipenuhi, maka akta yang dibuatnya itu adalah tidak otentik dan hanya mempunyai kekuatan seperti akta yang dibuat dibawah 6 G.H.S. Lo mban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris,erlangga,jakarta1983, hal 48 16 tangan jika akta itu ditandatangani oleh para penghadap Pasal 1869 KUHPerdata, Pasal 39-40 UUJN . Notaris selain untuk membuat akta-akta otentik juga ditugaskan untuk melakukan pendaftaran dan mengesahkan waarmereken dan legaliseren 7 surat-surat atau akta yang dibuat dibawah tangan serta memberikan nasehat hukum dan penjelasan mengenai undang-undang terutama isi dari akta yang dibuat dihadapan notaris. Pada dasarnya akta yang dibuat dihadapan notaris adalah atas dasar permintaan undang-undang dan demi kepentingan pihak-pihak yang membutuhkan jasa notaris, berdasarkan atas dua kepent ingan diatas, dapat dikatakan bahwa notaris sebagai pejabat umum dalam menjalankan tugasnya mengemban amanat yang berasal dari dua sumber yaitu: anggota masyarakat yang menjadi klien notaris dan perintah dari peraturan perundang-undangan kepada notaris, agar pembuatan hukum tertentu dituangkan dan dinyatakan dengan suatu akta otentik. Berdasarkan hal tersebut dapatlah diketahui, bahwa Notaris diangkat oleh pemerintah bukan hanya sekedar untuk kepentingan diri sendiri, akan tetapi tugas untuk kepentingan masyarakat dan negara. Selain itu, Notaris juga mempunyai wewenang yang meliputi empat hal yaitu 8 : a. Notaris harus berwenang sepanjang yang menyangkut akta yang dibuat itu; 7 Warmerking terdapat dalam ordonansi tgl 17 Januari 19,16, stb 1916 No 46 juncto 43, yakni “ waarmerking van Onderlandse aken Enz ”, sedangkan rumusan kalimat legalisasi dicantumkan dalam pasal 2 ayat 1 ordonansi tersebut . 8 G.H.S. LumbanTobing. OP.Cit. hal 49