Pembagian Lapangan Hukum Islam

28 ketentuan hukumnya karena adanya segi-segi persamaan alam antara keduanya yang disebut “illat”. Sebagai sebuah sumber hukum, qiyas merupakan salah satu macam pekerjaan ijtihad, yaitu berlaku hanya untuk kejadian-kejadian yang tidak ada ketentuan hukumnya secara khusus. Penetapan hukum berdasarkan qiyas misalnya adalah mengenai bahwa wasiat tidak boleh lebih dari sepertiga harta pewaris, kecuali apabila ahli waris menyetujuinya. Demikian juga dalam hal orang yang akan mewakafkan hartanya maka hukumnya dipersamakan dengan wasiat yaitu tidak boleh melebihi sepertiga harta pewaris, karena baik wasiat maupun wakaf adalah sama-sama amal kebaikan tabarru’.

3. Pembagian Lapangan Hukum Islam

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam setiap sistem hukum biasanya dibuat pembagian sesuai dengan bidang masing-masing untuk lebih mempermudah dalam melakukan kajian atau menemukan suatu persoalan seperti dalam sistem hukum barat ada pembagian menjadi beberapa bidang yaitu bidang hukum publik atau hukum pidana, bidang hukum privat atau hukum perdata, bidang hukum adat, bidang hukum internasional dan lain-lain. Maka di dalam sistem hukum Islam pun ada pembagian- pembagian yang lebih luas sesuai dengan lapangan kehidupan yang ada 29 dalam masyarakat yaitu meliputi bidang hukum ubudiyyah atau ibadah, bidang munakahat atau perkawinan dan keluarga, bidang muamalat atau perniagaan, bidang jinayat atau pelanggaran. Pembagian menurut Rasyidi mengenai lapangan hukum Islam adalah sebagai berikut: 11 1. Munakahat 2. Wiratsah 3. Muamalat dalam arti khusus 4. Jinayat atau ‘Uqubath 5. Al-Ahkam As-sulthoniyyah atau qifalah 6. Siyar atau perang 7. Mukhasamat atau peradilan Jika dibandingkan dengan hukum positif, maka sebetulnya hukum Islam mempunyai banyak kesamaan di dalam hal pembagiannya sebagaimana dalam hukum barat. Ahmad Hanafi membagi beberapa hukum Islam ini ke dalam beberapa kelompok, yaitu : 1. Ibadah, meliputi thoharoh, shalat, zakat, puasa, haji, jihad, sumpah, nazar, kurban dan lain-lain. 2. Hukum keluarga yang mengatur hubungan antara suami dan istri beserta keluarganya. Hukum ini meliputi juga warisan, wasiat dan wakaf. 3. Hukum privat atau muamalat kebendaan. Hal ini meliputi ar-rahnu atau gadai, kafalah atau jaminan, asy-syarikah atau persekutuan, 11 Ibid., hal.50. 30 hiwalah atau hak guna pakai, muzara’ah atau penggarapan tanah, mudlorobah atau bagi hasil, qiradl atau pinjam meminjam, syuf’ah atau hak mendahului membeli suatu benda dan lain-lain. 4. Hukum pidana yang mengatur tentang perlindungan dan keselamatan hak-hak dan kepentingan masyarakat, yang di dalam istilah ilmu fiqih disebut dengan hudud, jinayat atau jarimah. Berbeda dengan Ahmad Hanafi, Muhammad Daud Ali mengelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu: 12 1. Hukum perdata Islam, yang meliputi: 1 munakahat atau perkawinan, 2 wirotsah atau masalah warisan, 3 mu’amalat atau hubungan antar manusia. 2. Hukum publik Islam yang meliputi: 1 jinayat yang mengatur mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman, bidang ini disebut juga dengan jarimah atau pidana, 2 al-ahkam as- sulthoniyyah membicarakan tentang pemerintahan, kepala negara, pungutan pajak, tentara dan lain-lain, 3 siyar mengatur masalah perang dan damai, 4 mukhasamat mengatur tentang peradilan, hakim dan hukum acara.

B. HUKUM MUAMALAH ISLAM