Prosedur Pembuatan Akta Koperasi oleh Notaris
36 1.
Notaris yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 4 mengajukan permohonan tertulis kepada menteri melalui Dinas instansi yang
membidangi koperasi tingkat KabupatenKota pada tempat kedudukan notaris yang bersangkutan untuk ditetapkan sebagai notaris pembuat akta koperasi, dengan
melampirkan:
a. Surat Keputusan pengangkatan Notaris;
b. Sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang perkoperasian;
c. Alamat Kantor beserta tandatangan contoh paraf dan cap stempel notaris.
2. Salah satu syarat yang harus dipenuhi agar suatu akta memperoleh stempel otentitas
ialah kewenangan notaris yang bersangkutan untuk membuat akta koperasi tersebut. 3.
Adanya kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang dan kepercayaan dari masyarakat yang dilayani itulah yang menjadi dasar tugas dan fungsi notaris dalam
lalu lintas hukum. Sedangkan berdasarkan Pasal 3 ayat 2 Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Nomor : 98kepM.KUKMIX2004 Akta Koperasi yang di buat oleh Notaris adalah :
a. Akta pendirian koperasi;
b. Akta perubahan Anggaran Dasar;
c. Akta–akta lain yang terkait dengan kegiatan koperasi;
Pembuatan Akta Pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi primer dan sekunder di tingkat KabupatenKota, Propinsi maupun nasional adalah kewenangan
notaris sesuai dengan kedudukan kantor koperasi tersebut berada.
37 Dengan telah di tanda tanganinya MOU atau nota kesepahaman antara kementrian
koperasi dan usaha kecil dan menengah dengan Ikatan Notaris Indonesia INI pada tanggal 4 Mei 2004, maka wewenang seorang notaris sebagai pejabat umum semakin
luas, seperti kita ketahui dalam Undang–Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang koperasi tidak ada suatu pasal yang mengharuskan bahwa Anggaran Dasar suatu koperasi harus
otentik, artinya pendirian koperasi hanya disyaratkan dala m bentuk tertulis akta yaitu bisa akta di bawah tangan atau akta otentik, hal ini disampaikan pada Pasal 7 ayat 1
Undang-Undang Koperasi. Ketentuan tentang pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar yang diatur dalam Undang–Undang koperasi memberikan kebebasan pada orang–orang
yang akan mendirikan koperasi untuk memilih dengan akta di bawah tangan tanpa melibatkan pejabat umum dengan akta otentik
14
. Dalam Anggaran Dasar Koperasi dasarnya harus memuat :
1. Nama Koperasi;
2. Tempat kerja, Daerah kerja;
3. Maksud dan tujuan ;
4. Syarat – syarat keanggotaan;
5. Tentang permodalan;
6. Hak dan Kewajiban sera tanggung jawab anggota;
7. Pengurus dan pengawas koperasi;
8. Rapat anggota dan Keputusan Rapat anggota;
9. Penetapan Tahun Buku;
14
Budi Untung,Op.Cit.hal 29
38 Pasal 1868 Kitab Undang–Undang Hukum Perdata mensyaratkan agar suatu akta
memiliki kekuatan bukti otentik maka harus ada kewenangan dari Pejabat Umum Notaris untuk membuat akta otentik yang bersumber pada undang–undang.